Monthly Archives: November 2012

Fatamorgana

Terkadang muncul perasaan jemu, jenuh, hitam, pudar jauh dari kebahagiaan yang bisa membuat seseorang atau aku sendiri dapat tersenyum manis, membayangkan mimpi indah, tapi semua itu terlintas hanya pada baying-bayang Fatamorgana pikiran ini (STA)

Sepenggal puisi indah di atas menginspirasi saya menulis sesuatu yang berguna buat kita sikapi dalam kehidupan sehari-hari.
Fatamorgana adalah fenomena alam akibat sebuah permukaan datar yang panas dan jatuhnya sinar dengan sudut pandang kecil, yang menghasilkan macam-macam ilusi, seperti air dan benda-benda sesuai pikiran kita.
Fatamorgana merupakan gejala optis, jadi hanya bisa dilihat dengan mata, tidak bisa melalui panca indra lainnya. Kadang kala menimbulkan dampak psikologis, terutama akibat keinginan berlebihan. Fatamorgana bisa juga terjadi karena turun drastisnya tekanan darah seseorang, maka gejala ini bisa terjadi. Istilah lainnya penglihatan. Berbeda dengan mimpi, karena penglihatan ini terjadi saat kita sadar bahkan saat kita sedang berkomunikasi.
Pada suatu sesi rapat kerja di sebuah organisasi (saya hadir sebagai undangan), pimpinan rapat menggebu-gebu menjelaskan tentang program kerja, tetapi lama-kelamaan sepertinya dia sedang berdialog dan matanya menatap ke atas serasa kosong. Saya duduk paling depan. Saya mau interupsi kurang etis rasanya. Sedangkan hadirin lainnya semua asyik menikmati paparannya, tapi buat saya bisa melihat ada sesuatu yang aneh. Saya bisa melihat bayangan aneh di sekitar presenter tersebut. Karena tidak tahan akhirnya saya berdiri sekaligus bertanya. Saya mendekatinya dengan sentuh bahunya. Saat itu juga dia seperti pingsan. Tim medis segera datang memeriksa. Ternyata tekanan darahnya 60-100 dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Celakanya, sekarang saya jadi pusat perhatian karena dianggap sebagai paranormal. Sesungguhnya kejadian ini bisa dijelaskan karena masalah fisik saja. Bisa saja beliau ini kurang tidur dan terlalalu berapi-api dalam menyiapkan materi sehingga harus kolaps karena fisik tidak mendukung.
Suatu keinginan hati terlalu berlebihan memang bisa menimbulkan fatamorgana hidup. Bahkan ia bisa dibawa sampai dalam mimpi. Seperti halnya jatuh cinta kata sahabat saya. Jika hal ini terjadi, perlu kita lebih waspada karena fenomena alam ini bisa membuat kita salah arah. Pengaruh utama adalah dalam pengambilan keputusan abstrak, kesedihan berlebihan, ketakutan berlebihan, dan stress berkelanjutan. Emosi dan marah yang berlebihan dikhawatirkan bisa terjadi jalan pintas membahayakan diri sendiri.
Tuhan memberikan kita suatu kemampuan yang luar biasa, terutama penguasaan diri sekaligus mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Namun, kemampuan ini tidak disadari. Kita lebih suka mencari alternatif lain atau nasehat-nasehat, tetapi lupa bahwa ada Tuhan yang begitu setia mendampingi kita. Termasuk Ia memberikan kita fatamorgana hidup. Bukan untuk menyulitkan kita, tetapi justru menjadi bagian dari penyelamatan hidup.
Semoga kita bisa melihat setiap sisi positif fenomena alam, baik yang terjadi di alam maupun yang terjadi dalam diri kita. Semuanya bisa kita jadikan sumber suka cita dan pemicu kepada kehidupan lebih baik.

Kecewa

Sepanjang hidup penuh syukur, kekecewaan hanya cubitan saja.

