Category Archives: Uncategorized

Lalu Lintas

Berbahagialah kita yang diberi kesempatan berlalu-lintas, di sanalah ada suka-cita karena kita akan memberikan apa yang Dia butuhkan (Adh)

spiral-clockSetiap hari pulang kantor saya selalu mengeluh perihal macet, kapan ya jalan tidak macet, tetapi kadang kala ada isu demo, jalan tol sepi, saya bertanya aneh, kenapa jalan begini sepi ! Beberapa kebiasaan saya di atas mobil, kalau tidak tidur, ya menulis, buka note book, main game, kadang-kadang melamun atau bercerita dengan sopir atau mendengar musik ringan dan instrumental. Suatu hari, Jumat sore saya pulang kantor menjelang magrib Begitu keluar kantor macetnya sudah tidak ketolongan Padahal hari itu capai sekali, pinginnya tidur, tapi tiba-tiba telepon saya bordering. Yang telpon orang penting, yaitu wakil gubernur. Beliau adik kelas saya, kami ngobrol asyik, lupa kalau sedang kena macet. Di penutupan pembicaraan saya bilang sedang bermacet ria di Tol Tanjung Priok. Beliau menyahut “sama donk” kami berdua tertawa. Ternyata saya juga sudah lepas dari kemacetan, jadi artinya kami berbicara lama sekali.
Beberapa menit berlalu saya ingin tidur, masuklah telepon lagi dari Pastor Gabriel Maing, OFM. Beliau setelah pensiun dari Dirut Vincentius Putra, sekarang beliau Direktur Panti Asuhan Santo Yusuf di Puncak. Dia lagi komplain karena kena macet di daerah Cawang. Kata beliau suruh lapor Gubernur, kalau jalan macet karena beliau sudah 3 jam kejebak. Saya tertawa terus saya bilang bahwa itulah Malaikat Gabriel, yang selalu kalah sama Malaikat Michael (Malaikat bahagia dalam Film The Legion). Beliau tertawa, katanya benar sekali itu akan jadi kotbah beliau hari Sabtu dan Minggu ( beliau merangkap Kepala Paroki Hati Kudus ). Karena ingat kata-kata saya tentang Malaikat Michael bahwa : “Engkau memberikan apa yang Tuhan inginkan, tetapi aku memberikan apa yang Dia butuhkan” demikianlah aku disebut bahagia. Kami tertawa riang sekali. Kami mengakiri pembicaraan dengan agenda besar pada Jumat, 11 Oktober 2013 jam 18.00 saya dan 230 anak panti akan buat acara di MGK, Kemayoran, Jakarta Pusat. Gabung ya bagi anda yang sayang anak!
Lalu lintas ini sama dengan kehidupan kita, karena kalau terlalu padat apapun terjadi pasti macet komunikasinya. Lalu, saya memperhatikan telepon saya, ternyata ada lebih 15 missed call. Salah satunya dari istri saya, pasti kena marah deh, lalu saya telepon kembali dan atur acara akhir pekan. Bagaimana kalau Jakarta tidak macet? Katanya kalau tidak macet tanda ekonomi tidak bergerak, tetapi saya merasa bahagia berada di jalan, karena banyak memberi inspirasi dalam hidup saya, Berbahagialah kita yang diberi kesempatan berlalu-lintas, karena disanalah ada suka-cita bersama. Kita bersyukur, karena ada jalan keluar walau semacet apapun dan sampai ketujuan dengan selamat. Inilah sumber suka cita yang saya maksudkan. Kemacetan parah memang menjengkelkan, sedih bagi supir taxi yang tidak berpenumpang, habis bensin tapi tidak narik penumpang. Dalam kemacetan komunikasi seharusnya kita ibaratkan jadi Sopir taxi yang ada penumpangnya, karena tidak ada kesedihan, tidak ada kekhawatiran, dan tidak ada kekecewaan.
Semoga kita diberikan kekuatan dalam menghadapi kemacetan lalu lintas komunikasi kehidupan. Demikian halnya dalam keluarga, dimana suami-istri, anak-anak dan saudara-saudara mustinya saat kemacetan lalu lintas komunikasi pasti ada suka cita. Cerita diatas memberikan kita kekuatan. Lakukanlah itu. Tuhan memberkati dan melindungi sahabatku semua. di mana ada masalah disana pasti ada peluang untuk berbahagia, karena kita bisa memberikan apa yang Da butuhkan dari kita, hanya pada saat kemacetan parah dalam lalu lintas komunikasi. Sebagai contoh saja, kalau saya macet bicara dengan istri, disanalah kesempatan saya berbuat sesuatu buat dia, dan upah saya adalah bahagia bersamanya. Salam dan doa.

