Monthly Archives: September 2012

Kelahiran

Menanti kehadiran sosok bayi adalah berkat terbesar! Mengapa saya datang ke dunia? Apakah yang harus saya perbuat dan bagaimana saya hidup dan membuat dunia hidup.

Saya sedang menanti kelahiran cucu (laki-laki) saya keempat dari Adi dan Senly. Kelahiran akan direncanakan pada Oktober minggu ke-2. 9 bulan 9 hari kami menanti karya penciptaan Tuhan yang begitu agung dan mulia. Juga di bulan Januari 2013 nanti saya mendapat cucu (putri) ke-5, yang merupakan anak ketiga Dirga dan Intan. Kelahiran sungguh suatu berkat kebahagiaan yang sangat besar. Boleh dibilang tiada tandingannya di bumi ini. Kami sekeluarga menanti dengan hati yang berdebar-debar kedatangan anggota keluarga baru yang akan meramaikan dan membahagiakan kami semua.
Proses kehamilan sampai saat melahirkan, memang sungguh luar biasa. Bagaimana manusia dijadikan? Setiap kita menyaksikannya maka itu mengingatkan bahwa kita semua juga pernah hidup 9 bulan 9 hari di kandungan ibu kita. Susah dan senang tentu biasa bagi setiap insan manusia, tetapi kehadirannya di bumi ini menjadi rahasia besar sekali. Mengapa saya datang ke dunia? Apakah yang harus saya perbuat dan bagaimana saya hidup dan membuat dunia hidup.
Ketika kita merasa bahwa kita datang di bumi, pastilah kita dibutuhkan. Sebab kita masuk dalam PERENCANAAN karya keselamatan Tuhan. Apa peran kita itu yang perlu kita pahami. Seperti seorang hamba yang mendapat tugas dari tuannya, maka dia harus tahu apa yang harus dilakukan. Dia harus melakukan yang terbaik buat tuannya. Ia harus segera melaporkan hasil tugasnya kepada tuannya, baik berhasil atau gagal. Apakah kita mengerti kalau kita sedang diberi tugas! Kita mungkin lupa bahwa kita sedang bertugas dan menjalankan tugas. Kita sedang membawa tanggung jawab besar di pundak kita.
Menanggapi keagungan tugas tersebut, kita sekali lagi harus merefleksikan diri mulai dari proses penciptaan. Mari lihat dan mari merasakan serta mari memahami bahwa begitu besar karya Tuhan yang indah, agung dan penuh suka cita. Semoga kita semua bisa menyadari betapa besar Cinta Tuhan yang diberikan Tuhan. Jangan melihat atau bertanya apa yang saya perbuat dan apa yang saya terima, tetapi mari kita secara bersama menjawab pinta Tuhan, yaitu selamatkan dunia dan taburkan suka cita di atasnya! Engkau adalah dan bersama para malaikat berjuang dalam pasukan Laskar Surgawi!

Suster Maria

Siapa yang menolong untuk menyelamatkan orang lain, dia sudah menyelamatkan dirinya sendiri. Demikian pun hidup dengan keterpaksaan untuk menolong orang lain, ibarat makan tanpa garam.

Persahabatan memang indah walau kadang diisi dengan hal-hal kurang baik, seperti bertengkar dan marah-marahaan. Kalau masih kecil aku kenal istilah Siwak. Tandanya dengan menyentuhkan jari kelingking (setelah itu jempolnya disebul tanda putus hubungan). Kelak kalau baikan harus menyentuhkan jari jempol lalu bermain bersama lagi. Anehnya sehabis berantem lalu baikan suasana lebih akrab, bisa tertawa dan bercanda, bercerita tentang hari-hari dalam ketidakbersamaan.
Suster Maria adalah seorang sahabat saya sejak SD. Ia sekarang bertugas di pedalaman Myanmar. Kami sudah hampir 5 tahun tiada jumpa dan komunikasi. Entah mengapa sejak semalam saya teringat Suster Maria. Bisa saja karena kami sehabis nonton thriler Michael Jackson di rumah Lion Ivan dengan lagu Black or White. Itu sebuah lagu kesenangan Suster Maria.
Sebuah nasehat tentang kehidupan dari beliau adalah hidup jangan “terpaksa”. Kalau merasa terpaksa hidup akan hambar seperti makan tanpa garam. Sebetulnya saya berpendapat sedikit berbeda, tetapi akhirnya saya harus mengakui bahwa benar kalau hidup harus dijalani bukan karena terpaksa.
Suatu ketika saya berdialog dengan seorang sahabat yang sedang mengalami masalah keluarga, di mana hadir juga Suster Maria. Keluarga itu merasakan kalau “Hidup serasa di neraka, bagai kapal pecah dan kerikil sepanjang jalan. Tiada lagi senyum. Tiada canda dan tawa. Anak dan istri sudah bukan keindahan. Tersisa hanya kenangan”. Tapi Suster Maria menceritakan, bahwa dia juga dari keluarga berantakan sampai menghantar beliau menjadi biarawati. Tadinya serasa pelarian dari kebencian dan dendam. Namun akhirnya ditemukan sesuatu yang indah. Akhir kehidupan kedua orang tuanya meninggal dalam suasana suka cita dan damai. Keluarga bersatu padu. Itulah hidup tidak lagi terpaksa, tetapi penuh hikmat dan kebijaksanaan.
Adalah suatu kerugian besar kalau egoisme, kesombongan dan keangkuhan hadir dalam hidup bersama. Hidup akhirnya dipaksakan sehingga semua seperti NERAKA. Semakin berusaha keluar semakin sulit bahkan semakin tenggelam.
Saya juga berpikir apakah jalan keluar sebuah NERAKA Keluarga masih ada? Bagaimana kita bisa menjadi penyelamat sahabat-sahabat yang terjebak? Sebab, pada dasarnya penyelamatan keluarga tidak mungkin dilakukan dari luar.
Pemikiran bahwa hidup tidak boleh terpaksa sangat menarik sekali. Pertanyaannya sekarang mengapa harus terpaksa? Saya mencoba menelusuri keterpaksaan melalui pendekatan awam, kalau ada pendekatan psikologi lebih indah.

