Monthly Archives: August 2012

Hari Istimewa Tahunan

Hampir setiap hari kita bersuka-cita tiada hentinya dan juga penuh dengan berkat. Tetapi, dalam perjalanan hidup kita, ada beberapa hari yang khusus. Bahkan di antara hari-hari khusus tersebut ada 1 hari istimewa, yaitu Hari Ulang Tahun. Tanggal 1 Januari pun kita peringati sebagai hari ulang tahun 2012 tahun kedatangan Yesus Kristus, sebelumnya kita denal BC atau Before Christ. Mengapa hari lahir atau hari jadi atau ulang tahun menjadi begitu istimewa?

1. Karena IBU
Kita mengingat, mengenang dan merindukan Ibu, yang dengan susah payah mengandung, melahirkan dan menyusui kita. Bahkan pengorbanan dengan airmata dan darah. Ibu akan menjadi begitu istimewa saat kita meletakkan posisi dia dalam segala refleksi kita. Baik ibu masih ada atau sudah tiada. Ibu tetap hidup dalam CINTA kita. Dan jika kita setahun sekali meletakkan Ibu dalam Ulang Tahun kita untuk mengenangnya, maka hidup kita pun akan penuh dengan suka cita.

2. Menghitung Hari
Sejak usia 1 tahun, Ibu pasti mencium, membelai dan memeluk kita. Ayah, kakek, nenek, adik, kakak dan bahkan semua keluarga juga melakukan hal seperti Ibu. Dengan menghitung hari, berarti kita menghitung CINTA, sudah berapa banyak Tuhan memberi kepada kita dan sudah berapa banyak kita memberi kepada orang-orang yang kita cintai. Ini semua akan menjadi istimewa karena kita membukukannya sebagai Sumber Cinta yang ada pada diri kita.

3. Bijaksana
Sungguh luar biasa, hari bahagia ini menjadi begitu istimewa karena adanya sesuatu yang bijaksana. Bagi orang yang tidak memiliki sahabat, maka ulang tahun akan menjadi hari yang sepi. Sebaliknya, bagi orang yang banyak sahabat maka ucapan selamat, hadih, kado, SMS, BBM, kartu berdatangan seperti air bah, karena begitu banyaknya harapan, doa, dan berkat yang diterima. Secara otomatis kita akan semakin bijaksana. Ini akan menjadi sangat istimewa karena semua itu diiringi kegembiraan, suka cita dan bahagia.
Ada suatu pepatah yang mengatakan : “Jika ada 1 orang berdoa buatmu, maka engkau akan menjadi panutan, jika ada 2 orang berdoa buatmu, maka engkau akan menjadi harapan, tetapi jika ada 3 orang atau lebih berdoa buatmu, maka engkau akan menjadi bijaksana”. Meniup lilin adalah lambang kebijaksanaan.

Sungguh aku berbahagia hari ini, karena Tuhan begitu baik. Terima kasih Tuhan, karena kasih setia-Mu mendampingiku. Hatiku bergembira Tuhan, karena sahabat-sahabatku.

