Apapun yang kita kerjakan sebaiknya diawali dengan sebuah analisa untuk mengambil keputusan.
Buat teman-teman yang bekerja di kantor atau pernah sekolah Manajemen, analisa sudah bukan hal baru yang kita kenal paling familiar adalah SWOT : Stregth (Kekuatan), Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) dan Threat (Ancaman)
Dengan kita mengenal analisa tersebut, kita akan lebih mudah untuk mengambil langkah-langkah ke depannya, memang dianjurkan agar sebelum kita mengambil keputusan strategis ada baiknya kita mebuat suatu analisa. Masih banyak analisa lain yang kita kenal seperti decision tree, CPM, Matrix, dan sampai ada istilah mengambil keputusan dengan tebak kancing atau mendengar suara tokek.
Analisa menjadi bagian dari sebuah kehidupan, sampai mau ke Gereja atau Mesjid kita hitung untung rugi. Sebagai contoh :
kalau mau ke gereja cari yang dekat busway atau yang dekat-dekat saja atau yang banyak temannya atau yang membuat saya senang.
Ada kisah dari Nabi Muhamad SAW sebagai berikut :
Ada sahabat nabi, seorang cacat, kakinya pincang dan matanya rabun, tetapi tinggalnya jauh dari mesjid. Kemudian beliau minta ijin kepada nabi agar pindah lebih dekat mesjid, tapi nabi tidak mengijinkan, terus dia agak sedikit ngedumel, karena menurut analisa dia kalau deket mesjid akan praktis, mudah dan gampang, lalu dia mengadu kepada nabi tentang hal ini, tetapi nabi tetap menolak, dan bapak ini sangat penasaran bertanya lagi apa sebabnya dia tidak boleh tinggal dekat mesjid.
Lalu sabda nabi kepadanya:
Pertama, hatimu tidak memikirkan perihal surgawi, tapi mau cari gampang saja.
Kedua, rumahmu jauh dari mesjid dan engkau jalan kaki maka setiap langkah kaki kirimu itu akan menghapus dosamu, dan setiap langkah kaki kananmu akan memberi berkat.
Sungguh indah kisah ini. Memang kita selalu menghitung untung rugi dalam dunia ini, tapi lupa bahwa analisa sorgawi juga penting.
Saya punya kisah menarik di tahun 90-an. Saat anak kami yang kecil Pandu baru berusia setahun, tradisi keluarga adalah naik mobil Jakarta-Surabaya. Ketika melintas Kendal Semarang, dalam suasana hujan rintik-rintik sebuah mobil box di depan kami selip dan masuk lembah lebih kurang 10 meter jatuh ke dalam sawah dan gelap gulita. Suasana sepi sekali hanya kami dan mobil yang naas ini dan hanya kami yang menyaksikan kejadian ini.
Lalu, aku analisa untung rugi menolong orang di depanku, yang pasti aku banyak ruginya akhirnya aku dan istri putuskaan kita jalan terus saja, tetapi akhirnya kami tidak sampai hati, walaupun sangat berat kami putar kembali. Apa lagi kami bawa bayi. Aku turun ke lembah sawah. Kedalaman lumpur di atas dengkul hanya dengan cahaya lampu mobil untuk menolong orang kecelakaan yang sama sekali tidak kami kenal.
Tuhan banyak menceritakan lain dalam kehidupan kita, tetapi manusia selalu membuat analisa untung ruginya untuk kepentingan diri sendiri,
Ada kisah saya dengan bapak Prof. Dr. Djisman Simandjuntak. Beliau katakan sekolah saya mengajarkan bagaimana cari uang, tetapi pak Adharta Mengajarkan saya untuk membagi uang pada orang lain, kata beliau saat pembentukan Lions Club Prasetiya Mulya 5 tahun lalu
Memang analisa kehidupan kita diperlukan bagi suatu keputusan, namun keputusan itu ada di tangan kita dan kebijaksanaan kitalah yang diperlukan. Apapun keputusan kita tidak perlu disesali, tetapi jadikanlah berkat untuk hari depan kita. Tuhan memberkati kita semua









