Terkadang muncul perasaan jemu, jenuh, hitam, pudar jauh dari kebahagiaan yang bisa membuat seseorang atau aku sendiri dapat tersenyum manis, membayangkan mimpi indah, tapi semua itu terlintas hanya pada baying-bayang Fatamorgana pikiran ini (STA)
Sepenggal puisi indah di atas menginspirasi saya menulis sesuatu yang berguna buat kita sikapi dalam kehidupan sehari-hari.Fatamorgana adalah fenomena alam akibat sebuah permukaan datar yang panas dan jatuhnya sinar dengan sudut pandang kecil, yang menghasilkan macam-macam ilusi, seperti air dan benda-benda sesuai pikiran kita.
Fatamorgana merupakan gejala optis, jadi hanya bisa dilihat dengan mata, tidak bisa melalui panca indra lainnya. Kadang kala menimbulkan dampak psikologis, terutama akibat keinginan berlebihan. Fatamorgana bisa juga terjadi karena turun drastisnya tekanan darah seseorang, maka gejala ini bisa terjadi. Istilah lainnya penglihatan. Berbeda dengan mimpi, karena penglihatan ini terjadi saat kita sadar bahkan saat kita sedang berkomunikasi.
Pada suatu sesi rapat kerja di sebuah organisasi (saya hadir sebagai undangan), pimpinan rapat menggebu-gebu menjelaskan tentang program kerja, tetapi lama-kelamaan sepertinya dia sedang berdialog dan matanya menatap ke atas serasa kosong. Saya duduk paling depan. Saya mau interupsi kurang etis rasanya. Sedangkan hadirin lainnya semua asyik menikmati paparannya, tapi buat saya bisa melihat ada sesuatu yang aneh. Saya bisa melihat bayangan aneh di sekitar presenter tersebut. Karena tidak tahan akhirnya saya berdiri sekaligus bertanya. Saya mendekatinya dengan sentuh bahunya. Saat itu juga dia seperti pingsan. Tim medis segera datang memeriksa. Ternyata tekanan darahnya 60-100 dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Celakanya, sekarang saya jadi pusat perhatian karena dianggap sebagai paranormal. Sesungguhnya kejadian ini bisa dijelaskan karena masalah fisik saja. Bisa saja beliau ini kurang tidur dan terlalalu berapi-api dalam menyiapkan materi sehingga harus kolaps karena fisik tidak mendukung.
Suatu keinginan hati terlalu berlebihan memang bisa menimbulkan fatamorgana hidup. Bahkan ia bisa dibawa sampai dalam mimpi. Seperti halnya jatuh cinta kata sahabat saya. Jika hal ini terjadi, perlu kita lebih waspada karena fenomena alam ini bisa membuat kita salah arah. Pengaruh utama adalah dalam pengambilan keputusan abstrak, kesedihan berlebihan, ketakutan berlebihan, dan stress berkelanjutan. Emosi dan marah yang berlebihan dikhawatirkan bisa terjadi jalan pintas membahayakan diri sendiri.
Tuhan memberikan kita suatu kemampuan yang luar biasa, terutama penguasaan diri sekaligus mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Namun, kemampuan ini tidak disadari. Kita lebih suka mencari alternatif lain atau nasehat-nasehat, tetapi lupa bahwa ada Tuhan yang begitu setia mendampingi kita. Termasuk Ia memberikan kita fatamorgana hidup. Bukan untuk menyulitkan kita, tetapi justru menjadi bagian dari penyelamatan hidup.
Semoga kita bisa melihat setiap sisi positif fenomena alam, baik yang terjadi di alam maupun yang terjadi dalam diri kita. Semuanya bisa kita jadikan sumber suka cita dan pemicu kepada kehidupan lebih baik.










