Monthly Archives: July 2025

Jejak Kasih yang Tak Pernah Usai Sebuah Penghormatan untuk Kakek dan Nenek

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Minggu
27 Juli 2025

Hari peringatan
Kakek dan Nenek

Aku mengenang
Aku merenung
Aku melinang airmata
Untuk Kakek dan Nenek
Atas Cinta Kasihnya

Di setiap langkah hidup kita, ada jejak yang mengakar kuat, tak selalu tampak di permukaan, namun terasa dalam jiwa
jejak kasih dari seorang kakek dan nenek kita tercinta

Mereka adalah pohon rindang dan malaikat dalam keluarga, yang menaungi dengan cinta, mengajarkan dengan kesabaran, dan mencintai tanpa syarat.

Pada Hari Minggu, 27 Juli 2025 ini,
kita berhenti sejenak dari kesibukan dunia. Kita menundukkan kepala dengan hormat, menyatukan hati dengan syukur, dan mengenang
serta merayakan
hadirnya mereka yang telah menjadi penjaga nilai, pelindung kecil dalam masa kanak-kanak kita, dan pemilik cerita-cerita penuh makna.

Bagi mereka yang masih bersama kita hari ini, kakek dan nenek adalah permata hidup yang patut kita peluk lebih erat, kita dengarkan dengan seksama, dan kita rawat dengan tulus.

Setiap keriput di wajah mereka adalah puisi yang ditulis oleh waktu, setiap senyum mereka adalah pelipur lara, dan setiap doa yang mereka panjatkan adalah benteng tak kasat mata bagi generasi penerusnya.

Namun bagi mereka yang telah lebih dahulu meninggalkan dunia, ingatan tentang kakek dan nenek tetap hidup dalam cerita-cerita, dalam tradisi yang mereka wariskan, dan dalam nilai-nilai luhur yang mereka tanamkan. Mereka mungkin tak lagi hadir secara fisik, namun cinta mereka abadi dalam darah dan jiwa kita. Kita menghormati mereka dengan hidup yang baik, dengan menjadi pribadi yang mereka banggakan.

Hari ini bukan sekadar mengenang, tapi juga merenung. Sudahkah kita membalas kasih mereka dengan hormat yang layak? Sudahkah kita mendengar suara hati mereka yang lembut, atau kita terlalu sibuk dengan dunia yang bising?

Mari kita gunakan hari ini untuk menelpon, mengunjungi, atau sekadar berdoa.

Mari kita ajak anak-anak kita mengenal siapa leluhur mereka, mengenalkan cinta yang melampaui zaman. Karena menghormati kakek dan nenek bukan hanya soal mengenang masa lalu, tapi tentang menjaga jembatan antara generasi—agar kita tidak kehilangan arah, agar kita tetap tahu dari mana kita berasal.

Selamat Hari Kakek dan Nenek.

Untuk mereka yang masih bersama kita
peluk mereka lebih lama.

Untuk mereka yang telah tiada
kirimkan doa dengan air mata syukur.

Dan untuk kita semua
jangan pernah lupa, bahwa kita berdiri hari ini—karena cinta mereka yang tak pernah usai.

Www.adharta.com

Www.kris.or.id

Langit di Atas Ciwidey

Cerpen 001
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Udara sore di Ciwidey mulai turun suhu saat kabut tipis menyelimuti perbukitan. Ladang teh berwarna hijau gelap menghampar sejauh mata memandang, dan aroma segar daun teh yang baru dipetik menyatu dengan harum tanah basah.

Di sebuah pondok kayu kecil di pinggir kebun teh, dua remaja duduk berdampingan, memandangi langit yang perlahan berubah warna kejinggaan.

“Surya,”
ucap Baby pelan, memecah kesunyian yang hanya diisi suara burung dan desir angin,
“kamu yakin kita bisa terus seperti ini?”

Surya menoleh, memandangi wajah gadis yang sudah dikenalnya sejak SMP itu.
Rambut Baby yang hitam pekat berkilau terkena cahaya matahari terakhir hari itu. Tatapannya penuh tanya, namun ada getar keteguhan di sana.

“Aku gak yakin kita akan selalu bisa begini, Baby,” jawab Surya jujur, “tapi aku yakin… perasaan ini nggak akan berubah.”

