Cerpen no 027
Awal Desember 2025
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS
Sambil mendengar lagu Desember kelabu
Lantunan Maharani Kahar sahabat dan teman SMA saya di Surabaya
Saya menulis sebuah Cerpen buat seorang Sahabat di rantau
Awal kisah Bahagia Manusia
Sebuah Film Bagus
Ada dua robot tua duduk di bawah langit senja dan berbicara tentang manusia, mungkin percakapannya akan terdengar seperti ini:
“Mengapa manusia bisa bahagia?”
Robot pertama menggeleng.
“Karena mereka bisa meninggal dunia.
Mereka punya batas waktu. Itu membuat setiap detik jadi bermakna.”
Robot kedua menjawab pelan, seperti sebuah rahasia,
“Dan karena mereka bisa lupa. Jika tidak, manusia akan lumpuh oleh kenangan buruk.”
Dua robot itu tidak akan pernah mengerti air mata.
Tidak pernah mengerti luka, kehilangan, rindu, atau harapan.
Dan mereka tidak akan pernah mengerti seseorang seperti Heralia.
Heralia Lahir Tanpa Pelukan
Heralia lahir di Pontianak pada 1 Maret 1998
di kota sungai, kota kopi, kota budaya yang saling bertemu.
Di hari pertama hidupnya, dunia sudah memberi pelajaran pertama:
Tidak semua bayi datang dengan pelukan.
Ayahnya memilih pergi sebelum ia lahir, sementara ibunya, yang masih sangat muda, memilih mengejar harapan ekonomi di negeri jauh
Taiwan.
Heralia tumbuh bukan dalam rumah penuh tawa keluarga, tetapi dalam keheningan yang ditemani suara langkah seorang nenek yang renta.
Nenek adalah ibu pertamanya, bukan karena darah, tetapi karena kesetiaan.
Namun bahkan cinta nenek tidak bisa menjawab pertanyaan yang selalu menggantung di dada anak kecil bernama Heralia
“Kenapa aku tidak cukup berharga untuk dipilih?”
Aku dalam pelukan duniaku
Masa Kecil di LKIA
Heralia bersekolah di LKIA (Lembaga Kesejahteraan Ibu dan Anak). Sebuah tempat bagi anak-anak yang lahir dengan cerita yang sama tidak lengkap, tidak sempurna, dan tidak dipilih oleh keadaan.
Di sana ia belajar bahwa:
Beberapa makan malam ditemani keheningan.
Beberapa ulang tahun hanya diingat kalender.
Tidak semua orang punya panggilan “Mama” dan “Papa”
di bibirnya.
Namun di sana juga ia belajar
Bagaimana tertawa meski hati sedang hujan.
Bagaimana bangkit ketika hidup menolak lembut.
Bagaimana menjadi kuat meski tumbuh sendirian.
Dan pelajaran paling besar
“Aku boleh lahir tanpa kasih sayang orang tua, tetapi aku tidak dilahirkan tanpa tujuan.”
Kenangan dalam Cintaku
Remaja yang Menyimpan Luka dalam Diam
Saat remaja, Heralia pernah iri pada teman yang pulang dijemput ayah. Pernah diam-diam menangis melihat anak lain merangkul ibunya.
Ia pernah menulis dalam buku hariannya
Seandainya aku punya ibu yang bisa mendengarkan ceritaku.
Seandainya aku punya ayah yang bisa mengatakan aku hebat.
Namun setiap kali ia jatuh, ada satu kekuatan tak terlihat yang menariknya berdiri.
Mungkin itu doa neneknya.
Mungkin itu luka yang menolak menjadi kelemahan.
Atau mungkin itu bagian manusia yang bahkan robot pun iri hati karena tidak ada
Harapan.
Kebahagiaan yang menanti
Perjalanan Pendidikan dan Kedewasaan
Setelah lulus SMK, Heralia mengambil program S1 Business English and Management di Politeknik Tonggak Equator
Ia bekerja keras:
menjadi freelance model, entertainer, dan apa pun yang bisa membantunya bertahan, bertumbuh, dan bermimpi.
