Category Archives: Uncategorized

Toilet

Sebuah visi menuju sukses, sebuah misi menuju kebahagiaan, itulah toilet (Adh)

bathroom-toilet_17475_600x450Setiap kali mengunjungi mall atau restaurant, saya selalu menyempatkan diri mampir di toiletnya, tapi begitu melihat toiletnya jorok, maka saya sudah tidak nyaman lagi berjalan-jalan di sana, tetapi kalau toiletnya bersih apa lagi wangi dan terawat, maka rasanya senang sekali.
Sering kali building management tidak memperhatikan masalah toilet, bahkan dianggap sepele. Dalam suatu wawancara singkat oleh sebuah majalah terhadap Bapak Ir. Ciputra, kebetulan saat itu saya ada bersama beliau, komentar beliau yang utama adalah : ”Perhatikan toilet, karena ada istilah sebuah visi menuju sukses, sebuah misi menuju kebahagiaan, itulah toilet.”
Sebagai tokoh dalam properti dan khususnya mall maka saya merasa pendapat beliau benar sekali. Kita sering lupa bahwa orang tidak melihat dari megahnya sebuah gedung, tetapi bersih dan tertatanya toilet gedung itu termasuk kenyamanan dan kerapiannya. Percaya atau tidak akan hong sui bahwa semua akan dimulai dari toilet. Kamar tidur tidak boleh menghadap langsung atau kalau rumah susun jangan WC di atas ruang tidur atau ruang makan. Demikian macam-macam syarat yang diberikan dalam bentuk nasihat saat kita membangun rumah baru.
Dalam suatu pertemuan sebuah organisasi besar dimana hadir juga para tokoh nasional di sebuah gedung pertemuan bagus dan mewah. Sewaktu pimpinan rapat sedang seru-serunya berpidato, tiba-tiba dia harus pamit karena hasrat ini tidak bisa di tunda. Namun, selang beberapa menit beliau tidak balik-balik akhirnya topik diisi dengan dua lagu yang dilantunkan oleh seorang tokoh organisasi tersebut. Sampai akhirnya sang pimpinan kembali, tetapi beliau agak marah. Kemarahannya disampaikan dengan baik dalam bentuk pantunan. Saya lupa pantunnya tapi perihal menyinggung toilet gedung yang sangat jorok. Ia terpaksa ke gedung sebelah. Aneh juga saya pikir, tetapi saat mau pulang saya juga mau buang hajat. Ya ampun ternyata hajatnya tidak mau keluar juga karena kondisi toilet sangat kotor.
Sungguh suatu hal yang menarik karena masalah toilet ini berhubungan dengan visi dan misi baik sebuah perusahaan atau pun secara pribadi. Apalagi pernyataan di atas ada korelasinya dengan kemampuan seseorang memimpin suatu organisasi. Saya juga bertanggung jawab terhadap mati hidupnya sebuah perusahaan, sehingga membuat saya harus berpikir tentang makna termasuk apa yang dimaksud dengan “toilet” yang ada dalam diri saya.
Seperti halnya orang mengunjungi rumah saya, mereka juga akan mengunjungi kamar kecil saya. Demikian orang mengunjungi hati saya, juga akan mengunjungi hati kecil saya. Kalau hati kecil saya punya niat kotor, sempit, berbau dan tidak pernah dirawat apalagi dibersihkan, siapa yang mau datang. Kalau tidak ada yang mau datang bagaimana bisa sukses? Kalau tidak sukses bagaimana kita bisa membuat orang lain bahagia?
Dari sini saya mulai paham bahwa toilet itu sederhana saja. Toilet tidak harus berteknologi tinggi atau bermewah-mewah. Toilet cukup saja bersih teratur semua orang akan nyaman mengunjunginya, bahkan bisa keluar pujian. Wah WC atau toilet di rumah pak A atau ibu B sungguh bagus, bersih dan wangi. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan kesuksesan yang kita canangkan setinggi langit? Bagaimana kita membawa misi kebahagiaan.
Berbahagialah bagi siapa saja yang mengerti bahwa tempat sekecil apapun dan sesempit apapun bagian dari diri kita, terutama dalam hati kita, selalu harus diperhatikan. Ia harus dirapikan dan dirawat dengan wangi sebagai bagian dari kesuksesan yang akan kita raih. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Otodidak

Otodidak atau autodidak (diambil dari bahasa Yunani) Autodídaktos = belajar sendiri adalah mereka yang mau belajar yang tanpa bantuan guru.