Sungguh bersyukur buat kita semua yang memiliki kasih, karena kita dibebaskan dari rasa kecewa. Apalagi soal melayani kita perlu diperkuat dengan iman dan pengharapan, karena setiap kali usaha melayani maka hasilnya pasti kekecewaan. Saya juga berulang kali mengalami hal yang sama. Penolakan dan pencercaan bahkan cacian tentu membuat suatu rasa kecewa, tapi kalau kita mundur atau meninggalkan pelayanan tersebut, maka seluruh laskar setan akan bersuka cita dan bertepuk tangan karena bisa mengalahkan kekuatan manusia terhadap surgawi. Dan kita harus terus mendoakan setiap orang yang mengecewakan kita, karena sebenarnya dia tidak tahu apa yang diperbuatnya.
Susan meneteskan airmata setiap hari. Ia menerima pukulan, tamparan dan kekerasan suami (KDRT), tapi sama sekali tidak berdaya. Robert suaminya sangat kasar dan pencemburu. Tiada hari tanpa marah. Pasangan suami istri tanpa anak ini seperti neraka dunia. Mereka sudah tidak lagi melihat warna apalagi cahaya. Terang dunia cinta sudah sirna, yang tinggal hanyalah kekecewaan.
Masing-masing kecewa terhadap pasangannya karena tidak sesuai dengan harapan mereka. Sumber petaka paling besar yang dihadapi manusia adalah tidak dapat menerima kenyataan. Apalagi bersyukur terhadap apa yang telah kita terima.
Kasus Susan dan Robert, banyak kita jumpai, juga di dalam paroki atau lingkungan kita. Kita yang menyaksikannya hanya bisa berpangku tangan dan acuh saja. Akhirnya perceraian saja jalan keluarnya, tetapi apakah ini sesuai dengan ajaran Gereja. Padahal apa yang sudah dipersatukan Tuhan janganlah diceraikan manusia. Itu berarti keyakinan itu tinggal simbol saja.
Materialisme adalah bagian yang tidak bisa dilepas dari kekecewaan. Semakin dekat kita dengan masalah materialisme semakin besar kemungkinan kita akan mengalami kekecewaan. Dalam hal kita menerima upah, misalnya, kita bandingkan dengan yang di atas kita lalu timbul rasa tidak adil. Padahal berjuta manusia lain masih sulit mencari kerja sampai susah makan. Kerajaan Surga, ibarat ladang yang sedang dikerjakan, pekerjanya sudah disiapkan tapi banyak yang mundur karena kecewa.
Beberapa bulan yang lalu saya menerima BBM dari Bapak Uskup KAJ yang isinya : “Maafkan saya, karena banyak mengecewakan kamu, semoga saja semuanya menjadi baik”. Saya membaca pesan ini berulang kali. Hampir tidak bisa dipercaya, tapi kerendahan hati Yang Mulia Mgr. Soeharyo menjadi pelajaran berharga, karena saya juga sering mengecewakan orang lain, tapi saya tidak pernah mohon maaf!
Mari kita semua belajar bahwa setiap kekecewaan yang kita alami, jangan sampai melemahkan kita, tetapi justru menjadikan kita lebih kuat. Jika kita merasa mengecewakan orang lain, beranilah kita menyatakan maaf dan mendukungnya dalam doa. Sungguh kebahagiaan besar bagi siapa yang menjadikan kekecewaan berubah. Tinggallah suka cita karena kekecewaan sebenarnya adalah berkat besar buat kita.

Retret

Untuk mencari jiwa, retret jalan terbaik (Thomas Jeff.)

