Monthly Archives: August 2012

Menghitung Suara

Rabu, 11 Juli 2012 kemarin hampir seluruh penduduk kota Jakarta sibuk urusan Pemilikada, untuk memilih Gubernur dan Wakil gubernurnya. Masing-masing pasangan kandidat mempromosikan diri dengan keunggulam yang dimiliki. Di luar dugaan, menurut perhitungan Quick Count Indo Barometer dan sejumlah lembaga besar lain juga beberapa stasiun televisi swasta nasional, memperlihatkan sebagian besar memilih pasangan Jokowi-Ahok (nomor 3). Pasangan fenomenal ini nyaris menembus 1 putaran karena mengantongi 43 % suara. Foke-Nara harus berbesar hati karena harus menjalani pemilihan putaran kedua berhadapan dengan Jokowi-Ahok
Yang menarik dalam Pemilukada ini adalah Menghitung Suara. Memang dalam sebuah pemilihan apalagi bersifat umum maka menghitung suara jadi kunci utama. Perhitungan keliru bisa terjadi kericuhan yang dapat berakhir kerusuhan. Syukur kepada Allah perhitungan suara berjalan lancar dan berkat teknologi quick count maka jam 3 sore 90 persen sample suara sudah bisa dihitung dengan akurasi tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pun berhadapan dengan urusan memilih. Mulai dari urusan kecil sampai urusan besar sekali. Mulai urusan sepele sampai urusan penting sekali. Ambil saja contoh mau beli mobil. Pertama, tentu saja memilih budget, sesudah budget dipilih lalu merek mobil, setelah merek lalu tahun pembuatan. Wah, susah juga. Lalu, dipilihlah dengan selera dan hati nurani juga after sales dan nilai jual. Kalau kebanyakan pertimbangan akhirnya tidak jadi beli.
Jono, mengikuti sebuah kursus bahasa Inggris. Di dalam kursus tersebut dia berkenalan dengan 3 orang gadis. Mereka menjadi perhatian Jono. Akhirnya walau bingung Jono memilih Dewi menjadi pacar. Dewi tidak secantik Shinta dan Shanti, tapi pokoknya Dewi boleh menjadi Dewi di dalam hidup Jono. Apa kata orang bahwa Cinta tetap Cinta. Sekecil apapun tetap Cinta. Tidak ada kata-kata yang bisa diucap kalau Cinta sudah berbicara. Ternyata ada tersisa cinta Shanti di hati Jono. Kini, final pemilihan putaran kedua di mana Shanti dan Dewi berusaha untuk memenangkan pemilihan dengan segala cara. Pemilihan cukup seru, sayang kita harus menanti pemilihan suara masih dihitung.
Menghitung suara bisa dipakai sebagai salah satu cara untuk mengambil keputusan. Salah satu keputusan yang akan kita ambil setiap hari adalah pekerjaan yang harus kita kerjakan. Tentu ada skala prioritas. Apa yang important? Apa yang urgent? Apa yang untung? Apa yang rugi? Maka, cara menghitung menjadi suatu cara yang baik.
Mari kita berdoa supaya semuanya menjadi baik adanya. Mari kita menghitung suara hati kita, agar dapat menentukan Cinta.

Spiderman

Ruang Premiere EX 21 penuh, hampir semua studio Premiere di DKI Jakarta penuh tadi malam. Mungkin karena ada acara Pemilukada DKI Jakarta hari ini. Ini hari libur untuk warga DKI Jakarta. Saya berusaha supaya dapat ticket nonton. Akhirnya kami dapat juga tiketnya bersama dua romo kita nobar. Saya suka nonton lilm untuk anak-anak dan remaja karena lebih dari 50 persen untuk pendidikan, baik sosial, ekonomi, maupun moral. Sisanya diisi hiburan ringan tanpa harus banyak memikir, relaks dan cocok untuk melepas lelah.
Kisah singkat Peter Parker, yang diangkat dari Comic John Seal menarik sekali. Saya menyoroti tigaian yang bisa kita jadikan pelajaran :

