Melawan Arus

Hanya ikan mati yang berenang mengikuti arus.
Arus
Seandainya kita umpamakan diri kita adalah ikan hidup maka kita akan selalu berusaha berenang melawan arus. Pepatah ini bukan dimaksud agar kita harus melawan setiap orang atau setiap kelompok. Saya berpendapat bahwa justru yang dimaksud adalah kita harus bisa melawan diri kita sendiri bukan melawan pihak-phak di luar. Dengan bisa mengatasi arus yang ada dalam diri kita sendiri artinya kita sudah mengalahkan pihak di luar.
Dalam kehidupan kita, melawan atau menentang diri sendiri, menyangkal dan memikul salib jauh lebih sulit dari mengatasi masalah yang datang pada diri kita. Kehendak badan kita ratusan kali lebih kuat dari kehendak roh kita. Hampir dikatakan tidak mungkin kita bisa melawannya, kalau tanpa kekuatan Roh Kudus yang diberikan kepada kita. Jika kita sebagai ikan hidup, maka kita harus mengajak Roh Kudus berenang melawan arus atau kita sama dengan ikan mati.
Dalam perjalanan bisnis, saya sendiri mengalami hal-hal yang membuat saya harus mengambil keputusan, melawan diri sendiri, termasuk terhadap orang-orang yang tidak saya sukai, tetapi saya harus berani mengorbankan kepentingan saya dan harga diri saya untuk mau berjabat tangan dan bekerja sama.
Dua tahun lalu perusahaan saya berselisih paham dengan sebuah perusahaan. Kami menugaskan seorang delegasi dari eksekutif kami untuk melakukan pembicaraan, negosiasi dan mengambil keputusan, tapi gagal. Saya sendiri berada dalam pressure, karena pemilik perusahaan itu adalah teman sendiri juga. Kemarahan saya tidak bisa berlanjut karena saya meletakan hal ini di kaki Tuhan. Saya percaya memang ini kehendak Tuhan, tapi hati saya tidak bisa diajak kompromi karena tetap saja ada marah, jelous, benci, kesel, dan gregetan bercampur menjadi ARUS deras dalam diri saya. Seandainya saya ikuti mungkin saya harus berkelahi, bahkan berdebatnya bisa-bisa ke Pengadilan. Ternyata arus yang begitu kuat menyeret saya sampai saya susah, tetapi saya berusaha melawannya dan keluar dari jebakan yang bisa membuat saya susah.
Akhir pekan lalu sahabat itu telepon, dia secara jujur mengatakan harus angkat topi dengan sikap saya, lalu saya ajak bertemu dan kita berunding, lalu saya memberikan kotbah singkat bahwa kita masing-masing harus berani menyangkal diri kita terutama mendekati Paskah. Beliau sepakat dan kita berjabat tangan dan saya bahagia sekali.
Dalam kehidupan kita pasti banyak arus yang menerpa kita tanpa peduli siapa dan bagaimana status kita. Para tokoh agama dengan pakain kebesaran rohaninya pun bukan jaminan bisa melawan arus kehidupan, tetapi kita juga harus bisa seperti seorang nahkoda kapal. Dia tahu kemana arus itu, kapan harus melawan arus dan kapan harus menghindari arus. Ombak dan angin taufan sebesar apapun tidak berbahaya buat sebuah kapal, tapi arus bak air tenang yang menghanyutkan. Kalau kita tidak kuat dia akan menyeret kita bahkan menenggelamkan kita. Itulah bedanya arus dan ombak. Karena ombak bisa dilihat dengan kasat mata, angin bisa disarakan oleh rambut kita, tapi arus tidak bisa ditebak arahnya ke mana dia pergi dan kapan dia datang.
Melawan arus kata lain menyangkal diri atau memikul salib! Siapa mau? Saya rasa bibir bisa berucap tapi hati? Tidak bisa ditebak!
Oleh karena itu, saya mengajak semua sahabat mari kita mempersiapkan diri. Kita harus sehat lahir batin dan kita perlu memiliki kekuatan mental spiritual. Mari kita siap berenang melawan arus. Tuhan memberkati selalu. Salam dan doa.

