Done by Each to the other, Interchanging or interchanged, Given and Received, due from each to each, mutual advantages
Dalam abstrak yang ditulis oleh Agus David, 2008 tentang penerapan Strategi Pembelajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) dimana beliau sampaikan bahwa dengan aplikasinya maka prestasi belajar siswa bisa ditingkatkan.
Pendidikan selain sebagai proses mengasah otak agar manusia menjadi pintar, tetapi juga sebagai proses MENYEMAI nilai-nilai dasar kehidupan guna menggapai masa depan dan hidup bermasyarakat, juga secara sistematis merupakan integral dari kehidupan modern.
Penerapan strategi pembelajaran reciprokal atau timbal balik dalam pembelajaran dimaksud agar kita bisa memenuhi semua pengharapan kita.
Demikian juga dapat meningkatkan kerja sama kelompok, komunikasi dan pola berpikir kritis, terhadap tanggap cepat dan kemampuan analitis yang tinggi.
Selanjutnya dapat dilakukan refleksi dan umpan balik supaya bisa dilakukan pembelajaran lanjut.
Maksudnya, agar kita bisa belajar bukan saja dari masukan guru atau buku-buku referensi, atau pelajaran yang didapat, melainkan kita mempelajari sesuatu dari orang di dekat kita, baik istri, suami dan anak-anak atau orang tua. Sering kita yang mendidik anak-anak merasa kita lebih pintar, tetapi kita tidak sadar kalau anak kita lebih tanggap dan lebih cepat terima.
Saya belajar kesabaran banyak dari istri saya, saya banyak belajar mengerti dari anak-anak saya, dan belajar bijaksana dari orang tua saya, saya juga belajar melayani dari lingkungan saya.
Pagi tadi saya menerima beberapa BBM dari teman, yang menarik adalah Curhat dari seorang ibu di Lingkungannya. Dia kesel, marah, dan kecewa karena ada temannya tidak mau mengerti kalau membuatnya kesel. Pulangnya dia berantem sama suaminya, tetapi kok yang membuat aura marahnya ga mau mengerti sih!
Saya katakan bahwa kita sungguh bersyukur dan berterima kasih, karena sebenarnya sebuah kekecewaan itu berjalan paralel dengan kebahagiaan. Kalau di sana ada cinta maka kekecewaan bisa berubah menjadi sumber suka cita. Cinta bukan mengajarkan kita yang manis manis, tetapi cinta justru mengajarkan reciprocal teaching atau timbal balik. Misalnya kalau kita mau melayani, kita harus berkorban perasaan. Kalau kita mau istri atau suami kita bahagia, kita harus menyangkal diri, mengalahkan ego kita. Cinta itu tidak pernah menjanjikan hanya yang indah-indah tetapi cinta itu menjanjikan kebahagiaan. Jika dan hanya jika kita mau menyangkal diri dan memberikan kesempatan orang yang kita cintai hidup nyaman dalam hati kita.
Contohnya seorang anak membenci ibunya karena memaksanya terus belajar, tanpa memberi kesempatan main dan kecewa berat. Sang ibu pun kecewa karena anaknya malas. Suatu ketika anaknya menderita sakit dan dokter tidak bisa menemukan penyakitnya, bahkan perut sang anak sudah diendoskopi hasilnya nihil.
Melalui beberapa pendekatan ibunya bisa meyakinkan anaknya bahwa kekecewaan dirinya buat anaknya sakit, sejak saat itu sakit sang anak sembuh, luar biasa bahagianya.
Mari kita belajar dari persahabatan, kekeluargaan dan mengerti betapa besar potensi belajar yang kita dapat dari mereka, terutama orang-orang yang kita cintai. Tuhan memberkati