Tanggal Muda

Keponakanku Adam, datang dari Toronto minggu lalu. Sore ini mampir di rumah bersama pacarnya Melisa. Mereka akan melangsungkan pernikahan beberapa pekan lagi. Malam ini aku mau traktir makan bersama anak, mantu dan cucu. Kebetulan sore ini istri ada acara jadi tidak ikut ke Central Park. Jalan raya malam ini padat merayap, bahkan ketika sampai di Central Park suasana hiruk-pikuk dan ramai sekali. Akhirnya melalui perjuangan dapat juga posisi Valey Parking. Di restoran kami harus menunggu antri hampir 45 menit baru dapat tempat duduk, lalu makan buru-buru karena last order tinggal 30 menit lagi, Sungguh ramai malam minggu ini dan sangat krodit, anakku bilang maklumlah Tanggal Muda.
Mengapa harus tanggal muda? Ketika menatap sesuatu karakter manusia inilah bedanya kita di Indonesia dengan di luar negeri. Kalau kita selalu menghabiskan apa yang kita terima di awal, di saat semuanya baru terima, seperti gaji, bonus, dll. Sehingga pada tanggal tua, semua tempat sepi bahkan restoran sepi, toko sepi jadi harus promosi weekend sale dan midnight sale.
Lain dengan di Eropa di sana ada suatu tradisi yakni kalau terima gaji itu diambil 10 persen untuk cadangan, baik untuk sosial dll (perpuluhan kali yaaa) lalu 60 persen buat kehidupan sebulan (tidak boleh diganggu) dan 20 persen buat tabungan hari tua (walau sudah punya CPF- Karena anak-anak di Eropa jarang urus orang tuanya, jadi orang tua tidak manja dan harus hidup sendiri dan Mandiri. Kasihan juga ya dan banyak rumah Jompo kali ya) sisa yang bisa dibuat belanja, entertain hanyalah 10 persen. Tradisi ini baik karena mengikuti aturan dan di manage dengan baik.
Berbeda dengan di Cina, kata kakek saya ” Kamu hanya boleh belanja 10 persen kalau kamu sudah bisa menabung 10x lipat “wahhhh artinya kalau saya punya deposito 10 juta baru boleh belanja 1 juta. Selama belum punya tabungan dilarang keras berbelanja atau untuk foya-foya, pesta pora dan main (main judi tradisi khas).
Kalau kita lain lagi, habisin semua pendapatan wong ada cadangan hutang !!! Sungguh ironis sekali di saat semua membutuhkan tradisi membangun, kita kurang memiliki sense ini.
Hari ini Tradisi Katolik merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus, suatu tradisi indah sekali untuk membangun iman (terima kasih buat Romo Vikjen Yohanes Soebagyo Pr karena pagi-pagi ikut sharing Sarapan Rohani,….. lekas sembuh dari Flu yaaa).
Bagaimana kalau kita sekarang membagun Tradisi Tanggal Muda dengan bermurah hati, mendahulukan kepentingan untuk Tuhan, bermurah hati untuk mencintai keluarga, berfoya-foya dengan makanan Rohani, memborong benda-benda Rohani, dan akhirnya demi Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus kita bangkit dalam Kasih-Nya.

MENANTI

Kalau kita menanti seseorang untuk berjumpa atau menunggu orang sakit atau melakukan perjalanan di atas kereta api, mobil, pesawat udara, maka hal yang paling kita rasakan adalah “waktu” yang begitu lama dan membosankan. Hal menanti itu akan berbalik 180 derajat kalau dalam masa penantian itu ada sesuatu yang kita kerjakan. Adanya fasilitas BBM memang membuat waktu menanti menjadi berkurang hampir 80 persen. Kadang-kadang kita merasa perjalanan jadi sangat cepat, lampu traffic light seakan jadi singkat, malam serasa hanya 1 jam saja.
Tetapi, satu hal yang sangat penting dalam perannya membuat penantian menjadi peralihan waktu adalah SAHABAT. Persahabatan akan sangat berperan, misalnya, saat di pesawat udara kalau ada teman ngobrol maka perjalanan akan menjadi singkat dan ringan.
Hal kedua yang bisa berperan adalah PERASAAN, jika kita menanati seseorang dalam perasaan susah dan sedih, maka kita akan merasa lama. Tetapi, jika kita menanti dalam perasaan bahagia, senang atau suka maka kondisinya jadi berbeda. Sewaktu menonton film bagus seperti pekan lalu seperti Avenger yang durasinya hampir 2 jam, tetapi karena filmnya bagus rasanya singkat sekali.
Memang MENANTI selalu menjadi bagian dari hidup kita. Bahkan hampir setiap hari kita alami. Apalagi jika hal ini terjadi saat kita berada dalam situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan. Ada beberapa hal yang saya alami untuk menghadapinya.
Pertama, berdoa dan menikmati masa penantian sebagai pengorbanan saya untuk seseorang, bisa rosario, Salam Maria atau Bapa kami atau berdialog dengan Tuhan.
Kedua : mengaktifkan pikiran positif untuk menghilangkan rasa bosan dengan dengan menulis atau membaca buku. Saya juga mengisi TTS atau Sudoku atau main game, poker atau Angry Bird.
Ketiga : mencari teman untuk suatu kebersamaan, sambil menikmati makanan kecil atau kadang-kadang iseng merokok (buat perokok, katanya rokok adalah sahabat)
Budaya setiap negara dan bangsa di dunia juga berbeda-beda. Hal itu mempengaruhi sikap menghadapi masa penantian itu. Peraturan di Singapura, misalnya, bagaimana mengantri taksi atau masuk Toll autobahn, mengantri makanan, dan check in hotel, semuanya sangat tertib dan rapi.
Lagu unchained melody mengiringi aku menulis dan hatiku tersentuh karena God speech dan I am hunger of love. Lagu ini ditulis oleh orang tidak dikenal di sebuah penjara di mana dia menanti Hukuman Mati. Ia belum selesai menulis lagunya saat dia harus menghadapi hukumannya. Menanti ditulis dengan indah sekali. Dalam film-film pun banyak sekali kita saksikan bagaimana cara, aturan dan kisah tentang penantian.
Bagaimana kita menyikapi masa penantian kita untuk bertemu Bapa di Surga? Ini akan menjadi suatu Pengharapan yang sangat indah, jika hidup kita bisa berarti bagi diri kita, bagi keluarga juga bagi masyarakat.
Buat saudaraku yang sakit dan atau berbaring di tempat tidur. Doaku menyertaimu semua, kiranya bilur-bilur Yesus bisa memberikan inspirasi dalam doa dan pengharapannya.