30 thoughts on “Melawan Arus

  1. Riyanti's avatarRiyanti

    Benar,kita memang harus melawan arus yang akan mengarahkan kita ke arah yang negatif, agar kita tidak terjebak terus dalam arus tersebut. jadi kita bisa terhindar dari masalah yang sebenarnya jika kita ikhlas menerimanya tidak akan terjadi.
    karena pada saatnya, semua hal itu pasti akan ada hikmahnya dan kita bisa memetiknya di waktu yang tepat ketika Tuhan akan memberikannya.

    Reply
  2. jack prayogo's avatarjack prayogo

    yang dimaksud dari artikel diatas adalah walaupun orang menganggap kita sebagai musuh, untuk mengahadapinya kita harus dengan rendah hati. tetap senyum jika berpapasan, karena lama kelamaan orang itu akan sadar dan menganggap bahwa tidak pernah ada terjadi sama sekali sebelumnya. jadi kita harus melawan arus walaupun arus yg kita hadapi sangat keras tetapi arus itu lama kelamaan akan redah dan menjadi tenang. terima kasih

    Reply
  3. Nindy's avatarNindy

    Mereka yang terbawa arus adalah mereka yang mati hati nuraninya . Sebab mereka yang hati nuraninya sehat walafiat pasti berani untuk melawan arus. Dan berani untuk menjadi saksi.

    Reply
  4. ryandeoanantyo's avatarryandeoanantyo

    Sedikit sharing dari saya, hidup memang terkadang harus dapat melawan arus yang ada didalam diri kita. Karena apabila kita tidak melawan arus kita dapat terjerumus kedalamnnya dan dapat terjebak didalam kehancuran. Dengan melawan arus dalam diri kita, kita dapat lebih mengendalikan diri dan menjadikan setiap masalah memiliki pembeljaran yang mana dalam prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan. Oleh sebab itu segeralah bersiap kapan saja kita harus melawan harus. GBU. 🙂

    Reply
  5. nikolastriwibowo's avatarnickzoom

    terkadang memang nyaman jika hanya mengikuti arus,namun jika arus itu sudah membawa ke arah negatif kita harus dengan cepat berputar haluan untuk melawan arus tersebut

    Reply
  6. adityadityaa's avataradityadityaa

    melawan arus dimana kita harus berjuang melawan siklus dunia ini dan menciptakan suana baru,hanya ikan mati saja yang mengikuti arus walaupun ikan hidup sesekali mengikuti arus karena terkadang keputusan tidak mengharuskan kita selalu melawan arus

    Reply
  7. fanyfsl's avatarfanyfsl

    Sebagai mahasiswa malas itu adalah arus terbesar yang sangat sulit dilawan. Saat deadline didepan mata barulah kewalahan. Kegiatan melawan arus sebenarnya memang kita lewati dikehidupan sehari2. Godaan adalah suatu hal yang bertentangan dengan apa yang kita anggap baik dan benar, dan kita harus melawan godaan tersebut setiap hari. Sulit memang, memang sulit.

    Reply
  8. Dimas Abdul Aziz's avatarDimas Abdul Aziz

    melawan arus hanya ikan mati yang berenang melawan arus
    hanya mahasiswa/i yang melawan arus dgn salah jurusan

    Reply
  9. Tri Sulistiawati's avatarTri Sulistiawati

    melawan arus pada diri kita sendiri.. itu merupakan hal yang cukup sulit untuk umur seperti saya ini.. karna umur saya masih muda (19) bagaimana saya bisa melakukan itu.. karna usia2 seperti saya ini lebih banyak yang terbawa oleh arus dari pda melawan arus…

    Reply
  10. anugrah dwi s's avataranugrah dwi s

    setelah saya membaca artikel inim saya berfikir dalam diri kita, kita harus bisa “melawan arus” negatif yang ada pada diri kita agar kelak kita akan siap menghadapi sesuatu

    Reply
  11. Tan William's avatarTan William

    Terkadang dalam kehidupan, diri kita adalah musuh kita sendiri, rasa egois, sombong dan sebagainya kadang sulit untuk dilawan. Jika kita telah berhasil melawan hal-hal duniawi dalam kehidupan kita, maka pastinya kita akan dengan mudah menghadapi masalah di luar kita.

