Berbahagialah kita yang diberi kesempatan berlalu-lintas, di sanalah ada suka-cita karena kita akan memberikan apa yang Dia butuhkan (Adh)
Setiap hari pulang kantor saya selalu mengeluh perihal macet, kapan ya jalan tidak macet, tetapi kadang kala ada isu demo, jalan tol sepi, saya bertanya aneh, kenapa jalan begini sepi ! Beberapa kebiasaan saya di atas mobil, kalau tidak tidur, ya menulis, buka note book, main game, kadang-kadang melamun atau bercerita dengan sopir atau mendengar musik ringan dan instrumental. Suatu hari, Jumat sore saya pulang kantor menjelang magrib Begitu keluar kantor macetnya sudah tidak ketolongan Padahal hari itu capai sekali, pinginnya tidur, tapi tiba-tiba telepon saya bordering. Yang telpon orang penting, yaitu wakil gubernur. Beliau adik kelas saya, kami ngobrol asyik, lupa kalau sedang kena macet. Di penutupan pembicaraan saya bilang sedang bermacet ria di Tol Tanjung Priok. Beliau menyahut “sama donk” kami berdua tertawa. Ternyata saya juga sudah lepas dari kemacetan, jadi artinya kami berbicara lama sekali.
Beberapa menit berlalu saya ingin tidur, masuklah telepon lagi dari Pastor Gabriel Maing, OFM. Beliau setelah pensiun dari Dirut Vincentius Putra, sekarang beliau Direktur Panti Asuhan Santo Yusuf di Puncak. Dia lagi komplain karena kena macet di daerah Cawang. Kata beliau suruh lapor Gubernur, kalau jalan macet karena beliau sudah 3 jam kejebak. Saya tertawa terus saya bilang bahwa itulah Malaikat Gabriel, yang selalu kalah sama Malaikat Michael (Malaikat bahagia dalam Film The Legion). Beliau tertawa, katanya benar sekali itu akan jadi kotbah beliau hari Sabtu dan Minggu ( beliau merangkap Kepala Paroki Hati Kudus ). Karena ingat kata-kata saya tentang Malaikat Michael bahwa : “Engkau memberikan apa yang Tuhan inginkan, tetapi aku memberikan apa yang Dia butuhkan” demikianlah aku disebut bahagia. Kami tertawa riang sekali. Kami mengakiri pembicaraan dengan agenda besar pada Jumat, 11 Oktober 2013 jam 18.00 saya dan 230 anak panti akan buat acara di MGK, Kemayoran, Jakarta Pusat. Gabung ya bagi anda yang sayang anak!
Lalu lintas ini sama dengan kehidupan kita, karena kalau terlalu padat apapun terjadi pasti macet komunikasinya. Lalu, saya memperhatikan telepon saya, ternyata ada lebih 15 missed call. Salah satunya dari istri saya, pasti kena marah deh, lalu saya telepon kembali dan atur acara akhir pekan. Bagaimana kalau Jakarta tidak macet? Katanya kalau tidak macet tanda ekonomi tidak bergerak, tetapi saya merasa bahagia berada di jalan, karena banyak memberi inspirasi dalam hidup saya, Berbahagialah kita yang diberi kesempatan berlalu-lintas, karena disanalah ada suka-cita bersama. Kita bersyukur, karena ada jalan keluar walau semacet apapun dan sampai ketujuan dengan selamat. Inilah sumber suka cita yang saya maksudkan. Kemacetan parah memang menjengkelkan, sedih bagi supir taxi yang tidak berpenumpang, habis bensin tapi tidak narik penumpang. Dalam kemacetan komunikasi seharusnya kita ibaratkan jadi Sopir taxi yang ada penumpangnya, karena tidak ada kesedihan, tidak ada kekhawatiran, dan tidak ada kekecewaan.
Semoga kita diberikan kekuatan dalam menghadapi kemacetan lalu lintas komunikasi kehidupan. Demikian halnya dalam keluarga, dimana suami-istri, anak-anak dan saudara-saudara mustinya saat kemacetan lalu lintas komunikasi pasti ada suka cita. Cerita diatas memberikan kita kekuatan. Lakukanlah itu. Tuhan memberkati dan melindungi sahabatku semua. di mana ada masalah disana pasti ada peluang untuk berbahagia, karena kita bisa memberikan apa yang Da butuhkan dari kita, hanya pada saat kemacetan parah dalam lalu lintas komunikasi. Sebagai contoh saja, kalau saya macet bicara dengan istri, disanalah kesempatan saya berbuat sesuatu buat dia, dan upah saya adalah bahagia bersamanya. Salam dan doa.





