Category Archives: Uncategorized

Pulpen

* Sebuah pulpen biasa tak sehebat cincin berlian tetapi selalu penuh arti di dalam genggaman pemiliknya
* Tulis apa yang anda lakukan dan lakukan apa yang anda tulis.

Sejarah Pulpen (ballpoint) dan penemunya 03Sebuah pulpen biasa memang tak seindah jam tangan terkenal, tetapi diibutuhlkan dalam sebuah pekerjaan. Sebuah pulpen dipilih bukan karena kehebatannya, tetapi dipilih untuk sebuah pekerjaan yang mendatangkan kemuliaan. Dengan coretan sebuah tanda tangan diatas surat kuasa, orang menjadi percaya dan akhirnya bisa memiliki suatu kuasa untuk meneruskan pekerjaan pemiliknya.
Saya sedang berdiskusi dengan beberapa teman,. Dimulai dengan perjuangan mendirikan sebuah negara NKRI. Bagaimana peran begitu besar dari sebuah pulpen, mesin ketik dan pena. Bahkan ada yang mengatakan pena lebih tajam dari pedang. Salah satu diskusi kami agak menyimpang dari urusan liturgi tetapi tidak tahu dari mana mulainya akhirnya kita berdiskusi tentang pulpen dan nilai liturgy. Nah aneh juga kan? Saya rasa pembaca juga bingung. Apa sih hubungan antara pulpen dan nilai liturgi, terutama bagi kehidupan kita.
Teman saya Benny, ini kawan konglomerat dari Manado. Beliau katakan bahwa sebuah nilai liturgi yang indah tidak akan ada gunanya atau berarti kalau tidak ditulis dengan pulpen. Sebaliknya kehidupan yang sia-sia walau ditulis dengan tinta dan pulpen emas tetap saja sia-sia! Tapi, saya suka sekali diskusi ringan ini, yang menghantar kebiasaan saya yang selalu menulis sebelum melakukan sesuatu, dengan mengingat moto standard perusahaan kami. “Tulis apa yang anda lakukan, dan lakukan apa yang anda tulis”
Hidup kita ini ibarat pulpen. Ia akan berarti kalau ada kertas, tetapi tidak berguna kalau tidak diberi makna tulisan. Jadi, hidup kita itu hanya berarti kalau ada kertas. Kertas kehidupan kita adalah iman kepercayaan. Kalau ada pulpen dan ada kertas tetapi tidak ditulis, sama sekali tidak berguna, lebih baik dibuang saja. Tulisan adalah amal ibadah kita serta perbuatan kita, sehingga benarlah firman yang mengatakan iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati.
Pulpen menjadi bagian berarti dalam kehidupanku,. Aku memiliki pulpen kesayangan dari pemberian seorang sahabat yang selalu kubawa kemana-mana dan selalu mengingatkan saya untuk mencoret semua kegiatan saya termasuk komunikasi manual yang selalu saya isi dengan tulisan. terutama dalam rangka menyelematkan dunia, Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya sumbangkan untuk membangun dunia sekitarku, tapi pulpen ini bergerak terus untuk menulis dan mencoret untuk dan demi kebahagiaan terutama untuk sahabat semua.
Sekarang kita semua punya pulpen dan mari kita meletakkan tulisan-tulisan di atas kertas putih bahwa saya dipilih Tuhan, bukan karena kehebatan saya tetapi karena pulpen ini. Di sini kita disadarkan bahwa kita adalah makhluk yang lemah, tetapi sebuah pulpen bisa merubah kehidupan seseorang dari ketidakmampuan menjadi kekuatan. Itu antara lain habis gelap terbitlah terang. Semua hanya gara-gara sebuah pulpen saja.
Semoga Tuhan memakai diri kita, menjadi alat tulis-Nya untuk bisa saling membahagiakan, memberi damai, memberi cinta dan pengorbanan. Sampai tulisan ini selesai,
sampai jumpa di kaki bukit, di mana sangkakala dinyanyikan.
Tuhan memberkati. Salam dan doa.