Jalan Tol

Pagi-pagi subuh saya dan istri berangkat menuju ke Bandung, untuk menghadiri dua pesta perkawinan sahabat di Kota Kembang itu. Di pagi hari udara segar sekali langit pun terang benderang dan jalanan kurang macet.
Pada bulan Pebruari 2012 lalu, saya menghadiri sebuah seminar di Hotel Mandarin Jakarta, yang di selenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Topiknya adalah “Solusi Kemacetan di Jalan Tol”. Sebetulnya saya adalah salah satu pembicara mendampingi bapak Menteri PU, namun saya tidak memberikan konfirmasi karena jadwal terbatas, tetapi last minute saya bisa, jadi saya hadir sebagai pendengar saja.
Jalan tol atau jalan bebas hambatan di Jakarta selalu macet. Aneh! Kalau di luar negeri, bayar masuk tol sudah berarti aman dan bebas hambatan, dan pemakai jalan puas. Kadang-kadang ada hambatan kalau ada accident. Sebaliknya, bayar masuk tol di Jakarta memicu stress karena macetnya menyesakan, jalan tidak aman, rambu-rambua tidak jelas, cuma sekali-kali lancer. Apa lagi kalau long week end Jakarta kosong dan mobil tumpah ke jalan tol.
Dalam seminar tersebut ada beberapa solusi, antara lain membatasi kendaraan masuk tol, membatasi Exit dan Entrance gate. Masih ada beberapa masalah yang diberikan para nara sumber. Yang menarik buat saya bahwa Jalan Tol adalah bebas hambatan jadi seharusnya tidak boleh macet atau tidak ada hambatan apapun yang bisa menyebabkan kemacetan di jalan. Sebab, kita membayar tol agar kita dapat keistimewaan bukan disuguhkan adegan macet dan seringnya kecelakaan atau mobil mogok di jalan. Pagi ini saya menyaksikan tujuh tabrakan beruntun di KM 88 Cipularang sampai KM 99. Kondisi mereka cukup parah. Saya menduga penyebabnya adalah kurangnya rambu ditambah orang masih ngantuk di pagi hari.
Membangun jalan tol seperti juga kita membangun GEREJA. Gereja adalah Jalan Tol kita menuju Nirwana Loka, Swarga. Tetapi kalau kita membangun Gereja tanpa perencanaan dan tiada pengaturan maka akan sama halnya dengan membangun jalan tol di Jakarta. Artinya jalan alternatif atau jalan biasa dipilih karena mungkin lebih cepat sampai. Persis halnya saat kita membangun iman. Kita juga memerlukan perencanaan bahkan harus membuat Master Plan secara baik. Dalam hati saya kok semua disamakan dengan kemacetan di jalan tol. Kebetulan sekarang saya di Jalan Tol Cikampek dan sedang macet total.
Iman kepercayaan juga merupakan jalan tol Doa-Doa kita agar bisa sampai ke Bapa di Surga. Tetapi beruntunglah mereka yang tidak beriman, tapi bisa sampai duluan, seperti kata Yesus Kristus di kayu salib kepada penyamun di sampingnya. “Hari ini juga engkau bersama-Ku di Surga.” (ini jalan tol). Lalu apa kemacetan yang kita hadapi dalam membangun Iman Kepercayaan kita. Ada banyak escape clause (kambing abu-abu istilah saya) sebagai penyebabnya sehingga kita kadang-kadang tersamar atau tertutupi olehnya sehingga kita tidak melihat inti permasalahannya. Perceraian, misalnya, adalah kecelakaan di jalan tol (bagi orang Katolik kan tidak mungkin cerai, macet tapi toh macetnya banyak). Alasannya tidak cocok!
Tuhan membangun jalan tol buat kita dengan segala kemudahan. Sebaliknya, kita membuatnya macet karena kita tidak disiplin. Kita tidak mampu membaca rambu-rambu. Kita tidak memelihara tubuh, jiwa dan roh kita (kendaraan kita). Konsekuensinya adalah kita lambat dan tersendat macet.
Sahabat semua, kita berada di jalan tol karena pembaptisan. Oleh karena itu, berhati-hatilah mengemudi. Iman dan kepercayaan kita harus diselamatkan sampai kita tiba di tujuan.

