Sincia dan jeruk tidak bisa dipisahkan, hampir seluruh dunia merayakan Sincia (tahun baru imlek 2565) dengan jeruk, karena warna kuning orange, seperti warna emas simbol kemakmuran (Adh)
Beberapa hari ini menjelang dan setelah Sincia, saya dan keluarga banyak sekali mendapatkan kiriman buah jeruk Lokan dan Shantang. Yah tepatnya sih selain mendapatkan kiriman tetapi juga mendapatkan kelimpahan dari orang yg dikirimi jeruk lokan dan kokan berdus-dus jumlahnya baik, menjelang sincia maupun setelahnya. Sebenarnya saya agak heran sih kenapa sincia atau imlek dihubungkan dengan jeruk? Terlepas mitos dan budaya yang saya tidak tahu tetapi akhirnya saya menemukan sedikit jawabannya. Sincia atau imlek biasanya tidak terlepas dari musim hujan. Pada musim hujan itu biasanya kita cepat sekali daya tahan tubuh lebih cepat tergerogoti, sehingga menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit seperti influenza dan teman-teman virus lainnya.
Jeruk sebagai salah satu buah2an yang mengandung banyak antioksidan dan vitamin C dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah. Oleh karena itu pemberian menu makanan jeruk pada waktu menjelang sincia sangatlah tepat. Dengan harapkan orang yg dikirimi jeruk bisa kuat daya tahan tubuhnya sehingga bisa tahan selama menjalani prosesi sincia dimusim hujan yang turun deras dan berkepanjangan.Demikian hasil penerawangan saya entah benar entah tidak tapi saya rasa memang ada benarnya, ungkap Widi sahabatku.
Sincia dan jeruk tidak bisa dipisahkan. Hampir seluruh dunia merayakan Sincia (tahun baru imlek 2565) dengan jeruk. Karena warna kuning orange, seperti warna emas simbol kemakmuran. Nah ini pendapat seorang biksu budha sahabat saya. Sewaktu saya masih kuliah bersama ayahnya, kami diajak menyaksikan turunnya bidadari dewi-dewi saat Sincia. Ratusan orang yang mengikuti ritual tersebut bersuka cita. Mereka makan jeruk lokan bersama bidadari. Saya hanya duduk termenung karena yang saya lihat para biksu dan teman-teman bersuka cita bahkan ada yang menari.
Yang terang “jeruk” itu enak dan manis-manis asam. Saya rasa buah kesukaan saya ini pantas disantap dalam suka cita. Sayangnya di Indonesia tidak ada yang tanam, semua import dari Cina. Entah kapan kita bisa punya tanaman sendiri, padahal di kampung saya ada “lemon cina”. Sebenarnya tidak kalah dengan lokan, tapi sayang ya!! Hanya bisa dinikmati orang lokal saja. Menurut data, Cina mengekspor lokan ke seluruh dunia semasa Sincia sebanyak 21 juta ton ke seluruh dunia, sedangkan ke Indonesia paling puluhan ribu ton.
LEGENDA JERUK
Bumi dipenuhi kekacauan, karena terjadi percekcokan antara dewa angin dan dewa air,
itulah menyebabkan hujan angin rebut. Di sisi lain manusia ketakutan karena ulah para dewa. Dewa bumi sebagai dewa tertua juga pusing memikirkan jalan keluar agar terjadi damai di bumi.
Beberapa sahabat pertapa berunding agar mencari jalan keluar. Akhirnya disepakati menumbuhkan buah yang manis, enak dan berwarna nyorak untuk menarik perhatian dewa-dewa yang bertikai. Dipilihlah Jeruk Lokan, dan benar saja setelah disajikan secara serempak, ternyata setelah makan jeruk kemarahan para dewa yang bertikai reda, mereka malah jadi sahabat sehingga bumi jadi damai dan sejahtera. Cerita ini dikisahkan turun temurun oleh nenek moyang agar semua keturunan menjadi damai sejahtera.
Jeruk memang enak. Tuhan memberikan kita sebuah kenikmatan. Tidak ada suatu yang tidak untuk menyenangkan hati anak manusia. Kita sebagai anak-anaknya bisa menyaksikan secara nyata bagaimana Tuhan menyenangkan hati kita dan mengajarkan bagaimana kita juga harus bisa menyenangkan hati-NYA dan hati sahabat, khususnya keluarga kita. Salam dan doa.