Pulang dari kantor aku mampir di Happy Day Restaurant. Rencananya mau jumpa beberapa kawan dari KWI untuk diskusi kecil. Aku datang kepagian karena salah jadwal mestinya jam 19.00 aku pikir jam 17.00, tapi nasiblah duduk ngopi dulu sambil baca Koran. Suasana restoran sepi sekali mungkin cuma saya dan ada dua orang ibu di seberang meja. Musik ringan dari Freddy Fender dan Nana Mouskoury menghantar saya melamun ke tahun 70-an. Mata saya membaca sebuah tulisan di koran yang sudah dari minggu lalu. Dalam hati jengkel juga, ini pemilik restoran tidak tahu diri bukannya kasih koran baru, tetapi karena artikelnya bagus saya baca juga, mana koran gak jelas apa ini, namun isinya bagus sekali.
Dia mengutip beberapa tokoh terkenal di dunia, di mana setiap ada permasalahan atau sesuatu yang perlu direncanakan, mereka mengikutsertakan jiwanya. Dengan menjiwai sebuah pekerjaan artinya memberikan jiwanya untuk turut mengambil bagian dalan kehidupan duniawi. Dan untuk mencari jiwa diperlukan retret.
Saya pikir retret itu hanya koreksi diri, mundur selangkah untuk maju sepuluh langkah atau ingin menenangkan diri supaya bisa berpikir secara jernih. Tetapi tulisan ini agak berbeda dan saya jadi berpikir apa maksud dan tujuannya. Kan kita semua sudah punya jiwa. Untuk apa capek-capek cari lagi dan anehnya malah di suruh kerja. Apa diri kita ada dua pribadi yang berbeda, sehingga salah satu harus mengalah!
Kalau yang dimaksud tidak mementingkan diri sendiri, lebih mendahulukan orang lain, tidak egois saya rasa ini nasihat klasik. Tetapi memberikan kesempatan Jjiwa bekerja ini yang baru aku dengar.
Keesokan harinya dalam kesempatan relax istirahat siang saya coba buka Youtube Taichi Chuan (boleh coba). Saya coba bandingkan artikel di atas dengan film dan tulisan tentang Taichi. Bagi penggemar Tio Sam Hong mungkin tidak asing.
Taichi, berbeda dengan ilmu bela diri, tetapi ilmu menyatukan jiwa dan raga. Jika jiwa dan raga bisa bekerja sama dengan baik, maka kita bisa menguasai dunia.
Retret untuk menemukan jiwa dan memberikan kesempatan jiwa mengambil kesempatan untuk terlibat bekerja. Lalu, dengan sendirinya jiwa dan raga berdamai maka roh kita akan bersuka cita. Sesungguhnya suka cita bisa besar jikalau di dalam dunia ini hidup harmonis dan selaras. Kadang kita merasa mau berbuat baik tapi badan kita tidak mau akhirnya yang terjadi adalah stress, sehingga jiwa meninggalkan kita, saat itu kita akan berketergantungan dalam kehidupan duniawi.
Kebiasaan retret menjadi solusi yang terbaik untuk menyegarkan raga.
Retret tidak usah harus ke Puncak atau ke Bandung, tapi cukup di tempat di mana bisa memungkinkan pertemuan jiwa dan raga. Semoga hidup ini jadi indah.

Zero to Hero

It’s wonderful world with hero.

Sebuah profile BB dari seorang sahabatku tiba-tiba termonitor ganti, tulisannya : “Zero to Hero”. Sebelumnya profile terpasang bunyinya : “Biarlah air mata menghapus kepedihan, asal cinta jangan terhapuskan” Asyik juga setiap hari bisa menikmati kata-kata indah dari sahabat-sahabat, apalagi muncul dari teman-teman di lingkungan, semua serempak tertulis : “Firman-Mu Pelita bagi Kakiku dan Terang bagi Jalanku. Ketika k bimbang Engkau selalu Berada di Sampingku”.
Namun kata Zero to Hero sangat menggugah hati. Itulah makna yang sungguh dalam walaupun hanya dua kata, yaitu Kosong ke Pahlawan. Kalimat itu memberikan arti bahwa seorang pahlawan tidak memerlukan embel-embel termasuk materi atau apa saja. Untuk menjadi seorang pahlawan kita harus betul -betul murni, suci dan penuh pengorbanan. Melalui Cinta Kasih Allah, maka jadilah seorang pahlawan.
Sehari-hari, kita ingin menjadi pahlawan, tapi ingin dihargai, ingin dihormati, ingin diipuja dan yang lebih parah lagi ingin dilayani. Dalam rumah tangga, suami ingin jadi pahlawan, istri pun ingin jadi pahlawan, demikian juga dengan anak. Semua ingin menjadi pahlawan. Namun apakah punya nilai murni? Bagaimana beda pahlawan dengan pahlawan-pahlawan kosong dan pahlawan isi? Yang bisa menjawab hanya hati kita masing masing. Tetapi semakin kecil nilainya maka semakin suci niatnya. Apalag kalau Zero atau tanpa alasan atau tanpa pamrih. Saya sendiri kepingin juga jadi pahlawan dalam keluarga dengan mencoba bekerja keras buat mencari nafkah, berusaha membahagiakan keluarga, mengisi doa-doa dan pengharapan dalam rumah tangga. Tetapi cita-cita masih jauh dari pengharapan, karena masih sering diisi rasa iri hati, cemburu, marah dan juga ingin selalu dilayani. Jadi, kata “Zero to Hero” benar-benar membuat saya berpikir tiga kali kalau begini bagaimana bisa jadi pahlawan. Baru jadi pahlawan keluarga saja sudah susahnya minta ampun apalagi jadi pahlawan negara. Harusnya kalau kita menyadari kata-kata pahlawan memang haruslah “Zero to Hero”. Ataukah terjadi sebaliknya menjadi “Hero to Zero”. Tuhanlah gembalaku tak kan kekurangan aku. Ini menjadi pegangan kalau kita mau jadi pahlwan.
Ingatlah, semua orang yang kita cintai, setiap hari mengharapkan kita menjadi pahlahan. Kita sadar bahwa mereka selalu menghantarnya dalam Doa dan Pengharapan “agar kita jadi pahlawan ”
Semoga kasih karunia dan cinta kasih Roh Kudus mau menjadikan kita semua menjadi pahlawan.