Baby tersenyum tipis, lalu menunduk. “Mereka gak akan pernah setuju, ya?”

Surya menarik napas dalam-dalam. “Ayahku ingin aku masuk akademi militer, katanya aku harus menikah dengan putri koleganya di Bandung. Katanya, hidup yang terarah itu kunci masa depan. Sedangkan… kamu.”

Baby mengangkat kepala, menahan air mata. “Sedangkan aku, anak petani teh yang baru lulus SMA, tanpa gelar, tanpa koneksi.”

“Jangan bilang begitu,” kata Surya cepat, menggenggam tangan Baby. “Kamu lebih dari cukup. Kamu selalu jadi rumah buatku.”

Mereka bertemu pertama kali saat hujan besar mengguyur kebun teh di masa SMP. Baby sedang berlarian membawa ember penuh pucuk teh, terpeleset, dan embernya tumpah. Surya yang kebetulan sedang berlibur di rumah pamannya di desa itu, membantu Baby mengumpulkan kembali teh-teh yang berserakan.

“Namaku Baby,” katanya sambil tersenyum malu. “Kayak boneka, ya?”

Surya tertawa saat itu. “Namaku Surya. Kayak matahari. Cocok, ya? Matahari dan boneka.”

Mereka menjadi teman pena, lalu teman jalan, lalu tanpa sadar jatuh cinta. Hubungan yang tumbuh perlahan, dalam diam, dalam pesan-pesan WhatsApp yang disimpan rapat dari orang tua

Namun dunia nyata lebih keras dari impian mereka. Ayah Surya, seorang pengusaha properti sukses di Jakarta, menolak mentah-mentah hubungannya dengan Baby. “Kamu pikir kamu bisa hidup dari cinta? Anak petani? Tidak punya masa depan.”

Sementara ibu Baby menangis tiap malam. “Nak, kamu jangan bikin hidup makin sulit. Kita ini rakyat kecil. Jangan mimpi terlalu tinggi. Cinta gak cukup buat bayar beras.”

Mereka mencoba memperjuangkan, menyusun rencana kabur, melamar pekerjaan bersama di kota, bahkan berangan-angan membuka kedai kopi kecil di pinggir danau Situ Patenggang. Namun, setiap langkah terasa seperti menabrak tembok.

Suatu malam di bulan Juli, saat kabut begitu pekat dan angin dari pegunungan dingin menusuk kulit, Surya datang diam-diam ke rumah Baby.

“Aku harus pergi minggu depan,” katanya lirih. “Ayahku udah mendaftarkan aku ke akademi.”

Baby memandang Surya dalam kegelapan, lalu perlahan memeluknya. Tidak ada tangis, hanya keheningan yang panjang. “Aku gak akan menahan kamu,” katanya akhirnya. “Aku juga harus belajar mandiri.”

Surya meraih dagu Baby, menatap mata cokelatnya yang selalu membuatnya tenang. “Jangan pernah berpikir kamu sendiri. Aku akan kembali.”

Baby tersenyum, lalu melepaskan genggaman tangan Surya. “Kalau kamu percaya pada takdir, biarkan waktu yang jawab.”

Hari-hari berlalu seperti aliran sungai. Baby mulai bekerja di sebuah pabrik teh lokal sebagai tenaga pengepak. Setiap malam, ia menulis puisi di buku kecil yang diberikan Surya. Buku itu menjadi satu-satunya penghubung dengan kenangan mereka. Ia menolak semua ajakan kencan dari pemuda-pemuda desa. Hatinya tetap setia, meski ia tidak tahu apa yang dilakukan Surya sekarang.

Sementara itu, Surya menjalani pelatihan keras di akademi. Ia jarang punya waktu untuk membuka ponsel. Tapi di sela-sela malam sunyi, ia duduk di bawah pohon pinus di lapangan barak, membaca kembali pesan-pesan lama dari Baby.

Mereka masih saling mengirim surat, sesekali, walau hanya beberapa kata: “Masih di sini.” “Masih menunggu.” “Kamu baik-baik saja?”

Tiga tahun berlalu.

Suatu hari, Surya yang kini berseragam dinas, berdiri di pinggir danau Situ Patenggang, tempat mereka dulu pernah bersumpah untuk membangun masa depan bersama. Ia memandangi air yang tenang, mengenang tawa Baby saat menjatuhkan roti isi ke air dan menyalahkan angin.