Voorijder

Dalam situasi darurat, menggunakan pengawalan (voorijder atau forider) bisa membantu memecah kemacetan lalu lintas (DSS)

voorijderSuatu ketika sahabat dekat saya namanya Djoko Suroso (almarhum) dan saya menjadi panitia penyambutan. Kata beliau kalau perjalanan dari Airport Soetta ke Hotel Grand Melia bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Saya tersenyum apa lagi hari Jumat. Pada saat itu yang datang adalah tamu International President Lions Clubs International. Karena beliau adalah anggota Gang Motor HD jadi saya percaya saja. Tibalah hari H dan luar biasa, saya dari rumah menuju Hotel Grand Melia hampir 2 jam, tetapi Airport Soetta ke Hotel Grand Melia hanya 45 menit. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan betul-betul diluar perhitungan saya, tapi itu berkat bantuan 4 voorijder polisi yang mengawal mereka.
Selama ini saya anggap bahwa vorijder hanya untuk para pejabat penting, petinggi negara atau orang meninggal supaya konvoinya bisa teratur. Tak pernah terpikir oleh saya bahwa voorijder bisa mengatasi macet.
Lalu lintas kalau sudah semrawut biasanya susah diatasinya. Apalagi kalau di perempatan lampu merah dan lampunya mati tentu sulit untuk bisa dilewati. Saya mempraktekkan ide sahabat saya dan memang benar, dengan menggunakan voorijder perjalanan jadi nyaman.
Saya jadi tersenyum ketika bercerita tentang voorijder. Pada acara retret lingkungan juga ada seorang sahabat saya namanya Bapak Martinus Mamusung (almarhun). Beliau selalu berkata bahwa kadangkala Tuhan pun pakai penbuka jalan. Buktinya ada suara di padang gurun bahwa luruskan jalan Tuhan. Tentu yang dimaksud adalah Yohanes.
Tetapi kalau kita renungkan ada benarnya karena dalam perjalanan kita terkadang jalannya tersendat oleh segala macam permasalahan dan kita tidak bisa bergerak. Maju salah mundur salah. Di sini tentu kita perlu bantuan voorijer supaya bisa memandu kita keluar dari kemacetan.
Dia satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup. Dengan dan melalui-Nya kita sampai kepada Bapa di Surga.
Hambatan yang paling berat dan parah dalam kehidupan kita antara lain adalah ketakutan. Padahal ketakutan itu tidak nyata. Bahaya dosa itu adalah keadaan masa kini, tetapi ketakutan itu urusan masa depan. Karena ketakutan sudah hadir dalam kehidupan kita, maka ketakutan menyebabkan kesemrawutan, tidak ada aturan dan cenderung putus asa, padahal ketakutan itu sendiri tidak nyata (mungkin boleh juga nonton filmnya After Earth)
Tetapi bersyukur roh suka cita juga mendampingi kita membuka mata hati kita dan membebaskan kita dari hati yang beku sehingga mau membuka jalan bagi Tuhan untuk melewati kita. Itulah makna Paskah, yaitu membiarkan Tuhan Lewat dan ketika Dia lewat terbukalah semua jalan yang kita lewati.
Semoga Tuhan memperhatikan tiap tetesan air mata kita, yang mengharapkan agar kita bisa bebas dari kerumitan, keruwetan bahkan kebuntuan kehidupan kita. Damai Tuhan bersamamu.

Tawar

Kalau garam itu menjadi tawar, dengan apa mengasinkannya lagi?

186569_danau-abraham_663_498Sejak pagi hari saya sama istri di Rumah Sakit Graha Kedoya untuk melakukan observasi dan test darah juga test fungsi organ tubuh yang lain. Waduh hasilnya jelek semua. Entah mengapa minggu terakhir ini badannya tidak fit dan rasanya lemah sekali. Di rumah sakit semuanya normal dan baik. Pelayanan para medis lumayanlah walau banyak kekurangan tapi dibilang bagus dibanding dengan yang lainnya. Saat sedang menanti hasil, saya duduk di sebelah seorang pendeta. Kebetulan anaknya panas dan sedang ditangani dokter. Padahal beliau sedang dalam tugas melayani orang sakit di rumah sakit.
Beliau sedikit memberikan khotbah ringan soal bagaimana kita harus menjadi garam dunia. Kalau garam itu menjadi tawar dengan apa kita mengasinkannya? Kata tawar memang memiliki beberapa arti. Ia bisa tawar menawar atau negosiasi. Ia juga bisa memiliki arti penawar racun atau bisa, tetapi ia bisa juga berarti tidak memiliki rasa atau hambar. Hal yang ingin saya bicarakan di sini adalah makna tidak memiliki rasa.
Kembali ke rumah sakit, saya merasa bahwa memang garam harus ditaburkan karena ibarat makanan maka rumah sakit adalah makanan tawar, sehingga perlu banyak garam hadir di sini sehingga ada suka cita besar dan dari sinilah terang akan dipancarkan. Biasanya memang lilin juga dinyalakan, bukan di siang bolong saja, tetapi di saat sedang gelap.
Bagi kita orang yang sehat dan berbahagia, sungguh bersyukur, karena kita dikasih kesempatan oleh Bapa di Surga, untuk mampu menggarami dunia. Kita bisa menerangi dan memberikan cahaya bagi yang membutuhkannya. Di lain sisi apabila kelak kita sakit kita juga harus bisa mempertahankan diri sebagai terang dan garam bagi setiap orang yang kita jumpai.
Tawar perlu kita garis bawahi. Apalagi hati manusia kalau sudah tawar maka tidak ada lagi yang bisa membuatnya asin. Semuanya menjadi gelap. Hati yang tawar bahkan bisa menutupi terang dan menjadi petaka bagi saudara sekelilingnya. Dengan demikian, marilah kita yang beruntung ini juga harus menjaga supaya hati kita jangan sampai menjadi tawar. Semoga kita semua bisa diberikan kekuatan untuk menjaga diri kita sedemikian rupa sehingga hati kita tidak menjadi tawar. Semoga Tuhan melindungi dan memberkati kita semua dengan berkat kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian, sehingga bisa menjadi garam dunia Salam dan doa.