Marketing

Strategi marketing utama adalah belajar bagaimana mengenal diri sendiri (Philip Kotler)

Philip Kotler

Libur berkepanjangan minggu lalu (berkenaan dengan 1 Muharram 1434 H) , sangat menurunkan produktifitas. Bagi seorang marketer sejati, dia akan merasa kehilangan momen dan tentu juga akan berusaha mengaplikasikan strategi marketing yang tertutup karena libur berkepannjangan.
Buat seorang karyawan produktif akan merasa bahwa libur panjang ini bukanlah ide yang baik. Berbeda dengan orang yang tidak produktif justru akan merasa senang kalau ada libur dan dia bisa senang-senang bebas dari pekerjaan.
Di sini seorang pembuat strategi akan tertantang untuk bagaimana mengembangkan dirinya dan tampil berbeda dengan orang-orang yang memiliki kelemahan dan tidak mengenal kemampuan dirinya sendiri. Inilah yang dimaksud oleh bengawan marketing Philip Kotler.
Negara kita mengalami kerugian besar sekali dengan adanya libur hari kecepit! Tetapi siapa yang mau memikirkannya? Berbeda dengan negara Cina. Pada tanggal 10 Oktober lalu saat pemerintah mengumumkan libur resmi 3 hari, seluruh negeri menyatakan keberatan dan mengumumkan instansi resmi dan pelayanan masyarakat tetap buka. Kantor-kantor swasta khususnya urusan pariwisata semuanya menyatakan tetap masuk walau libur! Luar biasa karena tingkat produktifitas sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan operasi perusahaan diliburkan.
Kalau kita berbicara marketing, memang strateginya menjadi kunci utama kesuksesan seseorang. Dulu ada seorang sahabat saya yang ahli dalam bidang pemasaran. Kata beliau pemasaran perlu motivasi yang mengawali karier seseorang. Motivasi utama adalah memaksimalkan talenta yang dimilikinya. Mengenal talenta yang kita miliki inilah yang sulit sekali. Rasa puas kita akan kondisi kita sering membuat kita lupa sebenarnya apa yang menjadi talenta saya, sehingga kadang-kadang kita butuh seseorang yang melihat kemampuan talenta kita.
Kalau orang marketing kenal dengan 4P + 1P atau dikenal dengan Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion ) + Policy atau strategy yang tidak kalah pentingnya juga misalnya kita kenal Push dan Pull Strategy atau Cross Policy, dan beberapa strategi lagi sampai ke urusan dumping dan docking.
Apa arti buat kehidupan rohani kita? Apa korelasinya dengan urusan pemasaran? Kita tahu bahwa selessai misa kita diutus! Untuk apa? Untuk mewartakan khabar gembira! Maksudnya? Tentu saja membuat umat manusia bahagia dan mendapatkan kebahagiaan serta keselamatan. Apakah mudah ? Saya rasa tidak!
Pertama, siapa yang care atau ada perhatian bahwa ini adalah tugas! Mungkin dalam hati lebih baik kita menikmati hari minggu santai bersama keluarga. Kedua, apa yang diutus, ga jelas, ini pertanyaan klasik buat orang yang tidak produktif. Ketiga, siapa yang diutus? Saya? Saya kan orang tidak berguna dan saya orang yang tidak punya apa apa? Di mana talenta saya?
Kalau dilihat susah juga ya, mau tidak mau kita harus belajar tentang marketing juga. Strategi Marketing utama adalah belajar bagaimana mengenal diri sendiri.
Mudah-mudahan kita semua bisa mengenal talenta kemampuan diri kita dan bisa mengembangkannya, maka kita diutus!