1. “Terpaksa” bisa dilihat sebagai unsur pengorbanan! Seperti kematian Yesus disalib, tetapi semuanya jungkir balik karena Yesus merobah keterpaksaan menjadi CINTA. Jadi perlu pengorbanan dalam membangun keluarga yang damai sejahtera. Pengorbanan mutlak rasanya harus ada dalam kehidupan keluarga.
2. “Terpaksa” dilihat dari unsur kebutuhan. Saya butuh dia terpaksa karena tidak bisa hidup tanpa dia. Ini klasik di saat pacaran, tetapi seperti kisah Siti Nurbaya yang dipaksa tapi tidak terpaksa. Kelihatannya kepasrahan saja yang bisa menyelamatkan kondisi ini.
3. “Terpaksa” dilihat dari pandangan sosial, seperti menyenangkan orang tua. Kehidupan lingkungan demikian hanya show saja. Akhirnya harus makan hati mendem jero dan jadi bom waktu yang akan meledak pada saat tertentu. Kelemahan ini kalau diketahui oleh keluarga. Keberanian mengakui kekurangan adalah bagian terbaik.

Tentu masih banyak kisah tentang “terpaksa” apalagi yang dialami oleh para Pastor, Suster, Bruder dan Pendeta. Bagaimana mengubah “terpaksa” menjadi panggilan, penuh pengorbanan, dan penuh cinta. Hidup mereka penuh dengan welas asih dan karunia penyelamatan untuk orang lain. Semoga cinta melindungi diri kita dari keterpaksaan hidup, karena hidup begitu indahnya. Seluruh makluk di muka bumi ini harus mengakui kebesaran Tuhan. Tentu saja dengan tidak terpaksa!

Masak

Kalau makanan enak, mertua lewat pun dicuekin.

Salah satu hobiku adalah masak-memasak. Saya bisa masak apa saja. Saya bisa masak masakan Chinese, European, Jawa dan Makasar. Saya juga bisa buat kue. Saya paling suka buat kue perut ayam atau istilah kerennya pretzel. Selain kue itu, saya pun bisa buat kue taart dan blackforest, juga marble.
Selama masa kecilku, saya selalu berurusan dengan kue karena saya adalah penjual jual kue dan roti. Bagi orang biasa, memasak adalah pekerjaan yang melelahkan tapi kalau suka masak, ini termasuk seni, bahkan enjoy sekali. Apa lagi kalau kita masak dan rasanya enak. Kegemaranku salah satunya Lumpia atau Popia.
Suatu hari di Changi Airport ada promosi Singapore Pohpia. Siapa saja boleh makan gratis. Sesukanya adonan disediakan dan kalau mau campur sendiri pun boleh dengan sayuran, sambel, kulitnya dan penggorengan. Kita juga bisa makan saja yang sudah jadi.
Dasar iseng. Saya tawarkan kalau saya yang buat dengan cara dan campuran sendiri, demikian juga adonan bumbunya. Sayang sekali rasanya jadi amburadul karena keterbatasan bumbu. Tetapi, di luar dugaan saya ternyata ada banyak hadirin ingin coba. Mereka semua pilih buatanku. Saya tak tahu bagaimana komentar mereka karena waktu boarding sudah dekat terpaksa kutinggalkan begitu saja.
Memasak itu seperti olahraga atau melukis. Kita harus memiliki keterampilan, kepekaan panca indra (wanginya, semerbaknya dan rasa/taste juga cara penyajiannya), tetapi bagi seorang pakar memasak ada sesuatu yang berbeda. Sama seperti penjahit baju bisa saja cara jahitnya sama tetapi taylor yang pakar hasilnya akan lain.
Memasak kalau susunan urut-urutan beda rasanya juga beda. Apalagi kalau kue wah kita harus sensitif sekali soal apinya, panasnya, kepekatannya, dan adonanya. Semua memerlukan konsentrasi tinggi. Tahun 2000 saya menjuarai Lomba Buat Nasi Goreng Se-DKI Jakarta. Acara ini di selenggarakan oleh Kokita bumbu masak. Hasil nasi gorengnya dijual buat charity.
Menikmati makanan itu ibarat hidup dalam sorga dunia. Kata pepatah “Mertua” lewatpun di cuekin saja. Atau mata dan telinga hampir tidak berfungsi saking enaknya makanan.
Kuliner memang memberikan tempat khusus. Mama saya begitu cintanya terhadap anak-anak, beliau selalu membuat anak-anak senang melalui makanan. Baik teman sekolah, teman main, dan warga lingkungan pasti pernah mencicipi makanan buatan almarhumah mama saya.
Bercerita tentang makan tentu tidak akan habis. Apakah kita makan untuk hidup? Atau hidup untuk makan? Memang manusia tidak bisa dipisahkan dari makanan. Makanan jasmani membuat daya tahan tubuh. Makanan rohani memberikan kebahagiaan. Baik makanan jasmani maupun makanan rohani sama-sama tergantung tukang masaknya.
Suatu hari ada sahabat pastor bilang ke saya bahwa ke gereja jangan lihat pastornya siapa? Tetapi kita ke gereja untuk menghadap Tuhan dan berdoa. Saya kurang setuju karena menurut hukum alam, seekor burung pun akan mencari makanan enak buat anak-anaknya. Naluri kemanusiaan kita mengatakan lain, kecuali kondisi tertentu, bahwa gereja harus bisa memasak masakan rohani yang harum semerbak dan lesat. Oleh karena itu, cara penyajian yang aduhai pun sangat diperlukan …. Biar mertua lewat pun di cuekin!
Semoga kebahagiaan mendampingi sahabat semua. Mari cari makanan rohani. Kecaplah betapa sedap dan nikmatnya Tuhan memberikan makanan rohani kepada kita semua.

