To the Point

Sepertinya saya belum menemukan kata pengganti to the point, selain kata-kata Tuhan.

Ada seorang sahabat saya sebut saja Andi, hampir semua teman-teman kurang suka sama dia karena cara bicaranya agak kasar. Kalau ia menegur orang to the point atau tidak ada rasa. Ia pernah sama saya ribut mulut karena saya bilang dia keepoo (bhs hokkiaan artinya selalu turut campur urusan orang) terus dia marah. Katanya niat baiknya kenapa ditanggapi secara negatif.
Cerita Andi mengingat saya akan papa saya sendiri. Kerjanya suka marah dan omongannya selalu to the point kepada anak-anak. Untung mama saya orangnya halus sekali sehingga kita jarang sampai rebut. Kalau papa saya sudah bicara yang lain semua diam, sedangkan saya orangnya paling suka membantah jadi paling sering kena marah, tapi jujur saja ternyata saya paling disayang.
To the point itu agak berbeda dengan kata terus terang. Pada dasarnya manusia itu suka basa-basi (small talk), tapi ada sebagian orang tidak, bahkan maunya langsung ke permasalahan. Saya masih ingat saat kuliah, ada seorang sahabat yang disuruh keluar karena menegur dosennya dan dosennya marah sekali, tapi saat ujian akhir dosen tersebut menjadi dosen pembimbingnya. Kita semua sampai heran.
Tuhan menegur kita to the point tanpa basa basi, tetapi karena distorsi duniawi, sering kita tidak mendengar, sering cuek dan mungkin dianggap remeh. Hampir setiap hari kita diajak bicara oleh Tuhan, tapi kita mendengarnya seminggu sekali di gereja. Itu pun kalau kebetulaan ingat.
Seperti halnya Andi, kadang kita juga marah sama Tuhan. Kita bilang Tuhan tidak adil. Tuhan pilih kasih tapi kita lupa sebenarnya itu pembicaraan to the point. To the point memang kita perlukan karena di sini menyangkut hal kejujuran, kepolosan dan keakraban. Jadi, seandainya kita ungkapkan sesuatu dan sahabat kita itu marah dan tersinggung itu artinya dia belum akrab, tapi bila saatnya tiba dan dia sadar maka keakraban akan tambah erat.
Basa-basi boleh saja kita sampaikan, tapi dalam batas tertentu saja, karena kalau terlalu sering maka kita akan berlindung di balik topeng, pura-pura dan penuh kepalsuaan hidup. Cuma sekarang bagaimana kita belajar untuk menyikapi sikap kita dan penyampaian keinginan kita. Demikian juga doa yang kita sampaikan kepada Tuhan tidak usah banyak basa basi supaya kelihatan indah dan bermutu, tapi buat Tuhan tidak ada artinya.
Ketika kita sadar bahwa kita sudah mulai belajar to the point kita juga harus belajar menerima orang yang bicara to the point kepada kita. Kita akan semakin peka terhadap suara Tuhan yang disampaikan kepada kita melalui suara hati kita.
Pagi ini saya harus berdoa buat Allegra cucuku, karena harus kembali masuk rumah sakit, karena bilirubinnya tinggi sekali dan perlu penyinaran khusus. Kasihan juga baru usia 10 hari sudah harus dirawat. Tuhan tolong jaga Allegra. Saya berdoa buat para pengungsi dan korban banjir agar tabah dan perkuat pengharapan Tuhan pasti mendengar doa-doamu. Kita butuh doa syafaat buat para korban banjir dan pengungsi. Saya mengajak seluruh teman-teman memberikan 1 x doa Bapa Kami, 1 x Salam Maria, dan 1 x Kemuliaan.

4 thoughts on “To the Point

  1. stefano agung

    To the point diperlukan dalam kehidupan. To the point menunjukan kejujuran orang tersebut. To the point terkadang memang dapat menyebabkan perasaan saling tersinggung tetapi lebih baik dibandingkan dengan basa basi yang telalu banyak dan bersembunyi dibalik topeng, berpura pura dan hidup dalam kepalsuan

    Reply
  2. cheri meirani

    to the point emang penting sekali menurut saya karena lebih baik kita to the point daripada kita pura2 dan basa basi dulu sembunyi dalam topeng lebih baik teguran nyata daripada kasih tersembunyi

    Reply
  3. jtimothy7

    To the point , hal yang paling saya suka , hal yang disebut tidak bertele tele , tetapi kadang menyakitkan hati seseorang yang tidak menyukai bahasa yang saya gunakan , tetapi hal ini lebih efektif ketimbang membalik balik kata atau mengelak dari apa yang di bicarakan

    Joel Timothy / 01PA2 / 1701290141

    Reply
  4. Irena Natasya

    to the point dalam menegur seseorang itu penting. memang terkadang terdengar menyakitkan dan kejam, namun jangan salah sangka bahwa orang tersebut itu kejam. to the point membuat masalah menjadi lebih mudah diselesaikan tanpa basa-basi yang berbelit-belit. menerima orang yang to the point adalah penting untuk kita mengoreksi diri kita sendiri. terima kasih

    Reply

Leave a reply to cheri meirani Cancel reply