Sebuah tangisan adalah ungkapan pengharapan yang paling dalam, jadi jangan disia-siakan.
Sungguh suatu kebahagiaan besar kita manusia diberi berkat untuk menangis. Walau ada istilah air mata buaya atau air mata duyung. Cuma belum diketahui apakah buaya bisa mengeluarkan air mata karena ungkapan kepura-puraannya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Philipina ditandai oleh dialog dengan anak-anak. Ada pertanyaan seorang anak kecil Gissela (12). Ia bertanya mengapa anak-anak harus dibiarkan terlibat dalam urusan narkoba dan prostitusi, lalu di mana Tuhan dan mengapa Tuhan tidak melindungi kami?
Pertanyaan Gissela itu ditulis dan dicatat hamper di seluruh media dunia. Paus sendiri tidak bisa memberikan jawaban konkrit, hanya menarik sekali kata beliau : “Mari kita belajar untuk menangis.”
Kita semua tahu apa arti menangis. Sebagai manusia kita semua pernah menangis. Bagi seorang manusia menangis adalah suatu keajaiban Tuhan bukan lagi urusan manusia. Kita bisa menangis kapan saja : saat kita bahagia, saat kita berduka, dan saat kita sakit hati. Saya mengajak kita semua coba resapi arti menangis yang kita alami. Apakah itu kemauan kita? Saya yakin jawaban itu tidak ada, tetapi emosional masih mungkin mempengaruhi kita, tapi peran Cinta Tuhan lebih dominan.
Perjalanan usaha menjadi bagian dari kegiatan saya dan yang menjadi cerita adalah dalam perjalanan itu selalu membawa hasil. Ada hasil yang menggembirakan. Ada juga hasil yang menyedihkan bahkan ada hasil yang menyakitkan dan menyedihkan. Dinamikanya antara berhasil dan gagal. Sering saya merenung. Apakah yang harus kita lakukan? Apakah keberhasilan itu kita isi dengan tertawa, sementara kegagalan kita isi dengan tangisan?
Jawaban alamiah selalu demikian. Tetapi, kalau kita lihat kisah seorang nenek tua yang merengek-rengek menangis di hadapan seorang hakim. Nenek itu menangis dan merintih sampai akhirnya karena tidak tahan hakim tersebut mengabulkan permintaannya. Di dalam pekerjaan, saya rasa kita tidak berbeda dengan nenek ini. Mungkin dalam hal permintaan kepada Bapa di Surga banyak kita tahu. Seperti kisah seseorang meminta roti kepada tetangganya di tengah malam, tetapi dalam hal ini kita melihat bahwa sebuah keberhasilan tidak terlepas dari pada sebuah permohonan. Sebuah permohonan tidak terlepas dari tangisan.
Semoga sebuah tangisan bisa menjadi ikatan kekeluargaan, persahabatan dan terlebih bagi segala permohonan kita.