Pertama : Dialog

Awal kisah sudah memberikan Nasihat dari RP (ayah PP) kepada PP
o Menjadi anak yang bertanggung jawab
o Rajin dan bekerja keras
o Mau membantu sesama
o Tdak boleh membuat orang susah.
o Mnegakkan keadilan dengan melawan kejahatan walaupun dengan demikian banyak musuh, karena dunia penuh orang jahat.
o menjadi Orang tua yang baik
o Hidup keluarga harmonis

Kedua : Karakter
Bagaimana hidup tanpa orang tua tapi tetap memiliki karakter baik. Banyak anak-anak punya orang tua. Saat dewasanya penuh blame dengan menyalahkan orang tua. Jadi anak nakal karena orang tua tidak bertanggung jawab. Cerita ini juga menggambarkan bagaimana sikap keluarga (uncle Ben dan Aunty May) yang menghadapi keluarganya yang punya masalah. sering kita meninggalkan keluarga yang menghadapi masalah atau musibah. Padahal seharusnya kita memberikan cukup perhatian dan membantu saudara yang susah. Kita harus menjadi ROTI hidup dan siap dibagikan. Saya rasa semua dari kita sepakat, tapi jika saat akan dibagikan kita lalu mulai berfikir seperti DEWA seakan-akan kita KUASA atas segala yang akan diberikan. Padahal HUJAN turun diberikan kepada kita tidak memandang kita baik atau buruk. Segala ciptaan seperti buah-buahan, bunga-bungan, dan burung-burung di udara semua diberikan kepada manusia tanpa pandang bulu.

Ketiga : Pendidikan dan Pengetahuan

Anak-anak harus mendapat pendidikan, baik ilmu pengetahuan maupun moral dan disiplin. Di mana harus dihukum kalau salah. Sekolah menjadi sarana pendidikan. Anak nakal pasti dihukum.
Pengetahuan akan merubah manusia. Pengetahuan baik adanya seperti ilmu kedokteran dan ilmu kimia nuklir. Tapi jika disalahgunakan justru akan mencelakakan manusia. Bahkan dapat menghancurkan seperti kasus Hirosima dan Nagasaki. Sedangkan ulah manusia yang lebih mengerikan adalah merusak alam, merusak hutan, masalah sampah, dan merusak laut. Semua ulah itu akan jadi BOM waktu. Hidup manusia sedang terancam oleh ulahnya sendiri. Dalam konteks itulah spiderman tampil untuk menyelamatkan sesamanya yang terancam oleh dunianya sendiri.
Menonton film menginspirasikan kita tentang kehidupan walaupun hanya film fiksi saja. Saya suka sekali melihat bahwa semakin hari kita bisa jadi saksi kemajuan teknologi. Kita manusia biasa melihat kemampuan alam memberikan kita keuntungan. Kelak ada pesawat udara anti gravitasi. Kereta api tanpa roda. Mobil terbang. Imajinasi kita tentang teknologi masa depan, termasuk membaca email ini di Blackberry.

R o t i

Sarapan pagi hari ini mie ayam, tapi setelah selesai makan ternyata ada roti tawar, mentega, keju dan selai. Roti ini disantap sedikit untuk menutup selera pagi. Setiap kali makan roti tentu saja kita selalu ingat sebagai kenangan akan Dia. Kita selalu ingat bahwa kita hidup tidak selalu dari roti saja. Kita juga selalu ingat 5 roti dan 2 ikan dan tidak lupa Roti dan Anggur.
Sungguh bersyukur bagi kita semua yang bisa menikmati makanan, karena masih berjuta-juta manusia bahkan mati kelaparan. Artinya, setiap kali kita makan perlu mengucap syukur dan berterima kasih serta memuji Tuhan. Lantaran kasih sayang-Nya, kita diberkati makanan enak tanpa harus keluar keringat. Sungguh indah kasih dan karunia-Nya.
Roti menjadi berkat bukan saja untuk hidup. Roti pun memberikan kita suatu kehidupan. Di mana dalam kehidupan itu kita harus isi dengan pembangunan, baik pembangunan hidup jasmani maupun pembangunan hidup rohani.
Pagi-pagi sekali salah satu Calon Gubernur DKI dalam Pilkada 2012 inikirim salam melalui BBM. “Selamat pagi semoga hari ini diberkati melalui Roti kehidupan” dan ……. Waduh aku jadi tersanjung benar dapat salam cantik, lalu aku balas : “Semoga Anda juga menjadi Roti hidup yang diberkati, dan bisa menjadi santapan rohani warga DKI Jakarta”.
Roti bisa jadi sesuatu bahan makanan. Enak sih untuk pagi hari bisa di bakar, digoreng atau dioles coklat. Di sisi lain, roti juga bisa menjadi santapan rohani. Boleh kita sebut SARAPAN ROHANI. Kenapa?

