Monthly Archives: April 2014

Fokus

Setiap pekerjaan tidak mungkin dilaksanakan dengan baik jika kita tidak fokus untuk melaksanakannya (Jemy Confido)

focus2Saya meninggalkan kota Singapura dengan flight malam karena banyak yang harus dikerjakan pada hari berikutnya. Di atas pesawat saya membaca tulisan sahabat saya, tapi tulisan yang sama sudah pernah saya tulis, tetapi ingin saya tulis dari sisi pandangan yang lain.
Masih ingat kisah Mahabarata yang mengkisahkan Pandawa dan Kurawa? Suatu hari Resi Dorna melatih mereka memanah di suatu lapangan luas, dengan sasaran sebuah burung kayu. Dursasana mendapat giliran pertama dengan semangat dia menarik busurnya tetapi Dorna menahannya dan bertanya : “Hai Raden apa yang sedang engkau lihat?”
“Burung goreng yang sedap!”, jawab Dursana
Kata Dorna : “Jangan lepaskan panahmu Raden!”
Giliran Bima memanah. Dia menarik busurnya, sekali lagi Dorna bertanya : “Apakah yang engkau lihat Bima?”
Jawab Bima :”Burung kayu!”
Kata Dorna :”Tahan busurmu Raden!”
Bima kecewa tetapi dia menuruti perintah gurunya.
Kini giliran Arjuna dimana dia sudah siap dengan busurnya sekali lagi Dorna bertanya
“Apakah yang engkau lihat Raden?”
Jawab Arjuna : “Saya melihat anak panah saya nenancap dengan tepat di leher burung!”
Kata Dorna :” Silahkan lepaskan anak panah mu Raden ”
Dan ternyata anak panah Arjuna tepat mengenai sasaran.
Resi Dorna seorang guru yang sangat ahli dan bisa membaca pikiran murid-muridnya yang mana yang sudah focus dan yang mana yang belum siap dan muridnya mengerti apa yang harus mereka kerjakan. Saya melihat bahwa kekuatan fokus ibarat kaca pembesar (surya kanca) yang akan membakar kertas di bawahnya saat ditaruh dibawah sinar matahari.
Sekarang mari kita coba kembali ke kehidupan rohani kita. Bagaimana saat kita berdoa atau bagaimana saat kita merencanakan sebuah kehidupan rohani? Bayangkan kesemuaannya kita lakukan dengan tanpa fokus akhirnya semua sia-sia belaka.
Pada sebuah pertemuan pendalaman iman, di sebuah lingkungan yang dipimpin oleh seorang pemandu yang kurang persiapan dan sama sekali tidak focus. Peserta yang hadir cukup banyak ada 12 orang dan kelihatannya semua saling bicara sendiri-sendiri dan tidak ada yang fokus. Giliran akan tutup dengan doa, seorang anak kecil tiba-tiba menangis tanpa ada sebab. Orang tuanya malu lalu cepat-cepat membawa anaknya keluar dan sedikit memarahi anaknya terus pulang tanpa pamit. Saat itu semua hadirin baru sadar dan sang Pemandu sangat terkejut sehingga dia sadar bahwa ternyata dia tidak fiokus membawakanya sampai anak kecil tersebut menangis karena jenuh menyaksikan acara yang membosankan buatnya.
Demikian pula dengan pekerjaan kita sehari-hari apabila kita tidak fokus mengerjakannya maka hasilnya tidak akan maksimal, lebih baik kita mundur sedikit lalu mulai konsentrasi dan fokus pada pekerjaan kita. Mind set kita juga harus dipersiapkan secara matang.
Semoga Tuhan memberikan kita kuasa untuk bisa memfokuskan diri kita, pada apa saja yang kita lakukan sehari hari, termasuk saat kita berdoa dan memohon kepada-Nya. Salam dan doa.