sincia gak bisa dipisahkan sama yang identik sama buah “jeruk” seperti merasakan pesta buah jeruk ketika hari sincia tiba, merasakan kesegaran dan manis buahnya, adalah kebahagiaan. walau memang harus terima kenyataan bahwa negara kita sendiri masih mengandalkan impor dari china untuk mendapatkan buah enak tersebut, tapi selama masih menikmati kelezatannya khussunya ketika sincia tiba, harus tetap bersyukur~~~
artikel ini sangat bagus, menambah wawasan saya seputar jeruk. sebelumnya saya tidak tahu mengapa Sincia atau tahun baru Imlek begitu identik dengan jeruk. sungguh indah karunia yang diberikan Tuhan kepada setiap umat-Nya.
kesegaran buah jeruk memang dapat meredakan amarah, tetapi maksut jeruk disini mungkin sebagai suatu alat yg dapat menenangkan hati
cukup menarik ternyata setiap tahun baru imlek orang orang yang merayakan saling mengirimkan jeruk ke kerabat dekatnya, dipercaya jeruk yang berwarna orange membawa kemakmuran karena berwarna seperti emas. alasan lain yang lebih penting adalah jeruk dikirim untuk tujuan kesehatan
Jeruk
• Banyak vitamin yang terkandung dalam buah jeruk, selain itu juga buah jeruk memiliki kadar antioksidan yang tinggi. Manfaat dari buah jeruk, meningkatkan kekebalan tubuh/imunitas, jadi bila kita banyak mengkonsumsi buah jeruk tubuh kita jarang terkena serangan penyakit walaupun lagi musim hujan.
• Buah jeruk bisa menurunkan tingkat stress, orang yang yang sering mengkonsumsi buah jeruk akan selalu ceria dan emosi mudah dikendalikan.
Legenda yang tertulis di artikel ini benar. Sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh nenek saya kepada kami cucu-cucunya. Dalam perayaan sincia, jeruk memang selalu disajikan.
Buah Jeruk memang dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung vitamin C yang sangat banyak, namun buah jeruk sangat berhubungan dengan shincia karena sudah tradisi traditional suku bangsa cina untuk menjadikan jeruk sebagai simbol di hari raya imlek.. Selain jeruk, biasanya tradisi hari raya imlek juga dengan ang pao.
mungkin saya akan menambahkan sedikit makna Jeruk
akan lebih berarti jika orang-orang Cina memberikan Jeruk pada hari Imlek (sincia) karena Jeruk sendiri mengandung arti “Rejeki”, dimana orang-orang memberikan Jeruk sebagai tanda Rejeki, karena Rejeki itu sendiri akan didapatkan bila bekerja keras. Bila memperoleh Rejeki, jangan lupa disalurkan pada yang membutuhkan
Bagus.. dan memang sepatutnya kita dapat menyenangkan hati Tuhan. karena Tuhan saja bisa menyenangkan hati semua manusia, sedangkan mengapa kita yang sebagai makhluk ciptaannya atau umatnya tidak bisa atau bahkan merasa malas untuk melakukan sesuatu yang dapat menyenangkan hati-NYA? 🙂
Jeruk dengan sincia memang merupakan sesuatu yang tidak dapat terlepaskan.Karena Jeruk dalam Sincia itu membawa keberuntungan dan juga kemakmuran.Apalagi jeruk ponkan yang biasanya hanya ada pada musim musim imlek.Rasanya yang amat manis dan sedikit asem membuat orang asik dalam mengonsumsinya.Jadi,banyak sekali orang orang membeli jeruk ponkan selama sincia dengan alasan yang telah disebutkan di atas
Terima kasih artikelnya.. Saya baru tahu kalo buah jeruk itu lambang kemakmuran.. Setiap imlek memang selalu tersedia jeruk.. Namun saya tidak mengetahui kalau jeruk itu lambang kemakmuran..
Terimakasih infonya tentang artikel jeruk. kalau imlek (sincia) saya juga heran pasti dihubungkan salah satunya dengan “jeruk”. akhirnya tau jawabannya.
menurut saya buah jeruk sangatlah berhubungan dengan sincia. setiap perayaan sincia buah jeruk tidah pernah absen dalam hidangan keluarga. karena warna kuning orange melambangkan emas yang merupakan simbol kemakmuran
saya sendiri suka makan jeruk .. apalagi jeruk shantang ,sekali lahap habis.. hahahaha.. 😀
kalau soal jeruk saya kurang mengerti banyak. Namun memang di tradisi tiong hua jeruk dilambangkan sebagai kemakmuran karena warnanya terang mencolok seperti kilau emas tael(mata uang china jaman dahulu). Namun tetaplah itu adalah sebuah perlambang saja, setikdanya lambang dapat membuat kita lebih bersemangat dalam menghadapi Tahun yang baru. kalau maunya makmur ya tetap saja harus bekerja dan berdoa dengan giat “ora et la bora”, no pain no gain.
wah super sekali.. baru tahu kalau jeruk ternyata besar perannya dalam kebudayaan China.