Pertama :
Roti simbol kesatuan dari gandum yang dipetik di kaki bukit, di mana sumber suka cita dan nyanyian para petani setiap kali memetiknya. Nyanyian itu mengalir sampai di atas meja di mana bersama keluarga kita menyantapnya.

Kedua :
Roti adalah bagian dari Berkat Tuhan yang disalurkan buat kita semua, khusus umat Katolik disampaikan melalui. Ekaristi kudus!

Ketiga :
Roti menjadi sumber kehidupan (kalo di Indonesia beras atau nasi yaaaaa) karena energi yang dilepas membuat manusia bertahan hidup.

Dan akhirnya roti menjadi bagian kesukaanku, apalagi ditambah rombutter dan cheese lalu dipanggang. Mau coba? Kita bisa ke Grogol food court malam hari. Semoga Anda semua menjadi Roti hidup yang penuh berkat, berkat suka cita, berkat kesehatan dan berkat kebahagiaan yang mengawali segala kesuksesan Anda. Sampaikan kepada semua sahabat.

Pilkada DKI Jakarta 2012

Salam suka citaku menyertai,
Ada 6 pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang akan mencalonkan dirinya pada pemilihan Rabu 11 Juli 2012. Pilkada di DKI Jakarta ini istimewa, karena menjadi sorotan nasional dan international.
Hidup adalah “PILIHAN” mau atau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus memilih. Sejak dilahirkan kita hidup dan tumbuh dewasa. Pada saat orang membangun rumah bertingkat dan menggunakan tangga maka anak tangga harus dibuat kelipatan 5 + 1 yang terbaik misalnya 21 atau 26 mengapa? Karena untuk memilih 1. Lahir 2. Hidup sehat 3. Karier 4. Sakit dan menderita 5. Mati.
Ini perhitungan Feng Sui untuk memilih nasib baik !
Sama halnya memilih Agama Katolik. Apakah yang menjadi dasar pemikiran untuk menjadi Katolik? Mengapa pembaptisan anak-anak dilakukan oleh orang tua? Karena orang tua memilih yang terbaik buat anaknya.
Saya mengikuti pelajaran Agama Katolik tetapi dibaptis baru saat SMA kelas 2. Saya akui bahwa memilih menjadi Katolik melalui proses cukup panjang. Ada begitu banyak pilihan yang ada. Namun akhirnya pilihan jatuh pada Katolik. Alasan utama karena “teman” banyak yang beragama Katolik. Teman sekolah dan teman main. Di sisi lain, ada yang memilih menjadi Katolik karena istri atau karena suami atau karena lingkungan, tapi yang terang kita harus memilih.
Hari Rabu lusa kita harus memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Kita membuat pilihan bukan saja sesuai dengan hati nurani atau karena calonnya sahabat, famili atau orang dekat. Kita perlu lebih realistis menyikapi demokrasi yang berdampak pada perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Apakah kita menginginkan hidup lebih baik? Saya pribadi pasti memilih yang terbaik bagi saya juga bagi semua.
Semoga agenda pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2012 ini berjalan lancar dan kita ber doa semoga Tuhan memberi petunjuk buat kita semua mana yang terbaik buat kita semua.