images (20)Semalaman saya gelisah sekali karena habis rapat lingkungan, ternyata masih banyak tugas yang harus saya lakukan, walaupun mata saya hampir tidak kuat lagi. Jam dinding sudah melewati angka 1, tapi saya belum bisa meninggalkan laptop. Karena ada beberapa hal yang harus saya selesaikan dan pikirkan untuk mencari solusi dan jalan keluar. Kadang-kadang saya pikir tugas-tugas ini sebenarnya sudah menjadi tanggung jawab para direksi saya atau pimpinan perusahaan saya, sehingga saya tak gelisah dan memaksa diri. Namun dalam hati saya tersenyum karena berterima kasih kepada Tuhan bahwa saya masih bisa berpikir walau ada rasa iri memandang sahabat-sahabat saya yang sudah tidur nynyak.
Saya teringat semasa saya masih belajar kerja di sebuah BUMN di bilangan Kebayoran. Karena saya terlambat 5 menit hadir sesudah jam 7.30 saya diperintahkan HRD untuk berjemur berdiri di bawah terik matahari pagi di bawah bendera merah putih. Orang sliwar sliwir melihat saya. Saya malu sekali. Lima menit kemudian saya dipanggil manager. Dia memberi tugas kepada saya sambil mengatakan bahwa saya ini otodidak. Dalam hati saya sedih dan kecewa, tapi tetap saya jalankan semua tugas, karena saya bertekad untuk belajar kerja sehingga malu, marah, kecewa dan sentimen harus jauh dari saya.
Sehabis sholat siang saya dipanggil manager saya karena banyak urusan kawan-kawan lain saya yang kurang beres maka dia minta saya yang harus selesaikan hari ini juga. Demikian sampai larut malam saya harus kerja sendiri. Sedangkan yang punya tugas dan tanggung jawab sudah tidur nyenyak.
Dalam hati saya berpikir bahwa kelak suatu hari kalau saya sudah punya usaha sendiri apalagi jadi bos, saya akan leha-leha, tidur sorean, bangun siang dan santai, tetapi apa kata ternyata saya tetap harus bekerja sampai larut malam dan tidak bisa berhenti berpikir.
Suatu hari ada seorang melamar kerja, lalu HRD memberikan kesempatan beliau untuk bertemu saya dalam wawancara. Ternyata yang datang adalah manager yang menghukum saya menjemur saya di terik matahari dan mengatakan saya ini otodidak (saya rasa pemikiran dia itu negatif, tapi saya menanggapinya dengan positif). Kami berpelukan karena lebih 20 tahun tidak jumpa. Di antara kami tidak ada dendam atau rasa kesal, yang ada pelepas rindu, terima kasih dan saya bahagia karena banyak belajar otodidak dari beliau.
Kata otodidak sering berkonotasi negatif, karena sering dikaitkan pada orang yang tak terdidik dalam intelektual tradisional. Namun, ini bukanlah perbandingan yang benar, karena orang dapat dengan mudah memenuhi syarat untuk keahlian dalam bidang tertentu. Walau begitu kata otodidak dapat disalahgunakan.
Pengalaman memang menjadi guru dan teladan. Kalau kita terus dalam pemikiran dan pandangan positif, maka kita akan menerima berkat luar biasa, karena memberikan kita kedewasaan, kemampuan dan kebijaksanaan. Semoga kita diberkati oleh tangan Tuhan, diberi kemampuan untuk bisa mengatasi masalah yang kita hadapi, demikian setiap titik koma yang bisa kita selesaikaan akan menggiring kita menjadi orang yang berkemampuan. Di sanalah anda akan menoreh kesuksesan. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Rejeki