Rokok

Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin.

Minggu lalu tepatnya sore hari, urusan menghadiri acara perkawinan menjadi agenda rutin buat saya dan istri, bahkan kadang-kadang kelabakan mengatur waktunya. Yang menjadi konsern kalau undangan diantar sendiri atau ada permintaan jadi saksi atau menjadi penasehat perkawinan.
Sore hari saya dan istri harus menghadiri pesta perkawinan di sebuah hotel. Pernikahan putri seorang sahabat. Di sana bertemu dengan teman-teman. Saat kami asyik mengobrol ada yang bilang bahwa sayang di sini tidak ada ruang merokok. Smoking room memang tidak ada. Saya bercanda mungkin perlu helm atau topi kaca gaya astronot agar bisa merokok tanpa mengganggu orang-orang di sekitar kita.
Ternyata ketiadaan kesempatan merokok menjadi siksaan berat bagi perokok dan juga menjadi penghalang sumber suka cita yang sedang di alami.
Hampir semua hotel sudah tidak bisa merokok, kecuali kalau ke Lagoon Tower, Hotel Sultan. Anda bebas merokok di seluruh lobby dan beberapa restoran di dalamnya.
Warning! Rokok sangat berbahaya. Di Singapora bungkusan rokok ditambah gambar orang kena kanker diwajahnya yang sangat mengerikan. Iklan menakut-nakuti ini rasanya tidak membantu karena biaya iklan rokok jauh lebih menarik apa lagi iklan “Shirt” dari persaingan A Mild, U Mild dan X Mild.
Seperti cerita seorang pastor yang jengkel karena tempat parkirnya selalu diisi oleh umat. Walaupun sudah ditulis ”Dilarang Parkir”. Minggu berikutnya ada ide di tempat parkir itu tertulis ”Parkir Khusus Pastor”, tetapi tetap saja diisi umat. Lantaran kehabisan akal, hari Minggu berikutnya sang pastor ambil papan agak besar dan ditulis “Yang parkir di sini, silahkan pimpin Misa”! Ternyata berhasil. Tidak ada lagi orang yang berani parkir di situ.
Rokok memang ibarat pisau bermata dua. Satu sisi bisa meracuni, satu sisi bisa menghasilkan pajak besar buat pemerintah. Sedangkan dari sisi pemakai, sudah tidak peduli kesehatan dan sudah tidak peduli pemerintah. Bahkan ada yang bilang : “Sahabatku yang paling setia adalah rokok”! Nah, kalau begini jadi repot juga. Di Asia pertumbuhan perokok sangat besar, terutama wanita yang meningkat signifikan. Perokok pria jumlah tetap bahkan menurun.
Rokok pasti merusak kesehatan. Ada yang mengatakan merokok sebatang memperpendek umur dua menit. Sebaliknya, ada yang mengatakan merokok itu release stress sehingga sebatang rokok memperpanjang usia 3 menit. Jadi, kalau kita hitung-hitung tetap masih untung 1 menit.
Saya sendiri ROMANTIS ( kalau merokok maunya gratis/atau minta-minta). Dalam perjumpaan saya dengan 3 sahabat perokok berat.
Pertama, perokok tidak mau dipaksa atau disuruh berhenti, sampai sekarang maunya merokok, dan sudah 40 tahun merokok. Kedua, perokok berat berhenti merokok karena harus by pass jantung. Ketiga, perokok yang sakit jantung, dilarang merokok lalu mendapat mujizat di Lourdes. Setelah pulang merokok lagi. Katanya bahwa Tuhan sudah sembuhkan dirinya mengapa saya tidak percaya.
Penjualan rokok dari tahun ke tahun meningkat terus, khususnya di Indonesia. Tiga peringkat orang terkaya di Indonesia diduduki produsen Rokok, yaitu Gudang Garam, Jarum dan Sampoerna, disusul Bentul, Wismilak, Grendel, Upet, Marlboro, 555, Dunhill, dan Ardath.
Kehidupan kita sepertinya ada beberapa hal yang mirip dengan rokok. Apakah itu? Pikiran kita sendiri. Adakalanya pikiran membuat kita bahagia tetapi di sisi lain ia bisa merongrong jiwa dan raga kita. Pikiran kotor sangat berbahaya. Kendati demikian pikiran kotor jadi komsumsi menyenangkan bagi manusia seperti : marah, benci, gosip, iri hati, dan cemburu. Misalnya, kemarahan kadang memang bisa membuat kita puas, tapi apakah yang terjadi dengan kemarahan itu? Dampak dari kemarahan bisa membuat amburadul hubungan kita dengan orang lain.
Tuhan bersama-Mu, semogo rokok dalam jiwa kami berubah menjadi suka cita yang berguna bagi orang lain.

