Monthly Archives: August 2012

Orang Tua

Yayasan Dharma Wulan, Wulan itu yang anggotanya terdiri dari Warga Usia Lanjut. Luar biasa kakek dan nenek yang mengurus Yayasan ini. Coba saja anda ke Sentul Selatan masuk di Gedung Dharma Wulan. Di sana anda tentu akan terheran-heran, karena anak muda pasti tidak seseru ini situasinya kalo pada ngumpul bareng. Salah satu syarat menjadi anggota Wulan adalah usia melebihi 50 tahun. Saya sendiri sudah 3 tahun menjadi anggota Wulan.
Terlepas dari kegiatan Opa-Oma dalam mengisi hari tuanya dengan kegiatan, kita bisa melihat bahwa suka atau tidak suka suatu saat kita akan menjadi orang tua seperti Opa-Oma ini.
Berbicara tentang Orang Tua, maka kita bisa juga berbicara beberapa hal mulai dengan pengertian memang orang sudah tua, atau orang tua kita (ayah, ibu, kakek, nenek) atau orang yang dituakan. Tetapi jika menyandang gelar orang tua (seperti group Orang Tua ) maka kita akan teringat beberapa nasehat :

1. Barang siapa tidak menghiraukan orang tua, maka dia akan punah.
2. Kalau sudah tua maka pinggang kita diikat lalu dibawa kemana-mana.

Poin pertama pandangan itu diberikan kepada orang muda agar merawat orang tua. Sedangkan yang kedua agar orang yang sudah tua agar tau diri, bahwa kemana-mana kita seperti bayi nurut wae jadi jangan menyusahkan anak dan cucu.
Romi, sebut saja seorang pengusaha baru dengan istrinya Juli. Mereka baru saja bertengkar besar. Permasalahannya mertua Juli, yang sudah jadi Opa dan Oma akan pindah masuk tinggal bersama mereka. Juli keberatan karena dulu sehabis kawin mereka tinggal bersama lebih 10 tahun dengan Papa Mama Romi di RMI (Rumah Mertua Indah). Tiada hari tanpa pertengkaran. Semua yang dilakukan Juli salah. Kini, setelah 10 tahun trauma ini akan berulang. Apa lagi usia mereka sudah 70-an tahun. Juli berpikir mereka tentu lebih bawel lagi .
Romi bersikeras karena adik-adiknya juga tidak mau merawat orang tuanya karena bawel. Pilihan rumah jompo bisa saja, tapi hati kecil Romi tidak sampai hati.
Sungguh dilema. Pertengkaran terus terjadi antara Romi dan Juli kendati akhirnya di putuskan Opa dan Oma masuk rumah mereka. Namun sungguh aneh. Kehidupan yang dibayangkan Juli bertolak belakang. Kini, hidup di rumah Romi dan Juli berubah total, baik suasana, kebersihan, hubungan antara opa-oma dan cucu cucu. Semua penuh suka cita. Setahun lewat bisnis Romi meroket sehingga mereka mengambil keputusan membeli rumah lebih besar di Puri Indah. Dari rumah 100 meter sekarang menempati rumah 800 meter persegi. Mobil pun sudah ganti mobil mewah.
Romi sangat aktif membantu gereja. Juli dan orang tuanya dari keluarga muslim. Bulan puasa opa-oma tetap puasa bahkan kadang-kadang Romi juga puasa katanya biar diet.
Sumber suka cita kadang-kadang abu-abu bahkan hitam dan tidak terlihat. Malah kadang-kadang menakutkan. Tapi, salah satu cara untuk menemukan kebahagiaan adalah melalui Orang tua. Kita menghormatinya selama masih hidup. Kita menjaganya saat tua. Kita mengenangnya saaat sudah tiada.
Saudara kita yang di Muslim sangat percaya bahwa kalau tidak menghormati orang tua maka puasanya saat itu juga batal.
Kalau di Cina, yang disebut kekasih (Ai Ren) bukan pacar, melainkan papa mama atau orang tua, jangan keliru.
Salam suka cita. Doaku buat orang tua semuanya. Kiranya suka cita besar mengisi hari hari tua.

