Kita menanti bedug sore untuk buka puasa bagai menanti orang yang kita rindukan. Demikian ungkapan seorang sahabat saat menanti buka puasa di hotel berbintang lima di Jakarta. Sebentar lagi saudara-saudara kita umat Islam akan menunaikan ibadah puasa. Suatu proses iman yang sungguh indah dan penuh berkat. Sebulan penuh akan digaungkan suara Tuhan mengajak kita umat manusia untuk bertobat. Kembali ke fitrah Cinta. Menata kembali tatapan ke masa depan dengan arah Tuhan Allah SWT. Lalu, puncaknya saat Minal aidin walfaidzin مِنَ الٌعَاءِدِيٌنَ وَالٌفَاءِزِيٌنَ mohon maaf lahir dan batin.
Ada 3 sumber kekuatan dalam ucapan di atas :
1. Doa yang mengawali pengharapan dalam kepasrahan.
2. Pengampunan sebagai api pencucian diri seperti kata Mea Culpa, Mea Culpa, Mea maxi Culpa : Aku berdosa Aku berdosa Aku sungguh berdosa. Melalui pengampunan, permohonan maaf Tuhan juga membuka pintu maaf dan pengampunan buat kita
3. Silaturahmi. pengampunan dan maaf tanpa silaturahmi seperti suara yang berteriak teriak di padang gurun. Silaturahmi perlu sekali dilakukan namun tidak perlu dengan harus berjumpa. Indah sekali kalau disampaikan melalui surat. Coba tulis surat buat istri, suami, anak-anak atau sahabat maupun handai taulan sungguh indah. Bisa melalui email, bbm, YM, sms sampai ke telpon langsung. Tali silaturahmi lambang kehadiran Tuhan. Sebab TIDAK ada pertemuan yang KEBETULAN. Setiap pertemuan membawa KESEMBUHAN. Kata temanku paling tidak kesembuhan dari sakit rindu.
Memang memasuki bulan Ramadan, kita yang bukan umat Islam juga membuka mata, hati dan pikiran kita. Karena kadang kala kesombongan dan keangkuhan membuat kita buta. Kealpaan mau melihat yang indah luar biasa dari Tuhan yang tidak kita miliki.
Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa sekaligus mengajak seluruh umat untuk menghormati semua umat yang berpuasa. Kita pun diajak memberikan amal bakti melalui zakat fitrah buat saudara-saudara Islam yang kurang beruntung. Cintaku, Damaiku, Bahagiaku selalu menyertai