Survey

Survey adalah bagian dari pembelajaran menuju sukses.

Ada 4 orang membantu saya menulis sarapan rohani dan seorang pendamping editor. Kemarin kami mengadakan survey tentang pembaca sarapan rohani yang merespon dan memberi tanggapan sebagai berikut :

60 % Wanita
20 % Pria
20 % Anak muda

60 % Pekerja
20 % ibu Rumah tangga
20 % OMK

30 % cuek
30 % Menikmati dipagi hari
40 % pelipur lara

50 % bahasa bagus
30 % perlu di kembangkan
20 % perlu referensi Alkitab

Ini hanya sample saja, tidak represetatif, namun cukup memberikan masukan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih baik. Survey memang diperlukan walaupun sering salah, seperti yang dilakukan beberapa lembaga survey pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama kemaring. Bagi kita survey banyak membantu kita dalam mengambil keputusan strategis, terutama dalam dunia usaha.
Dalam pembuatan Feasibility Study, perhitungan biaya atau pun pembangunan sangat bergantung pada hasil survey dan analisanya. Biasanya pekerjaan tanpa survey bisa menghasilkan kekecewaan.
Sebelum tulisan ini ditulis sudah ada pertanyaan dari seorang gadis,
Apakah perkawinan perlu survey? Saya tertawa dalam hati tapi harus menjawab juga. Saya bilang kan ada masa pacaran, itu bagian dari survey! Pada masa Siti Nurbaya kan ga pakai Survey! Saya katakan bahwa yang survey kan orang tuanya. Nah, orang tua tidak mungkin mau menyusahkan anaknya.
Kehidupan kita sehari-hari perlu survey juga untuk meletakkan langkah-langkah kita berikutnya. Apakah saya sudah siap untuk memberikan hidup saya buat keluarga? Kalau sudah siap apa yang saya harus lakukan?
Ke mana jalan hidup saya? Mengapa saya selalu gagal? Mengapa saya selalu sedih? Mengapa saya selalu membenci dan dibenci? Bagaimana cara hidup saya agar dicintai dan mencintai layaknya hidup dalam damai sejahtera?
Survey bisa dilaksanakan dengan RMI ( Random Method Information).
Di dalam bukunya Barrack Obama, beliau menulis : ”Hampir setiap hari, saya selalu melakukan survey sebelum mengambil keputusan karena sangat diperlukan. Oleh karena itu, saya tidak bisa dilepaskan dari Blackberry ini”. Keesokan harinya penjualan Blackberry meningkat drastis. Demikian juga saat beliau salah mengucap sumpah presidennya. Dalam waktu singkat akhirnya beliau harus mengulang sumpahnya di hadapan Mahkamah Agung karena hasil survey meminta beliau untuk mengulang sumpahnya.
Membangun Gereja kita dengan menata kembali Master Plan gereja membutuhkan masukan yang banyak. Setelah 50 tahun berdiri, Gereja Kristoforus menggunakan Cable Suspension Roof. Itu istilah teknis untuk membangun tenda darurat, tetapi hasilnya indah dan masih bertahan. Sepuluh tahun lalu, saya berjumpa dengan Konstruktor Gereja Kristoforus Bapak Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata MSC. Kata beliau : ”Saya kira Gereja Kristoforus sudah dibangun baru?
Mudah-mudahan kita juga bisa membuat survey apakah gereja kita perlu dibangun baru atau kita biarkan saja seperti yang ada sekarang, di bawah tenda ?
Gereja Santo Yohanes Maria Viane, dalam waktu dekat akan dibangun kembali dengan biaya cukup besar (3x biaya Gereja Stasi St. Polikarpus),
namun setelah melalui survey mendalam akhirnya sepakat untuk dibangun
Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh Rahmat Allah, Bapa kita di Surga, agar kita semua mau dan belajar tentang kehidupan terutama melayani sesama kita.

Olah Raga

Pon XVII Pekan Baru Riau membangun bangsa yang berprestasi melalui olah raga.