Bekerja – Bekerja – Bekerja

Bekerja adalah bagian dari komitmen iman kepercayaan kita (Dahlan Iskan)

work lev2Saya pernah menulis perihal bekerja di beberapa milis, yang saya pandang dari sisi internal kehidupan manusia, tetapi pandangan luar perlu dibahas saat saya membaca motto Pak Dahlan Iskan semasa beliau jadi Direktur Utama PLN dalam catatan saya.
Pagi itu saya ada janji dengan Pak Vikner dan Pak Pamudji (sekarang Dirut PLN). Beliau adalah direktur PLN jam 6.30 pagi. Dalam hati saya pikir aneh juga kok pagi amat. Jam 6.30 tepat saya sudah di kantor PLN. kami datang berlima, saya dan direksi perusahaan.
Sejak duduk di ruang tunggu mata kami melihat banner yang pasang hampir setiap sudut “Bekerja-Bekerja-Bekerjaā€¯ dan rajin amat bapak-bapak ini mau undang rapat jam 6.30. Saya kira mereka belum datang. Jam 6.40 kami diundang masuk ke ruangan Pak Vickner Sinaga. Beliau minta maaf karena harus rapat dulu dengan Pak Dahlan Iskan dari jam 06.00 pagi.
Sungguh luar biasa fenomena kerja ini. Sepulangnya dari sana saya mencoba di kantor saya untuk mulai rapat koordinasi jam 08.00 ternyata cuma hari pertama saja, selanjutnya semua protes dan datangnya jam 09.00.
Mental yang ditunjukkan Pak Dahlan Iskan luar biasa. Dia hadir di kantor jam 6.00 pulang jam 06.00 (paling cepat). Dia tidak mau terima gaji atau bonus atau hadiah dari perusahaan. Daya tidak mau naik mobil perusaahaan (kata beliau karena mobilnya lebih bagus). Daya tidak mau diiming-iming perusahaan dengan permen-permen supaya dia rajin kerja dan semangat. Menurutnya, itu semua semu. Sebab, hanya mental dan kemauan sendiri baru bisa kuat untuk bekerja. Itu harus dimulai dengan niat kita
Proses perubahan mental kita untuk mau bekerja memang harus dimulai dari luar atau lingkungan. Kalau saja seseorang rajin sekali berada di lingkungan 10 orang malas, maka akhirnya dia malas juga. Demikian juga kalau ada 10 orang rajin dan ada 1 orang malas, maka 10 orang ini akhirnya malas juga! Aneh tapi nyata, sehingga kita perlu membuat komitmen penuh di ruang kantor, di tempat kerja, dan di proyek bahwa tidak boleh ada 1 orang pun yang malas. Kalau ada maka lebih baik di korbankan atau di keluarkan.
Ilustrasi masuk Surga berikut ini tepat sekali : lebih baik masuk surga dengan mata satu daripada dua mata masuk neraka dan lebih baik masuk surga dengan tangan satu, daripada masuk neraka dengan tangan dua
Bekerja adalah bagian dari komitmen iman. Kemalasan adalah musuh nomor satu orang beriman. Karena itu malas harus dilawan. Musuh kedua adalah manipulasi, korupsi dan kecurangan. Semuanya harus kita atasi dengan hati yang putih. Semoga kita semua diberkati dengan berkat Tuhan, terutama kesehatan, kedamaian dan kesuksesan.

Koper

Koper yang seperti ini tidak ada dalam duniamu, dia hanya dalam mimpiku. Mimpi yang mengajakku berjalan-jalan pada dunia tak terjangkau (Adh).

imagesKoper adalah ibarat penjaga mimpi-mimpi dan ekspektasi yang mendorongku untuk melanjutkan perjalanan mencari kebahagiaan. Koper adalah penolong yang diam dalam hidup. (Aristioteles)

Datanglah seseorang dan berjumpa dalam mimpi lalu bertanya dalam tidurku yang penuh keindahan. Apa arti koper bagimu? Kupikir-pikir. Kalau yang suka bepergian, koper itu kotak keras atau lunak untuk tempat membawa pakaian dan peralatanku saat dalam perjalanan. Tangguh dan mampu menampung barang keperluan perjalanan kita.

Kata orang koper itu maskulin. Sanggup bawa tumpukan baju tanpa mengeluh. Kadang dengan seperti perut bergelombung dipaksa dan kencang lalu dibawa-bawa ke tempat tujuan. Koper adalah penjaga mimpi-mimpi dan ekspektasi yang mendorongku untuk melanjutkan perjalanan mencari kebahagiaan. Koper adalah penolong yang diam.

“Hal apa yang paling kau suka saat bepergian?”. “Mengemasi baju-baju dan menatanya ke dalam koper.”
(Buku Motivasi)

Koper adalah Pergi. Koper adalah membawa aku keluar. Mengajakku liburan. Kabur dari jalur. Lupa rumah, lupa memori, lupa rutinitas, lupa kamu. (Sepenggal tulisan profile BBM seorang Sahabat). Aku mengedap-ngedipkan mata dan melihat sekeliling ruangan. Kupikir koper yang seperti ini tidak ada dalam duniamu. Dia hanya dalam mimpiku. Mimpi yang mengajakku berjalan-jalan pada dunia tak terjangkau.(Puisi Rendra).