Hari Susu Nasional

4 sehat 5 sempurna

Tuhan sangat sayang pada kita manusia. Tuhan memberikan makanan manusia. Sungguh bahagia kita dapat menikmati pemberian Tuhan, terutama Susu, baik susu sapi, susu kambing, susu apa saja, termasuk sejak kita bayi dengan mendapat ASI. Sebagai ungkapan terima kasih, seluruh persada Nusantara memperingati hari susu nasional (HSN). Sayangnya, di belahan bumi lain banyak saudara kita belum bisa menikmati susu.
Sepuluh tahun lalu, aku mengunjungi Tapos, lokasi pemeliharaan sapi, milik mantan Presiden Soeharto. Ada sekitar 1000 ekor, tapi perahnya sudah tidak pakai tangan lagi semua pakai pompa yang dipasang di sapi. Sebenarnya yang asyik itu perahnya pakai tangan. Buat anak-anak bisa mengikuti wisata perah susu di Sukabumi atau di tempat-tempat pemerahan susu di daerah Bogor.
Mengapa makanan sehat 4 macam : nasi, lauk, sayur, buah dan ke-5 susu sangat penting bagi kesehatan kita. Rasanya kita semua tahu begitu pentingnya makanan bagi pertumbuhan kita. Kesehatan kita 70 persen tergantung dari apa yang kita makan dan cara kita makan. Selebihnya faktor eksternal. Bagaimana kita bisa menjaga kesehatan kita. Yang utama adalah atur pola makan kita. Pilih jenis yang dimakan dan jadwalkan vitamin pengganti. Ada pepatah mengatakan : Makan sebelum lapar, berhenti makan sebelum kenyang. Ada juga pepatah Cina bilang : Cao sang zhi hao U sang zhi pao Wan Sang zhi Sao (Pagi makan sehat, Siang makan kenyang, Malam makan sedikit)
Saya punya hobi adalah makan, tapi harus jaga karena kontrol gula darah dan kolesterol, namun kalau kita terlalu ketat jaga juga repot, nasehat dokter adalah jaga makan.
Hari Susu Nasional mengingatkan kita betapa penting pengaruh makanan bagi kehidupan kita, tapi yang penting kita turut merasakan betapa Tuhan begitu sayang dan memperhatikan kita sampai makanan kita.

Makanan Rohani kita juga sangat di perhatikan Tuhan, 4 Sehat 5 Sempurna :
1. Sering beribadah
2. Baca buku-buku rohani (Kitab Suci)
3. Doa
4. Berbagi kasih, berbuat baik/sosial/bantu orang susah

Untuk melengkapi 4 sehat, yang ke-5 beri perhatian kepada orang yang kita cintai, saling memaafkan dan mengayomi dan adem serta penuh suka cita.

Undian

Hidup itu ibarat undian, dapat senang tetapi tidak dapat juga senang.