Minggu pertama bulan September 2012, mata kita melirik ke kota Pekan Baru, Riau Daratan. Agenda PON XVII tanggal 9-20 September 2012 cukup padat, belum lagi tersisa kontroversial seputar pembangunan sarana dan prasarana, juga masalah organisasi, juga para atlit yang mengikuti.
Yang menarik adalah pidato Bapak Gubernur yang mengatakan bahwa olah raga itu sudah bukan urusan pribadi, melainkan urusan negara, karena bangsa yang tidak berolah raga cermin rakyat yang tidak sehat.
Di Jepang dan Korea, senam pagi di sekolah adalah wajib. Di Indonesia semasa aku SD dan SMP setiap hari ada senam pagi. Saat SMA juga masih ada tapi lama-lama lupa dan saat kini sudah tidak ada lagi. Sekolah SD sekarang masih ada tapi sudah masuk kurikulum olah raga. Hal olah raga dianggap sudah urusan pribadi jadi tidak perlu diatur. Sebaliknya negara membutuhkan rakyat yang sehat.
Di Kota Pyong Yang, Korea Utara, ada gerakan 10 ribu langkah setiap hari. Maksudnya agar orang setiap hari dianjurkan banyak jalan kaki. Kalau di luar negeri jalan kaki sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di Jakarta, jalan kaki artinya mempertaruhkan nyawa, keselamatan dan kesehatan. Mengapa? Jakarta tidak memiliki trotoir yang memadai, pengemudi kendaraan tidak menghormati pejalan kaki dan polusi. Kalau di Singapura, sekalipun lampu lalu lintas sudah hijau, tetapi masih ada pejalan kaki, maka mereka tetap berhenti atau kalau ada orang mau menyebrang jalan, maka pengemudi berhenti mempersilahkan pejalan kaki menyebrang bahkan memberikan senyum tersendiri. Kalau di Australia punya kisah sendiri. Mr. Malcom Fraser, membiasakan diri jalan kaki dari tempat parkir ke kantornya, yang berjarak 1 km, jadi tidak berhenti di depan kantornya.
Olah raga membawa semboyan “Mensana in Corpore Sano”. Artinya,
Dalam badan yang sehat, terdapat jiwa yang sehat. Saya setuju sekali dengan semboyan itu, tapi saya termasuk orang yang malas olah raga. Biasanya alasan kesibukan dan tidak ada waktu tapi kalau main golf 8 jam bisa. Anehnya kalau menemani jalan di Mal 1 jam saja kakinya sudah pegal-pegal.
Olah raga identik dengan kesehatan. Siapa pun pasti setuju dan sependapat bahwa kesehatan mahal, tapi olah raga murah (kalau fitness mahal) seperti berenang, jalan kaki, joging, badminton, tenis, sepak bola, dan futsal. Apa saja yang sesuai dengan kesenangan dan hobi kita, pastilah baik untuk kesehatan kita.
Kalau berbicara jiwa yang sehat artinya eohani juga sehat karena sportifitas itu memberikan makna sendiri yakni, kejujuran, persahabatan, kebahagiaan dan kegembiraan. Ia juga memberikan pengertian khusus tentang nilai-nilai rohani termasuk di dalamnya toleransi terhadap sesama.
Ada baiknya para orang muda mengambil peran. Sewaktu saya masih mahasiswa, di Gereja ada kompetisi aneka macam olah raga dan tiap tahun ada pekan olah raga. Itu sangat menarik dan tentunya perlu bantuan para pembuat kebijakan untuk membimbing dan membiayai aktivitas olah raga orang muda itu.

Sikat Gigi

Senyum lebih cerah, setelah sikat gigi.