Nama Anak-anak Manusia

Sehabis nonton semi final Tenis Wimbledon antara Roger Ferderer melawan Novak Djokovic yang cukup seru, sayangnya antiklimaks ini bukan di final, kata orang ini justru final, sisanya hanya akan lawan Murray atau Tsonga.
Yang menarik perhatian saya adalah. Nama Roger dan Novak adalah nama-nama yang suka disebut dan dipakai oleh Julius Caesar, kebetulan bulan Juli dipakai nama untuk menghormati Julius Caesar. Berbicara tentang Julius, saya selalu teringat tentang kata-katanya tentang Anak-anak Allah dan Anak-anak Manusia. Kalau mau menjadi bijaksana kita harus menjadi Anak-anak Allah. Tadi saya bersama beberapa teman membuka Kitab Kejadian 6 : 1- 6 (baca sendiri ya supaya sering buka Alkitab bila penasaran. Kalau ada yang membantu saya bisa menulis perikop ini terima kasih, paling tidak saya sudah mengajak Anda untuk membuka Alkitab, syukur kalau ada Alkitab di HP atau BB)

Roger artinya terkenal
Novak artinya beruntung (Kali ini tidak beruntung karena dikalahkan Ferderer)

Kata William Shakspeare dalam dialog Romeo and Juliet : “Mawar akan tetap wangi, walaupun seribu nama diberikan kepadanya!”
Memang Anak-anak Manusia tidak terlepas dari Nama. Apapun mau dikata. Nama membuat kita jadi sesuatu yang indah. Nama saya “Adhartha” diambil dari bahasa Irlandia (diberikan oleh seorang Pastor Irlandia). Setelah sekian puluh tahun baru aku tahu artinya, bagus sekali buat aku, mau tahu? Silakan buka Google translate dari bahasa Irlandia.

September artinya bulan ketujuh (sapta=7)
October artinya bulan kedelapan. (Onta=8)
November artinya bulan ke. Sembilan (nove=9)
Desember artinya bulan ke sepuluh (Deca=10)
Semuanya mundur gara-gara nama Julius dan Agustus kedua kaisar ini mengisi bulan ke-7 dan ke-8.

Kalau ingat lagu Pance Pondaag “Untuk Sebuah Nama Rindu Tak Pernah Pudar” juga lagu Ebit G. Ade “Untuk Sebuah Nama”. Ingat nama pasti ingat orang tua kita. Ingat orang tua kita, ingat CINTA mereka. Kalau ingat CINTA mereka, kita ingat Kasih Tuhan. Oleh karena itu, mari kita doakan buat orang tua kita. Mohon maaf dan beri penghormatan buat mereka (Doa buat Papa Mamaku di Surga).