Sungguh suatu kebahagiaan besar saat aku merayakan ulang tahun ke-50 empat tahun lalu. Perayaan tidak besar-besaran hanya keluarga saja, tapi malamnya aku pulang ke rumah, seluruh ruangan penuh dengan bunga dari besan, kakak, saudara dan sahabat. Aku sendiri terpesona seharian sampai malam kupandang bunga-bunga tersebut. Melihat kenyataan bahwa semua ini adalah kasih Tuhan buatku melalui semua sahabat, sungguh bersyukur karena bersamaan hadiah dan ucapan selamat. Sepanjang tahun aku selalu menyampaikan kepada anak-anaku bahwa kita harus selalu bersyukur. Hidup itu ibarat kita memasang undian, dapat kita senang tidak dapat juga senang tetapi kita harus berusaha. Kalau kita menabur baru bisa kita menuai.
Sepulang dari perjalanan bisnis, saya sempat mampir di Singapura untuk mengunjungi klien, teman-teman sekaligus mencari makanan kesenangan Bakuteh di Tanjong Pagar atau di Rangoon Road. Seorang sahabat saya, penginjil dan pendeta, kadang kita kumpul tidak bicara bisnis tetapi berdoa atau sharing tentang kehidupan, baik yang manis-manis maupun yang pahit-pahit. Salah satu sharing sangat menarik adalah tentang hidup. Kata beliau hidup itu harus diperjuangkan, bukan cuma pilihan saja. Sementara ada kawan bilang hidup itu berjudi. Ada kalah ada menang. Saya sendiri tertarik bahwa hidup adalah undian. Tetap senang saat dapat atau tidak dapat.
Sebenarnya seratus persen sih saya tidak setuju, karena menurut hemat saya hidup itu adalah berkat dari Tuhan, oleh karenanya patut disyukuri, sebab kita semua penuh dengan berkat dari Tuhan. Baik itu keberuntungan, kemalangan atau kesulitan sebenanrnya semua sudah diatur oleh-Nya. Kita tinggal mengikuti apa yang telah diatur.
Memang ada yang bilang kalau semua sudah diatur terus mengapa kita harus berjuang dalam hidup? Menurut pendeta itu, yang diatur Tuhan bukan akhir atau hasilnya. Tuhan atur mulai dari awal sampai akhir. Tuhan atur mulai dari kita lahir sampai kita mati, termasuk semua perjuangan hidup. Jadi kalau kita tidak mau berjuang jusru kita melawan takdir kita. Saya bisa mengerti dan maklum bahwa justru di sanalah sumber kebahagiaan manusia yang bijaksana (bandingkan dengan Kitab Amsal).
Dalam kehidupan, kita perlu memperhatikan beberapa hal. Hal utama adalah mengetahui tentang alam, hukum dan keberadaan pengaruh dan fungsinya bagi kehidupan kita. Mengerti bahwa kita berperan dalam dunia. Kita tidak hanya berperan figuran tetapi peran utama. Akhirnya kita tahu bahwa dunia adalah hadiah terbesar Tuhan kepada manusia yang begitu dicintai-Nya.

HARI PAHLAWAN

Surabaya, oh Surabaya oh Surabaya, Kota Kenangan, tak akan terlupakan sebagai Kota Pahlawan

Saya tinggal di Surabaya mulai tahun 1965-1976. Saya bisa berbahasa Jawa atau bahasa khas Surabaya dengan lancar sekali. Saya suka Kota Surabaya karena makanannya enak-enak. Tingkat persahabatan di Surabaya sangat sangat akrab, yang jarang ditemui di kota lain. Bayangkan saja teman-teman SMA seangkatan saya masih komplit dan berhubungan dengan mesra sekali.
Kota Surabaya berasal dari Kata SURA (Hiu) dan Baya (Buaya). Dalam alkisah sang Sura dan Baya bertempur sampai titik darah penghabisan untuk memperebutkan daerah kekuasaannya. Dalam sejarah pun, karena heroiknya kisah kota Surabaya, sehingga kota ini disebut Kota PAHLAWAN dan dianugerahi peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Mari kita ikuti sedikit kisah sampai dikenang sebagai Kota Pahlawan.
Pada 10 November 1945, setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dan artileri berat dari laut dan udara. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka.
Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Setidaknya 6.000 – 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600-2000 tentara. [Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai HARI PAHLAWAN oleh pemerintah Republik Indonesia hingga sekarang.
Semoga jasa-jasa para pahlawan negara yang gugur di SURABAYA demi mempertahankan kemerdekaan yang bisa kita nikmati hingga hari ini berada dalam damai Tuhan.

