Bonus

Salah satu motivasi untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan adalah melalui bonus dari keuntungan.

bl01bonus_JPG_1196325fMemasuki bulan November tentu semua perusahaan ibarat pelari akan mendekati finish atau pembalap maka semua berusaha sekuat tenaga agar bisa mencapai finish lebih dahulu dan menang. Kalau di perusahaan akan berusaha mendapatkan untung sebesar mungkin agar bisa mengejar bonus. Karena salah satu motivasi untuk meningkat kinerja sebuah perusahaan adalah melalui bonus dari keuntungan. Kata Plato bahwa hanya orang bodoh saja yang tidak mau masuk finish saat dia sedang berlomba.
Sebuah Organisasi dan perusahaan tentu memiliki visi dan misi. Pada umumnya visi perusahaan adalah profit atau laba atau menjadi perusahaan besar dengan market leader. Misi yang dibawa adalah kesejahteraan dan kepuasan pelanggan dan pemegang saham, tetapi bagi perusahaan atau organisasi sosial biasanya misinya adalah kemanusiaan. Lalu, apa yang menjadi bonusnya? Memang bonus itu bisa bermacam-macam. Pertama, bonus dalam bentuk uang biasa diambil sekian persen dari keuntungannya. Kedua, bonus dalam bentuk jabatan, kenaikan kedudukan dan bonus dalam bentuk kesejahteraan. Terakhir adalah bonus dalam bentuk kebahagiaan.
Saya sendiri masih sedikit kurang mengerti saat pernyataan ini disampaikan oleh sebuah perusahaan besar saat merayakan ulang tahunnya. Salah seorang direkturnya merangkap pendeta menyampaikan bahwa perusahaannya akan memberikan bonus kebahagiaan. Kalau menurut saya kalau dikasih uang pasti senang walau belum tentu bahagia, atau dikasih jabatan, atau kalau salesman dikasih daerah tambah. Para hadirin saat itu semua tertegun menanti penjelasan bapak direktur. Saya pun saat itu sedang menikmati makan tertarik untuk berhenti sejenak. Beliau melanjutkan bahwa banyak karyawan membutuhkan kebahagiaan daripada hanya sekedar uang. Misalnya lingkungan kerja yang sehat dan lebih dinamis, persahabatan dan keakraban dalam perusahaan. Seperti halnya cinta dalam rumah tangga. Apakah keluarga miskin tidak bahagia? Belum tentu tetapi perusahaan kami akan memberikan bonus kebahagiaan, yang meliputi segala aspek, mulai dari pendidikan, bea siswa, kepedulian terhadap keluarga dan perhatian terhadap permasalahan keluarga.
Hadirin semua bertepuk tangan dan saya tersenyum juga. Tentu tidak mudah memberi bonus kebahagiaan. Menurut saya karena begitu heterogen kondisi karyawan apalagi perusahaan ini memiliki lebih dari 20.000 karyawan sedangkan saya perusahaan kecil saja sulit memberikannya, tetapi sangat menarik buat kami renungkan mengenai bonus kebahagiaan ini.

Seperti hal yang disampaikan oleh Abraham Maslow dalam piramida kebutuhan manusia, maka dasar pemikiran adalah kebutuhan. Jadi, seperti bayi yang butuh susu kalau dikasih nasi makan hasilnya adalah perutnya sakit. Saya sangat sepakat bahwa kebutuhan manusia dimulai dari paling dasar seperti makan, minum, pakaian lalu rumah, keamanan, persahabatan, sampai pengakuan, kedudukan dan diakhiri dengan Self esteem atau pengakuan diri, tetapi dasarnya semua kebutuhan. Di atas didasari kebutuhan utama jiwa manusia yakni kebahagiaan yang didasari cinta kasih. Itulah manusia. Kalau tidak percaya saksikan kehidupan seorang pengemis. Mereka rela lapar asal anaknya bisa makan, atau pekerja kuli di bawah jembatan mereka rela kepanasan dan berpeluh tetapi bisa pulang dengan senyuman bersama keluarga. Orang Jawa bilang mangan ga mangan asal ngumpul. Orang Manado bilang yang penting keluarga walau tiada makan.
Kalau kebahagiaan itu dibutuhkan manusia mulai dari yang paling bawah sampai paling atas, mengapa tidak diperhatikan kebahagiaannya?
Seorang biarawan pastor atau biarawati suster juga menginginkan kebahagiaan.
Sahabat saya seorang pastor bercerita bahwa suatu hari Minggu beliau memimpin misa perkawinan dari pasangan yang beliau tidak kenal sama sekali. Saat selesai seluruh keluarga membiarkan saja beliau sendirian dan tidak memperhatikannya atau disapa. Keluarga pengantin pun tidak memberi stipendium bahkan hanya senyum saja. Akhirnya beliau pulang naik bajaj, untung masih ada sedikit uang di kantong, tetapi beliau mengungkapkan bahwa beliau menemukan kebahagiaan tersendiri dan tidak ditemukan oleh pastor lain, karena dengan demikian menjadikan karya pastoralnya lebih bermakna.
Semoga kita semua bisa mendapatkan bonus kebahagiaan, terutama dari Tuhan kita Yesus Kristus dengan turut merasakan penderitaan-Nya, dengan membagi kasih bersama keluarga. Tuhan memberkati. Salam dan doa.

51 thoughts on “Bonus

  1. Michael Sean Hartono

    menurut saya, bonus tidak akan selalu berhasil. karena saat seseorang tidak tertarik dengan bonus tersebut maka ia tidak akan mengejar bonus tersebut. sebagai seorang atasan, orang tersebut harus benar-benar bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak buahnya.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s