Mengambil Risiko

Andi dan Lily mengambil keputusan untuk menikah. Pada saat di penghulu, waktu mengucapkan Ijab, Lily mengatakan: “Saya menerima Andi menjadi suami saya, sebenarnya saya mengambil risiko dalam perkawinan ini”. Saat itu juga Imam pencatat menghentikan upacara ini dan menunda Ijab karena pengantin wanita berada dalam tekanan. Akhirnya upacara ditunda 1 jam lebih setelah kedua keluarga berunding. Akhirnya sang pencatat minta maaf karena kata mengambil resiko bukan karena tekanan tapi justru kepasrahan.
Risiko, secara ilmiah memang dipelajari dengan Risk Management. Kalau kita berjudi di roullette pasang atau taruh hitam merah atau besar kecil maka resiko kita 50 : 50 persen. Di sana risiko bisa diidigitalisasi. Nah, kalau perkawinan bisa didigitalisasi maka resiko paling kecil adalah 50 : 50. Tentu saja risiko kegagalan 50 persen harus ditutupi dengan usaha kedua belah pihak. Salah satu cara menghapus risiko kegagalan adalah saling memaafkan. Jadi, risiko 50 persen kegagalan bisa diantisipasi oleh pengampunan!
Dalam usaha, kehidupan kita juga selalu menghadapi resiko. Risiko, selain bisa dihitung juga bisa dibayar. Misalnya, melalui asuransi, apakah asuransi kerugian, kecelakaan sampai asuransi jiwa kita bisa membayarnya. Risiko itu bisa kita bayar melalui pengorbanan, terutama dalam iman, pengharapan dan kasih. Tiga nilai itu kerap menjadi menjadi asuransi terbesar dalam kehidupan kita, khususnya untuk hal-hal yang tidak bisa dikalkulasi dengan angka dan perhitungan matematis.
Risiko pun bisa dialihkan. Dalam tradisi Cina, seorang anak yang sakit-sakitan maka bisa di kwepang, atau dicarikan orang tua lain (saya juga sakit-sakitan dan diangkat anak oleh tante saya), atau dibuatkan ritual cisuak, melepas merpati. Dulu kala di pegunungan Tengger ada upacara di mana seorang gadis masih perawan di ceburkan ke dalam kawah berapi dan lahar panas agar para rakyat terhindar dari mara bahaya. Kalau di Cina supaya panen berhasil maka ada ritual pengorbanan. Kisah persembahan korban juga dialami oleh Abraham yang harus mengorbankan Ishaak agar memiliki keturunan sebanyak bintang di langit dan sebanyak pasir di laut. Dalam kehidupan harian, risiko pun bisa dialihkan dengan suara hati. Nurani kita seperti radar. Kalau kita tahu jalan itu sempit dan jiwaku akan mati, kenapa kita tidak pilih jalan yang besar dan hidupku Glory? Itu syair lagu. Di dalam dunia ada dua (2) jalan. Hati kecil kita bisa membedakan baik dan buruk. Kebanyakan kita lebih senang memilih buruknya daripada baiknya. Kata teman akrabku soalnya yang buruk itu enak-enak sih!
Risiko bisa juga ditebus. Dalam kehidupan, kita banyak sekali risiko yang ditebus. Pernah temanku tanya aku. Apakah aku harus bayar denda atau nyogok saat ditangkap polisi karena masuk Bus Way? Aku bilang kalau nyogok itu risikonya gak hilang tapi bayar denda di BRI artinya sudah menebus kesalahan. Yesus menebus segala DOSA yang mendatangkan risiko kematian jiwa, roh, dan raga dengan nyawa-Nya sendiri. Penebusan ini ditulis dan bisa dirasakan lebih dari separuh penduduk bumi. Tiada seorang pun yang menyangkal peristiwa penebusan risiko kita itu.

Perpisahan

Selamat pagi indah,
Jam 5.00 sore kemarin saya menerima kabar seorang sahabat saya LOK teman SMA Katolik Frateran Surabaya lulusan 1976, tiba-tiba meninggal dunia karena syaraf otaknya mendadak putus. Hanya 2 hari saja dirawat di RS RKZ Surabaya, tapi Tuhan memanggilnya lebih cepat. Selamat jalan LOK. Selamat berpisah sampai jumpa di kaki bukit di mana sangkakala dinyanyikan. Semoga Tuhan memberikan damai dan tenang dalam istirahat kekal dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan penghiburan oleh Roh Kudus.
Perpisahan bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan kita manusia dan tidak tahu kapan terjadinya. Seperti anak kita mau sekolah ke luar negeri, kita berpisah namun ada waktu kita bisa jumpa lagi, atau pindah kota, pindah kerja dan keluar negeri. Ada saat pisah, ada saat berjumpa. Namun perpisahan akibat meninggal membuat kita sedih karena kita tidak bisa berjumpa lagi dalam bentuk fisik. Kendati pun kita percaya bahwa suatu saat nanti kita akan berjumpa bersama di rumah Bapa. Waktu berbedalah yang memisahkan kita.
Jujur kata semua orang takut mati. Kita pasti penuh kegelisahan apalagi di saat sakit dan ketahuan tidak ada harapan kesembuhan. Di saat demikian maka hanya Roh Kudus yang bisa menguatkan kita, menghibur dan mendampingi kita.
Sewaktu anak-anakku masih SD saya sepintas pernah membaca Pelajaran Agama, ada pertanyaan demikian : “Mengapa kita harus mengunjungi orang meninggal dan berdoa di sana?” Jawabannya sungguh baik sekali : “Supaya kita kelak matinya penuh ketenangan!”
Perpisahan dalam fisik membuat kita sedih, tetapi perpisahan dalam Iman kepercayaan yang kuat, indah adanya. Egoismelah yang sering memaksa kita terus menerus meneteskan air mata kesedihan. Di lain pihak, Yesus mengerti apa yang kita alami. Yesus berusaha menghapus setiap tetes airmata yang kita alami.
Perpisahan, pasti terjadi dalam kehidupan insan manusia. Tentu semua harus bisa siap untuk menghadapinya. Kita semua perlu mempersiapkan dIri melalui kehidupan kita masing-masing. Ada yang terus menerus berdoa. Ada orang lain yang menguatkan kita. Ada yang membaca Alkitab dan memberi pertolongan kepada sesama saudara yang membutuhkan. Ada yang berusaha mengenal cinta sesama semasa masih hidup. Ada pula yang mencari kesempatan untuk saling menolong.
Berbahagialah orang yang mendengar sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. Sabda-Mu adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup kami.
Mari kita terus saling mendoakan, saling menguatkan, saling memberikan perhatian agar Tuhan mengasihi kita semua dengan Kasih Karunia-NYA.