BATIK

UNESCO designated Indonesian batik as a Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity on October 2, 2009.As part of the acknowledgment, UNESCO insisted that Indonesia preserve their heritage. Sebagai harta kekayaan bangsa, herritage Batik sangat bernilai.

202193_batik-air_663_382Setiap Jumat, saya menyiapkan batik untuk seragam kantor. Aku mengangkat seragamku hari ini yang usiannya sudah setahun lebih. Ternyata robek. Aduh, sedih juga hari ini harus pakai batik tidak seragam, ya malu juga tapi tak apalah, maklum dan bisa dimaklumi, mudah-mudahan segera dapat ganti yang baru. Minggu lalu, saya menikmati penerbangan khusus percobaan BATIK Air. Saya rasa BATIK Air mengembang sebuah misi yang luar biasa, mulia dan anggun untuk memperkenalkan BATIK kepada dunia luar. Hal itu saya bandingkan dengan nama besar penerbangan lain yang lebih mengutamakan nilai komersial saja.
Batik berasal dari kata ’’amba’’ dalam Bahasa Jawa yang artinya menulis, dan kata ’’nitik’’ yang artinya titik. Amba itu juga bisa berarti menorehkan sejarah, seperti program ATT (Alkitab Tulis Tangan) Kitab Deuterokanonika, yang kelak akan menjadi Herritage Gereja Katolik di Indonesia dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, khususnya umat Katolik.
Saya sendiri termasuk penggemar BATIK. “Biar Aku Terus Ikuti Karya-NYA”. Kata ini jadi menarik buat kita semua dengan harapan bisa mencintai BATIK, karena dalam arti kata luas sebenarnya kita mengibarkan bendera untuk menuju damai sejahtera. Demikian saat kita memakai BATIK, kita selalu ingat bahwa kita sedang menyandang misi khusus bagi kebanggaan suatu bangsa dan negara.
Ada kisah menarik tentang BATIK. Suatu saat saya mengunjungi Jogja. Ketika itu saya masih mahasiswa. Kami menuju suatu tempat pembuatan batik. Di sana ada 10 orang membatik dan satu diantaranya gadis bule bernama Irene (19th saat itu), yang masih muda. Dia orang Polandia. Dari negaranya, ia jauh-jauh hanya mau belajar batik. Teman-teman saya agak gusar karena janjian kita cuma sebentar, tapi sudah lebih satu jam. Saya masih duduk dekatnya dan memandang hasil karyanya. Akhirnya teman-teman saya semua ikut duduk. Saat jam makan kami disuguhi Gudeg (tok) dan Krupuk melarat, tapi karena lapar kita makan lahap. Saat makan saya coba membuat lelucon (sebagai imbalan makan). Apa bedanya batik dan tenun? Kata saya kalau batik dibuat dulu baru diwarnai, kalau tenun itu diwarnai baru dibuat! Apa bedanya gadis Jawa dan gadis Bule? Hahahaha….. Semua tertawa mengerti apa yang saya maksudkan (sensor ya)
Tetapi buat saya, BATIK memang harus kita lestarikan sebagai kekayaan bangsa dan negara, sekaligus juga buat kita semua bisa mengerti apa itu BATIK. ” Biar Aku Terus Ingat Karya-NYA “. Jangan lupa, doaku bersamamu.

DISERSI

Disersi merupakan suatu penyakit dalam tubuh TNI/Militer atau kepolisian atau suatu organisasi politik, yang perlu diatasi atau diberantas karena dampak dari disersi dapat menjadikan anggota TNI/Militer atau kepolisian atau anggota organisasi untuk berbuat kriminal sehingga menghambat Pembangunan Nasional bahkan aparat sebagai subjek hukum. Disersi mengabaikan sebagian atau seluruh tugas yang diperintahkan kepadanya sehingga menyebabkan disorganisasi sosial dalam kesatuan. Disersi merupakan penghianatan terhadap TNI, kepolisian, organisasi dan bahkan kepada negara, karena mengabaikan sebuah utusan tugas (Istilah dikutip).