Nonton Bareng Film SP

Sejak tanggal 7 Juni 2012 kemarin, beberapa gedung film penuh. Ada gerakan bersama untuk menonton film Mgr. Soegiyopranoto (SP) yang disutradara oleh Garin Nugroho (GN). Filmnya dibuat ringan sehingga bisa dinikmati segala umur. Kendati film ini memiliki daya tarik namun sepertinya perjuangan promosi yang begitu gencar oleh umat Katolik kurang berdampak dibandingkan dengan antusiasme masyarakat menonton Avenger. Akhirnya promosi melalui email, BB, SMS cukup membuat studio XXI agak kewalahan meladeni para penonoton.
Cerita dalam film juga dialognya membuat kenangan tersendiri. Saya sendiri lebih tertarik pada gerakan “Nonton Bareng” (Nobar) daripada film itu sendiri. Beberapa gereja, teritorial, kategorial, sampai KAJ buat acara Nobar.
Besok Minggu 10 Juni 2012 jam 12.15 di Studio XXI – Pluit Village, saya bersama Lingkungan Keluarga Kudus, Paroki Santo Kristoforus bersama 100 warga lingkungan akan nonton bareng. Upaya mengumpulkan orang sebanyak ini memiliki suka-duka sendiri sebagai komunitas.
Saya masih ingat waktu Paus Yohanes Paulus II datang di Jakarta. Luar biasa sekali secara serempak seluruh umat Katolik bisa berkumpul di Stadion Senayan. Agenda Nobar juga mengingatkan saya tentang gerakan-gerakan kebangkitan Umat Katolik. Beberapa saat yang lalu saya menulis soal perlu adanya sedikit pengarahan tentang Nobar. Setelah Nobar apa nilai positif yang bisa kita petik? Yang terpenting lagi adalah ikatan kekeluargaan. Jalinan silaturahmi dan persahabatan jadi lebih akrab, baik antarumat Katolik maupun antarumat Katolik dengan masyarakat pada umumnya. Film SP menghantar umat bisa melihat suatu kebanggaan bahwa ada sesuatu di antara kita umat Katolik, yang kita sendiri hampir tidak tahu kalau kita memiliki yakni Cor Unnum et anima Una et eclesia una (Kalau tidak salah tulis)
Bisa saja satu hari nanti umat Katolik akan melihat suatu kenyataan bahwa umat Katolik akan tercerai-berai, kalau kita tidak mulai dari sekarang menyadari kekayaan dan kekuatan yang kita miliki :

a. Sakramen pengakuan dosa (sumber kekuatan dan energi positif yang tiada bandingnya) juga sakramen lainnya.
b. Devosi Maria, kekuatan dalam kelembutan seorang ibu, sifat feminin bukan kekerasan, welas asih dan pemaaf.
c. Pastor, sebagai Klerus, merupakan kepemimpinan yang memiliki kuasa yang berasal dari Yesus sendiri. Kekurangan atau musnahnya Pastor tamatlah agama Katolik.
d. Vatikan, di bawah Bapa Suci, menjadi simbol Kerajaan Allah di muka bumi.
e. Kebersamaan, satu hati, satu jiwa, satu gereja ( Cor unnum et anima una et Eclesia una) ini yang menarik sekali karena komunitas basis, dasarnya adalah kebersamaan dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat sosial.