Mampu

Sebenarnya kemampuan seseorang dimulai dari bagaimana dia mengenali kegagalannya (Magsaisai)

ability-is-what-youre-capable-of-doingBiasanya orang mengetahui suatu kegagalan, setelah dia mengalaminya, tetapi seseorang yang bijaksaana dan bisa berhasil, dia sudah bisa melihat kegagalan sebelum peristiwa itu terjadi. Di sana kemampuan seseorang diuji apakah dia mampu atau tidak. Dalam mempersiapkan sebuah pekerjaan mulai dari rancangan, design dan mempersiapkan perencanaan seseorang sudah harus mengikutsertakan setiap kegagalan dalam perencanaannya. Di sini bukan masalah optimistik atau pesimistik pemikiran, tetapi di sini termasuk kalkulasi perhitungan risiko yang harus dilewati.
Setiap pekerjaan yang ditata dengan perencanaan rapi dan dikelola dengan manajemen yang baik serta ditunjang dengan kemampuan pengambilan keputusan, niscaya apa yang dikerjakan pasti berhasil dengan sukses. Kelemahan dari sistimatisasi manajemen yang kita kelola karena kurangnya kemampuan atau tidak mampunya seseorang dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Over confidence dan kesombongan merupakan faktor kegagalan nomor satu.
Semasa melalui pendidikan S2, saya mendapat tekanan pada pelaksanaan suatu operasi manajerial. Persoalannya bukan penekanan pada psikologis pengambil keputusan. Saya masih ingat dialog dengan Mr. Henry Dough dari McConnel Douglas. Beliau katakan bahwa ilmu manajemen memang diperlukan, tapi apa gunanya suatu tugas diletakkan di atas bahu seorang ahli manajemen, sementara dia gagal. Tugas itu lebih baik dipercayakan pada bahu seorang yang mampu menyelesaikan masalah walau dia kurang mengerti ilmu manajemen. Sehingga faktor skill atau kemampuan melaksanakan manajerial penting sekali. Demikianlah pengalaman kerja dan kebijaksanaan seseorang dipertaruhkan untuk kariernya.
Dari sini kita bisa menarik suatu benang merah bagaimana proses seseorang agar sukses dan bisa mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Ini yang saya ingin ajarkan kepada anak-anak, staff dan karyawan saya. Pertama, kita tidak boleh sombong, karena kesombongan menutup segala kemungkinan kita untuk bergerak maju. Kedua, rendah hati dengan bertanyalah sebanyak mungkin kepada setiap orang, apalagi yang lebih senior. Ketiga, pergunakanan literatur yang ada selengkap mungkin. Keempat, tingkatkan nilai spiritual dalam pengambilan keputusan dengan mengajak Tuhan ikut campur tangan dalam setiap perencanaan maupun pelaksanaannya.
Kita sebagai anak-anak Tuhan harus “mampu” terutama dalam hal mengendalikan diri kita, apalagi sebagai pimpinan di mana pun kita berada. Di sini kita diminta untuk “tidak” gagal dan kalau kita tidak ingin gagal. Menurut saya taruhlah kegagalan di hadapan kita, lalu jalankan segala tugas kita dengan mengantisipasi kegagalan tersebut. Di sana sumber suka cita besar sekali. Ini bukan menakut-nakuti kita, tetapi sebaliknya memberi kita jalan keluar terbaik. Semoga kita semua bisa “mampu” mengatasi segala masalah yang kita hadapi, baik masalah organisasi perusahaan, masalah pribadi, masalah apa saja. Semoga Tuhan akan selalu rela menggandeng tangan kita, jangan sampai kita justru menepisnya. Semoga Tuhan memberkati, melindungi dan menjaga kita.

