Musik merupakan suatu keindahan tersendiri dalam hidup dan menjadi bagian dari jiwa seseorang untuk memuji dan memuliakan Tuhan (Adh).
Seorang guru musik terkenal dan pemain piano terkenal Bubby Chen mengatakan bahwa musik itu adalah nafas hidupnya. Diawal tahun 70-an saya mengenal beliau bersama almarhum Antonius Tjiptarahardja, teman sebangku saya di SMA. Ia adalah pemenang juara Indonesia Electone dan beberapa teman lain, seperti almarhum Hendra Widjaja. Kita makan malam bersama dan bercerita tentang music. Para pakar musik ini pada umumnya tidak mengetahui, mengapa mereka dapat jadi pemusik, tetapi ada suara hati yang menggiring mereka menjadi ahli musik. Walaupun harus diikuti kerja keras, belajar dan meningkatkan feeling perasaan dan inovasi dalam bidang musik.
Lebih mendalam lagi Antonius mengatakan bahwa bila kita belajar musik sama dengan kita itu mengenal dan memuliakan Tuhan. Saya rasa ada benarnya karena doa yang dinyanyikan berlipat ganda manfaatnya, tetapi kalau ada musik, maka sempurnalah doa itu.
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah sekaligus mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Seni Musik adalah bagian dari aktivitas kultur dan sosial manusia karena seni musik untuk mengekspresikan perasaan dan idenya.
Seni musik adalah suatu wujud karya dalam bentuk nada dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya. Musik itu terlahir dari aliran-aliran nadi yang yang disertai dorongan sensitif karena salah satu inderanya merasakan rangsangan. Musik dirangkai sedemikian rupa sehingga hidup dan menjadi bagian dari kehidupan. Demikian juga kehidupan gereja dan liturgis yang sangat memiliki nilai spiritual tinggi.
Sejarah seni musik
Musik dikenal sejak kehadiran manusia sebagai homo sapiens, yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini, mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan. Perlahan-lahan beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk sesorang. Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan nuansa alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi.
Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba. Manusia menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung.
Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat.
Kulit binatang yang mereka gunakan sebagai pakaian diletakkan pula untuk menutup rongga kayu tersebut besar menjadi gendang. Prasejarah musik hanya dapat berteori berdasarkan temuan dari situs arkeologi paleolitik. Seruling merupakan alat musik yang sering diutamakan pada jaman pra sejarah dan bentuknya seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Seruling Divje Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah dipakai sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak jaman peradaban lembah Sungai Indus di India, yang memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari Kitab Weda.
Pengumpulan paling awal dan terbesar alat musik prasejarah ditemukan di Cina dan tanggal kembali ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurrian /Hurrian songs adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkiarakan telah ada sekitar 1400 SM.
Demikian sedikit ulasan sejarah musik, tetapi yang sungguh menarik adalah siapa saja tidak bisa terlepas dari musik, sehingga musik bisa menjadi perantara antara langit dan bumi. Siapa saja percaya akan hal itu, bahkan laskar surgawi semua menyanyikan lagu cinta untuk memuji Tuhan.
Semoga kita bisa membuat musik menjadi bagian diri kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Salam dan doa.