Spirit of Sharing

Damai dan bahagia untuk hari ini,
Koran Kompas Jumat 20 Juli 2012 halaman 22 ada iklan Seibu dengan judul “Spirit of Sharing”. Tentu saja semua iklan pasti menginginkan banyak pembaca, dengan banyak yang membaca, maka diharapkan semakin banyak orang yang dipengaruhi dan akhirnya bisa merubah suatu keinginan dari kebutuhannya.
Di tahun 90-an dalam suatu sharing di Pertemuan KPRMKT/Unit Kerohaniaan Katolik Trisakti di Puncak saya jadi pembicara di hadapan sekitar 400 mahasiswa termasuk yang baru diwisuda dan yang akan diwisuda. Dalam acara tersebut saya sampaikan selamat kepada para sarjana baru dari kelompok KPRMKT agar terus membantu adik-adik mahasiswa Katolik yang masih di kampus. Lalu, di akhir pembicaraan saya sampaikan bahwa pelajar dan pembelajaran itu tiada henti-hentinnya. Sekarang anda lulus dari Trisakti. Istilah saya yakni lulus dari FORMAL university/institusi, maka sekarang tiba saatnya anda memasuki informal institusi yang saya sebut dengan University Of Life. Salah satu mata kuliah yang terpenting dalam Universitas Kehidupan kita adalah “Spirit of Sharing”
Selama hidup kita di dunia, kita tidak mungkin terlepas untuk belajar dan belajar dan belajar mencintai. Salah satu bagian dari belajar cara mencintai adalah “Sharing”
KAJ juga tidak kalah dalam tema Paskah baru saja “Diutus untuk Berbagi”. Tentu saja bukan bagi-bagi uang, tetapi bisa berbagi cinta dan berkat. Tetapi, di dalam berbagi tidak semuanya yang indah-indah. Ada juga yang susah dan berbeban berat.
Masih ingat tulisan saya yang lalu “Bencilah Aku Tapi dalam Cintamu”. Suatu sharing yang paling sulit adalah merubah benci jadi cinta (kalau lagu BM yang sahdu, Kau yang dulu aku cintai, kau merubah cintaku jadi benci).
Mengapa sharing memiliki kekuatan dalam kehidupan? Sifat Roh dalam tubuh manusia adalah pencarian akan cinta sejati. Demikian diungkap dalam film The Legion, dikatakan oleh Malaikat Michael kepada Gabriel ”Engkau memberikan apa yang Dia inginkan, tapi aku memberikan apa yang Dia butuhkan, dan sebagai imbalan kesemuannya itu aku menjadi Bahagia”.
Imbalan sharing memang bahagia. Bila hidup berbagi, maka Roh akan ber suka-cita dan tubuh menikmati kebahagiaan.
Aku ingin berbagi!

Cintaku, damaiku, bahagiaku.

Kartu Truf

Selamat penuh berkat
Permainan kartu Bridge adalah sebuah permainan yang sangat unik. Sedemikian istimewanya sampai bisa diangkat menjadi suatu olah raga. Sampai ke tingkat Olimpiade. Mengapa demikian menarik permainan ini yang harus dimainkan 4 orang ? Salah satunya yaitu adanya “kartu truf “. Kartu yang memiliki kuasa terhadap kartu lain walau dirinya paling kecil tapi kekuasaannya bisa mengalahkan AS, yang paling berkuasa.
Bagi pemain kartu Bridge bisa duduk tiga hari tiga malam saking asyiknya. Apalagi kalo di Manado!!! Para pastor, dokter, pengacara, polisi semua bisa hobby main Bridge (Bagaimana kalau olah raga ini kita galakan di Gereja, bisa jadi anjang permainan menarik). Hal-hal yang memberikan nilai sportivitas adalah :

1. Negosiasi untuk mendapatkan suatu permainan.
2. Menempatkan permainan pas atau over sehingga melalui perencanaan yang matang.
3. Trik mengalahkan musuh dengan mengunci, bertahan bahkan bisa memotong dan kadang menjatuhkan lawan dengan karti truf.