Besok saya akan meninggalkan Indonesia, menuju beberapa negara di Eropa, dan berakhir di Hamburg-Jerman.
Sampai malam hari, saya masih disibukan dengan packing baju dan barang-barang ke dalam koper. Ada banyak sekali barang yang akan dibawa termasuk makanan. Biasanya orang kita perlu makanan kesayangan dan sambel. Saya sudah membayangkan koper-koper akan banyak sekali. Saya pernah membaca sebuah cerita dengan judul koper tua. Pengarang pun saya sudah lupa, tetapi isinya cerita saya ingat. Kisah tentang keluarga diibaratkan sebagai koper, yang selalu siap di bawa ke mana-mana. Memang saya rasa ada benarnya. Kalau kita sudah tua dan berusia lanjut mungkin sama dengan koper tua. Kadang sudah tidak sanggup lagi menampung masalah, tetapi masih dipaksa, dijejelin dan aduh tidak tahu apa lagi.

Kepada sahabat, saya juga bilang bahwa perusahaan itu juga ibarat koper. Semakin bagus, semakin banyak isinya, kuat, rapi dan indah dengan demikian mudah untuk dibawa kemana-mana. Mungkin saat menonton film the World War Z, ada beberapa dialog. Hidup adalah bergerak dan di sana semua bisa dibawa. Tentu yang dimaksud adalah koper kehidupan. Semakin baik koper itu maka semakin banyak yang bisa ditampung. Semakin baik koper itu hidup, itulah bijaksana. Tuhan memberkati sahabat semua. Salam dan doa.

Bandara

Menanti landasan, melebar sayap, menyusur angin, mendarat dengan santai, bandara itu rinduku (Capt. Pilot Iwan Setiawan)

17082012_bandaraSaya mendarat di bandar udara Changi Singapura kemarin sore hari, cuaca cerah dan pendaratan sangat mulus sekali. Suasana airport sangat ramai sekali, sepintas saya teringat beberapa sahabat saya yang menjadi captain pilot di Garuda, sudah sangat lama tidak jumpa, tetapi saya selalu ingat puisi d irumah Capt Iwan,
“Menanti landasan,
Melebar sayap,
Menyusur angin,
Mendarat dengan santai,
Bandara itu rinduku”

Juga bersama Capt Bobby, Capt Yudho dan Capt Boy. Keempat kawan saya ini yang mempelopori wacana baru penerbangan dalam negeri walau sempat grounded setahun lebih. Sering kami berkumpul berbincang dan bercerita terutama mengenai bandara, sehingga saya juga mengerti sedikit tentang bandara, arah angin bahkan komunikasi, juga strategi bagaimana melakukan approach pendaratan agar penumpang merasa nyaman.
Bercerita tentang Bandar Udara tentu mengingatkan kita terhadap beberapa hal yang juga berguna bagi kita semua, terutama kehidupan kita.
Pertama kalau berbicara tentang bandara, kita akan mengutamakan keselamatan, dan seluruh fasilitasnya. Para insinyur merancang bagaimana keamanan prima, baik konstruksinya, maupun zonningnya, fasilitas gedung dan kenyamanan bagi para penumpang. Kedua, adalah fasilitas komunikasi, baik radio radar sampai ke komunikasai menara saat lepas landas maupun saat mendarat. Ketiga, adalah pengaruh cuaca di lokasi, angin, hujan dan badai, di sini kemampuan atau skill pilot sangat diperlukan, pengalaman dan jam terbang.
Sore hari ini kenangan itu mengingatkan saya saat Tsunami terjadi di Aceh, bantuan dari MSF (Medecins Sans Frontieres – Dokter Lintas Batas atau Doctor without Border). Mereka pertama kali mengirimkan bantuan dengan pesawat Ilusion 76 yang sayapnya sangat lebar bisa 4 kali pesawat Boeing 737. Ternyata landasan yang bisa dipakai hanya Soekarno Hatta dan akhirnya bisa mendarat dan semua kesulitan bisa diatasi. Semua ini dikarenakan kesiapan bandara.
Dalam kehidupan kita, mari kita membangun bandara di hati kita, sehingga siapa saja yang mendarat di hati kita akan merasa nyaman, aman, tentram dan damai sejahtera. Betapa sulitnya membangun suatu instalasi dalam hati yang demikian rumitnya namun dengan ketekunan dalam kasih dan pengharapan saya yakin bahwa kita semua pasti mampu dan bisa.
Semoga kita semua diberkati dengan berkemampuan membangun sebuah bandara di hati kita semua dan membangun dengan cinta dan membangun dengan harapan sampai kita menemukan
bandara adalah rinduku. Salam dan doa.

