Sejenak kalau kita meresapi tentang suatu kehidupan maka sesungguhnya kita hidup dalam Panti Asuhan (JFK)
Kami menghirup udara di Sindanglaya Cipanas sambil melihat anak-anak Panti Asuhan Santo Yusup usia 10 -12 tahun sedang bermain dengan suka cita besar. Mereka sama sekali tidak memikirkan bahwa di sisi lain dalam dimensi berbeda mereka ada kekurangan antara lain kurang kasih sayang orang tua, bahkan ada yang sama sekali tidak punya orang tua. Saya memandang mereka dan tidak terasa air mata saya menetes dan saya menghapus dengan tissue.
Panti asuhan diibaratkan sebagai suatu wadah pengharapan dimana anak-anak yang tidak memiliki tumpuan masa depan. Mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churcil mengatakan bahwa “the price of greatness is responsibility” atau nilai suatu kebesaran adalah tanggung jawab. Jadi kalau kita mau jadi orang besar maka yang utama dan pertama yang dinilai adalah tanggung jawab.
JF Kenedy dalam kunjungan ke sebuah Panti Asuhan Katolik di New York sehabis pesta Paskah mengatakan bahwa tanggung Jawab yang terbesar di dunia ini adalah bagi dia atau siapa yang menaungi dan memberikan kasihnya melalui panti asuhan. JFK mengatakan dengan tegas bahwa sejenak kalau kita meresapi tentang suatu kehidupan maka sesungguhnya kita hidup dalam Panti Asuhan dan kita bertanggung jawab bagi mereka bukan orang lain.
Jadi kalau boleh saya memberi tanggapan bahwa kalau kita mau belajar menjadi orang besar, kita harus belajar tanggung jawab, tetapi kalau kita mau belajar tanggung jawab maka kita harus belajar dari sebuah panti asuhan. Kita sendiri berada dalam panti asuhan yang dimaksud dan bukan orang lain. Kita memang di dunia ini hidup dalam panti asuhan.
Tuhan sendiri menjadi sandaran kita dan Dia membuat panti asuhan buat kita semua. Dia menjadi pusat tanggung jawab terbesar yang kita harus contoh. Bayangkan saja kalau suatu hari matahari lupa terbit atau bumi berhenti berputar, seperti yang sering kita lakukan, yang kurang bertanggung jawab terutama menjaga diri kita sendiri, maka kita menjadikan diri kita panti asuhan bagi diri kita sendiri karena kurang beertanggung jawab.
Tuhan begitu sempurna untuk menjaga diri kita, merawat diri kita dan melindungi kita serta dan membahagiakan kita. Sebagaimana besar-Nya cinta Tuhan merawat kita marilah kita juga bisa memperhatikan sesama kita.
Saya masih memandang anak-anak panti asuhan bermain. Memang benar saya juga sudah yatim piatu, lalu apa yang saya lakukan? Di sini saya sepakat dengan kedua tokoh dunia WC dan JFK bahwa suatu nilai kebesaran adalah tanggung jawab dan belajar tanggung jawab kita harus belajar dari mereka yang merawat anak-anak di Panti Asuhan.
Siang hari ini saya makan siang seperti apa yang di makan oleh anak-anak panti asuhan Santo Yusup bersama panitia kecil MOGELA (Malam Opera Gerak dan Lagu) yang akan di gelar secara spektakuler nanti di MGK (Mega Glodok Kemayoran) pada hari Jumat, 11 Oktober 2013 jam 18.00.
Saya boleh mengatakan Suster Maria Bernadeth, FMM dan Pastor Gabriel Maing, OFM bukan saja memikul tanggung jawab besar, tetapi mereka berkarya penuh kebahagiaan.
Semoga kita yang sedang mengembara di bumi merasakan bahwa kita ini berada di panti asuhan dan Tuhan sendiri yang mengasuh dan mengasihi kita.