Tradisi kebersamaan, perlu kita angkat untuk menghantar 4 kekuatan kita dan +1 penunjang kekuatan. Semoga rahmat Allah, kasih karunia Roh Kudus bisa mengisi kekosongan hati kita, kesulitan kita, kecemburuan kita, kesombongan kita, keserakahan kita, dan segala sisi sisi kekurangan kita melalui kebersamaan.

PURGATORY

Menyaksikan acara televisi Indonesian Lawyer Clubs, minggu malam dalam siaran ulangan, yang dipandu oleh Bung Karny Illyas, saya terkesan pada akhir acara saat pemandu acara mengutip ucapan Presiden Soekarno di tahun 1959, bahwa Negara Kita sedang berada dalam api pencucian, Purgatory to Paradise.
Saya sempat tertegun beberapa detik karena kata Purgatory (Api pencucian) hanya di kenal oleh Dogma atau doktrin Katolik. Minggu siang lalu sehabis menonton Film Mgr. Soegiyopranoto, teman saya di Amerika kirim BBM, menanyakan apakah bisa dikirimin DVD Film Soegija. Alasannya bahwa di US belum bisa beli VCD, hanya bisa dapat cuplikannya lewat Youtube. Kalau bisa beli di Glodok yang murah meriah. Saya bilang kalau beli di Glodok kan bajakan. Film lain boleh beli di Glodok, kecuali Film Soegija karena untuk gereja harus original supaya tidak dosa. Lalu, teman saya jawab bahwa itu gampang karena ntar ngaku dosa ajah, terus kan kelak ada api pencucian jadi bisa diampuni (wah gawat neh)
Akhir Maret lalu, kami membuat misa peringatan arwah ayahanda saya yang meninggal di usia 94 tahun lalu. Misa dipimpin oleh Romo Tondo dan Romo Pikor. Dalam khotbahnya Romo Tondo mengatakan sebagai berikut : “Kalau orang sudah meninggal. kalau masuk surga maka tidak perlu didoakan lagi. Kalau masuk neraka apa lagi, didoakan bagaimana pun juga tetap di neraka, mustahil pindah ke surga. Lalu untuk apa kita berdoa untuk orang meninggal?” tantangnya. Dan masih panjang khotbahnya tentang purgatory atau api pencucian.
Menarik sekali hari ini yang cerah kita berbincang tentang api pencucian. Walaupun menurut beberapa orang masih jauh dari kematian, tetapi Yesus mengingatkan kita agar terus berjaga-jaga, oleh karena itu tidak ada salahnya kita berbicara tentang api pencucian. Apalagi kalau para romo bisa atau mau juga memberikan pencerahan karena literatur tentangnya sangat minim sekali kita peroleh. Mari kita lihat sebentar encyclopedia.
Kata “api pencucian atau Purgatory”, berasal melalui Anglo-Norman dan Old Prancis dari purgatorium pada kata Latin, merujuk juga untuk berbagai konsep historis dan modern postmortem berarti menderita singkat atau kutukan yang tidak kekal, dalam arti tidak spesifik, berarti tempat atau kondisi penderitaan atau siksaan, terutama yang bersifat sementara pada saat kematian .
Dalam doktrin Katolik kita melihat jelas hubungan antara orang meninggal, dan rohnya akan melalui api pencucian, sebelum sampai ke surga, kepercayaan ini tentu saja sangat menguatkan kita bahwa kita memiliki 3 kesempatan masuk surga. Pertama, kita mati langsung masuk surga karena perbuatan baik kita. Kedua, kita mati masuk api pencucian (pasti) masuk surga. Ketiga, kita mati membela kebenaran (jaminan untuk para martir ). Atau pilihan lain masuk neraka ?
Melihat tulisan awal, saya sangat tertarik sekali untuk menulis, menurut saya api pencucian juga berada di dunia orang hidup, di mana kita bisa mencuci dosa-dosa kita. Bukan saja melalui ruang pengakuan, tetapi juga merobah semua sikap kehidupan kita, pada awalnya kita akan menderita saat kita meninggalkan hal-hal duniawi atau dosa-dosa manusia — ingat 7 dosa mematikan manusia (siksaan api), tetapi jika kita bisa melaluinya maka suka cita besar akan menanti.
Untuk menjadi orang baik dan orang suci tidak harus menjadi pastor atau suster, tetapi cukup melalui api pencucian dulu, tinggal kita sanggup atau tidak melewati kawah candradimuka itu. Hal yang sangat sulit buat kita manusia, dengan kelemahan daging yang kita miliki, tetapi paling tidak ini menjadi signal atau rambu-rambu buat kehidupan kita.
Akan menjadi sungguh indah kalau tulisan ini bisa dilengkapi romo, suster, frater karena buat umat awam seperti saya ini sungguh menginginkan, rindu akan pencerahan dari para romo karena kita cuma bisa baca saja. Alkitab pun kita jarang buka, kiranya ini jadi awal kita mengenal Api Pencucian atau PURGATORY.
Salam damai sejahtera, cinta kasih Tuhan dan Roh Kudus mendampingi istirahat malam kita, sampai besok fajar pagi membuka tirai kegelapan malam.