Berilah kami rejeki, pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami

Memudahkan RejekiKenal dengan nama Putut Pudyantoro? Mungkin ada yang tahu, tapi mungkin juga ada yang tidak tahu. Tapi kalau dengar lagu Bapa Kami, pastilah ingat beliau. Sahabat saya satu ini orangnya sangat sederhana, sabar dan murah senyum. Melalui beliau saya dapat rejeki banyak karena punya sahabat banyak bernama Mia Patria (my Country). Sebuah group koor yang unik karena selalu menampilkan gaya daerah.
Suatu saat beberapa tahun lalu mereka tampil di Gereja Kristoforus. Semua peserta menginap di rumah saya supaya mudah menjangkau gereja. Sungguh berkat besar karena malam minggunya kami bercanda dan menyanyi sampai menjelang pagi. Ada yang tidak tidur lanjut misa sampai siang baru tidur. Kenangan manis ini tentu tidak mudah dilupakan. Saat istri beliau meninggal saya hadir. Misa dipimpin bapa Uskup KAJ sendiri. Saat peringatan 7 harinya saya dan istri dan ditemani Ibu Lily Widjaja, kami ke rumah beliau walau kesasar-kesasar tapi sampai juga.
Saya ingat beliau bukan saja karena lagu Bapa Kami, tetapi untuk pemikiran-pemikiran beliau terutama saat-saat harus berjuang untuk menyanyi di hadapan Bapa Suci Paus Benediktus XVI. Saat saat sulit, menurutnya, bahwa Rejeki itu tidak serta merta hadir, tetapi harus berada dalam koridor perjuangan, seperti halnya orang menangkap ikan, bisa pakai pancing, bisa pakai bumbung, bisa pakai Jala dan bisa pakai Trawler pula. Bisa dapat ikan kakap atau ikan teri. Tetapi yang pasti tidak seperti lagu ikan dan udang menghampiri dirimu, itu bukan lautan dan bukan kolam susu,
Tapi kail dan jala menghidupimu !!
Rejeki memang rejeki, tapi alangkah indahnya kalau rejeki itu ada temannya, yaitu pengampunan. Sungguh saya bisa merasakan seandainya kita bisa mendapat rejeki, tetapi di sana tidak ada pengampunan, yakni rejeki yang diperoleh dengan tidak halal seperti merampok dan korupsi, maka saya bisa merasakan bahwa justru di sana akan dirasakan siksaan. Oleh karena itu,
berilah kami rejeki danampunilah kesalahan kami, supaya kami bisa menikmati Rejeki tersebut.
Seorang sahabat saya, Rudy punya pendapat lain, bahwa rejeki diberikan dalam berkat. Ada berkat menerima dan ada berkat menikmati. Ada orang kaya tidak bisa merasakan nikmat kekayaannya,
tapi ada orang miskin yang tiap hari naik BMW, naik Mercedez, dan naik Audi. Ada orang yang bisa menikmati rejeki, tapi tidak punya rejeki. Ada orang punya rejeki, tapi tidak bisa menikmati rejeki. Berbahagialah kita yang bisa mendapatkan sekaligus dua berkat tersebut.
Saya sungguh percaya kita semua anak-anak-Nya mampu mendapatkan rejeki sekaligus menikmati rejeki itu hanya dan hanya bisa melalui penyertaan-Nya dan ungkapan syukur kita diiringi pengampunan, maaf dan berbagi kepada saudara kita yang kurang beruntung. Di kala menyanyikan lagu Bapa Kami, aku selalu merasa sudah mendapat rejeki, terutama dari sahabat-sahabatku yang berbahagia. Tuhan memberkati selalu.

The Power of Thinking

Mengetahui apa yang tidak kita ketahui akan menjadi kekuatan untuk mengetahui apa yang kita sudah tahu (Adh)

images (19)Menelusuri macetnya jalan sehabis pertemuan dengan beberapa partner bisnis dari Cina di World Trade Center, saya menyempatkan mampir di RS Pondok Indah, di kamar Super VVIP, seorang ibu sahabat kental saya Ine. Para tamu yang membesuk belum boleh semuanya masuk, tapi hanya keluarga dekat saja. Berbahagia sekali saya bisa jumpa dengan Ibu Ine, yang divonis menderita CA19-9 atau Pancreatic Cancer. Saya sempat memimpin doa khusus bersama keluarga. Sungguh luar biasa semangat Ibu Ine karena walaupun tahu apa yang dideritanya, tapi tidak ada sedikitpun di wajahnya ada rasa takut atau cemas. Malah yang ada hanya tawa canda boleh dibilang senyum tak pernah hilang dari bibirnya.
Saya sungguh ikut dikuatkan. Walaupun demikian parahnya sakit beliau tapi kekuatan dan kemauan serta perjuangannya seakan-akan tidak ada rasa sakit sedikitpun pada dirinya. Suatu kekuatan yang didasari pikiran batin dan rohani sangat kuat. Inilah yang disajikan The Power of Thinking. Apapun yang kita pikirkan akan menjadi kekuatan tersendiri. Sakit penyakit boleh menggerogoti badan, tetapi tidak bisa melumpuhkan pikiran kita. Boleh saya menyebutnya juga The Power of Perception
Ibu Ine,Memberikan sebuah kekuatan yang luar biasa, karena melalui pemikiran beliau, harapan beliau dan kegiatan yang beliau lakukan, habislah sudah semua sakit yang dialaminya, berganti dengan kemampuan pemikiran yang disalurkan melalui sahabat, organisasi Lions Clubs Indonesia, Yayasan Wulan, Lembaga Alkitab Indonesia, Bank Mata semua kekuatannya bisa kita nikmati dan sekaligus menjadi dasar pemikiran kita.
Saya sendiri masih sering mengeluh kalau datang sakit. Apalagi sakit malas, sakit marah, sakit hati, cemburu, dan iri hati. Apa lagi jenis sakit-sakit yang bukan saja merongrong fisik badan tetapi juga batin dan rohani saya. Tetapi Ibu Ine membuka mata hati saya yang bisa menyaksikan, melihat dan membaca begitu kuatnya daya pikirannya melawan sakitnya. Melalui kekuatan pikirannya
bukan saja menghilangkan sakit yang ada pada dirinya, tetapi juga orang yang hadir dan yang dekat dengan beliau.
The Power of Thinking diberikan oleh salah seorang sahabat motivator terkenal. Ia juga pencetus beberapa ide kekuatan melalui pemikiran kita bahwa memang di bawah alam sadar kita memiliki kekuatan yang besar sekali. Saya pernah bercanda dengan beliau dan bertanya bahwa kuat mana kekuatan positif atau kekuatan negative. Beliau tertawa dan bilang bahwa saya termasuk salah satu spesies yang agak jarang karena bisa-bisanya membaca pikiran orang.
Salah satu kelebihan saya bisa membaca dan menghitung di bawah sadar.
Saya hanya tersenyum atas pujiannya dan memang akhirnya saya dirayu menulis resensi dalam bukunya Golf and Management. Saya menulis bahwa : “Mengetahui apa yang tidak kita ketahui akan menjadi kekuatan untuk mengetahui apa yang kita sudah tahu”.
Inilah kelebihan kita seperti Jokes Mario Teguh yang mengocok-ngocok badan seorang anak sekolah. Ia bertanya apakah anda mendengar bunyi-bunyi? Kalau Anda tidak mendengar itu tanda bukti Anda pintar. Kalau Anda mendengar artinya otaknya kopong. Semoga Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Tukang Sapu