pecat-prajurit-dalamHari Rabu, 8 Mei lalu, saya menyempatkan diri menonton Film ” Hummingbirds “yang aktor wataknya di perankan oleh JASON STATHAM sebagai Joy. Pemain watak yang kita kenal melalui beberapa filmnya : The Transporter, Snatch, dan Crank. Aktor muda (45) yang sangat berbakat itu membuat para penonton terpukau dalam permainannya. Ia bermain bersama aktris Rusia Agatha Buzek, yang memerankan Suster Biarawati Christina. Sebagai suster biarawati yang melayani para pengemis dan gembel dengan membagi ransum makan setiap malamnya dan membersihkan piring mangkok sampai dini hari. Joy seorang perwira tentara yang tidak tahan melihat kekerasan perang harus meninggalkan medan perang dan menjadi incaran pencarian polisi militer. Ia hidup dalam kekerasan karena ditinggalkan anak istrinya. Ia harus mengalami dilema hidup. Film yang bagus sekali dan patut ditonton, khususnya oleh para pastor dan suster. Nobar yuk!
Hari Kamis, 9 Mei lalu, umat Kristiani merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Kita semua sebagai laskar atau tentara pembela kebenaran di “UTUS” oleh Kristus, yang diulang-ulang dalam setiap misa selesai. “Pergilah, Anda diutus!” Apa yang terjadi ternyata kita banyak yang tidak menjalankan perutusan-Nya. Sebaliknya kita telah melakukan “Disersi”, bukan saja tidak melakukan tugas yang diberikan kepada kita, melainkan kita malah bertolak belakang dengan apa yang seharusnya kita lakukan.
Kita semua diutus untuk melakukan tugas-tugas penting, tetapi disisi lain kita tidak atau tidak mau tahu apa yang kita harus kerjakan dan diutus untuk apa? Bagaimana? Mau apa? Disuruh ngapain? Tugas apa? Jujur saja saya sendiri juga kabur karena cuma terdengar kata mari kita pulang kita “diutus”. Terjemahan saya bisa saja diutus pulang jangan kemana-mana ya!! Kalau saya biasa pulang mampir dulu makan MIE ALOY atau nasi Padang, tetapi apa bila kita mau memperdalam sedikit makna bahwa sebenarnya kita ini diutus untuk pergi.
Pertama sekali adalah untuk memerangi suatu kebatilan, kejahatan, kekeliruan, ketidak benaran. Cuma pertama dimana medan perangnya? Paling awal adalah diri kita sendiri. Artinya kita harus melawan diri kita sendiri dan kemauan diri kita sendiri, baru kita bisa banyak bicara mengalahkan kejahatan diluar diri kita.
Kedua, kita diutus untuk mengabarkan kabar gembira, agar semakin banyak orang bertobat, sehingga kerajaan sorga bersorak sorai. Di mana satu orang bertobat maka langit dan bumi ikut bersuk cita.
Ketiga, kita diutus menjadi juru damai, artinya dalam hidup kita harus jadi contoh agar damai sejahtera selalu berada di sekitar kita, di dalam rumah tangga keluarga dan juga dengan teman-teman sekantor. Kita diutus menjadi CONTOH atau PROTOTYPE wajah Tuhan sendiri dan memberikan terang bagi jalan sahabat-sahabat kita semua.
Terakhir, kita diutus untuk menjadikan semua umat di bumi dari ujung barat ke ujung timur, dimana saja untuk menjadi murid Kristus dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. “AKU menertai kamu sampai akhir jaman,” kata Yesus.
Waduh berat banget ya perutusan ini. Lalu, kalau kalau kita tidak jalankan artinya kita “disersi” dong? Saya belum mampu menjawabnya tetapi ada beberapa ungkapan manis yang bisa saya tulis : “Bahwasannya ada khabar buruk dan khabar baik yang kita terima saat kita lahir. Kabar buruknya, kita dilahirkan untuk berperang dan tidak bisa melarikan diri dari sana. Kabar baiknya, kita akan memenangkan peperangan tersebut, jika kita memiliki kekuatan Iman, pengharapan dan kasih!!
Ketika fajar sudah mulai menyingsing, aku ingin kita semua membuka hari dengan senyuman dan menyongsong semua kemenangan kita, terutama bisa mengalahkan diri kita sendiri, paling tidak tangan kita ada gunanya. Semoga kita semua diberkati oleh Rahmat, Cinta Kasih Allah, yang melindungi semua sahabat-sahabatku. Mari kita semua bergandengan tangan karena di sanalah ada kekuatan. Salam dan doa.

Panic Disorder

Suatu Syndrome ketakutan yang dialami, serangan panic sisorder sangat berbahaya (Adh)