Bulan September adalah bulan Kitab Suci bagi umat Katolik.
Seperti kita ketahui bahwa ada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetapi keduanya merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Kita mengenal 4 Injil, yakni Matius, Lukas, Yohanes dan Markus. Ada yang menyebut keempat Injil ini sebagai Injil Reinkarnasi, karena begitu indah penulisannya, sampai kita seperti masuk ke dalam suasana kisahnya. Misalnya penulisan perikop Anak yang Hilang atau tulisan Injil Markus 1 : 17
“Mari ikutlah Aku, engkau akan kujadikan penjala Manusia”
Demikian juga halnya Nabi Yesaya. Beliau disebut Nabi Reinkarnasi, karena begitu jelas menulis tentang apa yang akan terjadi. Dari tulisannya kita bisa membayangkannya, dia pasti orang yang murah senyum. Ramalannya yang terkenal adalah “Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang namanya Imanuel” (Yes 7:14)
Istri saya seorang dokter gigi, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Beliau praktek di rumah saja. Dulu dia praktek di RS MHThamrin, Jakarta Pusat tapi sekarang sudah pensiun (Kode etik kedokteran melarang promosi jadi mohon dimaafkan)
Tugas dokter gigi sungguh berat karena memerlukan ketrampilan, alat-alat, dan seni estetika tinggi. Gigi merupakan pintu gerbang penampilan. Kalau gigi sudah amburadul penampilan pun sudah menjadi kendala, apalagi harus senyum.
Untuk itu perlu rajin berkunjung ke dokter gigi tiga bulan sekali. Kalau malas 6 bulan sekali. Jangan lupa menggosok gigi, tapi cara menggosoknya harus benar kalau tidak bisa merusak gusi. Nah kalau sudah sikat gigi, senyumnya akan menawan.
Sikat gigi hampir seumur dengan bra wanita. Ia baru ditemukan 50 tahun lalu. Sebelum itu orang pakai bata merah, tanah, jeruk nipis, dan kulit kayu manis, atau apa saja. Ini tidak berlaku bagi mereka yang ngunyah sirih pinang (gak pernah sikat gigi seumur hidup).
Setiap insan manusia sudah ingin tampil menarik. Semua orang tidak mau meringis giginya seperti kuda (tapi ada juga lho) nah cepat-cepat ke dokter gigi.
Dalam kesempatan Bulan Kitab Suci ini saya ibaratkan merawat gigi. Kita harus tampil lain daripada yang lain. Kita harus bisa senyum lebih terbuka. Kita harus bisa tertawa. Jangan ada yang sedih. Kita membaca Kitab Suci seperti menyikat gigi, yakni hukumnya WAJIB. Selain biar gak berbau, juga segar, wangi dan PD (tampil percaya diri) juga membawa kedamaian. Biasanya orang sehabis sikat gigi tidak mudah marah karena ingin menampilkan giginya pasti senyum.
Saya bilang kalau kita umat Kristiani wajib memiliki Kitab Suci. Kita taruhnya di samping tempat tidur untuk membuat damai dan tidur nyenyak bagi yang susah tidur. Insya Allah ada penyembuhan bagi yang sakit dan menjadi pelindung. Katanya setan takut Kitab Suci.
Lihatlah Tuhan sungguh sayang sama kita melalui Kitab Suci. Kitab Suci adalah sumber suka cita untuk semua orang.

Telepon

Kalau kamu dengar suaraku, kamu ke sini, aku mau melihat wajahmu!

Alexander Graham Bell. 1876.

Dilahirkan tanggal 3 Maret 1847, di Edinburgh, Scotland, Penemu telepon Alexander Graham Bell memang seorang jenius. Karena keberaniannya melakukan terobosan dalam hal komunikasi, Dia mendirikan BELL Company dengan mimpi suatu saat bisa merubah telegraph menjadi komunikasi suara, bahkan gambar dan transmisinya. Percakapan pertama melalui telepon pertama adalah antara Alexander Graham Bell dan asistennya Thomas A. Watson, yang menjadi kata-kata kenangan dan di rekam sepanjang masa :
Mr. Watson, come here. I want to see you.
Dalam pertemuan seminar untuk memperingati 40 tahun Sacrosanctum Consilium (Konstitusi Liturgi) di tahun 2003, yang diselenggarakan oleh Komisi Liturgi KWI di Aula Gereja Katedral Jakarta, saya menjadi pembicara utama dalam hal aplikasi teknologi komunikasi dalam Liturgi Gereja Katolik. Pembicaraan mengenai komunikasi, terutama melalui telepon selular memang masih controversial. Sebab sebagian biarawan dan biarawati masih terikat dengan kaul kemiskinan, sedangkan telepon genggam masih termasuk barang mewah. Sementara di lain sisi telepon sudah sangat diperlukan.
Telepon dan asesorisnya sangat diperlukan untuk kepentingan misi. Begitu pentingnya sehingga pihak Vatikan harus menyediakan dana yang sangat besar untuk membangun jaringan komunikasi secara maksimal. Dalam kesimpulan hasil pertemuan tersebut, penggunaan teknologi informasi merupakan suatau kemendesakan antara menggereja dan telekomunikasi.
Telepon ini perlu didiskusikan atau perlu juga diseminarkan secara terpisah. Sudah saatnya kita mendiskusikan dengan serius aplikasi teknologi dalam menggereja. Ada gereja sudah menggunakan pengacak signal agar telepon tidak ada signal dalam gereja. Bagaimana dengan para dokter yang diminta menghidupkan teleponnya dalam keadaan emergensi? Sekarang jujur saja kalau kita masuk gereja sebagian besar umat banyak bermain BB di dalam gereja, termasuk saya! Ada yang lebih heboh lagi dalam misa konselebran pernikahan di Bandung, salah seorang Pastor main BB sepanjang misa berjalan !!!!
Terlepas dari terganggunya prosesi misa, atau apa saja, memang penggunaan telepon atau BBM dalam gereja ibarat di atas pesawat udara. Selama take off sampai landing dilarang keras menghidupkan alat komunikasi termasuk BBM karena dapat mengganggu telekomunikasi dan navigasi pesawat sebab itu sangat berbahaya bagi keselamatan penerbangan (kecuali naik first class Singapore Airlines, Anda boleh menghidupkan Computer, BB dengan fasilitas WIFI)
Di Jakarta ada sebuah komunitas anak-anak muda, sejenis persekutuan doa, dengan memakai namanya “PING!!! PING!!! PING!!!”. Saya belum mengetahui di mana pusat dan sumbernya, tetapi dasar “PING!!!” di ambil dari format Blackberry messenger tetapi tidak tahu siapa yang di PING!!! Kemarin waktu kami berkunjung ke Lembaga Alkitab Indonesia, di toko buku ada jual kaos kelompok tersebut dengan tulisan di dada dan di punggung “PING!!! PING!!! PING!!!”
Di dalam komunikasi dengan BBM kalau lawan kita belum menjawab pesan kita, maka kita bisa PING agar mendapat perhatian. Konotasi saya, seakan-akan kita berdoa kepada Tuhan dan supaya mendapat perhatian kita “PING!!!”, tetapi mungkin juga saya salah mengintrepertasi permasalahan ini. Bahkan Tuhan memberikan perumpamaan bahwa permohonan doa itu ibarat seorang nenek miskin yang menghadapi seorang hakim! Atau bagai seorang sahabat yang meminta roti kepada tetangganya di tengah malam dengan menggedor pintu rumahnya berulang-ulang sampai diberi roti.
Kalau saya boleh bilang bahwa doa adalah telepon kita kepada Tuhan. Saya juga percaya kalau telepon tersambung Tuhan akan berkata : “Kalau kamu mendengar suara-Ku, kemarilah AKU ingin melihat wajahmu”! Kata-kata ini indah sekali didengar karena tertera unsur suka cita dalam berkomunikasi.
Suatu kerinduan dalam berkomunikasi dan suatu ungkapan bahagia bahwa Dia masih ada dihatiku! Artinya Tuhan masih mau berkomunikasi dengan kita tanpa henti-hentinya. Sebaliknya kita yang sering memutuskan hubungan komunikasi karena bosan, marah, dan benci atau kita ditutupi oleh keinginan duniawi sedemikian rupa sampai kita melupakan Tuhan yang sedang menanti hubungan telepon kita di kamar sebelah.
Telepon begitu penting buat kita dalam komunikasi untuk menghindari miskomunikasi untuk berbagai urusan seperti janji atau melepas rindu dengan istri, suami, anak, dan cucu. Saat ini kita bisa pakai GTalk, Skype, MTalk, dan masih banyak versi sampai ke Video Talk. Saya tidak berbicara sisi negatif telepon, tentu banyak sekali juga ya.
Telepon pasti menjadi bagian HIDUP kita. Siapa saja pasti memiliki telepon sebagai bagian dari komunikasinya. Alangkah indahnya kalau setiap telepon itu bisa juga menjadi bagian dari komunikasi rohani, pancaran cinta, damai dan sejahtera. Mari kita menggunakan telepon untuk memberikan pelayanan, penghiburan, bantuan rohani kepada orang lain.