Kue Lopis

SebagaI jajanan pasar, favorite saya adalah Lopis.

kue-lopisPagi-pagi aku masuk kantor. Biasanya rutinitis dimulai dengan rapat setiap hari, namun untung ada enaknya juga karena disajikan jenis kue makanan kesukaanku, yaitu Lopis. Makanan jajanan pasar ini dikasih gula jawa rasanya biasa saja, tapi ngangenin. Ada rasa kerinduan kalau lama tidak makan! Kadang susah juga carinya makanan ini, apalagi disajikan dengan getuk, klenting, lapis ijo dan bubur sumsum. Kalau ini lengkap sempurnalah sudah makanan traditional.
Pada pertemuan tahunan INSA di Batu Malang, selama 3 hari musyawarah kerja, jenuh juga karena udara dingin, tapi makanannya kurang cocok. Saya lalu meminta panitia agar menu hari terakhir diganti karena kami semua karena jauh-jauh datang dari Jakarta dan kota-kota lain tidak ada makanan istimewanya. Akhirnya panitia setuju dengan menu tambahan jajanan pasar dan makanan trasisional lainnya. Dengan tambahan ini konsekuensi makanan akan berlebihan. Ternyata prediksi kami salah, bukan saja makanan traditional ludes, makanan induknya pun habis semua. Setelah diselidiki ternyata dua hari berlalu sebagian peserta makan di luar, tetapi begitu diumumkan jenis jajanan pasar dan makanan traditional semua peserta tidak ada yang makan di luar. Semua teman-teman memuji panitia karena makanan yang enak dan serasi. Ini semua gara-gara Lopis kesenanganku.
Kita semua pasti rindu makanan khas kampungnya, kecuali yang lahir dan besar di Jakarta.
Saya kurang tahu apakah makanan khas Jakarta ada Lopis, tapi setahu saya mulai Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bangka, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB sampai Irian Jaya pasti ada Lopis! Nah, kalau semua kita punya Lopis, ayo kita mulai dari Lopis. Bagaimana kita bisa menyajikan makanan traditional menjadi sumber suka cita. Bagaimana Manado dengan kue cucur? Bagaimana Medan dengan Putu Mayang? Bagaimana Bandung dengan Surabi? Bagaimana Surabaya dengan Semanggi? Tentu semangat makanan traditional menjadi sumber suka cita, mengenang tanah kelahiran, mengenang orang tua dan saudara-saudara yang kita cintai. Karena saya dari NTT, maka saya bilang Bolelebo, tanah Timor Lelebo.
Saya rasa kita sepakat bahwa makanan daerah membawa suka cita, juga demikian dengan inkulturisasi gereja. Misa dengan tema daerah sangat menggugah kerinduan, apa lagi tanah tumpa darah beta jauh jauh sekali. Mari kita membangun kesatuan dan persatuan cinta melalui tradisi kita yang kaya dan indah sekali. Tuhan memberkati.

Potong Rambut

Suatu pekerjaaan yang hampir tidak bisa dikerjakan sendiri, bahkan terpaksa harus nurut saja apa kata tukang potong rambut.