Pahlawan kebersihan yang menantang bahaya dan berjuang untuk kebersihan memberi kenyamanan buat kita yang lewat (Adh)

tukang sapu jalan denagn cucunyaSehabis agenda Basar Ramadhan di Lingkungan Keluarga Kudus, biasanya ada kegiatan bagi-bagi amplop kepada para pasukan oranye atau penyapu jalan di wilayah Jakarta Barat.
Pagi jam 4.30 subuh peserta sudah kumpul di rumah saya lalu dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7 atau 8 mobil. Ada yang ke ke utara, selatan, timur dan barat. Mata kita harus awas mencari mana itu tukang sapu, karena mereka setiap hari jam 4 masih gelap sudah keluar menyapu jalan. Kalau bisa dapat lalu kami serahkan sebuah amplop berisi uang Rp 50.000,- sebagai ungkapan terima kasih kami karena kami menganggap mereka adalah pahlawan kebersihan, yang tanpa kenal lelah dan bahaya. Apalagi sebelum matahari terbit mereka sudah harus bekerja keras. Kami juga menyaksikan solidaritas mereka dengan mengingatkan kami bahwa ada teman-teman mereka belum dapat. Kadang mereka harus lari-lari untuk memberitahukan teman-teman mereka. Sempat juga kami berfoto bersama. Ada juga yang Katolik, namanya ibu Magdalena, dan kami mengambil gambar bersama beliau. Setelah operasi selesai sekitar 90 menit kami berkumpul untuk makan pagi bersama di Bakmi Agoan, Mangga Besar, sekalian kuliner. Sarapan pagi dengan nuansa luar biasa karena hati sedang penuh suka cita.
Tukang sapu jalan adalah pekerjaan yang kita anggap sangat kurang mendapat perhatian. Sebab bayarannya yang sangat minim, tetapi mereka tidak pantang menyerah. Mereka maju terus untuk berjuang demi kebersihan, dengan moral yang tinggi, tanpa banyak pamrih, yang penting kota Jakarta bersih. Seandainya anda punya waktu, bolehlah jalan pagi hari dan lihatlah mereka bekerja. Jika tergerak hati bolehlah membantu sedikit saja dan hati mereka akan senang sekali. Ibadah pagi ini tentu akan membangkitkan suka cita besar bagi anda dan keluarga.
Sepintas saja
menyapu jalanan sepertinya mudah, karena tidak perlu pengetahuan atau ijasah S1 atau kursus, tetapi buat saya, suruh nyapu rumah saja bisa seminggu sakit pinggang. Apalagi menyapu jalan, lalu kecepatan kendaraan di pagi hari tinggi, yang nyetir juga mungkin belum sadar penuh, mengantuk jadi sangat riskan sekali.
Mereka membersihkan jalan untuk siapa? Tentu saja buat kita semua agar jalan yang kita lalui bersih dari sampah dan sehat. Yang terpenting adalah membangkitkan citra karsa kota kita Jakarta yang terkenal kotor menjadi Bersih dan Sehat.
Setiap hari kita melihat JALAN hidup kita juga banyak kotoran, sampah dan sisa-sisa makanan. Ternyata di sana juga ada penyapu jalanan, yang boleh dianggap kita tidak tahu atau sengaja tidak tahu.
Bahwa mereka berjuang menyapu kotoran di jalan kehidupan kita. Mereka adalah orang-orang yang kita CINTAI. Saya mengajak sahabat semua untuk melihat dan menyaksikan pahlawan-pahlawan yang membersihkan dan menyapu untuk membuat jalan HIDUP kita bersih. Kita disapu dengan kasih sayang, cinta dan perhatian serta nasehat-nasehat. Siapakah aku ini? Sampai mereka rela berpeluh dengan susah payah agar jalanku bersih! Kiranya mereka juga menjadi bagian dari hidup kita yang memerlukan perhatian kita. Tuhan memberkati, Salam dan doa.