Dalam kehidupan rohani, kita juga selalu melalui negosiasi, tawar- menawar, dan akhirnya ada kalah ada menang. Sebenarnya di dalam diri kita ada sesuatu yang kecil sekali namun bisa mengalahkan yang besar dan kuat. Ibarat kartu truf, yang jarang sekali kita gunakan dalam hidup yaitu “hati kecil”
Saya tidak menemukan kata lain, tapi semua manusia memilikinya, tapi kebanyakan tidak menggunakannya. Manusia lebih mau menggunakan rasio logika, perhitungan matematika, untung rugi sampai ke pertimbangan hidup.
Kalau iman sebesar biji sesawi bisa memerintahkan gunung, maka hati kecil bisa menimbun jurang. Karena menggali jurang adalah pekerjaan sekaligus membuat gunung pindah.
Salah satu contoh konkrit. Di Alabama seorang anak usia 15 tahun tanpa kaki dan tanpa tangan tapi bisa mengemudikan pesawat. Hee Ah Lie dari Korea bisa bermain piano walau tak memiliki jari tangan dan tidak memiliki kaki. Mengapaa mereka bisa? Mengalahkan handicap mereka ini yang menjadi jawabannya. Kapan kita orang bukan cacat bisa. Memanfaatkan kartu truf kita termasuk mengalahkan takdir (yang paling berkuasa).
Jadi dalam hidup sesulit apapun, mari kita pakai kartu truf kita sebagai pertahanan terakhir mengalahkan kesulitan, penderitaan, penyiksaan, penghinaan, penistaan, dendam, dan kebencian.
Damai selalu bersamamu.

Guru dari Surabaya

Seorang sahabat karibku mengirim sebuah lagu lewat BBM judulnya “Indah rencana-Mu”. Hampir setiap hari aku mendengarnya. Sebab lagu itu kujadikan ringtone di handphone, sebagai alarm setiap pagi untuk membangunkanku. Sebagai pembuka kidung-kidung yang mengawali doa pagiku. Bahkan kadang sebagai musik penghantar tidurku sampai ke peraduan mengiringi mimpi-mimpiku sampai fajar merengut pagi.
Beberapa bulan lalu aku ke Surabaya. Aku menyempatkan diri makan Lontong balap, makanan khas Surabaya yang menjadi kegemaranku (di Jakarta tidak ada). Jualannya persis di depan sekolahku SMA Frateran. Aku memandang gedung sekolah yang sudah cukup tua (didirikan tahun 60-an). Sekilas lewat seorang ibu tua sekali, masih memikul tas cukup berat memasuki Gedung Gereja Santa Perawan Maria Jalan Kepanjen, samping persis sekolahku (aku mau cari toilet sehabis makan).
Aku mencoba menghampiri nenek tua ini. Rasanya aku kenal. Memang aku kenal karena 3 tahun bersama dia. Ia mengajarku. Ia guruku. Guru Kimia. Orang yang cukup dekat denganku. Aku mendekatinya. Aku membelainya. Matanya sudah rabun. Badannya kurus kering tapi masih memikul beban berat jualan kue dan krupuk. Timbul sifat nakalku menggodanya dengan mengagetkannya, tapi dia tidak terlalu terkejut (mungkin sudah agak tuli -aku juga sekarang agak budeg-kurang pendengaran).
Dia coba memandangku dengan menatap wajahku. Semenit kita saling memandang tapi kelihatan dia sudah lupa. Aku kasihan juga membuatnya berpikir. Akhirnya aku memperkenalkan diriku. Dia tidak banyak berkata-kata tapi airmatanya keluar dan senyumnya menghias wajahnya. Lalu aku mengajak duduk dan mulai bercerita dan kita bernostalgia. Hal yang menarik adalah dia mengatakan bahwa sungguh indah hidup ini baginya. Busyet dalam hati aku mikir kok lagi susah dan tua masih bekerja tapi masih bisa mengatakan sungguh indah hidup ini. Setelah beberapa saat berbincang akupun meninggalkannya sembari tidak lupa kusisipkan sedikit buat beliau.
Tapi sampai pulang kembali ke Jakarta aku masih mengenang kata-katanya : “Sungguh indah hidup ini”. Aku belum bisa mengerti, bahkan lagu ” Indah RencanaMu ” yang setiap hari kudengarpun tidak bisa menjelaskan. Lama-lama daripada aku pusing aku coba melupakannya. Biar aku urus diriku, siapa tahu dalam hidupku juga indah adanya.
Kemarin dulu aku ke Surabaya berdua dengan pak Soetadi sahabatku. Mulai dari booking tiket, hotel, dan lain-lain ada masalahnya. Tapi, untungnya di atas pesawat Garuda duduk berdampingan dengan Jupe (Julia Perez) dan pulang kembali ke Jakarta dengan penuh suka cita. Dalam hatiku aku di berkati karena naik pesawat duduk di no 1. Dapat hiburan cerita-cerita Jupe. Semua kerjaan lancar. Dalam hatiku berbisik memang Indah rencana-Mu Tuhan di dalam hidupku !!
Tapi apa yang dialami guruku, walau sudah tidak menjadi guru dia tetap menggurui aku. Walau aku tak mengerti tapi membuat hatiku bergetar. Aku merasa indah hidupku, karena aku hidup senang, dipenuhi segalanya. Bagaimana dengan saudara-keluarga-sahabat dan manusia lainnya yang hidup susah, seperti guruku. Di hari tuanya masih harus mencari sesuap nasi. Di saat mata rabun, tubuh renta, telinga tuli masih mengatakan hidup ini sangat indah (bukan indah tapi sangat indah). Air mata pun tidak bisa melukiskan.
Sampai pagi ini pun aku tidak mengerti. Hidup ini memang indah tergantung siapa yang mencintai Tuhan tidak perlu menunggu waktunya (indah pada waktunya ) tapi sekarang juga memang indah bagi orang yang hidup dalam KasihNya. Indah rencana-Mu Tuhan di dalam hidupku!! Walau aku tak mengerti apa yang terjadi, tapi hatiku tetap bernyanyi, suka-duka, susah-senang, untung malang bukan lukisan hidup, tapi hanyalah kiasan dan bingkai hidup, dengan demikian semua menjadi indah adanya.
Tuhan memberkati semua guruku di mana kapan dan rentang waktu. Terima kasih guruku dan siapa saja yang mengguruiku. Terima kasih sahabatku yang mengirimkan aku lagu Indah rencana-Mu Tuhan (yang juga membaca tulisan ini). Terima kasih semua sahabat, teman kantor, teman sekolah, teman gereja. Teman di mana saja. Kalian semua adalah GURUKU, istriku, anakku, cucuku, mantuku, besanku. Kalian semua guruku.

