Citra sebuah perusahaan bukan dimulai dari keberhasilan operational melainkan keramahan dan peran front office (Adh)
Tengah malam saya memasuki Hotel Nirwana Resort. 3 orang front office keluar dari meja dan memberi salam sambil membungkuk dan menyapa nama saya dengan tepat sekali, seakan menyambut sahabat yang sudah lama tidak jumpa, padahal saya sendiri hampir tidak mengenal mereka. Terpesona dengan pelayanan mereka apalagi ditawarkan minuman hangat dan handuk basah saya tertegun sekali. Saya lebih senang lagi tatkala saya diberikan fasilitas up grade dari junior suite menjadi suite room. Malam ini saya tidur dengan nyenyak dan senyum lebar. Saya bangun subuh karena akan bermain golf di Nirwana. Begitu bangun kami sudah mendapatkan pelayanan istimewa. Sampai kami selesai main golf semuanya dilayani dengan istimewa. Apalagi bisa pulang dengan membawa piala.
Citra sebuah perusahaan bukan dimulai dari keberhasilan operational melainkan keramahan dan peran front office. Saya sepakat sekali karena dengan adanya pelayanan front office, maka orang akan mengenal awal citra perusahaan kita, termasuk operator telephone yang menerima telepone dari luar dengan sopan dan santun. Saya ingin sekali menciptakan suasana perusahaan kami menjadi yang terbaik, supaya bisa tampil di dalam persaingan usaha dengan baik. Hari ini saya kembali ke Jakarta dengan penerbangan Garuda dari Denpasar. Walaupun Airport baru masih semrawut, tetapi petugas ground handing bertugas sangat cekatan dan baik sekali. Sampai saya duduk di atas pesawat dan menulis kisah ini. Semua pramugari melayani dengan sangat baik.
Dalam hati saya berfikir tentu HRD departemen bekerja keras mendidik personil sampai mereka semua bisa melayani dengan baik, berdandan dan tutur kata yang sopan seraya bisa menyapa tamu dengan baik sekali. Hal ini tentu tidak terlepas dari kepemimpinan para Direksi dan Manager, serta penggerak usaha. Karena bekerja dan berusaha memang membutuhkan pelayanan untuk kepuasan pelanggan. Diri kita juga masing-masing tidak terlepas dari sebuah pelayanan. Mungkin kita sendirilah yang menjadi front desk menyambut para tamu, saudara, keluarga yang datang kepada kita. Bagaimana kita bisa menciptakan personaliti keramahan dan suka cita menyambut kedatangan mereka seperti melepas sebuah kerinduan yang sudah lama sekali tidak berjumpa. tentu saya yakin kita akan mendapat balasan sambutan yang hangat, tetapi yang terpenting adalah adanya suka cita yang besar bagi kita dan bagi keluarga, sahabat dan handai taulan.
Sekarang bagaimana halnya kalau kita menyambut Tuhan yang hadir di hati kita. Pernahkah terpikir agar kita bisa mempersiapkan Tuhan hadir dalam hati kita. Apakah kalau kita berduka, bersusah hati, marah, dan benci, bisa menyambut Tuhan? Saya rasa kita bisa menjawab sendiri. Permasalahannya bahkan seharusnya justru kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk mempersiapkan hati nurani dan jiwa yang indah saat menyambut Tuhan atau saat kita bertemu dan bertatap muka dengan Tuhan. Tuhan melindungi dan menyayangi kita. Saat kita jauh dari-Nya, tetapi DIA menyambut kita dengan pelukan hangat seperti pelukan seorang ayah kepada anak-anaknya. Salam dan doa.