20120731_Turis_Potong_Rambut_di_Tukang_Cukur_Tradisional_9565Suatu hari saya kedatangan tamu dari Malaysia. Ia seorang tokoh karena pangeran salah satu negara bagian. Setelah kami jalan-jalan keliling Jakarta, sampai sempat ke Jogjakarta dengan jet pribadinya, lalu terbang melintas Pulau Jawa- Madura dan kembali mendarat di Halim Perdana Kusumah Airport. Hampir semua keinginannya terpenuhi. Apa saja bisa. Kini giliran permintaan aneh. Beliau mau mencari tukang cukur yang traditional. Ia cukur kumisnya masih pakai pisau lipat, kursinya kulit bisa naik turun, sekalian bisa korek telinga. Ini pekerjaan yang lumayan sulit. Lalu, saya searching di internet juga tidak ada, sampai nyaris putus asa, tapi beruntung ada informasi di Senayan Driving Range ternyata ada. Sepertinya apa yang diimpikan beliau ada di sini. Saya pun ikut menikmati potong rambut traditional dan asyik sekali.
Sambil menikmati potong rambut saya agak bingung dengan Dato Sri ini. Kenapa jauh-jauh harus cari yang ginian. Repot banget padahal di mal banyak. Karena tidak tahan saya pun bertanya kepada beliau. Lalu, jawab beliau :
“Semua pekerjaan pernah saya kerjakan sendiri, sampai bawa pesawat sendiri, tetapi ada beberapa hal di dunia yang kita tidak bisa kerjakan sendiri, termasuk diantaranya adalah cukur rambut”.
“Karena itu saya ingin menikmati karya cukur rambut yang benar-benar alamiah, traditional dan di sini cocok sekali,” lanjutnya. Hari ini cukup beruntung sang juru pangkas karena bayarannya lumayan!
Dalam pekerjaan rutin sehari-hari, saya coba memilah-milah. Mana pekerjaan yang bisa saya kerjakan dan mana yang tidak bisa saya kerjakan sendiri. Setelah saya pilah ternyata hampir semua pekerjaan bisa saya kerjakan sendiri. Mungkin ini termasuk bagian kelemahan saya, karena mau semua dikerjakan sendiri, kecuali delegasi yang dikerjakan.
Setelah itu sekarang saya coba membagi dengan menetapkan skala prioritas pekerjaan. Pekerjaan mana yang dikerjakan dulu, mana yang lanjut, mana yang bisa ditunda, mana yang penting dan mana yang urgent? Setelah semua itu baru saya list ulang. Pekerjaan mana yang bisa dikerjakan sendiri mana yang tidak? Sekali lagi tidak saya temui pekerjaan yang tidak dapat saya kerjakan sendiri. Akhirnya saya mencatat semua secara random, lalu memanggil sekretaris saya. Saya akan usahakan kerjakan semua, tetapi saya yakin ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya kerjakan sendiri. Ada yang mungkin bisa membantu saya, karena saya ingin tahu persis pekerjaan-pekerjaan tersebut. Kalau saya tidak bisa lalu saya paksakan maka hampir dipastikan akan gagal total. Saya juga ingin mendidik anak-anak, para staff dan karyawan saya agar dapat mengenal pekerjaan yang akan dikerjakan. Dengan demikian akan lebih mudah menguasai apa yang dikerjakan.
Kami semua di kantor selalu membiasakan diri berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan termasuk rapat-rapat atau tender-tender atau penawaran-penawaran atau kerja sama. Saya mencoba beberapa kali memimpin doa. Dalam doa saya mohon campur tangan Roh Kudus. Ternyata saya menemukan hal-hal aneh, sebab doa itu tidak semudah yang saya bayangkan. Kalau sahabat-sahabat perhatikan secara jujur, ternyata doa itu tidak bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri. Doa untuk diri kita sendiri. Kita memerlukan orang lain untuk mendoakan kepada kita. Beberapa hari yang lalu saya membaca Profile BB teman yang bunyinya, “lebih baik kita sholat duluan, sebelum kita di sholatin orang lain.”
Berdoa untuk diri sendri ibarat orang ingin mengobati dirinya sendiri tanpa bantuan dokter. Saya mohon maaf bukan saya mendahului tetapi menurut pendapat saya kalau cuma berdoa ringan bisa saja tetapi kalau sudah menyangkut penyembuhan diri, mungkin semua bisa kita kerjakan, tapi ada baiknya yang ini kita minta orang lain membantu mendoakan kita (bisa pastor, suster atau sahabat karib). Kita tidak usah malu, ragu atau risih untuk meminta orang lain untuk mendoakan kita. Di sanalah doa itu bekerja! Seperti hal diatas tadi kita pasti bisa mengerjakan sendiri termasuk DOA buat kita, tapi alangkah indahnya kita minta orang lain mendoakan kita. Termasuk perantaraan Bunda Maria dan orang suci juga pasti Yesus sendiri.