Ia datang ke desa, bertanya pada tetangga tentang Baby. Rumahnya masih ada, tapi kini lebih senyap. Ibunya sudah meninggal karena stroke, ayahnya tinggal bersama adik Baby yang masih kecil.

Baby tidak menikah. Ia kini menjadi guru taman kanak-kanak di desa. Tetap sederhana, tetap murah senyum, kata orang.

Surya tidak langsung mendatangi rumahnya. Ia hanya berdiri jauh, memperhatikan dari kejauhan. Baby sedang menuntun anak-anak kecil menanam bunga di halaman sekolah. Wajahnya masih sama. Ada sinar lembut yang selalu menenangkan.

Ia tahu, jika ia mendekat lagi sekarang, mungkin luka lama akan terbuka. Mungkin harapan akan kembali menyala, hanya untuk dihancurkan lagi. Tapi Surya juga tahu satu hal: ia belum selesai mencintainya.

Sore itu, Baby kembali ke rumah, menemukan selembar kertas terselip di pagar.

Tulisan tangan itu tak berubah.

“Baby,
Aku pernah berjanji untuk kembali.
Tapi aku juga berjanji untuk membiarkan waktu yang menjawab.
Hari ini aku melihatmu dari jauh, dan hatiku bergetar seperti dulu.
Mungkin kita belum bisa bersama sekarang.
Tapi langit yang kita pandangi masih sama.
Dan aku percaya, selagi langit masih biru, harapan tidak akan mati.

— Surya.”

Baby menyentuh kertas itu perlahan, lalu menatap langit. Awan tipis bergerak pelan. Hati kecilnya berkata, ini belum akhir. Mungkin bukan sekarang, tapi suatu hari nanti, jalan akan terbuka.

Ia menyimpan surat itu di balik buku puisinya, lalu duduk di teras rumah. Menyeduh teh hangat, menatap matahari yang mulai turun ke balik bukit.

Di langit Ciwidey, warna jingga senja menjanjikan sebuah harapan. Tak sepenuhnya bahagia, tapi juga bukan duka yang mematikan. Hanya jeda. Jeda yang penuh makna.

Adakah Cinta dalam Cita buat masa depan

Cinta tidak datang dari masa depan
Tetapi bunga Cinta yang tumbuh dari bibit dimasa lalu

Adharta

Jamu Warisan Nusantara, Harapan Masa Depan 2

Oleh: Adharta
Ketua Umum
KRIS

UNESCO telah mengakui jamu sebagai warisan budaya dunia.
Dan hari ini,

di tengah udara malam yang hangat di Central Park, Rabu,
23 Juli 2025,

saya merenung seusai menonton film
Sore: Istri Masa Depanku bersama teman-teman KRIS.

Film itu menyentuh hati. Mengajak kami menengok masa lalu bukan sebagai nostalgia semata, tapi sebagai sumber kebijaksanaan untuk masa depan.

Lalu obrolan kami beralih ke jamu.
Kebetulan, saya baru saja menerima pesan dan video dari sahabat saya, Prof. Dr. Daniel Tjen (Mayjen TNI Purn.), Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia. Pesan itu membuka kembali kenangan dan pemikiran yang selama ini mungkin saya abaikan.

Jujur saja, saya dulu tidak terlalu paham tentang jamu, walau sejak kecil sudah dicekoki ramuan ini karena tubuh saya yang sering sakit-sakitan.
Saya pernah mengalami masa di mana saya begitu putus asa. Obat dokter tak lagi mempan. Ramuan herbal dari dalam negeri maupun resep tradisional Tiongkok pun seolah tak berhasil.

Saya ingat pahitnya jamu kuat, getirnya ramuan dari kelabang, cecak, atau binatang melata lainnya. Semua saya coba—bukan karena yakin, tapi karena harapan yang nyaris habis.

Namun Tuhan masih mengasihi saya. Saya bisa berdiri hari ini, dengan tubuh yang sehat dan semangat yang menyala. Puji Tuhan.

Dan malam ini, izinkan saya berbagi sedikit refleksi tentang jamu.
Barangkali nanti Prof. Daniel bisa melengkapinya dari sisi keilmuan dan strateginya.

Apa Itu Jamu?