Boneka

Ciptaan manusia yang menyerupai dirinya.

Semua anak kecil perempuan pasti suka main boneka. Kalau anak laki-laki gemar otak-atik mainan. Dahulu jaman aku kecil, boneka dibuat dari kain atau kertas, tapi sudah terlihat cantik sekali. Sekarang kalau lihat barbie baru cantik. Di Eropa terkenal sekali bonekanya. Jepang juga dan bisa dipajang karena semua memiliki namanya masing masing.
Pada tahun 1990 saya berjumpa dengan seorang warga Belanda. Mamanya Shuchman, seorang keturunan Belanda dan ahli buat boneka. Mereka yang hobi mengoleksi boneka, tentu mereka akan memburu ke mana saja. Saya sendiri tidak terlalu istimewa soal boneka, tetapi karena punya cucu perempuan semua, otomatis saya harus memperhatikan boneka apa lagi yang ngtren, misalnya angry bird sampai barbie.
Boneka, termasuk bagian dari proses keberadaan mental spiritual untuk membangun jiwa seorang anak bagaimana belajar mencintai ciptaan-Nya. Boneka juga jadi bagian dari pembelajaran awal buat anak-anak.
Sebuah studi di Amerika yang dimuat dalam majalah Woman, sebuah majalah terkenal di sana, menyebutkan bahwa boneka adalah replika kehidupan manusia termasuk karakter dan sifat-sifat mendasarnya. Oleh karena itu boneka menjadi sangat penting bagi pertumbuhan jiwa seorang anak. Jadi, kita perlu berhati-hati memberikan boneka buat anak cucu kita, pilihlah boneka yang memiliki karakter baik.
Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan wajah-Nya. Manusia menciptakan boneka sesuai wajahnya. Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan karakter Cinta. Jadi boneka pun bagian dari cinta. Kehidupan rohani kita mengenal banyak sekali boneka, yang menjadi representasi karakter rohani kita. Tentu kita perlu menciptakan boneka rohani dalam diri kita. Kita membuat boneka-boneka cantik buat saudara-saudara kita agar saling mengenal lebih dekat.
Boneka Yesus, tidak favorite buat anak-anak, tetapi lebih menarik bagi kita. Bisa lihat di Gua Maria saat Natal. Boneka Bunda Maria juga jarang di lihat yang ada hanya patung-patung saja. Kita perlu sekali membuat boneka rohani buat sesuatu yang menyenangkan hati kita. Jujur saja bahwa jiwa kita, hati kita dan roh kita seperti seorang anak perempuan yang merindukan boneka. Kalau di Alkitab ditulis bagaikan rusa haus merindukan air.
Demikian juga rindu seorang anak perempuan akan boneka, bukan saja memenuhi keinginan, kesenangan hatinya, tetapi sekaligus menjadi sumber suka cita dalam kehidupannya.
Kemarin saya berjumpa dengan teman-tema di dalam Reuni 30 tahun sekolahku. Topik pembicaraan kami selalu cucu-cucu. Kalau awal tahun 80-an kita bicarakan istri atau suami. Tahun 90-an membicarakan anak berapa tapi kini cucu berapa. Sungguh kebahagiaan besar bagi mereka yang sudah punya cucu. Tetapi ada teman yang kawin saja belum, apalagi anak atau cucu.
Lalu, aku bilang main boneka saja. Lucu sekali semua tertawa. Seperti anak perempuan main anak-anakan dan sekolah, suster dan dokter serta macam-macam. Semua tertawa dalam jokes tersebut, tapi setelah pulang saya merenung dan membuka dan mencari notulasi tentang boneka dan tentu saja, hasilnya baik sekali.
Boneka memang suatu abstrak yang luar biasa. Senyumnya dan tawanya seperti halnya Manequin yang ingin jadi manusia.
Terima kasih Tuhan, kami diberi kemampuan menciptakan. Semoga boneka-boneka baik hati bisa kami ciptakan buat anak cucu kami melalui pancaran hati dan tindakan-tindakan kita sebagai boneka “hidup”.