Ketahuan

Saatku melihatmu
Kau sedang bermesraan
Dengan seorang
Yang kukenal

O ow.. Kamu ketahuan
Pacaran lagi
Dengan dirinya
Teman baikku

hqdefaultSiapa yang belum pernah berbuat sesuatu yang disembunyikan lalu ketahuan? Semua dari kita pasti punya rahasia. Jika rahasia terbuka, kita bilang ketahuan. Hal itu tentu membuat perasaan kita campur aduk antara malu, marah, kesel dan juga kecewa jadi satu. Kalau tidak ketahuan kita akan meloncat kegirangan karena kita hebat bisa menyembunyikan rahasia, yang pasti dalam arti negatif, karena rahasia dalam arti positif ketahuan pasti malah merasa bangga.
Mengapa kita takut ketahuan? Karena kalau kita berjalan di jalan gelap kita takut akan cahaya, karena terang akan membongkar rahasia kita dan “mempermalukan hal yang memalukan”. Korupsi, manipulasi, selingkuh, dan mencuri adalah bagian dari sisi kegelapan manusia. Anehnya karena mereka juga jalan di terang tetapi bisa menyembunyikan kegelapan, nanti kalau ketahuan baru menyesal! Selama belum ketahuan kita bisa berfoya-foya di atas kegelapan !
Sungguh suatu kebahagiaan besar buat kita semua yang bisa menikmati terang Tuhan, khususnya melalui firman-Nya. Jika semakin sering kita dengar sabda-Nya, maka semakin kita terbuka. Kita pun tidak akan takut ketahuan apapun penyebabnya.
Ada 3 hal yang menyebabkan kita tidak terbuka, tapi suatu saat nanti kita ketahuan, yaitu :
Pertama, ketidakjujuran. Jujur itu penting dalam hidup kita karena kejujuran merupakan sumber kebahagiaan dan kedamaian hidup, baik jujur terhadap diri sendiri maupun terhadap orang yang kita cintai.
Kedua, ketidakpekaan. Ketidakpekaan terutama terhadap kehidupan kita sendiri seperti tidak mau merawat diri dengan baik, misalnya badan dan pikiran kita, sehingga tidak mudahnya setan merasuk merayu dan mempermainkan kita. Ketiga, ketidakmampuan kita membaca tanda-tanda jaman. Kita membutuhkan kemampuan ini terutama yang menyangkut diri kita, misalnya mengenal siapa kita dan juga mengetahui tujuan dan arah hidup kita.
Kalau saja kita bisa selaras, harmonis dan menjalankan hidup sesuai dengan arahan Tuhan, maka kita tidak perlu takut ketahuan. Seperti lirik lagu di atas yang mudah kita cerna. Sebenarnya maknanya lebih dalam dari kata-katanya. Coba kita baca secara teliti !
Semoga Tuhan menguatkan kita dalam hal mengenal diri kita sendiri, membangkitkan semangat hidup kita dan membuat kita mau menyadari apa yang kita perbuat. Salam dan doa.

Keamanan

Bagaimana hidup diantara aman dan tidak aman, tetapi keamanan bagian dari kedamaian (Bill Clinton)