Jamu bukan sekadar ramuan. Ia adalah hasil dari kebijaksanaan lokal yang diwariskan turun-temurun. Disusun dari akar, daun, kulit kayu, bunga, dan rempah-rempah, jamu adalah simbol harmoni antara manusia dan alam.

Beberapa jenis jamu populer yang dikenal luas:

Beras Kencur: menyegarkan tubuh dan menambah stamina

Kunyit Asam: menjaga kesehatan wanita dan detoksifikasi

Temulawak: mendukung fungsi hati dan nafsu makan

Sambiloto: memperkuat daya tahan dan mengatasi infeksi

Sinom, Cabe Puyang, Pahitan: warisan kearifan yang terus hidup

Jamu bukan sekadar minuman; ia adalah filosofi hidup.
Tentang keselarasan tubuh, alam, dan kebijaksanaan.

Jamu dan Kesehatan: Harmoni Tradisi dan Sains

Pengobatan modern sering bersifat simptomatik—mengatasi gejala.
Jamu mengajarkan pendekatan holistik: menyentuh akar masalah, memperkuat sistem imun, menjaga keseimbangan.

Kini semakin banyak ilmuwan dan praktisi medis membuka mata terhadap potensi jamu. Fitofarmaka—obat herbal terstandar—mulai diintegrasikan di rumah sakit.

Ini bukan mitos. Ini ilmu.
Ini bukan alternatif, tapi komplementer.

Perjalanan Jamu: Dari Dapur ke Laboratorium

Dulu jamu dianggap kuno, milik orang desa. Tapi dunia kini berubah.
Dalam dunia yang makin hiruk-pikuk dengan obat kimia dan efek samping, banyak yang mulai menoleh ke solusi alami. Dan Indonesia punya jawabannya.

Pemerintah melalui BPOM mulai memberi ruang lebih luas bagi jamu.
Industri jamu tumbuh, dari skala mikro hingga multinasional.
Saat pandemi melanda, herbal Indonesia menunjukkan potensinya menjaga imun masyarakat.

Dan kini kita memiliki Dewan Akademik Jamu (DEWAN JAMU)—lembaga yang menjembatani antara keilmuan, industri, dan masyarakat.

Tokoh Visioner: Prof. Dr. Daniel Tjen (Mayjen TNI Purn)

Di tengah arus perubahan itu berdirilah Prof. Dr. Daniel Tjen, seorang pemimpin visioner yang menjembatani warisan tradisi dengan teknologi modern.

Dengan pengalaman militer, akademik, dan kesehatan, beliau memperjuangkan:

Standardisasi produk jamu

Penelitian ilmiah yang serius

Diplomasi kesehatan di tingkat internasional

“Jamu adalah senjata lunak Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan nasional.” – Prof. Dr. Daniel Tjen

Masa Depan Jamu: Tradisi yang Berinovasi

Jamu memiliki masa depan yang cerah.
Dunia mencari solusi alami, berkelanjutan, dan minim efek samping.
Indonesia adalah gudangnya tanaman obat. Kita punya peluang menjadi pusat riset dan inovasi herbal dunia.

Bayangkan generasi muda kembali mencintai jamu—bukan hanya karena warisan, tapi karena ilmu dan logika.

Jamu dan Ekonomi: Dari Warung ke Dunia

Jamu bukan hanya obat. Ia adalah penggerak ekonomi rakyat.

Jutaan petani rempah, produsen jamu, dan pelaku UMKM menggantungkan hidupnya pada rantai nilai jamu. Dengan branding dan inovasi, jamu bisa merambah pasar global sebagai bagian dari gaya hidup sehat masa kini.

Jamu dan Medis Modern: Bukan Lawan, Tapi Kawan

Kedokteran dan jamu tidak saling meniadakan.
Sebaliknya, mereka bisa bersinergi menciptakan Integrative Medicine—pengobatan modern berbasis sains, yang memperkaya diri dengan kekuatan alam.

Maka jamu tak hanya bagian dari masa lalu.
Ia adalah jawaban masa depan.

“Kebahagiaan dan kesehatan bukan sekadar janji masa depan, tapi warisan masa lalu yang harus kita rawat hari ini.”

Mari jaga jamu.
Sebagai warisan budaya. Sebagai identitas bangsa.
Sebagai sumbangsih Indonesia untuk dunia.