panic24 tahun lalu saya mengalami suatu serangan penyakit yang aneh, yaitu Panic Disorder Syndrome cukup parah. Ia juga menyerang pendengaran dan keseimbangan, selain mengakibatkaan vertigo berat juga shocking, yang bisa muntah-muntah seperti gegar otak.
Saya sedang berada di sebuah food court di bilangan Grogol bersama istri saya yang mau menghibur dan ajak saya makan malam. Dalam suasana yang ramai sekali dan tiba-tiba hal itu terjadi. Dalam hitungan detik saya menjadi seperti seorang gila. Seperti mimpi buruk, hanya saja saya dalam keadaan bangun dan sadar. Semua menjadi gelap dan keringat bercucuran keluar tubuh saya, tangan saya, dan bahkan rambut saya menjadi basah kuyup. Punggung dan kaki saya sangat lemah dan saya merasa seperti tidak mampu bergerak. Lalu saya duduk jongkok, kemudian istri saya mengangkat saya untuk berdiri.
Seakan-akan saya telah diambil alih oleh kekuatan yang lebih besar. Saya merasa semua orang melihat saya, tapi hanya wajah-wajah mereka saja. Semua bercampur aduk menjadi satu. Jantung saya mulai berdetak keras. Badan serasa diguncang-guncang seperti orang naik mobil lewat jalan berlobang-lobang. Di kepala dan di telinga seperti penuh dengan suara-suara yang mengganggu sekali. Saya pikir jantung saya akan berhenti. Saya melihat sinar hitam dan kuning. Saya bisa mendengar suara-suara tetapi seperti dari kejuhan. Saya tak dapat berpikir jernih apapun juga, kecuali apa yang saya rasakan dan bagaimana saya harus keluar atau saya akan mati. Saya harus keluar dan mendapatkan udara segar. Kejadian ini bagi saya seperti berlangsung sesaat. Saya sangat lelah ketika istri saya mengajak pulang dan saya menangis dan menangis dalam hati. Mengapa ini bisa terjadi dan baru keesokan harinya saya merasa normal kembali.
Berat badan saya turun drastis lebih 20 kg. Saya sudah ke dokter tapi tidah bisa menemukan apa sakitnya. Bapak Stefanus Gunadi juga membantu dengan mendatangkan pendoa Bapak Benyamin Ratu. Lalu, beberapa lingkungan membuat Doa Rosario berantai. Doa-doa juga dipanjatkan oleh para pastor dan suster yang berdatangan ke rumah. Saya tidak tahu bagaimana mengakhiri sakit saya ini. Melalui perawatan intensif dokter, sampai setahun lamanya, berkat Tuhan melindungi, maka saya sembuh total tetapi mengalami kelumpuhan pendengaran alias budeg.
Ketakutan memberikan banyak kerugian dalam kehidupan kita. Walau sebenarnya ketakutan itu sendiri adalah bagian dari mental spiritual, sehingga kita harusnya bisa mengatasinya dengan baik. Bagian yang paling berbahaya adalah PANIK. Bagaimana kita bisa berpikir jernih untuk mencari jalan keluar kalau kita panik? Dalam hal ini kita memang perlu ketenangan dengan dukungan doa dan bantuan spiritual yang tinggi.
Mudah-mudahan kita bisa hidup dalam ketenangan. Semoga Tuhan memberikan kita kekuatan. Semoga Tuhan menjauhkan kita dari ketakutan berlebihan apalagi keadaan panik dalam keluarga kita. Terima kasih Tuhan telah menyembuhkan saya sekaligus membawa saya ke air yang tenang. Tuhan memberkati.

Serasa 5 Menit

Penerbangan selama 1 jam serasa 5 menit saja.

images (1)Saya mendadak harus menemani tamu di Surabaya. Sejak pagi sekretaris saya sudah bingung karena hampir semua flight full, sehingga akhirnya mau naik Garuda saja, tapi tanpa disengaja ada signal dari Lion Air kalau ada seat untuk terbang ke Surabaya di business class. Saya pikir nasib memang mujur sekali, tapi ternyata penerbangan ini dialihkan ke penerbangan trial dengan pesawat baru, yang baru pertama masuk Indonesia, dan akan dipakai untuk penerbangan komersial dengan brand baru.
Di atas pesawat business class ada beberapa undangan ikut hadir sehingga suasana ramai sekali. Kami bisa berbicang-bincang dan saling berkenalan. Makanan pun disuguhkan bermacam-macam dan buah-buahan. Biasanya saya selalu menyempatkan diri tidur di pesawat, karena paling enak dalam perjalanan adalah berdoa dan tidur. Kali ini belum sempat tidur, bahkan makanan penutup belum tiba, ternyata pesawat siap-siap mendarat. Saya memang sempat menyapa pramugri apakah waktu terbang bisa diperpanjang karena makanan saya belum habis, rasanya baru 5 menit saja neh. Semua tertawa ceria. Memang ini penerbangan tercepat yang pernah saya alami.
Saya menutup dengan doa buat cucu-cucu, anak-anak, sahabat, dan teman-teman kantor seperti biasanya dengan ujud pribadi. Saya selalu ingat katanya berdoa paling diterima Tuhan salah satunya saat kita berada di tempat tinggi. Ini saatnya saya ada di tempat tinggi.
Padahal sebenarnya itu ada dalam maksud lain, tapi okelah anggap saya berada di tempat paling tinggi sekarang.
Yang membuat saya berpikir kembali adalah saya tadi terbang 1 jam lebih, tetapi sungguh tidak terasa. Bagaimana waktu bisa berjalan begitu cepat? Timbul pertanyaan dalam hati saya. Kadang penerbangan serasa lama sekali, demikian juga saat di kantor kadang kita rasa cepat sekali, kadang terasa lama sekali. Apa lagi kalau kita menunggu seseorang atau antre. Waktu serasa jalan di tempat saja. Di sini memang benar bahwa waktu cepat atau lambat tergantung mind kita. Serasa tidak cukup waktu 24 jam buat kita.
Perputaran waktu berbanding terbalik dengan kebutuhannya dan apa bila diisi dengan suka cita maka hukum diatas tidak berlaku. Bagaimana sikap kita mengatasi waktu memang haruslah bijaksana. Buat seorang workaholic 24 jam bisa tidak cukup, tetapi buat seorang pengangguran, waduh sehari bisa serasa bertahun tahun.
Kebijaksanaan waktu adalah meminta kita agar bisa memberi kesempatan kepada diri kita sendiri sedemikian rupa sehingga keselarasan waktu bisa terjadi. Ini perlu pembelajaran khusus terutama dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam rumah tangga dan tempat kerja,
Mari kita menghargai waktu sedemikian rupa supaya jangan terjadi 1 jam seperti 5 menita. Atau sebaliknya, melainkan waktu akan menjadi simbol kehidupan kita dan kita adalah waktu itu sendiri. Semoga kita semua diberkati oleh Tuhan untuk bisa menghargai waktu kita sendiri. Jangan sia-siakan waktu kita masing-masing.