Lampu (3)

Firman-MU pelita bagi kakiku, Terang bagi jalanku.

indexPagi-pagi buta saya menuju airport Soekarno Hatta, kiri kanan masih gelap gulita, cuma diterangi beberapa lampu kecil. Rupanya lampu jalan sedang tidak beroperasi, tetapi karena begitu banyak mobil, suasana cukup terang juga. Kelihatannya Kota Jakarta seperti tidak ada matinya, jumlah kendaraan semua berlalu lalang hampir tidak kenal waktu.
Teringat sebuah kisah tentang Jendral Qing Fang, yang nantinya menjadi raja sebuah dinasti. Kisah ini diceritakan oleh mama saya semasa kami masih kecil, namun selalu teringat di hati kami semua. Qing kecil dilahirkan sangat miskin dan tidak punya apa-apa. Yang menjadi sengsaranya bahwa “lampu” saja tidak punya sehingga jika malam tiba seluruh rumahnya penuh kegelapan.
Qing sangat rajin dan dia tidak pernah lelah atau mau berhenti belajar. Jika malam tiba dia menuju rumah orang kaya tetangganya dan melalui celah-celah lubang dinding dia bisa memperoleh cahaya untuk bisa membaca dan menulis. Setiap hari dilakukannya hal itu. Yang sungguh menyedihkan adalah tibanya musim dingin. Kebekuan yang terjadi luar biasa. Apa lagi salju sudah menutupi bumi sedang dia hanya memiliki baju di badan saja.
Kehidupan Qing kecil tidak pernah berubah karena kemiskinan melanda negerinya sampai suatu saat di musim dingin karena sangat dinginnya Qing tidak tahan, tetapi semangatnya untuk belajar memaksanya terus untuk belajar. Cuma hari itu perutnya kosong karena kelaparan melanda negerinya. Qing tidak tahan dan pingsan, tetapi nasib mujur segerombolan pasukan tentara lewat dan melihatnya dan akhirnya membawa Qing ikut serta mereka dan mereka merawat Qing.
Qing tumbuh di antara para serdadu barbar dari hari ke hari sampai dewasa dan dia diterima menjadi tentara. Karena sangat pintar akhirnya Qing bisa menjabat sebagai jendral. Dia pulang ke kampung mengajak keluarganya ke kota, tetapi sempat mampir ke rumah orang kaya tetangganya. Ia memberi hormat dan terima kasih karena cahaya lampunya telah menolong dia menjadi orang besar. Kelak Qing Fan menjadi raja dan dia tetap belajar. Dia menjadi pelopor pembuatan lampu bagi rakyat kecil supaya bisa berlajar di malam hari. Di sini pesta lampion dimulai.
Lampu tidak bisa dipisahkan dengan kecerdasan, kemauan dan juga semangat atau spirit. Jadi, bukan saja masalah terang. Demikian sebuah lampu dinyalakan tidak disembunyikan di bawah tempat tidur, melainkan harus ditaruh di atas kaki dian, agar bisa menerangi semua ruangan. Lampu tidak dinyalakan lalu ditaruh di dalam gentong (kisah tentang lampu dinyalakan dalam gentong dikisahkan turun temurun bangsa yahudi saat menyerang kota Sujk, karena di malam hari lampu-lampu ditaruh dalam gentong. Ketika malam hari pasukan menyerang pertama-tama dengan memanah gentong-gentong tersebut dan terjadi terang benderang sehingga mudah buat memanah musuh. Artinya terang itu juga punya arti terselubung).
Dalam kehidupan, kita bukan saja butuh cahaya terang, tetapi kita sendiri harus menjadi terang. Artinya kita harus memiliki kemauan, kecerdasan dan semangat atau spirit. Tanpa itu semua kita ibarat lampu tanpa minyak, atau bolham putus, mungkin akan dibuang orang karena tidak bisa dipakai.
Semoga kita semua bisa memiliki semangat kerja, kecerdasan dan kemauan keras untuk bekerja dan berkarya bagi pembangunan dunia. Salam dan doa.