Tradisi

Menggali tradisi dan tetap bersama tradisi memberikan kemampuan baru (Adh)

images (12)Sepulang dari sebuah pertemuan yang membicarakan masalah Inkulturisasi dalam gereja Katolik dengan beberapa teman di daerah puncak, kami mampir di rumah teman yang berada di lokasi Sentul. Rumahnya berada dalam bilangan lapangan Golf, yang sangat asri sehingga menarik dan anggun sekali. Ungkapan selamat datang disampaikan tuan rumah dengan singkong goreng, jagung rebus dan kacang rebus juga kopi hangat. Semua dihasilkan oleh kebun sendiri kata bapak Johnny, pemilik rumah.
Yang sangat menarik bagi kami adalah kondisi rumah beliau, yang ditata sangat baik, terutama tradisi Jawa yang melekat benar dengan beliau. Di sudut-sudut dan dinding penuh dengan foto-foto tradisi Jawa. Mulai dari urusan keluarga, perkawinan, kelahiran, dan mitoni lamaran. Semuanya sungguh indah dan menawan. Saya bertanya kepada beliau bagaimana beliau mempertahankan tradisi Jawa demikian baiknya. jawaban beliau bahwa dengan menggali tradisi dan bersama tradisi, maka beliau lebih dimampukan terutama dalam hubungannya dengan rohani.
Bagus sekali pandangan ini, karena siangnya kami baru berbicara masalah Inkulturisasi.
Inkulturasi adalah sebuah istilah yang digunakan di dalam paham Kristiani, terutama dalam Gereja Katolik, yang merujuk pada adaptasi saling mempengaruhi antar kebudayaan-kebudayaan non-Katolik ajaran-ajaran Gereja Katolik.
Saya rasa setiap tradisi pasti baik adanya. Misalnya tradisi Cina tentang Ceng Beng (bersih-bersih kubur orang tua dan keluarga yang meninggal). ini memberikaan wacana ikatan kekeluargaan yang rapat dan beguna dalam kehidupan masing-masing, tradisi menggunting kuku, memotong gigi, dan sunatan semua baik adanya. Sedemikian baiknya sehingga perlu kita lestarikan turun temurun agar anak-cucu kita juga bisa merasakan baiknya suatu tradisi.
Tradisi, baik dalam bentuk fisik, etika, cara berbahasa, cara berpakaian dan cara menghormati tentu masing masing daerah berbeda, tetapi jika dipadukan akan baik sekali. Betapa rindu saya kalau setiap bulan sekali Gereja mengadakan misa dengan tradisi tersendiri, supaya kita semakin kaya akan tata-cara tradisi dunia. Misalnya misa dengan bahasa Mandarin dan tradisi Cina, misa bahasa Jawa, misa ala Batak, misa ala Timor dan Flores, dan misa ala Ambon. Dengan demikian kita ikut berpartisipasi dalam melestarikan kebudayaan kita kepada anak-cucu kita.
Di dalam diri kita tentu tercipta adanya tradisi-tradisi tersendiri. Ada baiknya coba kita sinkronisasi dengan kondisi yang ada, misalnya kebiasaan-kebiasaan baik dijadikan tradisi keluarga seperti cium pipi saat berjumpa, doa pagi bersama, makan malam di meja makan bersama, saling mendoakan, dan saling menyapa.
Jika tradisi keluarga sudah terbentuk, kita juga membiasakan kebiasaan kita menjadi tradisi tersendiri. Senyuman kepada siapa saja yang kita jumpai. Tutur sapa yang sopan, ketelitian, dan hormat menghormati. Dengan demikian saya sepakat kalau nilai tradisi akan memberikaan nilai tambah bagi kehidupan kita. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Hati-hati