corp.security.policyPagi-pagi sekali sopir saya sudah laporan bahwa ada yang curi ban serep mobil dan aki mobil box saya yang semalaman diparkir diluar rumah, tetapi aku agak kesel juga jadi suruh lapor pak RT bertanggung jawab. Apalagi kejadian yang sama di depan rumah ada yang kehilangan sepeda motor. Sewaktu kejadian kerusahan Mei 1998, hampir semua jalan masuk perumahan diberi portal gerbang besi karena selama lebih 2 tahun hidup dalam ketakutan. Saat itu tidak ada jaminan keamanan dari pihak yang namanya keamanan. Masih teringat di kampung saya ada satuan pengamanan, yang terdiri dari sebagian anggota polisi, tenaga pengamanan dan sukarelawan tanpa bayar. Selama 10 tahun belum dibubarkan, hanya volunteernya saja yang sudah tidak ada. Akhir-akhir ini pun keamanan sudah tidak terjaga.
Padahal baru semalam saya berdiskusi mengenai persiapan keamanan di gereja. Kita belajar bagaimana antisipasi dan prediksi kedepannya serta simulasi keamanannya. Perencanaan selalu bisa mengatasi lebih baik karena terkait tindakan preventif. Simulasi kebakaran, kejadian darurat gempa bumi, dan sistem standard evakuasi sangat diperlukan supaya persiapan kita lebih matang dalam situasi darurat.
Bicara keamanan, saya tertarik dengan statement bahwa keamanan adalah bagian dari kedamaian dan kedamaian itu adalah sumber kebahagiaan. Kita seringkali menganggap keamanan itu urusan orang lain. Kalau di rumah itu urusan satpam atau pembantu, tetapi sebenarnya tanggung jawab adalah di diri kita sendiri, bukan ditangan orang lain.
Misalnya bagaimana kalau kita berkendaraan dengan mobil yang dikendarai oleh sopir. Apakah nyawa kita ada ditangan sopir?
Oleh karena itu, struktur keamanan mulai dari hulu sampai hilir harus kita kuasai. Sopir hanya pelaksana saja yang harus mengikuti sistem keamanan.
Dasar pemikiran keamanan harus kita mulai dari diri kita sendiri, terutama dalam kehidupan rohani, apapun yang terjadi kita harus siap. Karena kejadian itu bisa terjadi seperti pencuri di malam hari, maka tidak ada salahnya kita berjaga-jaga. Seorang pemuda kehilangan sepeda motornya yang diparkir di halaman gereja. Ia sangat terpukul. Setelah dua belas bulan mengangsur dengan gaji pas-pasan, sepeda motornya raib! Para pemuda berdoa baginya. Lalu, sebuah pertanyaan muncul: “Mengapa hanya berdoa? Tidak bisakah kita berbuat sesuatu?”. Tanpa sepengetahuan si pemuda, puluhan rekannya berusaha mengumpulkan uang.
Ada yang menyisihkan penghasilannya setiap bulan. Ada yang berjualan kue. Setahun kemudian, mereka berhasil membeli sepeda motor baru dan diserahkan kepada si pemuda pada persekutuan malam natal. Momen itu sangat indah. Penuh tawa dan air mata. Baik yang memberi maupun yang menerima. Semua dilimpahi berkat Tuhan.
Tuhan sering membentuk kerohanian kita melalui persekutuan. Tak seorang pun bisa memiliki kerohanian yang dewasa semata dengan berdoa, berpuasa, atau mendalami Alkitab secara pribadi. Itu sebabnya, Rasul Paulus meminta jemaat untuk selalu terlibat dalam persekutuan. Dalam setiap persekutuan, ada bermacam-macam orang. Ada yang hatinya sedang sesak (Roma 12 : 9-17 ),
hidup berkekurangan, berduka cita dan bahkan mungkin ada yang jahat. Tidak mudah mengasihi dan memahami mereka. Konflik dan salah paham biasa terjadi. Namun, justru lewat semua itu kita belajar mengasihi dengan tulus. Belajar menangis dan tertawa bersama. Belajar sehati sepikir.
Tuhan membentuk kita lewat orang lain. Maka benamkanlah diri Anda dalam persekutuan. Di situlah Anda memiliki kesempatan untuk berlatih mewujudkan kasih dalam tindakan nyata! Semoga Tuhan memberkati dan melindungi kita semua. Salam dalam doa.

Jompo

Kalau kumpul di sini Panti Jompo, kami senang dan bahagia, tetapi kalau ingat masa lalu, hati kami sedih sekali, sayang waktu tidak bisa mundur!

pantijompoSaya menghadiri misa arwah di lingkungan kami, kebetulan diadakan di Aula Panti Werdha atau Panti Jompo (PJ), karena datang agak terlambatt jadi saya tidak ikut prosesi. misa tapi menyempatkan diri ngobrol dengan Jompoer (istilah untuk orang tua). Dialog dengan saya cukup membuat hatiku ikut merasakan bagaimana suka duka tinggal di PJ

Saya (A) : Berapa usia bapak?

Jompoer 1 (J): 68 tahun cu (tapi usianya sudah seperti 80 tahun dan istrinya sudah meninggal dua tahun lalu)

(A) : Kenapa kakek tinggal di PJ? Apakah anak-anak tidak ada yang merawat?

(J) Saya punya anak 4 orang semuanya pengusaha dan cucu 5 orang, tapi mereka tidak pernah menjenguk saya, karena hubungan kami selama ini kurang baik, jadi inilah seperti karma, dulu waktu muda saya juga tidak pernah mau menjaga atau merawat orang tua saya! Kata beliau penuh penyesalan.

(A) : Apakah kakek tidak rindu dengan anak cucu dan tidak ingin berkumpul bersama?

(J) : Saya rindu sekali, tapi cuma bisa mencium foto-foto mereka dan berdoa buat mereka!

Dialog dengan Jompoer ke 2 (JJ) seorang nenek usia 78 tahun dan kelihatannya segar dan ceria sekali beliau masih memiliki suami yang lebih muda dan sehat tapi tinggal sama anak-anaknya!

(A) : Mengapa nenek memilih tinggal di PJ dan tidak bersama anak cucu dan suami?

(JJ) : Saya sudah pikun juga sakit-sakitan. Suami sudah tua dan anak-anak kerja sehingga tidak ada yang merawat saya !

(A) ; Apakah ada kerinduan jumpa dengan anak cucu?

(JJ) : Tidak juga karena mereka sering sekali datang ke sini dan juga disini banyak teman-teman semasa muda!