Sportivitas

Sepekan sudah demam sepak bola Piala Eropa. Saya pun ikut-ikutan menonton pertandingan semalam antara Perancis dan Inggris dan score berakhir 1 : 1 atau draw. Permainan cantik kedua kesebelasan diwarnai kartu kuning juga. Selesai pertandingan kamera sempat menyorot pelatih kedua kesebelasan berpelukaan dan bicara akrab sekali. Demikian juga para pemainnya saling berpelukan saat selesai pertandingan. Kalau dulu kita nonton Diego Maradona main, yang menarik beliau suka membuat tanda-salib waktu mau mulai main, atau pada saat membuat gol.
Pertandingan semalam mempertontonkan sportivitas tinggi dan laga menawan. Ia juga memberikan semangat kebersamaan melalui sepak bola. Kita sering memperbincangkan Sportivitas yang mempengaruhi kehidupan kita. Dan, sportivitas tentu saja menjadi bagian dari nilai rohani kita, apa saja nilai tersebut :
jujur dan setia
rasa saling menghormati
mengerti dan mematuhi aturan main
siap kalah siap menang
kebersamaan kompak
motivasi menjadi baik
Demam sepak bola Piala Eropa 2012 ini juga banyak memberikan berkah buat para pedagang kaos, sticker logo, topi dan mainan. Kita juga dapat berkah bisa nonton secara gratis (separuh warga di NTT dan Indonesia Timur lainnya tidak bisa menikmati siaran langsung RCTI karena signalnya acak-acakan tanpa sebab). Sedangkan, nilai rohani yang bisa kita petik dari adanya pertandingan sepak bola Piala Eropa ini adalah Damai dan Sukacita di antara pemain, wasit, penonton dan suporter. Hal itu tentu saja agak berbeda dengan pertandingan liga dalam negeri yang penuh dengki, dendam dan perkelahian, tindakan anarkis suporter, caci maki dan segala sumpah serapah lainnya. Menarik juga kita lihat hajatan Piala Eropa ini karena mempersatukan bangsa Eropa yang sedang menghadapi krisis diseluruh benua dan memberikan konstribusi bagi pembangunan negara, ekonomi dan kebudayaan.
Dalam kehidupan, kita juga memerlukan nilai sportivitas dalam keluarga, persahabatan dan pekerjaan. Ibarat kita sedang bertanding dalam olah raga, dalam berbagai bidang kehidupan pun kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, damai, jujur, setia, saling menghormati dan siap menghadapi kenyataan.
Selamat menonton walaupun pagi hari pasti mengantuk, jangan mengurangi semangat kerja ya. Tuhan memberkati, melindungi dan mengajar kita dengan nilai sportivitas.

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI PADA PEMBUKAAN KEJUARAAN SEPAK BOLA EROPA 2012

Yang Mulia
Mgr Józef Michalik
Ketua Konferensi Waligereja Polandia
Warsawa

Dalam waktu dekat akan dimulai Kejuaraan Sepak Bola Eropa, yang akan berlangsung di Polandia dan Ukraina. Peristiwa olah raga ini tidak hanya diperuntukkan bagi para organisator, para atlit dan para penggemar, tetapi – atas cara yang berbeda dan dalam pelbagai bidang kehidupan – bagi seluruh masyarakat. Juga Gereja tidak tinggal diam dengan adanya peristiwa seperti itu, khususnya menyangkut kebutuhan-kebutuhan rohani dari mereka yang berpartisipasi di dalamnya. Dengan rasa syukur saya menerima informasi-informasi tentang program-program-program katekese, liturgi dan doa.

