Senyum lebih cerah, setelah sikat gigi.
Bulan September adalah bulan Kitab Suci bagi umat Katolik.
Seperti kita ketahui bahwa ada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetapi keduanya merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Kita mengenal 4 Injil, yakni Matius, Lukas, Yohanes dan Markus. Ada yang menyebut keempat Injil ini sebagai Injil Reinkarnasi, karena begitu indah penulisannya, sampai kita seperti masuk ke dalam suasana kisahnya. Misalnya penulisan perikop Anak yang Hilang atau tulisan Injil Markus 1 : 17
“Mari ikutlah Aku, engkau akan kujadikan penjala Manusia”
Demikian juga halnya Nabi Yesaya. Beliau disebut Nabi Reinkarnasi, karena begitu jelas menulis tentang apa yang akan terjadi. Dari tulisannya kita bisa membayangkannya, dia pasti orang yang murah senyum. Ramalannya yang terkenal adalah “Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang namanya Imanuel” (Yes 7:14)
Istri saya seorang dokter gigi, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Beliau praktek di rumah saja. Dulu dia praktek di RS MHThamrin, Jakarta Pusat tapi sekarang sudah pensiun (Kode etik kedokteran melarang promosi jadi mohon dimaafkan)
Tugas dokter gigi sungguh berat karena memerlukan ketrampilan, alat-alat, dan seni estetika tinggi. Gigi merupakan pintu gerbang penampilan. Kalau gigi sudah amburadul penampilan pun sudah menjadi kendala, apalagi harus senyum.
Untuk itu perlu rajin berkunjung ke dokter gigi tiga bulan sekali. Kalau malas 6 bulan sekali. Jangan lupa menggosok gigi, tapi cara menggosoknya harus benar kalau tidak bisa merusak gusi. Nah kalau sudah sikat gigi, senyumnya akan menawan.
Sikat gigi hampir seumur dengan bra wanita. Ia baru ditemukan 50 tahun lalu. Sebelum itu orang pakai bata merah, tanah, jeruk nipis, dan kulit kayu manis, atau apa saja. Ini tidak berlaku bagi mereka yang ngunyah sirih pinang (gak pernah sikat gigi seumur hidup).
Setiap insan manusia sudah ingin tampil menarik. Semua orang tidak mau meringis giginya seperti kuda (tapi ada juga lho) nah cepat-cepat ke dokter gigi.
Dalam kesempatan Bulan Kitab Suci ini saya ibaratkan merawat gigi. Kita harus tampil lain daripada yang lain. Kita harus bisa senyum lebih terbuka. Kita harus bisa tertawa. Jangan ada yang sedih. Kita membaca Kitab Suci seperti menyikat gigi, yakni hukumnya WAJIB. Selain biar gak berbau, juga segar, wangi dan PD (tampil percaya diri) juga membawa kedamaian. Biasanya orang sehabis sikat gigi tidak mudah marah karena ingin menampilkan giginya pasti senyum.
Saya bilang kalau kita umat Kristiani wajib memiliki Kitab Suci. Kita taruhnya di samping tempat tidur untuk membuat damai dan tidur nyenyak bagi yang susah tidur. Insya Allah ada penyembuhan bagi yang sakit dan menjadi pelindung. Katanya setan takut Kitab Suci.
Lihatlah Tuhan sungguh sayang sama kita melalui Kitab Suci. Kitab Suci adalah sumber suka cita untuk semua orang.
memeriksa kedokter gigi dan menyikat gigi secara rutin juga sangat diperlukan dalam merawat gigi kita, agar gigi kita tetap sehat dan bersih. Agar tidak berbau, juga segar, wangi, PD dan juga bisa membawa kedamaian. Setiap bertemu dengan orang terdekat kita harus tersenyum lebih terbuka. Setiap manusia ingin tampil menarik jadi marilah kita merawat bagian tubuh kita dari yang sederhana.
Saya setuju dengan artikel diatas, menurut saya kita memang sebaiknya mendalami kitab suci agar pikiran kita terarah dan kita dapat lebih mengenal kepercayaan yang kita anut. Agar tidak tersesat dan menjadi rusak memang lebih baik merawat jiwa dengan memperdalam iman kita kepada Tuhan,sama seperti halnya dengan gigi yang jika dirawat dengan baik akan kuat dan putih. Oleah karena itu, “gosoklah” jiwa agar segala kotoran terlepas.
memang sudah seharusnya kita sikat gigi, karena gigi itu adalah tempat dimana kita mengunyah makanan yang begitu banyak makanan yang kita makan. bila kita tiak sikat gigi kuman yang ada dalam gigi kita itu akan semakin banyak dan bisa membuat mulut bau dan gigi pun bisa sakit.
Artikel ini sangat menarik. Kutipan “Kita membaca Kitab Suci seperti menyikat gigi, yakni hukumnya WAJIB.” sangat benar. Orang bisa melakukan kewajiban lain seperti bekerja, makan, minum, tidur, sikat gigi, namun kebanyakan dari kita melupakan kewajiban beragama seperti membaca al-quran, alkitab, kegereja, ke masjid. Hal simple seperti sikat gigi ternyata dapat di artikan ke banyak arti.