Koneksi

Sore hari kemarin Radiet dari Lions Club Jakarta Pelita Sejati, D 307 B1 menelpon saya karena minggu depan akan melakukan kegiatan donor darah di Kebagusan mal. Pasalnya sampai hari ini belum ada konfirmasi karena PMI sudah tidak bisa melayani lagi disebabkan jadwal yang padat sekali. Saya termenung sehabis menerima telepon. Siapakah yang bisa Bantu? Memang Ketua PMI sekarang Bapak Jusuf Kalla saya kenal baik, tapi ketinggian levelnya kalau mau minta bantuan beliau, tapi apa boleh buat. Saya say hello saja, setelah ngobrol ngalor- ngidul, lalu saya minta telepon genggan ketua PMI Jakarta Utara. Saya dikasih nomormya dengan pesan kalau ada kesulitan bilang sudah bicara sama saya, kata beliau.
Pucuk dicinta ulam tiba, karena koneksi, semua urusan hanya 5 menit saja, Radiet telepon saya bilang semua sudak ok tidak ada masalah, saya cuma bisa mengurut dada, mau berbuat sosial saja susah bagaimana kalau mau berbuat lain tentu lebih sulit kalau tidak ada koneksi. Saya rasa masalah koneksi memang perlu, mulai urusan sakit di rumah sakit, urusan masuk sekolah, dapat proyek, bisnis sampai urusan cari Pastor untuk acara kegiatan lingkungan, ucapan syukur atau kematian! Kalau tidak ada kenalan pastor wah ini sumber kesulitan, makanya mesti kenal dengan Pastor Mogi, MSC. Katanya beliaulah sumber informasi lengkap masalah pastor.
Demikian juga urusan surgawi, kita perlu cari koneksi, kata anak aku dulu semasa kecil mesti kenal Tuhan Yesus, Ibu Maria sama Santo Yusuf, wah lengkap koneksi sampai di sana. Bagaimana dengan Orang Suci, mungkin kita perlu memperhitungkan Persekutuan Para Kudus ini. Santo Pelindung para pelaut, orang sakit, dalam perjalanan sampai barang hilang, saya tidak tahu persis koneksitasnya?? Kalau ada yang bisa sharing Santo Pelindung dalam daftarnya akan menambah perbendaharaan kita perihal Orang Suci.
Sebaliknya saya banyak teman Pastor tapi malu kalau mau minta tolong, apa lagi ada kode etik jangan buat misa, acara syukuran, dll di lingkungan pada hari Sabtu atau Minggu karena para pastor pada sibuk. Kalau mau panggil pastor dari luar, harus wajib kulonuwun sama pastor kepala paroki dulu.
Beberapa pekan lalu, keponakan saya Adam menikah di Gereja Santo Matias, diberkati 2 uskup dan 3 Pastor. Dalam hati saya bersyukur sekali karena sungguh pengalaman luar biasa. Wong cari pastor satu saja susah. Mgr Mandagi dan Mgr. Turang pun membuat kelakar katanya kalo sudah diberkati 2 uskup kalau perkawinan ini gagal wah yang kualat uskupnya. Teman pastor saya malah bilang wah kalo misa dipimpin uskup, kami jadi prodiakon saja !!!!
Sebagai orang Katolik kita sungguh bersyukur karena tidak perlu repot-repot cari koneksi semua sudah disiapkan Gereja sehingga umat tinggal jalan saja. Asal saja jangan lupa rajin ke lingkungan, kenal ketua lingkungan, kenal para pastor paroki. Tidak perlu koneksi lagi Pasti semua urusan beres.
Kita juga harus berterima kasih kepada para Ketua Lingkungan, karena mereka dengan sungguh-sungguh bekerja untuk melayani kita. Apalagi Ketua Lingkungan saya, Bapak Antonius di Lingkungan Keluarga Kudus, saya harus angkat topi sama pelayanan beliau. Bravo pak Anton !!!!!
Dalam Cinta ada Damai, Dalam Damai ada Suka cita dan dalam Suka Cita ada Penyembuhan.