    Reply
  12. ANDRI / 02PNM / 1601232576's avatarANDRI / 02PNM / 1601232576

    ikan salmon selalu melawan arus untuk menapai tujuan,… dalam hidup jika kita mengikuti arus maka kita akan terbawa tanpa tujuan dan tanpa arah, tetapi seandainya jika kita melawan arus maka kita akan mengerti apa yang ingin kita capai, apa yang seharusnya kita laukan untuk mencapai itu…. jangan jadi orang yang selalu mengikuti arus namun sebaliknya lawanlah arus itu sebgaimanapun sulitnya dan dreasnya arus itu…

    Reply
  13. stefano agung allorante's avatarstefano agung allorante

    saya pernah mendengar cerita kuno,ikan koi yang berenang melawan arus demi mencapai air yang tenang. dia melawan arus lalu satu persatu kelompoknya mati karna terbawa arus.namun koi tetap terus melawan arus hingga akhirnya ia dapatkan yang ia inginkan.
    sesungguhnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,tuhan senang dengan hambanya yang berusaha keras,meskipun sering gagal dan melawan arus terus menerus,yakinlah di ujung jalan pasti ada keberhasilan yang di hadiahkan tuhan.

    Reply
  14. Herlina_1501177822_04PHJ's avatarHerlina_1501177822_04PHJ

    Mungkin akan sangat sedikit sulit untuk melawan arus.. Tetapi jika kita berusaha melawan arus, mungkin kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan atau hasil yang kita inginkan.. Dan sebaliknya jika hanya mengikuti arus, hasil yang kita dapat mungkin tidak memuaskan..

    Reply
  15. khairani bianda's avatarkhairani bianda

    terkadang memang nkita hanya mengikuti arus,namun jika arus itu sudah negatif, kita harus berputar haluan agar tetap berjalan di jalan yang lurus dan benar

    Reply
  16. anita yulianti/02PNM/1601265265's avataranita yulianti/02PNM/1601265265

    saya sangat setuju dengan artikel di atas menggambarkan bahwa jika seseorang yang mudah putus asa dan tidak mau bangkit dari keterpurukan akan hanyut mengikuti arus yang ada,jika kita tidak melakukan gebrakan terhadap yang kita hadapi kita sama hal seperti ikan yang mati mengikuti arus dan terbawa tidak tau smpai dimana,untuk itu kita perlu kekuatan untuk melawan arus tersebut dengan cara selalu bersemangat dan tidak pernah menyerah dalam melawan arus kehidupan yang di hadapi

    Reply
  17. MICHAEL 04PHJ's avatarMICHAEL 04PHJ

    saya ingat perkataan ahok dalam show kick andy , “ikan salmon adalah ikan yang mahal yang berani melawan arus , ikan yang mengikuti arus kan hanya ikan yang mati”. Saya sangat salut dengan tindakan ahok yang dengan sendirinya berantas korupsi dan tidak mengikuti “teman-temannya” untuk berkorupsi. Memang untuk meraih kesuksesan kita harus melawan arus tanpa takut

    Reply
  18. Andi Muhammad Fauzi/ 02PNM/ 1601266702's avatarAndi Muhammad Fauzi/ 02PNM/ 1601266702

    kalau saya menganalogikan melawan arus dengan kehidupan, seperti bagaimana kita tangguh dengan pendirian kita. Tetap dalam satu pendirian kita tanpa mudah terpengaruh dengan orang lain yg berusaha untuk menghasut dan menggoyahkan pendirian kita. Selain itu kita juga dapat menganlogikannya dengan diri kita yang percaaya diri.