Pembantu Rumah Tangga

Salam bahagia,
Anak keduaku Dirga dan istrinya Intan, cucu paling besar Freyja Calissta dan yang kecil Aurelia Iris dan kini menantuku sedang mengandung anak ketiga. Mereka tinggal di Melbourne Australia. Dalam kehidupan sehar-hari anakku kerja dan istrinya jaga anak-anak di rumah sekaligus membersihkan rumah, mencuci baju dan jadi sopir. Aneh kok tidak mau pakai pembantu rumah tangga (Maid)? Jawaban memang tidak boleh, karena menurut undang-undang di bawah negara Australia bahwa pembantu itu termasuk tindakan perbudakan dan sanksinya berat.
Pembantu rumah tangga (PRT) di Indonesia lain ceritanya. Undang-undang untuk mengaturnya belum ada. Orang mau pakai berapa saja boleh, asal bayar bahkan ada yang suka menyiksa (masih seperti jamannya kekaisaran Romawi).
Tetapi sungguh berbahagialah mereka yang hidup di Asia, khususnya di Indonesia. Kita semua masih boleh memakai PRT dan tidak perlu merasa melanggar hukum seperti di Australia.
Memasuki masa puasa dan mendekati lebaran, semua ibu rumah tangga pasti dag dig dug. Mengapa? Hampir semua PRT akan mudik (dan mungkin tidak kembali). Pemerintah daerah pun pusing. Sebab lalu lintas mudik membuat masalah musimam yang aku. Transportasi bermasalah. Jalan di Pantura macet. Penyeberangan tersendat. Jakarta pun sepi. Buat para ibu yang amat bergantung pada PRT, bisa menggunakan jasa Infal (pengganti pembantu antar waktu, kaya anggota parlemen saja- asal bayar doble)
Manusia, memang mahluk istimewa, karena ingin melayani tapi juga ingin dilayani. Di jaman dulu bahkan kekayaan seseorang dinilai dari banyaknya pembantunya.
Bagi kita tidak ada kata lain selain Terima Kasih. Selama setahun penuh kita dilayani oleh pembantu kita. Saat puasa dan lebaran mereka akan pulang kampung. Bersilaturahmi, beranjangsana dan bertemu keluarganya di kampung. Tentu sebagai ungkapan terima kasih buat mereka bisa bermacam-macam. Mulai dari THR, hadiah, ajak jalan-jalan ke Dufan, Taman Mini atau membelikan pakaian atau hadiah. Semuanya itu sebagai ungkapan terima kasih sekaligus membuat mereka nyaman bersama kita. Buat Pembantu yang tidak memiliki keluarga (yatim piatu) mungkin perlu lebih diistimewakan.Bagi keluarga yang tidak memakai jasa PRT hal ini tidak terlalu istimewa, dan sudah biasa dikerjakan semuanya sendiri.
Keuskupan Agung Jakarta pernah mengajak seluruh umat Katolik di Jakarta untuk memberi sedikit perhatian lebih kepada Pembantu Rumah Tangga. Bagi Pembantu yang sudah bekerja diatas 5 tahun, kondisinya lain lagi. Di mana hubungan sudah seperti keluarga. Alkisah suatu saat ada keluarga di lingkungan. Mereka mengantar pembantunya pulang kampung (dan tidak kembali lagi karena akan kawin). Di airport suasana haru sekali semua menangis berpelukan seperti perpisahan dengan keluarga dekat.
Kasih Tuhan, juga di pancarkan melalui pelayanan PRT buat kita. Rumah bersih, pakaian bersih, makanan tersedia sungguh merupakan berkat luar biasa.
Semoga para keluarga mau meluangkan sedikit perhatian sebagai ungkapan terima kasih, syukur dan berkat yang kita terima dari para Pembantu Rumah Tangga
Tuhan memberkati dan melindungi kita semua.