Sleeping with my enemy

Semoga Tuhan beserta kita,
Sebuah film layar lebar dengan judul sleeping with my enemy diputar awal tahun 2000- an. Film ini mencapai Box Office dengan cerita tentang rumah tangga (bagi yang belum nonton silahkan beli DVD-nya). Cukup berat mencerna makna yang diutarakan film tersebut, namun pada akhir cerita kita diajak menikmati film yang bagus. Kita sering mengalami bagaimana tidur dengan musuh kita. Apalagi musuh itu orang dekat kita. Atau yang lebih parah adalah musuh yang ada dalam hati dan pikiran kita sendiri!
Siapa yang mau tidur sama musuhnya? Kenyataannya kita harus tidur sama musuh hampir setiap malamnya :1)Marah, 2)Kesel, 3)Benci, 4)Dendam, dan 5)Rencana-rencana kotor
Bagaimana kita bisa tidur nyenyak jika musuh-musuh tidur bersama kita bahkan menguasai hidup kita. Kalau kita tidur bersama musuh pasti kita kehilangan suka cita di dalam tidur dan merongrong kehidupan kita. Dinamika kehidupan kita terganggu bila kurang tidur kan?
Doa malam, meditasi atau usaha-usaha akan sia-sia kalau hati kita tidak bisa menolak untuk tidur bersama musuh-musuh itu. Kita perlu sekali mempelajari hal-hal positif agar bisa mendampingi nurani kita. Satu hal yang sangat membantu adalah belajar membaca ALKITAB. Kita Suci memiliki kekuatan luar biasa kalau kita membacanya menjelang tidur. Atau paling tidak ditaruh di samping tempat tidur, baca gak baca urusan kedua. Biasanya kalau Kitab Suci dibaca nuansa tidur Anda akan berubah not sleeping with enemy but sleeping beauty!
Seorang ibu rumah tangga mengambil keputusan drastis, yaitu pulang ke orang tuanya lantaran sehari-hari tidak menemukan kebahagiaan bersama suaminya. Sang istri yakin kalau pulang ke rumah orang tuanya hidupnya akan tenang, namun yang diperoleh sebaliknya, hidupnya bagai neraka, karena cemohan dan ejekan terus berdatangan dan kebencian meliputinya. Kondisi fisiknya berubah dengan cepat. Badan kurus kering, sinar mata hilang, nafsu makan tidak ada, psikiater juga tidak mempan. Sampai suatu hari dia mengambil keputusan lagi untuk pulang ke rumah keluarganya sendiri. Sang suami yang menggendong anaknya yang paling kecil menyambutnya. Lalu, mereka masuk rumah dan makan malam bersama.
Sang istri bilang kalau dia hanya mau mampir karena kangen sama anak-anak. Ia mau pulang kembali ke orang tuanya keesokan harinya. Sang suami mengiyakan saja. Pada malam harinya, pasangan itu tidur bersama anak-anak namun suasana sangat berisik membuat sang istri gelisah. Sang suami membawa minuman dan mengajaknya menemani anak-anak yang membaca kisah-kisah Alkitab. Sampai malam pun suasana sedih terus meliputi sang istri. Saat berbaring dengan gelisah bersama justru kisah-kisah Alkitab membuatnya lelap sampai esok pagi.
Kebiasaan menemani anak-anak membaca Alkitab membuat sang istri lupa pulang. Sejak saat itu secara perlahan kehidupannya pulih dan mereka hidup normal kembali.
Sungguh kebahagiaan besar kalau kita bisa tidur ditemani ALKITAB, karena Tuhan sendiri menjaga, menghibur kita dengan kata-kata yang indah.