    Reply
  19. Nicholas Selwin's avatarNicholas Selwin

    Saya tidak setuju dengan pendapat anda yang mengatakan tidak ada baiknya terbawa arus. Menurut saya kehidupan terdiri dari banyak arus yang tidak terhitung. Bila emosi kita di ibaratkan sebuah kapal dan kesadaran sebagai nahkoda, maka nahkoda yang baik akan mengetahui arus mana yang perlu diikuti dan sampai mana mengikutinya sebelum berpindah menuju arus yang berikutnya. Karena sebuah kapal tidaklah sempurna, tidak mungkin bisa melawan arus setiap saat. Ada saat dimana kapal harus mengikuti arus tertentu sembari beristirahat dan nahkodalah yang memilih arus yang akan dilalui. Dan saat nahkoda sadar ia memilih arus yang salah, barulah ia akan memutar kapal melawan arus tersebut.

    Reply
  20. Ivan Gunawan (01PA2)'s avatarIvan Gunawan (01PA2)

    Artikel ini adalah artikel paling menginspirasi saya sejauh ini. Yap, betul sekali bahwa hanya ikan mati saja yang mengikuti arus dan akhirnya tenggelam. Kita sebagai manusia, manusia yang dilahirkan dan diciptakan Tuhan secara sempurna, walau kita semua memang merasa pasti punya kekurangan, namun itu bukan HAMBATAN, itu adalah TANTANGAN. Kita harus hidup dan terus mengejar tujuan kita. Kita hidup hanya sekali. Berdoalah, bermimpi, berusaha dan belajar. Berhentilah mengikuti arus dan segera melebarkan layar kapal kita, dan tentukan arah tujuan kita. Remember! We are not a dead fish.

    Reply
  21. daniswift's avatardaniswift

    Terkadang yang menghambat keberhasilan seseorang selain dari factor lingkungan adalah dari dalam diri sendiri jadi kita harus mampu menganalisis masalah dan memcahkan masalah dan beradaptasi dengan masalah tersebut bukan membiarakan dan lari dari masalah tersebut ,, semoga kita selalu sehat wal afiat amin 
    Tugas kampus

    Reply
  22. Endy Winstone's avatarEndy Winstone

    jangan terbawa arus negatuf kita harus melawan arus namun terhadap arus yang positif hendaklah kita mengikutinya dnia semakin jahat jangan lah ita menajdi sama dengan dunia

    Reply
  23. Aldrich Chandra's avatarAldrich Chandra

    Ketika ikan masih hidup, mau seasin apapun lautan, dagingnya tetap tidak asin.
    Ketika ikan tersebut sudah mati, dagingnya akan sangat mudah menjadi asin.

    Jangan biarkan jiwa dan pikiranmu mati lalu terpengaruh oleh dunia luar.
    Tetaplah kukuh dan pertahankan apa yang kamu percaya secara rasional.

    Reply
  24. martharcenciel's avatarmartharcenciel

    terkadang kita memang harus melawan arus(menentang) yang membawa kita kepada hal yang tidak kita sukai.
    agar tidak menyesal di hari mendatang nanti. dan untuk orang yang hanya mengikuti arus dan mengetahui hal itu akan membawa mereka kepada hal negatif, mereka hanyalah orang yang lebih rendah dari ikan yang sudah mati.

    Reply
  25. Dani Putra's avatarDani Putra

    Yang kuat yang bertahan gambaran itulah yang pas , karena kita sebagai manusia pasti akan mendapatkan ujian dari Tuhan YME kepada kita dalam hidup , kalau kita tidak siap dan bersikap pasrah akan hal itu maka kita akan menjadi orang yag terpuruk oleh karena itu Mantapkan dan Luruskan niat kita dalam menapaki sesuatu agar kita kuat menghadapi cobaan itu.

    Reply
  26. Handoko / 1601232310 / 04PHJ's avatarHandoko / 1601232310 / 04PHJ

    Bagi saya, tak ada salahnya kita melawan arus. Mengikuti arus berarti mengikuti keputusan mayoritas yang tidak selalu benar. Bergeraklah melawan arah arus ke arah yang benar dan pimpinlah orang-orang yang salah arah itu.

    Reply

Leave a reply to jack prayogo Cancel reply