Saya sebagai orang keturunan Tionghoa tentunya merayakan Sincia setiap tahunnya. saya sangat senang setiap kali Sincia datang, selain jeruk -buah yang cukup saya gemari- sangat mudah dijumpai, juga saya akan mendapat ‘angpao’ yang lumayan dari sanak saudara hehehehe. Bagi yang tidak tau angpao, itu adalah amplop kecil berwarna berisi uang yang diberikan oleh orang yang telah menikah ke saudara yang belum menikah. hal tersebut merupakan wujud dari kemurahan rejeki dan dipercaya akan dibalas oleh sang dewa.
menurut adat istiadat Cina , Jeruk yang nama mandarinya “ju zi” melambangkan arti “ji xiang” yang artinya sejahtera. itulah sebabnya di saat sincia dan perayaan hari besar kebanyakan orang tiong hua akan menggunakan jeruk sebagai persembahan dan ritual., Karena itu melambangkan kemakmuran dan sejahtera.
Saya rasa jeruk memang berpengaruh besar terhadap keturunan & perayaan saat imlek
Menurut saya, ada benernya juga jeruk bisa digunakan untuk daya tahan tubuh. Kita harus selalu berfikir positif terhadap pendapat-pendapat yang ada. Baik Mitos atau apapun itu kita tidak boleh negative thinking, karena setiap manusia mempunyai pendapat dan kebudayaan sendiri.
WOW . . . . Sejarah yang sangat luar biasa dan pnedapat yang masuk akal, saya juga sangat heran mengapa di setiap sincia selalu saja ada jeruk, Ornamen merah dan kue keranjang memang sincia (imlek) sepertinya menyimpan banyak cerita dan legenda yang tak semuany terungkap secara logik tapi pasti ada penjelasan yang logik untuk semuanya. Tapi itu adalah daya jual dan keunikkan dari Sincia (imlek)
Jeruk dalam bahasa Mandarin disebut ‘chi zhe’. Dimana kata ‘chi’ berarti rezeki dan ‘zhe’ berarti buah. Nah, tak heran kalau buah ini diyakini sebagai buah pembawa rejeki.
pada hari biasa saya jarang dan gk pernah makan jeruk, tapi pada saat sincia entah mengapa rasa jeruk yang dimakan berbeda. 🙂
jeruk mmg tidak dapat di pisahkan dgn imlek,karna sudah dari zaman dulu turun temurun sincia tdk luput dari jerukk
tetapi untuk legenda itu tdak tau benar apa tdaknya..
tetapi saya pernah baca di salah satu blog/website dr china berpendapat bahwa jeruk yg di sajikan di sincia melambangkan..kesejahteraan . karna jeruk tdk semua manis… jdi dpt d hubungkan dgn kehdpan kita.. ada pait manis dan asam ( senang susah )
Wahh, ternyata ini loh di balik kisah mengapa kita makan jeruk saat sincia..
selain khasiatnya yang baik, jg cerita di baliknya..
mari pertahankan tradisi ini..
Banyak tradisi yang orang tiong hua lakukan pada saat imlek. Salah satunya adanya jeruk pada saat imlek merupakan tradisi yang sudah lama hingga sampai saat ini. Jeruk disimbolkan sebagai buah pembawa rejeki . Menurut saya tradisi seperti ini harus dilestarikan dan tidak hilang dikarenakan oleh perkembangan zaman.