Wi Fi

Menyapa siapa saja, bisa melalui Wi Fi, seakan dunia tanpa batas. Jadi, sesungguhnya ada korelasi antara komunikasi dan kebersamaan,. Di mana semakin cepat komunikasi semakin cepat pula kebersamaan dijangkau itulah makna Wifi.

images (3)Wi-Fi atau Wireless Fidelity memiliki pengertian adanya sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16g atau yang paling baru adalah 802.11n. Spesifikasi terbaru ini juga menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Saya menginap di Bumi Surabaya, sebuah hotel tua tapi cantik dengan makanan yang enak-enak sekali. Saya suka hotel ini karena seluruh hotel dilengkapi oleh Wi Fi seperti kamar, lobby, restaurant, BC, dengan satu wadah, sehinga kita tidak perlu ganti-ganti user name atau password. Komunikasi yang bagus sekali menggunakan Wi Fi membuat saya feel convinient. Semua peralatan komunikasi saya menggunakan Wi Fi, sehingga kalau tidak ada Wi Fi maka saya merasa kesepian. Padahal beberapa tahun lalu, masih mengharapkan saluran telepon yang dirubah dalam hot spot. Kuatnya signal Wi Fi memberikan kemudahan kita meluncur tanpa harus menunggu dan menunggu. Apa lagi saat kita ingin bekerja cepat, ya semakin lama kita masuk dalam dunia komunikasi kita semakin ingin suatu kecepatan.
Buat orang biasa yang tidak menggunakan sarana komunikasi, atau hanya menggunakan komunukasi verbal, adalah hal biasa, tapi coba bayangkan tahun 80-an handphone saya menggunakan saluran FM dan digunakan oleh 10 orang. Untuk masuk tidak masalah tapi untuk keluar kita harus gantian antri dulu, sampai teknologi Dancall dan Ericson masuk disebut AMPS, yang diikuti Motorola. Hanya beberapa tahun saja masuklah GSM istilah saat itu Goyang Sedikit Mati, tapi saat sekarang kita semua sudah bisa menikmati komunikasi yang baik.
Saya percaya bahwa sebenarnya semua komunikasi apa saja semua tidak terlepas dari komunikasi kita dengan Tuhan. Jadi seharusnya semakin cepat suatu komunikasi, seharusnya juga memberi kesempatan kita semakin dekat komunikasi kita dengan Tuhan, bukan sebaliknya dengan menyalah gunakan fasilitas komunikasi.
Seperti jaman dulu, kalau kita dari Jakarta ke Surabaya tercepat adalah naik perahu selama 20 hari, kalau jalan darat 30 hari, tidak ada telepon hanya bisa via Radiogram Telex atau SSB. Kalau di gereja mau doa, kita ada selisih waktu lebih kurang 60 hari. Saat kini kita bisa melaksanakan misa serempak sama di seluruh dunia. Bayangkan saja, kata Bapa Suci Yohanes Paulus II, bahwa doa yang sama, yang dinaikkan bersama akan lebih bermanfaat berlipat ganda. Demikian kita manfaatkan bulan Mei sebagai bulan Maria, tentu kebersamaan membuat doa kita lebih bermanfaat. Jadi, ada korelasi antara komunikasi dan kebersamaan. Di mana semakin cepat komunikasi semakin cepat pula kebersamaan dijangkau. Semoga kita semua bisa memanfaatkan komunikasi sebagai suatu sumber suka cita besar, yang menjadikan kita semakin dekat dan semakin mengerti betapa besarnya Cinta Tuhan kepada kita.