Berhati-hatilah dalam mengendarai kendaraan di jalan raya dan anda telah menyelamatkan nyawa sesama (Adh)

images (11)Pagi-pag saya dan istri dan anak kami menikmati ketupat sayur di Petojo Enclek. Selesai makan, kami pulang ke rumah. Di tengah perjalanan daerah Jagal Monyet dekat Cideng, kami menyaksikan sebuah sepeda motor menyalib mobil Avansa, tetapi saat yang sama Avansa tersebut mau menyalib sebuah sedan. Akibatnya sepeda motor yang dikendarai anak muda itu jatuh terguling dan mobil dibelakangnya melindasnya. Kejadian ini sangat singkat terjadi di depan kami dan kelihatannya penumpang sepeda motor itu meninggal dunia di tempat. Hati kami sangat sedih melihat kejadian tersebut.
Beberapa sahabat saya juga harus mengalami hal yang sama. Kejadian yang dialami Bapak Rudy dan Bapak Hansen adalah karena ketidak hati-hatian pengendara sepeda motor, yang mengakibatkan kecelakaan fatal.
Suatu ketika Ibu Kolonel Sardjono sahabat saya, mengantar suaminya ke kantor di Medan Merdeka Barat, karena agak macet sang suami bilang turun di jalan saja lalu menyebarang jalan dari pada muter, tetapi nasib menunjukkan lain. Begitu turun dari mobil ternyata disambar oleh bus di dalam koridor busway dan beliau meninggal di tempat. Pelanggaran lalu lintas juga merupakan bentuk ketidak hati-hatian sehingga mengakibatkan kecelaakaan fatal. Kita semua sepakat dan setuju bahwa memang harus demikian, tetapi mengapa kita di jalan di mobil di mana saja sering lalai dan tidak hati-hati terutama saat berada di jalan raya saat mengendarai sepeda motordan mobil? Sering kita lupa bahwa kita harus waspada dan hati-hati. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita tidak hati-hati :
Pertama, kebiasaan buruk seperti merokok, meludah, telpon saat mengemudi, minuman keras, narkoba, dan kebiasaan melanggar aturan. Kebiasaan ini penyebab orang akan menurun tingkat ke hati-hatiannya. Kedua, emosional seperti marah, kesel, ketakutan, benci, terlalu gembira, dan dendam. Ini bisa membuat orang lepas kendali sehingga lupa bahwa dia harus bertindak hati-hati. Ketiga, kondisi tubuh kurang sehat seperti lelah, capek, sakit, dan vertigo. Hal ini menyebabkan kita lengah bahkan bisa kehilangan kontrol saat berada di jalan. Keempat, emergency seperti kelahiran, antar orang sakit, buru-buru, ada kecelakaan, dan mau menolong. Dalam keadaan emergency kita sering lupa akan berbuat hati-hati Kelima, suasana keakraban seperti bercanda, kencan, tertawa, dan cerita. Semua suasana ini bisa membuat kita lemah dan kurang berhati-hati.
Masih banyak situasi dan kondisi yang membuat kita itu berkurang tingkat kehati-hatiannya, tetapi beberapa tips untuk meningkatkan kehati-hatian antara lain :
1. Berdoalah sebelum jalan, baik sendirian maupun bersama keluarga atau teman. Ini membangkitkan suasana yang lebih hati-hati.
2. Memasang musik ringan saat mengemudi sendirian atau radio untuk mengurangi ketegangan. Kita bisa pasang gantungan atau salib di atas dashboard atau di spion.
3. Sediakan handuk basah, tissue basah, atau saputangan basah untuk bisa lap muka saat mengantuk lalu istirahat sejenak. Kalau di luar kota ada tempat peristirahatan.
4. Makan permen atau mengunyah sedikit makanan untuk mengalihkan rasa kantuk.
5. Wewangian ringan diatas mobil bisa sangat membantu.

Saya sendiri selalu menyapa sopir saya dengan menanyakan masalah, kondisi, rumah tangga, saat naik dan turun mobil. Selalu saya bertanya apakah sudah aman? Sapaan-sapaan ringan membantu driver mengurangi rasa tegang dan menguatkan karena nasib dan nyawa kita dan keluarga sepenuhnya ada ditangannya.
Saya mengajak semua sahabat. Mari kita semua semakin berhati-hati, baik di jalan raya, maupun dalam kehidupan sehari-hari dengan demikian kita ikut berpartisipasi menyelamatkan dunia. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Harmonis

