Sembilan bahan pokok (sembako) sebagai kebutuhan pokok untuk sebuah kehidupan yang layak perlu dipersiapkan secara benar (Soeharto).
Saya dibangunkan istri saya, padahal sabtu akhir pekan ingin sedikit berleha-leha, tapi karena ditawarkan mau bagi bagi sembako di Curug saya tertarik dan bangun segera. Pagi ini bersama teman-teman, kami menuju Curug. Sebuah mobil box membawa sembako dan rombongan 20 orang ada di 4 mobil kijang. Di sana akan dijual sembako dengan harga subsidi. Sebagian dibagikan cuma-cuma sesuai kriteria yang ditentukan kepada keluarga prasejahtera.
Selain sembako dibagikan juga baju-baju bekas layak pakai. Penduduk yang hadir kira-kira 500 orang, yang menerima bantuan subsidi sembako. Kami bisa melihat wajah-wajah yang sangat ceria kendati saat itu hujan gerimis. Para sukarelawan dari Lions Club Jakarta Mitra Mandala bekerja keras untuk mempersiapkan kegiatan ini.
Waktu jaman orde baru, kerawanan sembako membuat presiden Soeharto minta secara khusus kepada semua jajaran pemerintah agar menjaga kestabilan pengadaan sembako, khususnya di saat-sat lebaran atau natal dan tahun baru.
Tema kebersamaan, kekeluargaan dan kebahagiaan memberikan semangat iman yang sangat baik sekali. Walaupun tidak lepas daripada kekuatan cinta terhadap sesama. Mamasuki bulan Ramadhan dan mendekati hari Raya Idul Fitri memang sembako sangat diperlukan oleh warga, apalagi harganya sudah melambung tinggi. Kesempatan ini dipergunakan oleh warga Curug untuk mempersiapkan datangnya hari kemenangan nanti.
Tuhan tentu senang sekali melihat anak-anaknya mau berbagi kasih. Karena memang dari sana asalnya cinta. Cinta dan oleh cinta manusia diciptakan karena tanpa cinta manusia tidak ada harganya di mata Tuhan. Sembako sangat menarik perhatian. Betapa tidak kalau suasana lebaran tanpa persiapan sembako, maka di sini kesempatan kita semua berbagi kasih terhadap sesama kita. Saya sangat terkesan. Beberapa kesan baik datang dari warga, RT, RW dan Lurah yang hadir. Mereka sangat berterima kasih atas karya sosial ini dan membuat warga juga sangat senang dan bersuka cita.
Kisah kesaksian iman ini membuat saya sendiri terpesona dan betul-betul merasakan bahagia bersama-sama warga Curug. Ada yang bernyanyi dan menangis karena bisa merayakan lebaran dengan baju dan pakaian serta sepatu yang layak. Semoga kasih yang dipancarkan bak sinar cahaya terang bagi iman dan pengharapan ini bisa juga menerangi hati kita bersama. Semoga Tuhan memberkati kita semua. Salam dan doa.