Setia Kawan

Saya sendiri mengisahkan bahwa setia kawan tidak datang sendiri atau jatuh begitu saja dari langit, tetapi dia tumbuh ibarat buah yang nanti musim panen dimakan bersama (Adh)

Mempunyai teman itu sama dengan memiliki permata, indah untaiannya dan tak ternilai harganya. Boleh tanya siapa saja, apakah ada yang berani mengatakan berapa harga sebuah persahabatan? Sekecil, secepat, atau selama apapun sahabat tetap sahabat, diapakan saja tetap sahabat, bagi yang menganggap sahabat, jadi kalau ada orang mengorbankan persahabatan, tidak tahulah mau disebut apa. Ada 4 nilai persahabatan yang sungguh tiada bandingnya :
Pertama, KESETIAAN, kita sebut setia kawan atau kawan setia walau memiliki dua arti berbeda, tetapi memiliki dasar yang sama, ini bak berlian yang beratnya ribuan karat.
Kedua, LINTAS BATAS, tua muda, hitam putih, semua bisa bersahabat dalam satu bahasa, yakni bahasa cinta.
Ketiga, MENEMBUS WAKTU, artinya persahabatan itu kekal adanya, baik di dunia maupun di dunia lain, sekali persahabatan diikat tetap persahabatan, tidak bisa diputus oleh nyawa sekalipun.
Keempat, DAMPAK PERSAHABATAN, dimana ada persahabatan disana damai sejahtera akan mengikutinya, sebagai keluarga bahkan antar negara.
Dua kepala negara yang bersahabat 100 persen negaranya bersahabat, juga dua keluarga bersahabat anak-cucu jadi suka cita.

Setia kawan, saya anggap sebagai sebuah jalan menuju sorga, percaya tidak kalau ada keselamatan dalam persahabatan, bahkan iman para sahabat lebih dahsyat dari iman kita sendiri. Sering saya memberi ilustrasi orang lumpuh yang diturunkan dari atas atap dan disembuhkan Yesus. Iman siapa yang menyelamatkannya adalah setia kawan.
Negara kita menganggap setia kawan sebagai roh sebuah bangsa yang kuat sehingga dijadikanlah hari kesetiakawanan sosial, yang mengajak seluruh komponen bangsa agar memperhatikan sahabat-sahabatnya, memberikan perhatian kepada teman temannya yang berkekurangan. Dan sungguh menjadi penuh arti kalau kita tahu bahwa setia kawan adalah bagian dari iman itu sendiri. Iman mengajak kita percaya kepada Tuhan, sebagai sahabat kita bagaimana kita berkhianat kepada teman kita dan mau bersahabat dengan Tuhan. Itu sama saja kita juga sudah berkhianat kepada Tuhan sendiri.

Kembali kepada setia kawan, saya sendiri mengisahkan bahwa setia kawan tidak datang sendiri atau jatuh begitu saja, tetapi dia TUMBUH ibarat buah yang nanti musim panen dimakan bersama. Buah persahabatan itu manis sekali, tetapi saya tidak mengerti lebih banyak orang memilih buah asam daripada buah manis, lebih memilih buah pahit daripada buah sedap, tetapi sungguh bersyukurlah kita, sebab persahabatan selain berbuah manis juga memberikan tunas-tunas yang begitu cepat tumbuh besar, indah, cantik tidak kalah dengan induknya.
Ada satu lagi buah persahabatan, coba terka? Kalau ada yang bisa, tentu mengisahkan anda tentang indahnya persahabatan. Tulislah dan diantara nama kita dicatat sebagai sahabat, lalu ceritakanlah kepada sahabat semua!Damai dan sejahterah mebaungi kita semua.

Persahabatan (2)