Hidup bersama dalam suka cita belum menjamin keharmonisan, tetapi hanya cinta bisa mengatasinya (Kong Fu Tse)

images (13)Yang saya maksud harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan suatu eksistensi dalam sebuah kehidupan, baik di kantor maupun di dalam rumah tangga. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.
Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin.
Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat sekali dalam sebuah kebersamaan.
Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna.
Pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Justru dalam perpaduan itu kita akan menemukan suatu keharmonisan. Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.
Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antara mereka. Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga, yaitu :
1. Jangan melihat ke belakang. Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak? Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini. Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru ia akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut terbuka kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perpecahan dan ketidakakuran. Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi.
Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongok ke belakang.
2. Berpikir objektif. Konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh. Jadi, mari kita coba melokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami dalam hal ini jangan disikapi dengan emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi dimana suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian. Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian pada diri anak-anak.
3. Melihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya. Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, kita mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.
Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan.
Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.
Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Misalnya, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Tuhan. Itu sudah merupakan kelebihan yang tiada taranya. Luar biasa nilainya di sisi Allah Bapa. Dari situlah kita bisa memandang.
Segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.
4. Sertakan sakralitas berumah tangga. Salah satu pijakan yang paling utama bagi seorang dan pasangannya rela berkorban dalam berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada Tuhan dan ungkapan. syukur secara bersama. Padahal kalau kita menurut hitung-hitungan materi, maka berumah tangga itu sangat melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah bapa janjikan karena kita ikut membangun dunia. Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, maka mari kita kembalikan semuanya itu kepada Tuhan. Allah bapa kita adalah pemilik masalah dan penyelesaiannya.

Mari kita melakukan pendekatan kepada Tuhan dan jangan bosan-bosan dengan doa.
Ketika kita meletakkan harapan pada Allah Bapa, maka masalah yang berat bisa terlihat ringan secara otomatis. Solusi akan terlihat di depan mata kita dengan ungkapan syukur maka berbahagialah kita dalam tangan-Nya.
Dalam kehidupan di kantor pun kita bisa mengikuti pandangan ini, sehingga kita sesama karyawan, pimpinan, dan staff bisa menjalin kerja sama dengan harmonis. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Pagar

Rumah akan serasa aman kalau ada pagar, tetapi pagar itu simbol rasa ketidaknyamanan (Sutiyoso)

pagar-rumah-design-gate-house-11Mantan Gubernur DKI Bapak Sutiyoso pernah melontarkan ide agar setiap rumah di wilayah DKI Jakarta tidak memasang pagar lebih tinggi dari dua meter, malah dalam kelakarnya, beliau katakan ngapain harus bikin pagar? Kalau di Australia atau di Eropa banyak rumah malah tidak ada pagarnya.
Pertanyaannya siapa yang hidup di Jakarta rumahnya tanpa pagar? Jawabannya ada juga sih! Beberapa teman saya di BSD dan beberapa rumah di Jakarta Selatan dibuat tanpa pagar.
Memang rumah di Jakarta rata-rata memiliki pagar demi perlindungan terhadap maling atau orang jahat. Ada benarnya juga ya kalau pagar itu justru simbol ketakutan dan ketidaknyamanan. Sebaliknya rumah tanpa pagar memang lebih ramah, welcome dan sejuk, damai serta tidak ada ketakutannya.
Setiap orang memang perlu bersikap waspada terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri maupun keluarganya. Saya lihat nantinya suatu saat rumah-rumah tidak memerlukan pagar lagi karena sekalipun ada pagar tetap si jahat punya akal untuk bisa menerobos masuk. Artinya perlu adanya pagar-pagar lain, misalnya jaminan keamanan dari aparat, pemerintahan dan hukum yang ketat. Di Singapura, misalnya, seorang anak menyemprot cat ke mobil dihukum 6 kali cambuk. Ada vandalisme yang tidak ada toleransi, sampai Presiden Amerika minta ampun karena Anak itu warga negara Amerika dan hanya didiskon dua cambuk saja.
Jadi, pagar memang diperlukan untuk melindungi, tapi pagar itu juga jadi dilema tersendiri. Apalagi kalau ada istilah pagar makan tanaman atau pagar yang merusak bukan melindungi.
Kehidupan kita sehari-hari juga perlu dipertimbangkan apakah perlu ada pagar? Kecuali kalau kita betul-betul merasa aman maka pagar tidak diperlukan. Pagar Rohani paling indah untuk melindungi diri kita adalah anak-anak, suami-istri, dan orang tua.
Pada hari Kamis Putih 2013 yang lalu Bapa Suci Paus Fransiskus membuat pagar bagus sekali, yaitu mencuci kaki narapidana. Dalam sambutannya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa sudah saatnya sekarang tugas para narapidana mengemban utusan supaya merobah dunia kejahatan menjadi dunia yang penuh damai, sejahtera dan indah. Saya mencoba untuk merenungkan bahwa ada hubungannya antara pagar dan waktu dalam seuntai syair lagu “Masih Ada waktu” dari Ebit G Ade :

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu (pagar)
Entah sampai kapan, tak ada yang bakal dapat menghitung (seberapa tinggi dan lebarnya pagar)
Hanya atas Kasih-Nya,
Hanya atas kehendak-Nya,
Kita masih bertemu matahari (melihat pagar)
Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatannya.

