Monthly Archives: June 2013

Tawar

Kalau garam itu menjadi tawar, dengan apa mengasinkannya lagi?

186569_danau-abraham_663_498Sejak pagi hari saya sama istri di Rumah Sakit Graha Kedoya untuk melakukan observasi dan test darah juga test fungsi organ tubuh yang lain. Waduh hasilnya jelek semua. Entah mengapa minggu terakhir ini badannya tidak fit dan rasanya lemah sekali. Di rumah sakit semuanya normal dan baik. Pelayanan para medis lumayanlah walau banyak kekurangan tapi dibilang bagus dibanding dengan yang lainnya. Saat sedang menanti hasil, saya duduk di sebelah seorang pendeta. Kebetulan anaknya panas dan sedang ditangani dokter. Padahal beliau sedang dalam tugas melayani orang sakit di rumah sakit.
Beliau sedikit memberikan khotbah ringan soal bagaimana kita harus menjadi garam dunia. Kalau garam itu menjadi tawar dengan apa kita mengasinkannya? Kata tawar memang memiliki beberapa arti. Ia bisa tawar menawar atau negosiasi. Ia juga bisa memiliki arti penawar racun atau bisa, tetapi ia bisa juga berarti tidak memiliki rasa atau hambar. Hal yang ingin saya bicarakan di sini adalah makna tidak memiliki rasa.
Kembali ke rumah sakit, saya merasa bahwa memang garam harus ditaburkan karena ibarat makanan maka rumah sakit adalah makanan tawar, sehingga perlu banyak garam hadir di sini sehingga ada suka cita besar dan dari sinilah terang akan dipancarkan. Biasanya memang lilin juga dinyalakan, bukan di siang bolong saja, tetapi di saat sedang gelap.
Bagi kita orang yang sehat dan berbahagia, sungguh bersyukur, karena kita dikasih kesempatan oleh Bapa di Surga, untuk mampu menggarami dunia. Kita bisa menerangi dan memberikan cahaya bagi yang membutuhkannya. Di lain sisi apabila kelak kita sakit kita juga harus bisa mempertahankan diri sebagai terang dan garam bagi setiap orang yang kita jumpai.
Tawar perlu kita garis bawahi. Apalagi hati manusia kalau sudah tawar maka tidak ada lagi yang bisa membuatnya asin. Semuanya menjadi gelap. Hati yang tawar bahkan bisa menutupi terang dan menjadi petaka bagi saudara sekelilingnya. Dengan demikian, marilah kita yang beruntung ini juga harus menjaga supaya hati kita jangan sampai menjadi tawar. Semoga kita semua bisa diberikan kekuatan untuk menjaga diri kita sedemikian rupa sehingga hati kita tidak menjadi tawar. Semoga Tuhan melindungi dan memberkati kita semua dengan berkat kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian, sehingga bisa menjadi garam dunia Salam dan doa.

Mampu

Sebenarnya kemampuan seseorang dimulai dari bagaimana dia mengenali kegagalannya (Magsaisai)

ability-is-what-youre-capable-of-doingBiasanya orang mengetahui suatu kegagalan, setelah dia mengalaminya, tetapi seseorang yang bijaksaana dan bisa berhasil, dia sudah bisa melihat kegagalan sebelum peristiwa itu terjadi. Di sana kemampuan seseorang diuji apakah dia mampu atau tidak. Dalam mempersiapkan sebuah pekerjaan mulai dari rancangan, design dan mempersiapkan perencanaan seseorang sudah harus mengikutsertakan setiap kegagalan dalam perencanaannya. Di sini bukan masalah optimistik atau pesimistik pemikiran, tetapi di sini termasuk kalkulasi perhitungan risiko yang harus dilewati.
Setiap pekerjaan yang ditata dengan perencanaan rapi dan dikelola dengan manajemen yang baik serta ditunjang dengan kemampuan pengambilan keputusan, niscaya apa yang dikerjakan pasti berhasil dengan sukses. Kelemahan dari sistimatisasi manajemen yang kita kelola karena kurangnya kemampuan atau tidak mampunya seseorang dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Over confidence dan kesombongan merupakan faktor kegagalan nomor satu.
Semasa melalui pendidikan S2, saya mendapat tekanan pada pelaksanaan suatu operasi manajerial. Persoalannya bukan penekanan pada psikologis pengambil keputusan. Saya masih ingat dialog dengan Mr. Henry Dough dari McConnel Douglas. Beliau katakan bahwa ilmu manajemen memang diperlukan, tapi apa gunanya suatu tugas diletakkan di atas bahu seorang ahli manajemen, sementara dia gagal. Tugas itu lebih baik dipercayakan pada bahu seorang yang mampu menyelesaikan masalah walau dia kurang mengerti ilmu manajemen. Sehingga faktor skill atau kemampuan melaksanakan manajerial penting sekali. Demikianlah pengalaman kerja dan kebijaksanaan seseorang dipertaruhkan untuk kariernya.
Dari sini kita bisa menarik suatu benang merah bagaimana proses seseorang agar sukses dan bisa mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Ini yang saya ingin ajarkan kepada anak-anak, staff dan karyawan saya. Pertama, kita tidak boleh sombong, karena kesombongan menutup segala kemungkinan kita untuk bergerak maju. Kedua, rendah hati dengan bertanyalah sebanyak mungkin kepada setiap orang, apalagi yang lebih senior. Ketiga, pergunakanan literatur yang ada selengkap mungkin. Keempat, tingkatkan nilai spiritual dalam pengambilan keputusan dengan mengajak Tuhan ikut campur tangan dalam setiap perencanaan maupun pelaksanaannya.
Kita sebagai anak-anak Tuhan harus “mampu” terutama dalam hal mengendalikan diri kita, apalagi sebagai pimpinan di mana pun kita berada. Di sini kita diminta untuk “tidak” gagal dan kalau kita tidak ingin gagal. Menurut saya taruhlah kegagalan di hadapan kita, lalu jalankan segala tugas kita dengan mengantisipasi kegagalan tersebut. Di sana sumber suka cita besar sekali. Ini bukan menakut-nakuti kita, tetapi sebaliknya memberi kita jalan keluar terbaik. Semoga kita semua bisa “mampu” mengatasi segala masalah yang kita hadapi, baik masalah organisasi perusahaan, masalah pribadi, masalah apa saja. Semoga Tuhan akan selalu rela menggandeng tangan kita, jangan sampai kita justru menepisnya. Semoga Tuhan memberkati, melindungi dan menjaga kita.