Salam sehat alami,

Adharta
Ketua Umum KRIS
🌐 http://www.kris.or.id
🌐 http://www.adharta.com

Jamu Warisan Nusantara, Harapan Masa Depan

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Jamu di akui dunia
UNESCO

Central Patk
Rabu
23 Juli 2025

Malam baik

Sehabis nonton film Sore istri masa depan bersama teman Teman KRIS

Saya sempat ber dialog dengan teman teman tentang Jamu

Kebetulan saya meberima WA dan video dati prof Dr Daniel Tjen (MayJen TNI Purn)
Sebagai Ketua Umum Deaan Jamu Indonesia

Jujur saja saya kurang paham Jamu walau sejak kecil saya sakit sakitan dan di cekokin jamu
Baik dari dalam negeri
Maupun resep obat Cina
Mulai dari kacoa
Kelabang
Cecak dan segala macam binatang melata yang di buat ramuan obat dicampur obat
Jamu kuat dan lain lain
Karena sakit saya sudah putus asa cari obat penyembuhan maupun dokter
Ilmu kedoktetan boleh dibilang sudah putus asa menghadapi sakitnya saya

Tapi Tuhan masih sayang sama saya dan bisa hidup sampai hati ini
Puji Tuhan
Saya ingin menjelaskan sedikit tentang jamu mungkin nanti Prof Dr Daniel Tjen bisa tambahkan tentang pandangan saya

Indonesia
adalah negeri yang kaya raya bukan hanya akan alam dan budaya, tetapi juga akan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Salah satu warisan paling berharga itu adalah jamu. Kata ini mungkin sederhana, namun menyimpan kekuatan besar: pengetahuan tradisional tentang kesehatan, kebugaran, dan penyembuhan yang telah hidup di tengah masyarakat sejak zaman nenek moyang.

Apa Itu Jamu?

Jamu adalah ramuan tradisional yang disusun dari bahan-bahan alami, seperti akar, daun, kulit kayu, bunga, dan rempah-rempah. Bahan-bahan tersebut diolah dengan berbagai cara: ditumbuk, direbus, diseduh, atau dikeringkan.

Beberapa jenis jamu yang populer dan dikenal luas di masyarakat antara lain:

Beras Kencur untuk menyegarkan tubuh dan menambah stamina

Kunyit Asam untuk kesehatan wanita dan detoksifikasi

Temulawak untuk meningkatkan fungsi hati dan nafsu makan

Sambiloto
untuk membantu daya tahan tubuh dan mengatasi infeksi

Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, dan lain-lain

Jamu bukan hanya minuman; ia adalah falsafah hidup: bahwa manusia dan alam bisa hidup selaras. Bahwa tubuh tidak hanya disembuhkan, tapi juga dijaga, dipelihara, dan dirawat dengan cinta.

Jamu dan Kesehatan
Adharta memberikan sedikit pandangan ke beberapa teman malam ini tentang jamu

Harmoni Tradisi dan Sains

Dalam dunia medis modern, pendekatan pengobatan konvensional sering kali bersifat simptomatik – menghilangkan gejala. Namun jamu mengajarkan kita pendekatan holistik, menyentuh akar masalah, memperkuat sistem imun, dan menjaga keseimbangan tubuh secara menyeluruh.

Hari ini, saya ketahui semakin banyak kalangan kedokteran dan ilmiah yang membuka diri pada integrasi jamu dalam sistem kesehatan nasional. Penelitian demi penelitian dilakukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan jamu. Beberapa rumah sakit mulai menerapkan fitofarmaka—obat berbasis tanaman yang telah melalui uji klinis.

Perkembangan Jamu di Indonesia

Dari Dapur ke Laboratorium

Perjalanan jamu tidak selalu mulus.

Jamu pernah hanya dianggap milik kaum “ndeso”,

sesuatu yang ketinggalan zaman.

Tapi hari ini, dunia mulai menoleh ke belakang, mencari solusi alami di tengah kompleksitas pengobatan modern.

Indonesia kini memiliki Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengatur legalitas produk jamu. Pemerintah mendorong tumbuhnya industri jamu dengan skala usaha mikro hingga multinasional. Bahkan di tengah pandemi, produk-produk herbal Indonesia menunjukkan potensi besar dalam menjaga imunitas masyarakat.

