* Sebuah pulpen biasa tak sehebat cincin berlian tetapi selalu penuh arti di dalam genggaman pemiliknya
* Tulis apa yang anda lakukan dan lakukan apa yang anda tulis.
Sebuah pulpen biasa memang tak seindah jam tangan terkenal, tetapi diibutuhlkan dalam sebuah pekerjaan. Sebuah pulpen dipilih bukan karena kehebatannya, tetapi dipilih untuk sebuah pekerjaan yang mendatangkan kemuliaan. Dengan coretan sebuah tanda tangan diatas surat kuasa, orang menjadi percaya dan akhirnya bisa memiliki suatu kuasa untuk meneruskan pekerjaan pemiliknya.
Saya sedang berdiskusi dengan beberapa teman,. Dimulai dengan perjuangan mendirikan sebuah negara NKRI. Bagaimana peran begitu besar dari sebuah pulpen, mesin ketik dan pena. Bahkan ada yang mengatakan pena lebih tajam dari pedang. Salah satu diskusi kami agak menyimpang dari urusan liturgi tetapi tidak tahu dari mana mulainya akhirnya kita berdiskusi tentang pulpen dan nilai liturgy. Nah aneh juga kan? Saya rasa pembaca juga bingung. Apa sih hubungan antara pulpen dan nilai liturgi, terutama bagi kehidupan kita.
Teman saya Benny, ini kawan konglomerat dari Manado. Beliau katakan bahwa sebuah nilai liturgi yang indah tidak akan ada gunanya atau berarti kalau tidak ditulis dengan pulpen. Sebaliknya kehidupan yang sia-sia walau ditulis dengan tinta dan pulpen emas tetap saja sia-sia! Tapi, saya suka sekali diskusi ringan ini, yang menghantar kebiasaan saya yang selalu menulis sebelum melakukan sesuatu, dengan mengingat moto standard perusahaan kami. “Tulis apa yang anda lakukan, dan lakukan apa yang anda tulis”
Hidup kita ini ibarat pulpen. Ia akan berarti kalau ada kertas, tetapi tidak berguna kalau tidak diberi makna tulisan. Jadi, hidup kita itu hanya berarti kalau ada kertas. Kertas kehidupan kita adalah iman kepercayaan. Kalau ada pulpen dan ada kertas tetapi tidak ditulis, sama sekali tidak berguna, lebih baik dibuang saja. Tulisan adalah amal ibadah kita serta perbuatan kita, sehingga benarlah firman yang mengatakan iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati.
Pulpen menjadi bagian berarti dalam kehidupanku,. Aku memiliki pulpen kesayangan dari pemberian seorang sahabat yang selalu kubawa kemana-mana dan selalu mengingatkan saya untuk mencoret semua kegiatan saya termasuk komunikasi manual yang selalu saya isi dengan tulisan. terutama dalam rangka menyelematkan dunia, Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya sumbangkan untuk membangun dunia sekitarku, tapi pulpen ini bergerak terus untuk menulis dan mencoret untuk dan demi kebahagiaan terutama untuk sahabat semua.
Sekarang kita semua punya pulpen dan mari kita meletakkan tulisan-tulisan di atas kertas putih bahwa saya dipilih Tuhan, bukan karena kehebatan saya tetapi karena pulpen ini. Di sini kita disadarkan bahwa kita adalah makhluk yang lemah, tetapi sebuah pulpen bisa merubah kehidupan seseorang dari ketidakmampuan menjadi kekuatan. Itu antara lain habis gelap terbitlah terang. Semua hanya gara-gara sebuah pulpen saja.
Semoga Tuhan memakai diri kita, menjadi alat tulis-Nya untuk bisa saling membahagiakan, memberi damai, memberi cinta dan pengorbanan. Sampai tulisan ini selesai,
sampai jumpa di kaki bukit, di mana sangkakala dinyanyikan.
Tuhan memberkati. Salam dan doa.