Kue Lopis

SebagaI jajanan pasar, favorite saya adalah Lopis.

kue-lopisPagi-pagi aku masuk kantor. Biasanya rutinitis dimulai dengan rapat setiap hari, namun untung ada enaknya juga karena disajikan jenis kue makanan kesukaanku, yaitu Lopis. Makanan jajanan pasar ini dikasih gula jawa rasanya biasa saja, tapi ngangenin. Ada rasa kerinduan kalau lama tidak makan! Kadang susah juga carinya makanan ini, apalagi disajikan dengan getuk, klenting, lapis ijo dan bubur sumsum. Kalau ini lengkap sempurnalah sudah makanan traditional.
Pada pertemuan tahunan INSA di Batu Malang, selama 3 hari musyawarah kerja, jenuh juga karena udara dingin, tapi makanannya kurang cocok. Saya lalu meminta panitia agar menu hari terakhir diganti karena kami semua karena jauh-jauh datang dari Jakarta dan kota-kota lain tidak ada makanan istimewanya. Akhirnya panitia setuju dengan menu tambahan jajanan pasar dan makanan trasisional lainnya. Dengan tambahan ini konsekuensi makanan akan berlebihan. Ternyata prediksi kami salah, bukan saja makanan traditional ludes, makanan induknya pun habis semua. Setelah diselidiki ternyata dua hari berlalu sebagian peserta makan di luar, tetapi begitu diumumkan jenis jajanan pasar dan makanan traditional semua peserta tidak ada yang makan di luar. Semua teman-teman memuji panitia karena makanan yang enak dan serasi. Ini semua gara-gara Lopis kesenanganku.
Kita semua pasti rindu makanan khas kampungnya, kecuali yang lahir dan besar di Jakarta.
Saya kurang tahu apakah makanan khas Jakarta ada Lopis, tapi setahu saya mulai Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bangka, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB sampai Irian Jaya pasti ada Lopis! Nah, kalau semua kita punya Lopis, ayo kita mulai dari Lopis. Bagaimana kita bisa menyajikan makanan traditional menjadi sumber suka cita. Bagaimana Manado dengan kue cucur? Bagaimana Medan dengan Putu Mayang? Bagaimana Bandung dengan Surabi? Bagaimana Surabaya dengan Semanggi? Tentu semangat makanan traditional menjadi sumber suka cita, mengenang tanah kelahiran, mengenang orang tua dan saudara-saudara yang kita cintai. Karena saya dari NTT, maka saya bilang Bolelebo, tanah Timor Lelebo.
Saya rasa kita sepakat bahwa makanan daerah membawa suka cita, juga demikian dengan inkulturisasi gereja. Misa dengan tema daerah sangat menggugah kerinduan, apa lagi tanah tumpa darah beta jauh jauh sekali. Mari kita membangun kesatuan dan persatuan cinta melalui tradisi kita yang kaya dan indah sekali. Tuhan memberkati.

Potong Rambut

Suatu pekerjaaan yang hampir tidak bisa dikerjakan sendiri, bahkan terpaksa harus nurut saja apa kata tukang potong rambut.