Tender

Kebahagiaan itu harus diperebutkan, sekalipun di tender.

Buat seorang pengusaha perihal tender adalah hal biasa saat mengikuti tender. Ia juga merupakan bagian pekerjaan dan seni tersendiri. Saat kemenangan diperoleh pasti ia memberikan kepuasan, tetapi kadang kekalahan juga memberikan pengalaman tersendiri.
Ibu Nancy adalah seorang manajer pemasaran urusan tender di perusahaan kami, yang bergerak di bidang jasa logistic dan project movement. Beliau pakar menyusun dokumen, strategi, informasi, dan inteligent demi bisa melengkapi semua persyaratan tender dan lulus praqualifikasi. Apa lagi sekarang harus melewati persyaratan HSE (Health, Safety and Environment). Kadang harus bekerja full tiga hari tiga malam, tanpa tidur dan lelah karena dikejar waktu pemasukan tender.
Mengikuti sebuah tender, memang tidaklah mudah karena harus melewati langkah-langkah prosedural, administrasi, technical dan commercial. Itu semua tentu memerlukan dukungan Bank dan Modal yang cukup kuat. Itupun masih belum cukup karena harus diikuti pengalaman kerja, peralatan dan teknik-teknik termasuk seni. Yang pasti tidak ketinggalan faktor luck dan bekerjanya Tangan Tuhan. Bagi kami semua yang telah dikerjakan adalah hanya bagian kecil saja. Bagian besarnya adalah kuasa-Nya yang memberikan kesempatan kepada kami.
Pengalaman iman saya dan kawan-kawan sungguh luar biasa. Baik kami kalah maupun menang, kami bisa melihat dengan nyata kuasa Tuhan. Di mana setiap kali amplop Tender ditutup kami semua berkumpul dan berdoa karena perusahaan kami melakukan tindakan clean and honest, bersih dan jujur dan tidak menyimpang serta betul-betul mengikuti aturan main yang benar.
Kekuatan DOA, yang diikuti dengan peryaratan dan lulus dari qualifikasi ini benar-benar sama dengan hidup kita. Mengarungi bahtera rumah tangga sama dengan kita melaksanakan tender proyek besar. Di mana lengkap dengan aturan main, syarat-syarat, technical dan administrasi (etika dan komitment) sampai akhirnya kita memenangkan tender “Kebahagiaan”
Yang saya maksudkan adalah Kebahagiaan itu tidak didapat dengan cuma-cuma melainkan harus diperebutkan melalui tender dengan mengikuti seluruh peryaratan, bermodalkan kekuatan iman, dan kemampuan pengharapan serta administrasi kasih serta memohon perlindungan dan pertolongan Tuhan agar kita bisa memenangkan pertarungan yang cukup berat, berkepanjangan dan kadang putus asa.
Pemenangan suatu kebahagiaan memang tidak terlepas dari beberapa hal di bawah ini :
1. Jiwa besar : artinya jatuh dan bangun harus tetap berjuang, tanpa putus asa, haruslah memiliki jiwa yang bijaksana.
2. Pengetahuan : mengenal tata krama, sopan santun, saling menghormati merupakan bagian terpenting.
3. Percaya : punya rasa dan melihat dengan hati (TEA). Ini adalah tips inteligen untuk merebut kebahagiaan
4. Cinta dan kasih yang diletakkan pada rencana Tuhan dan mau berkorban serta penuh dengan doa.
5. Nasib atau faktor luck : keberuntungan pasti ada, tetapi nasib baik itu sendiri adalah perjuangan. Apa yang tidak mungkin buat kita mungkin buat Tuhan. Di sini mari kita bersama-sama menyaksikan miracle atau keajaiban Tuhan.
Semoga Tuhan melindungi kita semua, khususnya buat keluarga keluarga yang sedang berjuang memperebutkan kebahagiaan.