BLIND SPOT

Semua penyanyi profesional memiliki pelatih. Bahkan, penyanyi sehebat Agnes Monica sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Agnes-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut (terutama latihan menari juga)
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Agnes Monica butuh pelatih kalau jelas-jelas dia lebih hebat dari pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Agnes Monica butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang TIDAK DAPAT dia LIHAT SENDIRI.
Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan “BLIND SPOT” atau “TITIK BUTA”. Kita hanya bisa melihat “BLIND SPOT” tersebut dengan bantuan orang lain.
Dalam hidup, kita butuh pemimpin untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser. Kita butuh orang lain menasihati, mengingatkan, bahkan menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang bahkan kita tidak pernah menyadari. KERENDAHAN HATI kita untuk menerima kritikan, nasihat, dan teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.
Kita bukan manusia sempurna. Biarkan orang lain menjadi “mata” kita di area ‘Blind Spot’ kita sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat dengan pandangan diri kita sendiri……..(Kiriman seorang sahabat dari Denpasar Bali )
Saya sangat setuju dengan ilustrasi tadi, dan saya menyampaikan bahwa sebenarnya Tuhan menempatkan Malaikat untuk menutupi kelemahan-kelemahan kita, sehingga setiap sudut-sudut kelemahan kita ada Malaikatnya. Jadi, melalui mata sahabat, pandangan teman, nasihat orang tua, bimbingan pelatih, pelajaran dari seorang guru, di sana Malaikat ada (Guruku Malaikatku-tanpa dia tak adalah aku, terima kasihku buat semua guru-guruku)
Semoga Kasih Karunia Kristus, sumber suka cita Roh Kudus dan Cinta Kasih Bapa menaungi kita semua di pagi hari ini.

G O L F

Aku mengayunkan tongkat golf no. 9 di Hole ke-4 Padang Golf Soewarna, Cengkareng.
Pukulan par 3 dengan jarak 110 meter, bola jatuh di green namun masih jauh dari Pin karena kecepatan angin melawan diatas 20 km/jam dari arah utara ke barat dan bolaku harus melawan angina. Syukur masih jatuh di green dengan jarak 10 kaki ke arah lobang. Aku cuma bisa berharap dapat score PAR, namun hari ini mujur sekali karena saat pukulan Put dari jarak 10 kaki bola langsung masuk lobang dan aku menempatkan score birdie. Lumayan terhibur karena membantu score di hole 2 karena aku mendapat score double boogie.
Itulah permainan golf, indah penuh dinamika dan sungguh membuat seorang pegolf atau Golfer jatuh hati pada permainan ini. Apalagi masuk di lapangan yang indah pemandangannya.
GOLF ada yang menyebut Games of leisure and fun. Ada yang bilang Games of life future dan macem-macem istilahnya. Saya mengenal golf di awal tahun 1990. Golf banyak merubah hidup dan pandangan saya. Golf adalah satu-satunya olah raga yang tidak ada musuhnya, karena musuh pemain golf adalah dirinya sendiri.
Golf penuh dengan etika, kesopanan, dan keanggunan. Golf ada hukum -by law dan konstitusi aturan Golf, ada rule, dan aturan main. Di mana kita masuk di lapangan dengan luas 200 ha, padang rumput hijau melebar di hadapan kita. Gunung, laut, dan kadang danau dan sungai menjadi pemandangan kita.
Seperti hidup kita, permainan golf pun penuh dengan tantangan. Semua harus diatur dengan manajemen yang rapi. seorang Golfer harus betul-betul menguasai emosi dan kondisi mental bahkan spiritual.
Golf itu memiliki hubungan erat sekali dengan kehidupan Rohani karena melalui golf kita diajarkan :

