Koki

Enaknya makanan bukan karena bahan yang terbaik melainkan tangan koki yang mengolahnya.

chef cook illustrationKoki atau juru masak adalah orang yang menyiapkan makanan untuk disantap. Istilah ini kadang merujuk pada chef,
walaupun kedua istilah ini secara profesional tidak dapat disamakan. Istilah koki pada suatu dapur rumah makan atau restoran biasanya merujuk pada orang dengan sedikit atau tanpa pengaruh kreatif terhadap menu dan memiliki sedikit atau tanpa pengaruh apapun terhadap dapur. Mereka biasanya adalah semua anggota dapur yang berada di bawah chef (kepala koki).
Jenis restoran lain mungkin memiliki menu yang relatif konstan dan hanya memiliki orang-orang yang dapat menyiapkan makanan secara cepat dan konsisten, serta tidak terlalu membutuhkan kepala koki.
Restoran jenis ini dapat dijalankan sepenuhnya oleh koki. Contohnya pada restoran cepat saji.
Enaknya makanan bukan karena bahan yang terbaik melainkan tangan koki.
Malam hari ini saya menikmati makan malam di Ciputra World, Lotte Shoppping Avenue, sebuah restaurant Mi yang baru buka. Saya bersama istri juga pemilik restaurant menikmati menu enak sekali. Apalagi gratis karena masih promosi.
Kembali kepada makanan memang faktor koki memegang peran penting agar yang makan bisa menikmati enaknya santapan yang disajikan! Sepertinya koki, kita semua demikian adanya, kita juga harus bisa mengolah makanan yang bisa disajikan. Baik itu dalam bentuk sajian santapan rohani atau semua karya kita, yang dituangkan dalam gaya masak seperti tingkah laku kita. Kelakuan kita sering kita anggap enak tetapi pada kenyataan orang neeg atau mual melihat kelakuan yang kita lakukan. Yang lebih ekstrim malah kita menuduh kelakuan atau tindakan orang lain buruk sekali, tanpa melihat apa yang kita perbuat. Ada yang lebih lucu lagi tindakan kita yang menimbulkan permusuhan kita justru menuduh orang lain yang buat keributan. Istilah dalam dunia koki bahwa sudah makanannya tidak enak, malah menuduh yang makan yang mulutnya kurang bisa merasakan makanan enak.

Pada suatu hari di malam yang cerah kami berkumpul keluarga di Surabaya. Biasalah kalau kumpul terus mulutnya gatel ingin makan durian, lalu pergilah saya dan beberapa keponakan mencari durian. Sebelum membeli durian seperti biasa kita harus mencoba dulu. Ternyata duriannya kurang manis bahkan tidak manis, lalu yang jual juga coba, lalu bilang kepada kami : “Sampeyan baru habis makan gulo yo? Durian manis begini dibilang tidak manis”, sambil mengangkat goloknya. Terpaksa kami beli durian yang tidak manis lalu pergi dengan muka kecut dan kecewa!
Kita semua adalah koki yang mengolah semua dalam diri kita. Dengan demikian kita bisa menyajikan yang terbaik. Sebagai orang bagian marketing harus betul paham filosofi KOKI karena memberikan peluang baginya untuk mendapatkan peluang lebih besar !
Semoga Tuhan memberikan kita kebaikan supaya bisa menjadi tukang masak dalam hal kita menyajikan diri kita untuk dinikmati oleh orang lain, terutama dalam kasih-Nya kita percaya semuanya akan nikmat. Salam dan doa.

17 thoughts on “Koki

  1. Lani Anggraini

    benar sekali. Setiap makanan yang dihidangkan kadang memiliki resep yang sama, tapi kenapa rasanya kerap berbeda ketika mencoba ditempat satu dan yang lainnya. Jawabannya terdapat pada koki atau si pembuat masakan tersebut. Ada orang mengatakan, resep boleh sama tapi rasa pasti berbeda dan itu memang benar adanya.

    anggraini – 01pno – 1701342220

    Reply
  2. Bernandine Natasha

    Apa yang saya dapatkan dari artikel ini adalah untuk tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan diri sendiri. Mengkambinghitamkan orang lain adalah hal lumrah yang kita temui di masyarakat. Tampaknya dalam masyarakat kini sangat dibutuhkan keberanian untuk mengakui kesalahan, untuk tidak menjadi pengecut dan mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat.