20120731_Turis_Potong_Rambut_di_Tukang_Cukur_Tradisional_9565Suatu hari saya kedatangan tamu dari Malaysia. Ia seorang tokoh karena pangeran salah satu negara bagian. Setelah kami jalan-jalan keliling Jakarta, sampai sempat ke Jogjakarta dengan jet pribadinya, lalu terbang melintas Pulau Jawa- Madura dan kembali mendarat di Halim Perdana Kusumah Airport. Hampir semua keinginannya terpenuhi. Apa saja bisa. Kini giliran permintaan aneh. Beliau mau mencari tukang cukur yang traditional. Ia cukur kumisnya masih pakai pisau lipat, kursinya kulit bisa naik turun, sekalian bisa korek telinga. Ini pekerjaan yang lumayan sulit. Lalu, saya searching di internet juga tidak ada, sampai nyaris putus asa, tapi beruntung ada informasi di Senayan Driving Range ternyata ada. Sepertinya apa yang diimpikan beliau ada di sini. Saya pun ikut menikmati potong rambut traditional dan asyik sekali.
Sambil menikmati potong rambut saya agak bingung dengan Dato Sri ini. Kenapa jauh-jauh harus cari yang ginian. Repot banget padahal di mal banyak. Karena tidak tahan saya pun bertanya kepada beliau. Lalu, jawab beliau :
“Semua pekerjaan pernah saya kerjakan sendiri, sampai bawa pesawat sendiri, tetapi ada beberapa hal di dunia yang kita tidak bisa kerjakan sendiri, termasuk diantaranya adalah cukur rambut”.
“Karena itu saya ingin menikmati karya cukur rambut yang benar-benar alamiah, traditional dan di sini cocok sekali,” lanjutnya. Hari ini cukup beruntung sang juru pangkas karena bayarannya lumayan!
Dalam pekerjaan rutin sehari-hari, saya coba memilah-milah. Mana pekerjaan yang bisa saya kerjakan dan mana yang tidak bisa saya kerjakan sendiri. Setelah saya pilah ternyata hampir semua pekerjaan bisa saya kerjakan sendiri. Mungkin ini termasuk bagian kelemahan saya, karena mau semua dikerjakan sendiri, kecuali delegasi yang dikerjakan.
Setelah itu sekarang saya coba membagi dengan menetapkan skala prioritas pekerjaan. Pekerjaan mana yang dikerjakan dulu, mana yang lanjut, mana yang bisa ditunda, mana yang penting dan mana yang urgent? Setelah semua itu baru saya list ulang. Pekerjaan mana yang bisa dikerjakan sendiri mana yang tidak? Sekali lagi tidak saya temui pekerjaan yang tidak dapat saya kerjakan sendiri. Akhirnya saya mencatat semua secara random, lalu memanggil sekretaris saya. Saya akan usahakan kerjakan semua, tetapi saya yakin ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya kerjakan sendiri. Ada yang mungkin bisa membantu saya, karena saya ingin tahu persis pekerjaan-pekerjaan tersebut. Kalau saya tidak bisa lalu saya paksakan maka hampir dipastikan akan gagal total. Saya juga ingin mendidik anak-anak, para staff dan karyawan saya agar dapat mengenal pekerjaan yang akan dikerjakan. Dengan demikian akan lebih mudah menguasai apa yang dikerjakan.
Kami semua di kantor selalu membiasakan diri berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan termasuk rapat-rapat atau tender-tender atau penawaran-penawaran atau kerja sama. Saya mencoba beberapa kali memimpin doa. Dalam doa saya mohon campur tangan Roh Kudus. Ternyata saya menemukan hal-hal aneh, sebab doa itu tidak semudah yang saya bayangkan. Kalau sahabat-sahabat perhatikan secara jujur, ternyata doa itu tidak bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri. Doa untuk diri kita sendiri. Kita memerlukan orang lain untuk mendoakan kepada kita. Beberapa hari yang lalu saya membaca Profile BB teman yang bunyinya, “lebih baik kita sholat duluan, sebelum kita di sholatin orang lain.”
Berdoa untuk diri sendri ibarat orang ingin mengobati dirinya sendiri tanpa bantuan dokter. Saya mohon maaf bukan saya mendahului tetapi menurut pendapat saya kalau cuma berdoa ringan bisa saja tetapi kalau sudah menyangkut penyembuhan diri, mungkin semua bisa kita kerjakan, tapi ada baiknya yang ini kita minta orang lain membantu mendoakan kita (bisa pastor, suster atau sahabat karib). Kita tidak usah malu, ragu atau risih untuk meminta orang lain untuk mendoakan kita. Di sanalah doa itu bekerja! Seperti hal diatas tadi kita pasti bisa mengerjakan sendiri termasuk DOA buat kita, tapi alangkah indahnya kita minta orang lain mendoakan kita. Termasuk perantaraan Bunda Maria dan orang suci juga pasti Yesus sendiri.