Pendahulu saya yang terkasih, Beato Yohanes Paulus II, berkata: “Potensi-potensi fenomena olah raga menjadi alat penuh makna bagi perkembangan integral dari pribadi manusia dan faktor yang sangat bermanfaat untuk membangun suatu masyarakat yang lebih manusiawi. Rasa persaudaraan, kebesaran hati, kejujuran dan hormat terhadap tubuh yang muncul dari olah raga turut memberi kontribusi bagi pembangunan suatu masyarakat sipil, di mana persahabatan menggantikan pertentangan, perjumpaan lebih dikedepankan daripada konflik dan perlawanan yang pahit digantikan oleh kompetisi yang sehat. Dimengerti atas cara demikian, olah raga bukanlah tujuan tetapi sarana serta dapat menjadi alat budaya dan rekreasi, yang memotivasi semua orang untuk mengupayakan yang terbaik di lapangan dan menolak apa pun yang dapat membahayakaan atau merugikan dirinya sendiri atau orang-orang lain.” Olah raga beregu seperti sepak bola merupakan suatu sekolah penting untuk mendidik rasa hormat dan penghargaan terhadap yang lain, termasuk hormat terhadap lawan main, untuk menumbuhkan semangat pengorbanan pribadi demi kebaikan seluruh regu dan untuk memperbaiki relasi-relasi dalam regu, atau dengan kata lain untuk mengatasi individualisme dan egoisme, yang sering kali mencirikhaskan hubungan-hubungan antar manusia, agar diciptakan ruang bagi persaudaraan dan cinta. Hanya hal seperti inilah yang membuka kemungkinan, di segala tingkatan, untuk mempromosikan kebaikan umum yang otentik.

Dengan pikiran-pikiran yang singkat ini saya mendorong mereka semua yang terlibat dalam acara ini untuk bekerja dengan sepenuh hati, agar kiranya peristiwa ini dihayati sebagai ungkapan paling luhur dari kebajikan-kebajikan dan tindakan-tindakan manusia, dalam semangat perdamaian dan sukacita yang sejati. Dalam doa saya mempercayakan kepada Allah para Gembala, sukarelawan/wati, para pemain, para penggemar dan semua yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan kejuaraan ini. Kepada anda semua saya memberikan Berkat saya.

Vatikan, 6 Juni 2012
Paus Benediktus XVI.
(terjemahan oleh J. Mangkey MSC, dari teks bahasa Italia)

Pola Makan

Sore ini saya menghadiri Misa Syukur memperingati Ulang Tahun ke-70 Ibu Caroline Nayoan. Misa dipimpin oleh Romo James, MSC. Dalam khotbahnya, beliau mengingatkan bahwa kalau ingin umur panjang dan sehat maka pola makan harus dijaga, karena banyak racun yang kita makan setiap harinya.
Di Jakarta, tumbuh seperti jamur perusahaan yang menjual suplemen kesehatan, dietry, sampai anti aging bahkan perawatan tubuh secara khusus. Buat kita orang awam, sering terkecoh oleh iklan, rayuan dan promosi yang begitu gencar menawarkan khasiat obat, suplemen food, yang bisa membuat kita sehat, segar dan awet muda, tapi akhirnya malah yang diperoleh sebaliknya, addict, kerusakan hati, gagal ginjal dan serangan lambung. Oleh karena itu kita perlu memikir 10x bahkan lebih sebelum mengambil keputusan menggunakan suplemen untuk kesehatan, dietry dan anti aging.
Padahal hidup sehat tidak selalu tergantung hanya pada makanan saja, tapi juga firman yang tumbuh dalam hati kita. Tips hidup sehat pernah diberikan seorang pakar kakanan adalah sebagai berikut :

• Sebelum makan jangan lupa berdoa agar makanan yang disantap berguna bagi kesehatan jasmani dan rohani kita.
• Saat makan jangan lupa berdoa agar kita makan secukupnya, karena banyak orang yang masih lapar/tidak bisa makan.
• Saat sudah agak kenyang kita berdoa kalau makanan yang kita makan juga mengajak kita bersekutu dengan orang lain jadi perlu kita sharing agar tidak makan berlebihan.
• Begitu selesai makan kita berdoa lagi mengucap syukur karena kelaparan telah kita lalui.
• Saat ada makanan lagi di tawarkan ke kita, mari kita ber-doa lagi, agar makanan tambahan ini lebih baik untuk orang lain.