Sampai kapankah gerangan waktu yang masih tersisa?
Semuanya menggeleng, semuanya terdiam,
Semuanya menjawab
“tak mengerti”
Yang terbaik hanyalah (membuat pagar) segera bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu.

Pagar terbaik adalah “waktu” di mana kita menorehkan bakti kita buat yang kuasa sambil melakukan hal-hal yang bermakna. Jika masih mungkin kita boleh berbagi rasa kepada sesama sebagai aplikasi cinta kita. Pagar dan waktu yang baik mestinya membuat kita bersyukur. Jadi, waktu bukan saja untuk mengumpulkan harta duniawi dan bekal kehidupan saja, tetapi suatu “Keuntungan” besar karena masih ada waktu untuk berbagi kepada sesama. Demikian ungkapan bahwa dengan adanya pagar, sehingga kita masih bisa melihat matahari. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Tas

Bukan TAS bukan kepribadian, kalau tanpa TAS ibarat lenggang kangkung (Dewi Soekarno)

images (15)Saya menyusuri toko-toko di bilangan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, sepanjang Jalan Alor yang malam harinya penuh dengan jualan makanan sampai durian Musang King. Sebagian besar toko-toko jualan tas wanita. Hal yang menarik perhatian saya bahwa ada tulisan kenangan dari Ibu Dewi. Saya tidak tahu apakah tulisan itu benar atau tidak, tapi saya sangat tertarik dengan makna dari tulisan itu, sehingga menarik saya untuk mau memberli tas tangan wanita, yang tentu saja harganya semua aduhai. Tas branded original untuk sebagian besar kalangan ibu-ibu dan wanita akan mempunyai nilai lebih bahkan dipercaya dapat menaikan status sosial sang pengguna. Bahkan banyak orang yang seganja menghabiskan ratusan juta rupiah untuk memiliki sebuah tas branded original tersebut. Tas bermerk seperti Coach, Louis Vuitton, Channel, Gucci, Long Champ, Prada, Hermes dll, tentu saja membuat suasana bisnis tas menjadi ramai sekali. Saat saya dan istri mampir di Woodbury Minnesota, United Stated. Kami menyempatkan diri untuk sedikit shopping, tetapi dari jauh terlihat orang antri panjang sekali. Akhirnya kami mendekat ternyata toko Tas Coach, yang sedang sales obral sampai 70 persen. Luar biasa karena sebagian besar pembelinya ibu-ibu dari Indonesia. Setiap orang beli 10 sampai dengan 20 buah. Entah mau diapakan tas begini banyak, jangan-jangan mau jualan. Tas memang menjadi suatu kebutuhan, bahkan boleh disebut kebutuhan pokok, baik untuk pria maupun wanita untuk melengkapi kegiatan sehari-hari. Bahkan ada yang menyebut bisa mengangkat harkat dan martabat, gengsi, penampilan atau juga kelas tertentu, tetapi yang terang tas itu memberikan rasa aman bagi barang-barang yang dibawa di dalam tas, juga memberikan kemudahan cara membawa barang-barang tersebut. Menarik sekali berbicara tentang tas. Tas menjadi pusat perhatian semua orang (terutama para pencopet ya). Di seluruh dunia perusahaan pembuat tas berlomba-lomba membuat design dan daya tarik tersendiri. Tentu dalam kehidupan rohani, ada hal yang juga menarik bahwa apabila kita membawa “TAS” dalam arti tertentu kita akan menaruh segala harta, perhiasan dan apapun milik kita dan mudah kita bawa kemana-mana, yaitu “Hati” kita sendiri. Sedemikian rupa cantiknya sehingga membuat kehidupan kita akan tampil berbeda. Teman dekat saya bertanya “LHO” kok tas disamakan dengan “Hati” manusia? Saya tertawa juga mendapat pertanyaan tersebut. Saya tahu bahwa setiap orang tahu bahwa kemana-mana segala miliknya dibawa jalan-jalan anatara lain harga diri, kebanggaan, cinta, kerinduan bahkan amarah dan benci. Disimpan di mana? Tentu saja disimpan dalam hati. Tetapi tentu barang siapa menghargai betapa bernilainya barang-barang yang dia bawa, maka dia akan menaruhnya dalam tas yang mahal juga sekaligus ia punya penampilan menarik. Semoga Tuhan memberkati dan melindungi kita bersama. Salam dan doa.