Mulai yang Tersulit

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, melainkan ketakutan yang membuat kita sulit.

Sejak mulai sekolah dari TKK, SD, SMP dan SMA, kita semua diajarkan untuk mengerjakan soal ujian, pekerjaan rumah atau tugas apa saja mulai dari mudah. Kalau kita kerjakan yang sulit dulu, maka kita akan kehabisan waktu. Bahkan kita tidak selesai menyelesaikan tugas atau soal ujian. Saya sungguh beruntung karena sejak kecil sampai lulus sarjana dan pascasarjana tidak pernah mengalami kesulitan. Sampai akhir sekolah saya selalu mendapat nilai terbaik.
Kini, kalau kita kerjakan demikian maka justru kita akan kehabisan waktu. Justru kita terbalik. Dalam kehidupan kita harus prioritaskan menyelesaikan pekerjaan tersulit dahulu. Biarlah pekerjaan yang mudah diselesaikan kemudian saja! Padahal masing masing pekerjaan punya nilai. Mengapa harus ada skala prioritas untuk bekerja dan mengapa harus dipisah-pisah.
Mari saya mengajak sahabat semua memasuki sebuah rumah tangga yang mengalami masalah. Suami istri tiap hari bertengkar. Masalah apa saja diributkan. Anak-anak sudah jenuh dan tidak betah tinggal di rumah. Sang suami sangat egois. Sang istri terlalu mau mudah saja, terlalu gampang dan suka santai-santai dan bersenang-senang saja. Suatu hari puncak pertengkaran soal rumah tinggal yang akan dijual. Suami mau pindah ke rumah yang kecilan. Pertengkaran ini berakhir dengan keputusan bercerai! Kasus ini akan menjadi menarik kalau sahabat-sahabat bisa kirim sedikit pendapat! Karena mungkin pendapat Anda berguna buat sesama kita. Pendapat sahabat bukan untuk didebatkan melainkan untuk dihayati.
Saya pribadi ingin mengangkat kasus ini mulai dari yang tersulit. Komunikasi, ini sulit sekali dilakukan, baik oleh istri maupun suami. Pertama, mereka tidak melibatkan anak-anak atau orang luar (pihak ketiga). Kedua, buatlah rencana terjelek atas keputusan dengan segala resikonya. Ketiga, cobalah terus membuat persoalaan menjadi lebih rumit dengan memasukan masalah demi masalah (saya masih ingat ide Bob Sadino dengan teorinya Dynamic Equilibrium). Setelah itu baru kita mulai berbicara sebab-akibat. Di sini punya dua kemungkinan, yaitu suasana makin rumit dan masalah selesai dengan damai.
Saya pemain golf. Dalam pukulan putar menuju lubang ada istilah No pass No chance. Artinya sebagus apapun pukulan kita kalau tidak sampai artinya tidak akan berhasil masuk lobang. Sebaliknya kalau pukulan kita lewat lobang, sejelek apapun pukulan, kita masih punya chance atau kesempatan untuk masuk lobang atau lewat.
Kristus sendiri memulai dengan yang paling sulit untuk menyelamatkan umat manusia. Ia mati di kayu salib.
Kehidupan kita demikian juga. Jangan takut dengan kesulitan bahkan harus dahulukan. semuanya akan menjadi mudah. Semoga Tuhan menjadikan kita berani menghadapi segala kesulitan dan menjadikan baik dalam hidup kita.

Air mata

Menangislah saat tertawa, tertawalah saat menangis.