Katanya, berdoa tiada henti saat makan membuat makanan menjadi sehat berlipat ganda, jadi tidak perlu suplemen sama sekali, saat itu hadir beberapa pastor juga, katanya tips ini tidak berlaku di Manado…..:ahahaha (karena ada paniki, tinoranca, rica-rica, woku, brenebon, bubur manado, masih ada kue lapis, panada dll).
Tapi sangat benar kalau kita menjaga POLA MAKAN, mulai saat usia 30-an, mendekati 40-an sudah harus mengatur. POLA GISI dan saat usia 50-an kita sudah harus atur POLA DIET, dan saat diatas usia 60-an kita sudah atur POLA OBAT, dan usia di atas 70-80-90 boleh makan apa saja, asal jangan banyak-banyak yaaaaa.
Syukur kepada Tuhan karena saat ini kita diberikan kesehatan, karena nilai nya sangat mahal, jadi perlu dijaga dirawat dan dikelola secara baik, isilah dengan suka cita karena hilanglah semua sakit penyakit jika hidupmu penuh damai sejahtera.

Work smart not work hard

Salam Bekerja, bekerja, dan bekerja
Hari ke hari berlalu begitu cepat, tiada terasa hari sudah Selasa, dan kita memasuki hari ke-2 mulai bekerja kembali dalam seminggu. Memang kita harus bekerja, sesuai dengan “talenta” yang kita miliki, sehingga kita bisa berpenghasilan yang kita pergunakan untuk makan, pakaian, hiburan, rumah dan lain sebagainya. Sebagai kebutuhan pokok kita semua. Untuk bekerja kita memang perlu memerlukan energi, pikiran dan aturan, tapi kesemuaannya harus dengan smart atau cerdik.

Ada 5 kendala pokok batasan agar kita bisa bekerja secara SMART :
1. Mindset : pikiran kita merpakan starting point sebelum kita bergerak, positive thinking penting jadi dasar pola pikir kita.Seorang pemain Golf saat mengayunkan tongkatnya, dalam pikirannya selalu saya bisa, bisa, bisa dan bisa. Kalau pikirannya masuk air, bolanya pasti masuk air.
2.DOA : memang sepintas lalu tidak ada hubungannya, namun Ora et Labora – berdoa dan bekerja tidak bisa dipisahkan. John Kennedy, saat meninggalkan gedung putih menuju Ross (sekarang Cape Kennedy) harus balik lagi ke ruangnya karena dia katakan aku lupa berdoa, sehingga apapun yang aku kerjakan tiada artinya.
3. Waktu : bekerja artinya kita masuk dalam konstrain waktu, kerja apa saja semua ada waktunya, main bola 2 x 45 menit, kerja kantor 8 jam dan semuanya ditentukan, time corrupt merupakan awal dari kegagalan. Jujur dan setia adalah bagian dari waktu. Tuhan menjanjikan semuanya akan indah pada waktunya, dengan catatan kita setia dan jujur.
4. Pengalaman : siapa saja mau bekerja akan setuju mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang besar. Nah, belajarlah dari pengalaman sendiri, orang lain atau buku-buku. Ilmu Manajemen adalah catatan-catatan pengalaman yang sudah diringkas dan dibuktikan kebenarannya.
5. Komitment : percaya diri (PD) untuk bekerja, ketakutan, kekhawatiran, keraguan membuat suatu komitment berubah dan pemicu inefisiensi dalambekerja.

Jika saja kita semua bisa mengikuti cara kerja yang baik dan benar niscaya Tuhan akan mendampingi kita bukan hanya hari ini tapi selalu dan selamanya. Mari kita mau bekerja dengan smart/cerdik karena itu dibutuhkan Tuhan.

#(Ditulis perjalanan pulang dari Rumah Duka Dharmais pada Minggu, 17 Juni lalu setelah menghadiri kebaktian tutup peti sepupu saya)