(A) : Apakah nenek bahagia tinggal di sini?

(JJ) : Bisa ya bisa juga tidak. Kalau kumpul di sini senang dan bahagia, tetapi kalau ingat masa lalu, hatiku sedih sekali, sayang waktu tidak bisa mundur!

Sungguh suatu keindahan tersendiri kalau kita mau merawat orang tua kita dan kelak kita akan merasakan bagaimana anak-anak dan cucu-cucu kita merawat kita. Mari jadikanlah semua indah dan bahagia. Tuhan memberkati dan melindungi kita semua, Salam dan doa.

Tunda-tunda

Menunda sebuah pekerjaan sama dengan menutup peluang sebuah keberhasilan (Adh)

RechtzeitigSaya hari ini masuk kantor lebih pagi karena ada beberapa pekerjaan terpaksa saya tunda kemarin lantaran terbatasnya waktu, tetapi sebenarnya saya bisa selesaikannya. Ada rasa malas membuat saya tunda jadi pagi ini. Pagi ini ingin kuselesaikan sebaik-baiknya. Tetapi beberapa kendala terjadi sehingga saya mengalami kegagalan. Hal ini tentu membuat saya agak kecewa. Akibat penundaan ini kami mengalami kerugian cukup besar.
Orang tua menasehati bahwa jangan suka menunda-nunda pelaksanaan suatu pekerjaan bila tidak karena terpaksa. Hal ini memang sesuatu yang benar, karena menunda pekerjaan itu memiliki aura negatif dan sekaligus bisa menghilangkan peluang kita sendiri. Saya juga punya kebiasaan buruk menunda-nunda pekerjaan apalagi pekerjaan itu tidak saya sukai. Kadang-kadang memang ada untungnya. Misalnya saya biasa mencari seseorang untuk mewakili pekerjaan saya. Ada juga kebiasaan yang saya suka tunda, yaitu ke gereja. Ini tidak bisa diwakilkan apalagi kalau sudah mendung atau hujan. Alasan utama adalah tunggu hujan berhenti atau terbentur dengan waktu pesta, tetapi ada untungnya menyisip di Misa Perkawinan karena sekali jalan dua tugas selesai. Menunda pekerjaan ibarat menimbun masalah.
Menunda pekerjaan itu berbeda dengan menunda pengambilan keputusan. Menunda pekerjaan adalah menunda sebuah tugas yang sudah seharusnya dikerjakan sekarang. Sebaliknya menunda pengambilan keputusan lebih terhadap penyelarasan waktu, tetapi kemiripan ini membuat kita sering rancu antara menyelesaikan tugas atau mengambil keputusan. Adakalanya orang lambat mengambil keputusan diibaratkan orang tidak bisa bekerja.
Kalau orang jepang mengatakan “Kamban” atau penyelesaian tugas tepat waktu. Mereka menganggap menunda pelaksanaan tugas adalah tabu. Orang Jerman bilang Rechtzeitig atau waktu penyelesaian tugas harus diperhitungkkan dan dikerjakan segera. Yang saya kagumi adalah cara kerja orang Cina sekarang. Mereka bukan saja harus tepat waktu tapi ada istilah Jishi atau berjuang mengalahkan waktu. Mereka melangkah selangkah di depan kita. Kita masih memikirkan menepati waktu, mereka sudah memikirkan mengalahkan atau mempersempit waktu, sehingga pekerjaan bukan saja tidak ditunda tetapi malah maju dan lebih cepat. Dalam kunjungan saya ke Dalian, Cina Utara, untuk mengunjungi sebuah Shipyard atau galangan kapal, mereka mengistilahkan supermarket kapal. Kalau mau beli kapal tugboat dan tongkang seperti orang mau beli ikan di pasar tinggal pilih saja. Mereka memproduksi tanpa atau tidak berdasarkan job order. Sebaliknya keuntungan bagi pembeli adalah mereka tidak perlu waktu tunggu membuat kapal, seperti beli kapal bekas dan siap pakai. Sering kalau kita memesan kapal dengan kontrak kerja 1 tahun bisa jadi 2 tahun. Apalagi dikerjakan di Indonesia, molor waktu sangat sering terjadi. Mari kita membangun kebiasaan baik dengan tidak menunda-nunda sebuah pekerjaan. Usahakan semua pekerjaan selesai tepat waktu. Jika memungkinkan kita bisa menyelesaikannya lebih awal lebih baik. Semoga Tuhan memberkati segala usaha kita semua. Salam dan doa.