Menyanyi

Gempa bumi yang mengguncang LA California tahun 1990 meruntuhkan banyak gedung dan menelan korban cukup banyak. Dalam pencarian korban di suatu gedung, ditemukan beberapa korban masih hidup. Walau beberapa hari tiada makanan, mereka hanya bisa merenungi nasib dengan menyanyi memuji Tuhan dan mereka sampai lupa lapar dan bertahan hidup beberapa hari. Kisah tentang bertahan hidup dengan menyanyi banyak kita dengar. Tentu saja hal ini bukan hanya bualan tapi kenyataan memang menyanyi memberikan kekuatan.
Dalam pesan doa pun demikian adanya. Doa yang dinyanyikan memberikan manfaat berlipat-lipat dan dapat memberikan kekuatan dibandingkan dengan doa yang hanya diucapkan atau dibaca saja. Tradisi Kristiani mengajarkan bahwa siapa yang bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali. Saya mencoba mencari konteks dalam Kitab Suci tentang doa yang dinyanyikan tapi belum ketemu, kalau saja ada umat yang bisa membantu mencarinya maka tentu dapat melengkapi cerita ini.
Saya suatu hari, saya mengunjungi sahabat yang sakit di Rumah Sakit St. Carolus Ia setengah baya, tapi karena sakitnya dia kehilangan berat badan cukup drastis. Biasanya kalau berat badan kita turun drastis kita bisa mengalami fatamorgana, karena saya pun pernah mengalami hal yang sama. Ada yang menarik dari sahabat ini. Dia setiap hari mendengar orang menyanyi di sampingnya dan mengajarinya menyanyi terus. Lalu, saya dan beberapa teman pun tertawa. Selain tidak percaya, kami juga menganggap teman ini ngelindur. Tapi, kami semua dibuat terkejut luar biasa ketika sahabat ini bilang mari duduk dan dengarkan saya menyanyi. Dia mulai menyanyi 3 lagu dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Mandarin, bahasa Inggris dan bahasa Latin. Sedangkan kami kenal beliau adalah orang yang tidak bisa berbahasa Inggris, Mandarin apalagi bahasa Latin.
Kami yang mendengar dia menyanyikan lagu Chesara Delamia Vita Dilosa. Kami semua terdiam selesai beliau menyanyi. kami semua bungkam seribu bahasa. Apalagi lagu mandarin yang dinyanyikan Ni ai wo I cien pei, Wo ai ni I wan pei (kamu mencintai saya seribu, saya akan mencintaimu sepuluh ribu). Dan lagu dalam bahasa Inggris To The Border of Universe. Siapa yang mengajarnya nyanyi beliau sendiri tidak tahu?
Hal serupa juga terjadi pada tante kami di Solo. Di akhir hayatnya dia bisa menyanyi lagu dalam dialek Hok Kian, padahal dia sama sekali tidak bisa berbahasa Hok Kian.
Sampai hari ini saya belum mendapat penjelasan ilmiah, tentang kekuatan nyanyian yang dapat menembus dimensi manusia dan kehidupan lain.
Aku sendiri tidak bisa menyanyi dan cenderung gaptek, tapi saya pernah belajar Gregorian, pernah belajar main guitar solo/classic, dan sedikit electon tapi jujur hanya di luarnya saja. Tapi dengan jujur juga saya cinta lagu dan suka sekali mendengar lagu terutama dari Teng Ie Ling dengan judul “biarlah bulan mewakili hati saya, Yue Liang tai piao wo de Xing”. Sayang beliau meninggal di usia 19 tahun, sangat muda!
Mari kita belajar mendengarkan lagu, karena dengan mendengarkan lagu kita semakin peka mendengarkan suara hati kecil kita yang tidak lain tidak bukan adalah suara Tuhan sendiri. Ada pepatah mengatakan : “Dengan nyanyian kita bisa menghibur orang lain, paling tidak bisa menghibur diri sendiri”. Damai selalu mendampingi.