Kesepian tetap mengikuti seperti bayangan yang tidak bisa dipisahkan, tetapi ia mulai menyadari sesuatu:
“Aku bukan korban, aku proses.”
Menuju hidup yang cemerlang
Panggung, Kamera, dan Takdir
Dunia pageant bukan sekadar panggung: itu adalah cermin masa lalu dan pintu masa depan.
Ketika ia mengikuti program Yayasan El John hingga akhirnya menjadi bagian dari kompetisi Miss Chinese Indonesia 2025 dan meraih gelar Miss Coffee Indonesia 2025, ia bukan hanya menunjukkan kecantikan.
Ia sedang berkata kepada dunia:
“Aku tidak tumbuh dari kasih orang tua, tapi aku tumbuh dari keberanian.”
Kompetisi itu penuh tekanan
24 finalis dari berbagai daerah, semua ambisius, berbakat, berpendidikan, dan percaya diri.
Perjuangan
Selama 6 hari karantina, ia belajar bahwa:
Persaingan bisa elegan.
Perbedaan budaya bisa saling menguatkan.
Saudara tidak selalu dari darah yang sama.
Dan ketika pemenang diumumkan, ia tidak merasa menang karena mengalahkan orang lain.
Ia menang karena berhasil mengalahkan rasa takut di dalam dirinya sendiri.
Minuman pelepas rindu
Kopi Pancong Identitas, Kisah, dan Harapan
Saat diwawancarai, ia memperkenalkan sesuatu yang tampak sederhana namun penuh makna
Kopi Pancong.
Setengah cangkir kopi yang mencerminkan akulturasi budaya Pontianak
Tionghoa, Dayak, dan Melayu (TiDaYu).
Kopi itu seperti hidupnya:
Tidak penuh, tetapi cukup.
Tidak sempurna, tetapi nyata.
Tidak manis sepenuhnya, tetapi memiliki rasa yang membuat orang ingin kembali.
Perjalanan hidup
Pertemuan dan Makna
Saat ia bercerita tentang hidupnya
tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa rumah utuh
Heralia tidak menangis.
Tetapi orang yang mendengarkan bisa merasakannya dan menangis
Bahwa setiap senyumnya lahir dari air mata.
Bahwa setiap keberhasilannya dibangun dari kesunyian panjang.
Bahwa setiap langkahnya adalah pemberontakan terhadap masa lalu.
Heralia adalah bukti bahwa manusia bisa bangkit bukan karena tidak pernah hancur
tetapi karena mereka bisa lupa, memaafkan, dan memulai kembali.
Perjumpaan dan perpisahan
Manusia, Luka, dan Cahaya
Jika dua robot tua kembali berdiskusi malam ini, mungkin mereka akan menyadari:
Manusia bahagia bukan karena hidup mereka sempurna.
Manusia bahagia karena:
Mereka bisa jatuh lalu bangkit.
Mereka bisa memaafkan lalu melanjutkan hidup.
Mereka bisa melupakan luka dan memilih harapan.
Mereka bisa bermimpi meskipun hidup tidak adil.
Dan karena seseorang bernama Heralia telah menunjukkan kepada dunia
Bahwa keluarga yang hilang tidak pernah menghilangkan nilai diri.
Bahwa kesepian tidak bisa menghentikan masa depan.
Bahwa masa lalu adalah bab, bukan takdir.
Suatu hari nanti, ketika ia berdiri lebih tinggi, berbicara untuk lebih banyak anak seperti dirinya, mungkin ia akan berkata:
“Aku bukan anak yang ditinggalkan.
Aku anak yang ditemukan oleh masa depan.”
Dan pada akhirnya, seperti secangkir Kopi Pancong, hidupnya mungkin tidak penuh.
Namun cukup.
Dan bermakna.
Salam dan Doaku
Adharta
Www.adharta.com
Www.kris.or.id