Masih ingat lagu “Sad Movie”? Lagu lama tapi punya kenangan. Buat generasi muda mungkin sudah tidak ingat tapi boleh juga download di Youtube. Lagu kenangan ini menarik karena mengingatkan aku tentang air mata. Biar pun demikian sering menghantar kita dalam suasana sentimentil. Air mata itu memang membuat kita berada dalam tingkat emosi yang tinggi, baik suka maupun duka. Dalam kondisi tertentu kita tidak bisa menahannya. Bagi yang mengalami dry eyes, perlu artificial tears, supaya saat menangis matanya tidak sakit. Siapa saja diantara kita pasti pernah menangis. Semua orang menangis.
Saat ditinggal mama, 14 tahun lalu, aku sungguh sedih sekali. Sebelum menutup mata beliau mau bercerita hanya berdua sama aku. Kita bercerita ngalor ngidul, bercerita dan bercanda, penuh tawa dan gembira sekali. Seperti pernah aku ceritakan mama sama aku dekat sekali. Kita sering bertukar pikiran padahal beliau itu orangnya serius dan pendiam. Beliau tidak banyak bicara. Anehnya kalau sudah ketemu sama aku bisa sampai pagi tidak putus cerita. Sayangnya keesokan harinya Tuhan menentukan lain. Airmata pun menghias setiap wajah anak, cucu, menantu dan keponakan karena mama suka sekali sama anak-anak, termasuk semua sahabatku, beliau bisa menyapa satu persatu tidak terkecuali. Satu hal tak terlupakan bahwa kami anak-anak tidak boleh lapar. Oleh karena itu beliau selalu mengutamakan makan. Kalau ada masalah nanti dulu yang penting makan dulu. Satu hukum yang selalu kuingat “Dilarang keras ada airmata di atas meja makan”.
Air mata adalah lambang duka cita atau kesedihan walaupun ada airmata suka cita atau kebahagiaan. Tetapi kalau kita bicara umum, air mata itu otomatis keluar kalau kita sedih. Kalau kita ingat sesuatu yang membuat kita sedih, siap-siap tissue untuk menghapus air mata. Namun ada kalanya air mata dalam hati ini susah dihapus dengan tissue atau sapu tangan.
Mengapa hati manusia itu harus sedih, ada beberapa hal yang menyebabkannya. Pertama, kalau apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kita maui. Memang kutahu apa yang kumau, tapi kutahu kalau Tuhan juga mau. Kedua, situasi dan kondisi yang mempengaruhi kita. Suasana menghantar kita sedih seperti nonton film, baca Nnovel, melihat orang susah, sakit atau meninggal. Ketiga, memang kita terpukul (lahir atau batin) atau dipukul dan sakit sekali rasanya pukulan tersebut, lalu memaksa kita menangis.
Pengalaman membuat kita lebih banyak tabah. Namun kita memang perlu mempersiapkan dIri saat airmata akan mengalir, tetapi tiada seorang pun bisa menghentikan desiran alirannya. Di saat itu kita sering melakukan protes. Mengapa Tuhan meninggalkan daku.
Saya belum pernah mengikuti pembicaraan khusus mengenai airmata. Tahun 90-an saya cuma sepintas saja ada seminar (tidak tahu pelaksananya) judulnya “Menangislah Saat Tertawa dan Tertawalah Saat menangis”. Beberapa hari lalu ada ada seminar oleh kelompok Warga Usia Senja. Seminar sehari dengan Judul “Tertawa Saat Muda, Berbahagia Saat Tua” di Gedung OCBC, Casablanca, Jakarta. Salah satu topik judulnya “Menghapus Air Mata”.
Dalam hidup, suka atau duka saya rasa sudah biasa. Kalau k mengetahui lebih awal dan mau mempersiapkan masa tua maka kita diliputi suasana indah dan penuh suka cita walaupun dalam suasana menangis.
Usia lanjut sering jadi momok buat orang tua karena adanya sakit berkepanjangan yang menyusahkan orang lain. Tidak ada salahnya kita coba mempersiapkan diri secara laihir batin.
Buat seorang pengusaha, mengetahui atau mendeteksi kesusahan lebih awal maka akan diperoleh kebijaksanaan yang baik dan luar biasa. Semoga kita semua siap sedia menghadapi situasi dan kondisi karena datangnya seperti pencuri di malam hari. Doa khusus buat sahabat-sahabat yang sedang sakit atau sedih. Hapuslah air matamu dan bernyanyilah untuk Tuhan. Kalau cinta bercerita, air mata akan berubah menjadi mata air suka cita.