· Saling menghormati – gentlemen
· Jujur dan setia
· Selalu membuat senang setiap pemain
· Memiliki kekuatan lahir batin

Sungguh suatu kebahagiaan besar bagi orang yang bisa menikmati Golf. Tuhan memberkati. Salam Golf.

Malam Midodareni

Selamat pagi indah,
Kemarin sore, jam menunjukkan 19.30 sehabis pesta perkawinan di Hotel Mulia Senayan. Saya dan istri buru-buru menuju Hotel Haris, Mal Kelapa Gading. Kami menginap di sana karena tadi malam anak perempuan kakak saya tertua akan menikah hari ini. Jadi, tadi malam kami sekeluarga bersama keluarga besar lainnya berkumpul merayakan malam wididaren atau midodareni atau malam bidadari.
Saya mencoba searching tradisi ini tapi tidak dapat yang tepat. Ada tradisi Jawa yang muncul pada abad ke-11 pada masa masuknya agama Islam. Ada juga tradisi Cina. Kebiasaan membuat upacara Midodareni dilakukan di sejumlah tempat. Ritual utama adalah memberkati pengantin wanita. Keluarga mendandaninya sedemikian rupa sehingga cantik seperti bidadari sehingga malam ini disebut Midodareni.
Dalam Tradisi Cina biasanya ada upacara khusus bagi kemanten Pria. Sedangkan pengantin wanitanya dipingit dan tidak boleh jumpa orang. Untuk orang yang kaya atau bangsawan, penganten wanita hanya dilayani oleh dayang-dayang. Mereka merawat badan, lulur dan spa. Pokoknya dilayani seperti bidadari sampai hari di mana dia dijemput. Beberapa negara hanya melakukan pesta kawin saja. Ada juga istilah anak muda bachelor farewell atau istilah melepas bujang.
Pada intinya malam bidadari adalah penuh dengan DOA dan penghiburan. Sebab keesokan harinya pengantin wanita akan memasuki kehidupan baru, dunia baru, keluarga baru dan semua serba baru. Ia tentu perlu adaptasi. Doa juga untuk menghantar agar keluarga baru memiliki keturunan yang baik, sehat dan penuh suka cita.
Saya menikmati beberapa makanan kecil, karena semua keluarga bersuka cita, menyanyi dan menari. Kasihan juga karena pengantin harus bangun subuh untuk dandan. Apa boleh buat harus menahan kantuk sampai acara selesai. Aku memeluk keponakanku yang cantik pada malam ini mengiringi dengan DOA dan mengharap agar Tuhan memberkati mereka dalam memasuki bahtera rumah tangga.
Semoga malam Midodareni juga mengingatkan kita selalu dalam kehidupan berumah tangga. Kita mengembangkan cinta yang kita peroleh dari Tuhan. Kita mengajak anak cucu juga agar penuh suka cita dan damai sejahtera. Salam bidadari

BUNGA

Salam damai sejahtera,
Aku pulang dari Surabaya lebih awal karena anak, mantu dan cucu-cucu mau balik ke Melbourne. Jadi, setelah mendarat kita sempat bercengkerama di Hoka-hoka Bento. Setelah mereka check in, aku pulang ke rumah. Sebenarnya capek luar biasa, tapi aku agak memaksakan diri. Apalagi sabtu minggu ini acara padat luar biasa. Sesampai di rumah agak. sedikit terhibur karena dinginnya AC dan Anggrek Bulan (Deundrobium sontania) warna ungu lengkap dengan daunnya ada 5 tangkai dengan masing-masing ada 12 kelopak bunga segar. Bunga segar ini adalah hadiah ulang tahunku dari seorang sahabat. Kalau dihitung sudah 45 hari sejak 1 Juni lalu, tapi masih segar.
Aku tersenyum sendiri namun senang sekali, karena ada peribahasa begini bunyinya “Layunya bunga sehari dipandang sama dengan 100 tahun umur persahabatan”. Nah, kalau 45 hari sama dengan 4500 tahun persahabatan. Arti simbol kekekalan persahabatan. Terima kasih Tuhan sungguh indah Kasih setia-Mu. Karena itu bolehlah aku mengatakan “Sesungguhnya, bunga-bunga yang mekar di pagi hari, mereka ingin menyapa-Mu dengan suka cita sekaligus menyampaikan kesungguhan Tuhan mau menyenangkan hati anak-anak-Nya”