Persahabatan adalah TUJUAN bukan SARANA

Ketika saya masih kecil, sekitar 6 tahun, saat mulai mengenal pendidikan formal. Saya punya teman 2 orang, Kartoko dan Musianto, sampai sekarang kami bertiga masih menjadi sahabat. Kartoko di Surabaya dengan pangkat Brigjen Polisi (purn) dan Musianto di Pertamina perkapalan. Saya bekerja di perusahaan swasta milik sendiri. Persahabatan kami sangat akrab, sehingga menarik beberapa teman-teman SD bergabung dan berkomunikasi baik melalui Facebook, Twitter atau Email. Saya meninggalkan SD tahun 1968. Bayangkan 45 tahun berlalu. Kadang kami bersendagurau karena lucu sekali. Kami pernah berkelahi, pernah bermusuhan, pernah saling tidak bicara, tapi aneh berlalunya waktu justru kami saling merindukan, saling merasa butuh, terlepas dari kedudukan, jabatan, pangkat, warna kulit dan suku.
Saya sendiri juga heran apa yang membuat kami akrab, saling memberi, saling tolong dan saling bercerita.
Memang menurut hemat saya pasti ada tali pengikat yang membuat persahabatan itu kekal adanya. Tentu teman-teman juga punya pengalaman pribadi apa penyebab kuatnya sebuah persahabatan.
Salah satu adalah yang saya tulis : “Persahabatan adalah TUJUAN bukan SARANA”
Di sisi lain persahabatan bukan saja saling membutuhkan, tapi juga saling memberi dan saling mau berkorban baik perasaan maupun hal-hal lain termasuk materi yang sungguh tidak bernilai dibanding dengan persahabatan itu sendiri.
Ketidaksukaan terhadap seseorang bukan menjadi tembok penghalang untuk persahabatan. Justru sebaliknya kita harus mendekatinya, misalnya kita punya sahabat ketemu kita lalu membawa temannya, tapi temannya itu sangat menjengkelkan, apa yang harus dilakukan? Jalan terbaik adalah menjadikan dia sahabat juga. Karena kalau kita tolak maka kita akan kehilangan sahabat kita sendiri, atau misalnya kita sudah punya teman tetapi rasa iri hatinya tinggi, rasa benci, gosip dan suka membicarakan kekurangan orang, mari kita dekati dan kita ajak bersama karena sahabat tersebut adalah warna lain dari diri kita. Resonansinya akan indah jika dipadukan. Walaupun sering kita kecewa dalam hubungan ini, tapi saya katakan lidah pun sering kegigit ya, tapi bukan perarti gigi harus dihilangkan.
Persahabatan juga menganut unsur multiple domino effect :

A friend of my friends,
Is my friend
A friend in need is a friend in deed

Tiada yang lebih indah di dunia ini selain mengenal persahabatan, karena disanalah kita bisa mengenal diri kita sendiri. Semoga Tuhan memberkati dan melindungi semua sahabat-sahabatku. Salam dan doa.

Autis

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.

Seringkali kita mendengar kata autis, tapi kita tidak mengerti apa maksudnya, dan sesungguhnya hal ini perlu kita perhatikan bagi pertumbuhan jiwa anak-anak kita. Adanya kondisi autis mengakibatkan sang anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.
Suatu hari saya berkomunikasi dengan bapak Andi Noya, karena adanya penayangan tentang Autis di Kick Andi. Saya lupa kalau salah satu peserta acara adalah putra sahabat karib saya.
Pembicaraan kami lebih seputar kerohanian, bagaimana seorang ayah dan seorang ibu menghadapi kenyataan bahwa anaknya mengalami kondisi autis. Saya berpendapat bahwasannya sama perihalnya kalau anak atau cucu kita lahir dalam kondisi tidak atau kurang normal. Pertama, kita harus bersyukur bahwa Tuhan memberikan kita keturunan, tetapi selain itu Tuhan memberikan kepercayaan besar kepada kita untuk mendidik, membesarkan dan merawat anak tersebut, karena memang anak tersebut sudah ditakdirkan lahir dari rahim kita. Jadi, seandainya tidak, pasti akan lahir dari orang lain yang dipercayai Tuhan untuk merawatnya.
Kedua, bahwa ada suatu rahasia besar dibalik karya Tuhan, bukan menunjukkan kesalahan atau kelalaian Tuhan terhadap kita, melainkan ada karya besar yang kita tidak tahu. Demikian halnya banyak orang besar datangnya bukan dari orang normal. Di sini kita diminta sendiri oleh Tuhan untuk bisa menjadikan rencana itu nyata, seperti halnya Yesus pada usia 12 tahun, yang ditemukan ayah-ibunya di kerumunan orang dalam Bait Allah. Bagaimana perasaan orang tua, yang seharusnya marah malah dimarahin. Kondisi ini akan kita alami saat kita melalui kebersamaan dengan anak-anak kita. Pendapat bapak Andi juga bagus, bahwa apabila kita mengutamakan solidaritas dan tanggung jawab maka permasalahan lanjut adalah dukungan cinta yang akan bekerja.
Di dalam pekerjaan sehari-hari, dalam hubungannya dengan teman kerja di kantor, kita juga akan merasakan suatu distorsi, terutama dalam komunikasi bilateral. Adalah keliru kalau kita katakan sebagai berikut : “Ah, tidak level, saya bicara dengan dia karena kurang!” Atau “Bicara sama dia sama ajah bicara dengan tembok”
Atau banyak kata atau kalimat sinisme negatif yang keluar. Di sini saya katakan sekali lagi menjadi bagian dari distorsi komunikasi sama seperti halnya autisme. Jika terjadi artinya kita sudah membatasi komunikasi tersebut. Sebagaimana komunikasi yang baik, baik dari orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, atau antara sahabat, semua harus atas dasar tanggung jawab sehingga cinta akan menggiring suka cita.
Konkritnya, kalau ada seorang yang sangat menyebalkan hadir di tengah kita, bukan kita harus menjauhi dia, melainkan justru harus mendekatinya, merangkulnya dan menjadikan dia warna tersendiri dalam hubungan. Kata teman saya Andi, asal jangan kelunturan saja.
Pemahaman ini sangat sulit karena biasa kalau kita tidak suka dengan orang lain, maka lebih baik kita jangan bergaul dengan dia, daripada dikemudian hari jadi berantem. Pemahaman yang sebenarnya adalah seharusnya kita dekat dengan dia, paling tidak dia punya sahabat dan tidak menyakitkan hati sahabat lainnya, walaupun hati kita sendiri sakit adanya.
Semoga Tuhan memberkati kita dalam Kasih-Nya sehingga kita semakin mengerti arti persahabatan, bukan untuk saling menguntungkan melainkan persahabatan menciptakan tanggung jawab besar dalam membangun dunia. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Rasi Bintang