Sincia dan jeruk memang tidak bisa dipisahkan. Pada waktu menjelang sincia, masyarakat yang merayakan sincia akan saling mengirim jeruk untuk kerabat terdekatnya, biasanya dikirim 1 atau bisa juga beberapa kotak, tergantung dari jumlah anggota keluarga yang dikirim. Tuhan memang memberikan sesuatu yang menyenangkan hati manusia, seperti jeruk yang rasanya enak yang bisa dinikmati oleh semua orang.
jeruk merupakan buah yang memiliki arti dan menjadikan buah jeruk juga sebagai suatu simbol dalam suatu perayaan yaitu Sincia,dalam artikel di atas mengenai jeruk,saya mengambil kesimpulan bahwa suatu buah di ciptakan oleh Yang Maha Kuasa bukan dengan sengaja,tapi mempunyai sebuah arti,tujuan,dan jalan yang telah di rencanakan oleh Sang Pencipta,begitu pula jika di kaitkan dengan manusia,manusia di lahirkan dari seorang rahim ibu yang di kenal dengan nama bayi dan Tuhan telah menciptakan tujuan dan jalan untuk bayi tersebut dan tergantung kita untuk mau berusaha untuk mendapatkan jalan yang baik maka Tuhan akan memberikan jalan yang baik jika kita berusaha,dekat,dan tidak lupa akan Pencipta kita.
jeruk adalah makanan sehat
Menurut orang Tionghoa jeruk mempunyai arti gan ju atau gan jie. Ju dari gan ju dapat disamakan dengan ji (baik, bagus) dalam frase ji li (peruntungan baik).
dengan demikian jeruk dapat memberikan peruntungan baik dan menambah kemanisan dalam hidup mereka tahun ini.
saya umumnya kurang suka dngan jeruk. namun saat sincia jeruk-jeruk terasa manis saat dimakan maka daripada itu saya suka sekali jeruk saat sincia.
Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah. Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri.
Jeruk adalah buah yang mempunyai banyak manfaat dan mengandung vitamin C,sangat bagus untuk tubuh dan kesehatan kita. Jeruk juga melambangkan simbol kemakmuran bagi masyarakat Tionghua karena warnanya yang kuning emas. Karenanya, tiap sincia (tahun baru imlek 2456) masyarakat Tionghua selalu menyediakan jeruk. Ini juga kata mereka merupakan syarat dan kewajiban loh.
Memang benar setiap hari raya imlek tidak lepas dari buah jeruk. Menurut nenek saya buah jeruk yang manis menjadi awal yang manis di tahun yang baru agar setahun kedepan menjadi tahun yang manis bagi hidup kita. Tetapi itu semua hanya tradisi dan budaya yang ada sejak lama yang harus kita hormati.
Ternyata selama ini saya makan Jeruk tanpa mengenal asal usul jeruk tersebut. Ternyata dibalik kenikmatan jeruk yang saya akui rasanya yang paling top dibanding buah lainnya, ternyata tersimpan arti yang begitu mendalam dan ternyata itulah sebabnya sewaktu imlek banyak yang kirim buah-buahan terutama jeruk. Semoga dengan tulisan ini semakin banyak orang yang memakan jeruk dengan mengetahui asal usul jeruk itu sendiri. Terima kasih dan salam sukses!
Wiiihhh keren legenda jeruk ternyata jeruk di ciptakan untuk kedamaian yah. 😀
Jeruk memang benar banyak mengandung vitamin C dan antioksidan untuk memperkuat daya tahan tubuh, tapi sayang sekali jeruk di Indonesia juga masih sedikit susah untuk di produksi. Saya juga suka dengan buah jeruk manis asam-asam gitu, dahaga yang ada di lidah dan tenggokan terasa hilang ketika memakan buah jeruk.
Sebagai satu dari sekian orang yang merayakan imlek, saya mendapati bahwa sebenarnya buah jeruk memang dinikmati secara suka cita saat tahun baru, namun terkadang dalam suasana apapun jeruk juga dinikmati. Tuhan memberikan sesuatu yang dapat dinikmati saat senang maupun susah, sudah sepantasnya kita juga mengingat Tuhan disaat senang maupun susah.
tuhan selalu ada untuk kita semua,dan kita harus mengakui kalo tuhan memang menanyangi seluruh mahluk hidup
Ini merupakan cerita yang kurang menarik dari 10 cerita yang saya baca karena cerita ini hanya sedikit yang bisa saya ambil. Ceritanya pun hampir tidak ada sesuatu yang dapat membantu kita untuk berpikir positif. Sebagian besar cerita ini hanya menceritakan asal usul buah jeruk.
untuk mengingat sesuatu alangkah lebih mudah jika sesuatu tersebut dibuat dalam sebuah objek yang berbentuk nyata. seperti apa yang dibuat dalam tulisan ini, jeruk. bahkan hal-hal kecil dalam hidup kita sehari-hari dapat menjadi media kita untuk mengucap syukur untuk karyaNya dalam hidup kita.