Bunga identik dengan cinta
Bunga lambang persahabatan
Bunga bisa bicara (say it with flower )
Bunga itu wangi
Bunga itu cantik
Bunga itu anggun
Bunga itu segalanya
Sekaya-kayanya Daud, dia tidak bisa membuat baju secantik bunga Anggrek Bulan ( translate Bible 4421)

Banyak anak-anak perempuan suku Tionghoa yang diberi nama Hoa Hwa atau bunga. Dengan berbagai macam bunga tapi ada yang mengatakan jangan dikasih nama Bunga nanti cepat layu. Sehingga keluarlah pepatah bahwa 1 hari bunga sama 100 tahun umur persahabatan atau cinta.
Aku masih melamun memandang bunga anggrekku, sungguh indah dan menarik. Bunga sebagai ikatan doa. Di gereja penuh bunga untuk membuat hati umat senang dan tekun dalam doa. Di pesta perkawinan memajang bunga (kalau di hotel bisa sampai ratusan juta bahkan milyaran untuk menghias ruang pesta). Tujuan utama hanya untuk menyenangkan tamu-tamu yang hadir. Bunga juga ada di kuburan dan rumah duka untuk memberi penghiburan buat yang berduka. Bunga di mana-mana untuk Cinta.

Salam bunga buat semua sahabat.
Cintaku, Bungaku, Damaiku.

PUASA

Kita menanti bedug sore untuk buka puasa bagai menanti orang yang kita rindukan. Demikian ungkapan seorang sahabat saat menanti buka puasa di hotel berbintang lima di Jakarta. Sebentar lagi saudara-saudara kita umat Islam akan menunaikan ibadah puasa. Suatu proses iman yang sungguh indah dan penuh berkat. Sebulan penuh akan digaungkan suara Tuhan mengajak kita umat manusia untuk bertobat. Kembali ke fitrah Cinta. Menata kembali tatapan ke masa depan dengan arah Tuhan Allah SWT. Lalu, puncaknya saat Minal aidin walfaidzin مِنَ الٌعَاءِدِيٌنَ وَالٌفَاءِزِيٌنَ mohon maaf lahir dan batin.

Ada 3 sumber kekuatan dalam ucapan di atas :
1. Doa yang mengawali pengharapan dalam kepasrahan.
2. Pengampunan sebagai api pencucian diri seperti kata Mea Culpa, Mea Culpa, Mea maxi Culpa : Aku berdosa Aku berdosa Aku sungguh berdosa. Melalui pengampunan, permohonan maaf Tuhan juga membuka pintu maaf dan pengampunan buat kita
3. Silaturahmi. pengampunan dan maaf tanpa silaturahmi seperti suara yang berteriak teriak di padang gurun. Silaturahmi perlu sekali dilakukan namun tidak perlu dengan harus berjumpa. Indah sekali kalau disampaikan melalui surat. Coba tulis surat buat istri, suami, anak-anak atau sahabat maupun handai taulan sungguh indah. Bisa melalui email, bbm, YM, sms sampai ke telpon langsung. Tali silaturahmi lambang kehadiran Tuhan. Sebab TIDAK ada pertemuan yang KEBETULAN. Setiap pertemuan membawa KESEMBUHAN. Kata temanku paling tidak kesembuhan dari sakit rindu.

Memang memasuki bulan Ramadan, kita yang bukan umat Islam juga membuka mata, hati dan pikiran kita. Karena kadang kala kesombongan dan keangkuhan membuat kita buta. Kealpaan mau melihat yang indah luar biasa dari Tuhan yang tidak kita miliki.
Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa sekaligus mengajak seluruh umat untuk menghormati semua umat yang berpuasa. Kita pun diajak memberikan amal bakti melalui zakat fitrah buat saudara-saudara Islam yang kurang beruntung. Cintaku, Damaiku, Bahagiaku selalu menyertai