Mengambil arah akan lebih mudah dengan rasi bintang, demikian halnya Tuhan memberi kita petunjuk

Suatu malam, di sebuah pulau di Kepulauan Seribu kami harus menyebrang kebeberapa pulau dalam misi kerja sama sosial untuk memberikan bantuan. Karena ombak dan badai cukup besar kami tidak bisa kembali, terpaksa harus menunggu habis magrib. Kami sempat dijamu makan oleh penduduk pulau Pramuka untuk makan malam. Sehabis makan malam udara cerah sekali, cuma waktu mau jalan ternyata GPS kapal kami rusak, mungkin terjadi benturan keras saat mendarat tadi. Saya mencoba membuat kompas darurat dari silet, hasilnya kurang maksimal.
Malam cerah sekali, di atas lagit saya melihat rasi bintang salib atau gubuk penceng. Saya tersenyum lalu bilang ke teman saya apakah lampu batery kita bisa tahan 2 jam. Kata beliau masih bisa bahkan lebih. Terus saya katakan ayo kita berangkat saya tahu arah. Kami berdelapan sebagian besar mereka ragu karena sebenarnya yang paling ahli namanya Raymond, dia yang punya speed boat, kata dia tidak berani karena GPS mati, tapi saya meyakinkan mereka, saya katakan kamu punya boat saya punya kapal, ayo jalan saja.
Walau dengan keraguan hati kami jalan tentu semua hanya bisa berdoa, walau demikian saya dalam hati ragu-ragu juga, apakah saya bisa bawa speed boat tanpa kompas.
Saya cuma membuka diary saya dan memandang ke langit. Tanpa penggaris baringan atau kompas saya mengambil arah barat laut.
Saya mengendarai speed boat dengan kecepatan setengah karena takut salah arah juga. 60 menit kami berlayar dengan arahan rasi bintang dan penuh keragu-raguan. Kalau di darat kami bisa berhenti tanya orang alamat yand dituju kalau di tengah laut mau tanya siapa.
Hatiku mulai ragu juga jangan-jangan saya salah. Saya berdoa terus, sambil bernyanyi bersama, dan tentu ada lagu Tuhanlah Gembalaku. Teman-teman ikut bergembira sampai lupa apakah arah kita benar atau salah, saya juga ikut bergembira sebab kalau aku ragu nanti mereka cemas.
Saya coba mempercepat kecepatan supaya hati tidak ragu, 30 menit kemudian waktu hampir jam 22.00 WIB. Sama-samar bintang mulai tertutup awan, tapi aku bersorak dalam hati karena dari jauh aku bisa melihat lampu Tanjung Priok. Teman-teman semua bersorak bahkan memeluk aku dan memuji kehebatan aku membawa speed boat dalam kegelapan.

Pertengahan tahun lalu saya bertemu beberapa teman. Dalam makan malam bersama, sungguh lucu entah siapa yang mulai kita lalu bercerita tentang malam itu, lalu cerita melebar, mereka semua ingin cerita tentang bagaimana saya bisa menentukan arah padahal malam begitu gelap gulita, hadir Raymomd, salah seorang director di Mitshubishi beliau pemilik kapal saat itu, lalu saya katakan sederhana sekali saya lihat bintang salib, kakinya menunjuk 0 derajat arah Selatan, semua senang mendengar cerita saya.
Rasi Bintang memang luar biasa. Jaman dahulu kala para pelaut tidak ada kompas atau GPS. Mereka hanya pakai arah bintang. Tuhan sebenarnya sudah mengatur semuanya tentang kebutuhan kita.
Sebenarnya, kalau kita mau sedikit merenung masalah apapun yang kita hadapi pasti ada petunjuk jalan keluar, tinggal bagaimana kita pintar-pintar membaca rasi bintang dalam hati kita. Petunjuk Tuhan selalu ada seperti halnya bintang-bintang di langit. Tuhan memberkati. Salam dan doa.