Saya setuju dengan tulisan diatas bahwa jeruk menjaga daya tahan tubuh kita dari cuaca yang kurang baik. Jadi Sincia itu biasanya akan hujan, agar tidak kena flu makanya banyak yang membeli buah jeruk lalu dibagikan. Jeruk juga melambangkan datangnya banyak berkah bagi beberapa orang yang percaya.
Lisa Cataharina P
1601248095 / 04 PIM
Sejujurnya saya baru tahu setelah membaca artikel ini kalau ceritanya mengapa Sincia itu identik dengan jeruk karena faktor perayaan nya yang selalu berkenaan dengan Musim Hujan pada zaman dahulu. Selain itu, legenda jeruk yang ada juga sedikit membingungkan karena terkesan agak berlebihan
Sincia dan jeruk memang tidak dapat dipisahkan karena selain Jeruk sebagai salah satu buah2an yang mengandung banyak antioksidan dan vitamin C dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah. dan di percaya jika pada saat sincia makan jeruk dapat membawa hoki dan rejeki.
Jeruk merupakan buah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kaya akan vitamin C dan antioksidan. Sangat disarankan untuk mengkonsumsi buah setiap hari.
Jeruk merupakan buah yang paling enak untuk dimakan bagi sebagian besar orang. Dengan tekstur buah yang unik, warna yang cerah kuning-orange, rasa asam-manis, membuat buah ini begitu diminati orang-orang. Tidak hanya itu saja, jeruk memiliki vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh, terutama vitamin C.
Selain sincia cocok dengan jeruk dikarenakan cuaca, banuak hal lain yang bisa di kutip dari jeruk trsebut. Dari segi warna yang melambangkan kemakmuran, rasa yang cocok untuk merayakan. Dan kita juga dapat menyenangkan hati org tersebut dengan jeruk
Dalam cerita ini kita semua diajak untuk saling berbagi. Dimasa sincia kita di ajak untuk saling berbagi rezeki, mulai dari mengirimi sahabat, kerabat, teman dan anggota keluarga dengan jeruk lokan, parsel dan hadiah lainnya. Tradisi bagi angpao yang menjadi salah satu adat favorit saya. Tradisi sincia ini sebenarnya memiliki maksud tersirat, yakni banyak-banyaklah kita memberi, maka kelimpahan juga akan diberikan bagi siapa saja yang berbagi dengan orang lain.
Tidak hanya jeruk yang menjadi simbol dalam tradisi Imlek namun terdapat buah-buah lain yang dipakai ketika tradisi berlangsung. Namun sangat disayangkan jika kita tidak memotivasi diri kita untuk mendapatkan apa yang disimbolkan dari buah-buah tersebut dalam kehidupan kita. Sekian 🙂
emangs sih sayang banget punya potensi yang ada tap gak bisa di nikmatin
Jeruk juga memiliki makna lain bagi orang tionghoa. Salah satu contoh lainnya adalah mereka beanggapan bahwa jeruk adalah buah rezeki. diambil dari bahasa mandarin jeruk , yaitu ‘chi zhe’. Dimana kata ‘chi’ berarti rezeki dan ‘zhe’ berarti buah.
Sincia dan jeruk memang tidak dapat dipisahkan. karena selain Jeruk sebagai salah satu buah2an yang mengandung banyak antioksidan dan vitamin C dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah. dan di percaya jika pada saat sincia makan jeruk dapat membawa hoki dan rejeki.
kalau dihubungkan dengan musim hujan agak aneh menurut saya, karena hal tersebut hanya kebetulan semata, perhitungan tahun imlek yang 13 bulan memang selalu berkisar antara januari hingga februari. Sedangkan perubahan musim di wilayah tropis terjadi pada april dan oktober yang dipengaruhi oleh kemiringan 23,5 derajat bumi, dan lama waktu evolusi bumi (bumi mengitari matahari)
jujur saya kurang mengerti dengan artikel ini namun satu hal yang bisa saya mengerti dari beberapa paragraf terakhir yaitu legenda jeruk pada masa sincia sebenarnya berlatar belakang untuk menjaga kesehatan kita pada musim yang mudah terserang penyakit. Lalu hal lain yang saya dapatkan adalah Tuhan selalu menyenangkan hati mahluk-Nya dan kita sebagai manusia juga harus mampu menyenangkan-Nya yaitu dengan lebih sering bersyukur. Jadi menurut saya kesimpulan dari artikel ini adalah Tuhan Yang Maha Esa begitu baik namun terkadang manusia sering lupa untuk membalas kebaikan tersebut karena terlalu sibuk berselisih satu sama lain.