    Reply
  3. Thalia

    saya setuju.. apa yang enak apa yang indah tergantung bagaimana kita menanggapi dan mengelolanya. bahkan ada hal yang sebenarnya menyenangkan namun karena pengolahan yg tidak baik hal itu menjadi sesuatu yg tidak baik dan cenderung mengganggu sang “koki”

    Reply
  4. 01PNO_Fulgensius

    Ya saya setuju dengan filosofi KOKI ini… Dan orang-orang seharusnya memahami ini.. Sehingga kita semua lebih mengerti bahwa diri kita adalah semacam masakan yg kita sajikan untuk orang lain… Agar menarik bagi orang lain, maka kita juga harus menyajikan, menata, dan mengatur diri kita dengan seindah mungkin…

    Reply
  5. Margareta Vania (@margaretavania)

    Kalimat ini sangat mengenai pribadi saya “Enaknya makanan bukan karena bahan yang terbaik melainkan tangan koki yang mengolahnya.”

    Terkadang kita dihadapi oleh permasalah yang rumit dan hanya apa adanya tetapi ada tuntutan dimana kita harus bisa menyelesaikannya dan menjadikan hal itu menjadi hal yang luar biasa. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mengolah permasalahan itu menjadi hal yang manis dan dapt dipelajari dalam hidup serta menyelesaikannya dengan cara yang tepat.

    1 Kalimat memiliki maksud yang kuat.

    Reply
  6. Daniel Dwidjayanto

    Saya setuju dengan artikel ini, karena diri kita ibarat makanan yang akan disajikan kepada orang lain. Sehingga segala sesuatu nya kembali kepada diri kita masing – masing bagaimana cara mengelola diri kita sendiri

    Reply
  7. Christine Myrafirmin

    setuju sekali,makanan yang enak bukan karena bahan terbaik,melainkan tangan koki.Koki yang handal bisa menyajikan makanan dari bahan sederhana menjadi santapan yang istimewa

    Reply
  8. Sutikno Maysen

    Makanan yang paling enak bukan karena dari bahan kualitas yang baik, tapi tergantung dengan kokinya yang bisa menyajikan makanan tersebut dari kesungguhan hatinya.

    Reply
  9. Zunvindri

    Tuhan menginginkan kita anak-anak-Nya menjadi contoh bagi orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, diri kita ini diibaratkan dengan makanan yang harus disajikan enak agar dapat diterima oleh orang. Dan menjadikan diri kita sebagai makanan yang enak atau tidak, kembali lagi kepada diri kita. Bagaimana kita harus membentuk diri kita.

    Reply
  10. Olivia Rusli

    Koki bisa mengolah bahan dasar yang biasa saja menjadi hidangan yang luar biasa nikmatnya. Kita pun harus bisa mengolah bahan dasar kita (ilmu, alat-alat, kemampuan) dicampur dengan bumbu kehidupan (pro, kontra) sehingga menjadi hal yang bisa kita nikmati juga 🙂

    Reply
  11. 04PAW_Gavan

    koki kah … kalo soal koki kayakny pendapat saya koki paling hebat itu mamah. ya walau cuman telur doank tapi rasanya enak sekali. lalu nenek juga masakan padang nya enak ,,, kalo kakak saya enak pas bikin omelet

    Reply
  12. indahsariesaputri

    berdasarkan artikel ini saya mendapat kesimpulan bahwa segala sesuatu itu tidak bergantung dengan apa melainkan siapa. seperti dibaratkan dengan koki, rasa masakan tidak ditentukan dengan bahan baku melainkan ditentukan oleh koki yang memasaknya. meliputi strategi pembuatan, proses pembuatan, dan hasil akhir. karena segala sesuatu itu, apa yang kita raih berdasarkan dengan apa yang kita lakukan.

    Reply

Leave a reply to Gina Dwi Yulianti Cancel reply