Kita juga patut bangga karena Indonesia telah memiliki DEWAN JAMU

(Dewan Akademik Jamu)—lembaga yang menghubungkan keilmuan, industri, dan masyarakat.

Sahabat saya Tikoh Nasional yang fenimenal

Prof. Dr. Daniel Tjen
(Mayjen TNI Purn)

Di tengah arus perubahan dan kemajuan, berdirilah sosok pemimpin visioner
Prof. Dr. Daniel Tjen (Mayjen TNI Purn)—Ketua DEWAN JAMU.

Beliau adalah tokoh yang menjembatani tradisi dengan teknologi, serta menggagas sinergi antara jamu, akademisi, dan kebijakan negara.

Dengan pengalaman di dunia militer, akademik, dan kesehatan, Prof. dr Daniel Tjen membawa jamu ke arah yang lebih terstruktur dan strategis. Beliau menyuarakan pentingnya standardisasi, penelitian ilmiah, serta diplomasi jamu di level internasional.

Di tangan beliau, jamu bukan sekadar warisan, melainkan alat diplomasi kesehatan bangsa.

“Jamu adalah senjata lunak Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan nasional.” – Prof. Dr. Daniel Tjen

Masa Depan Jamu

Dari Tradisi Menjadi Inovasi

Jamu memiliki masa depan yang cerah. Dunia kini mencari pengobatan yang lebih alami, berkelanjutan, dan minim efek samping. Indonesia dengan biodiversitas tanaman obatnya adalah harta karun dunia.

Bayangkan suatu hari, Indonesia menjadi pusat riset dan inovasi herbal dunia. Bayangkan generasi muda kembali mencintai jamu, bukan sekadar karena warisan, tetapi karena logika, ilmu, dan keampuhan.

Jamu dan Ekonomi: Dari Warung ke Dunia

Jamu bukan hanya soal kesehatan
Jamu juga motor ekonomi rakyat. Jutaan petani rempah, pengrajin jamu, produsen, dan penjual bergantung pada rantai nilai ini. Dengan penguatan sektor jamu, kita membuka lapangan kerja, mengembangkan UMKM, dan meningkatkan ekspor herbal Indonesia.

Di tengah transformasi ekonomi hijau dan digital, jamu bisa menjadi komoditas unggulan. Dengan sentuhan inovasi dan branding yang tepat, jamu dapat merambah pasar global sebagai produk gaya hidup sehat.

Jamu dan Ilmu Kedokteran: Bukan Lawan, Tapi Kawan

Ilmu kedokteran modern tidak perlu bersikap defensif terhadap jamu. Justru sebaliknya, kolaborasi antar keduanya bisa membuka babak baru: integrative medicine. Banyak rumah sakit di dunia kini mengembangkan pendekatan kombinatif
memadukan pengobatan modern dengan herbal terstandar.

Maka, jamu bukan lagi sekadar bagian dari masa lalu, tapi juga solusi masa depan
yang sehat, berakar pada budaya, dan didukung oleh sains.

“Kebahagiaan dan kesehatan bukan sekadar janji masa depan, melainkan warisan masa lalu yang harus kita rawat hari ini.”

Mari kita jaga jamu, bukan hanya sebagai obat, tapi sebagai identitas bangsa, kebanggaan budaya, dan sumbangsih Indonesia untuk dunia.

Salam sehat alami,

Adharta
Ketua Umum KRIS

Www.kris.or.id

Www.adharta.com

🎬 Sore Istri dari Masa Depanku🎬

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Central Park CGV
Selasa
23 Juli 2025
Sore Jelang Senja

Sahabat baik aku Ibu Ingawati berusia 61 tahun
Makna Ulang tahun ke 61 itu luar biasa
Karena kita lahir sesuai rasi bintang maka ulang tahun ke 61 itu sama persis seperti 61 tahun lalu

Demikian juga dengan shio Naga Kayu
Akan sama seperti shio naga saat dilahirkan

Selamat ulang tahun Ibu Ingawati
Malam ini dirayakan dengan nobar film

Sore Istri Masa Depanku

Saya ingin membawa kita terbang bersama saya dalam kisah ini

Sore
Judul film ini sendiri sudah memancing rasa penasaran.
Penonton banyak terkecoh dengan Istilah SORE
ternyata Sore adalah nama seorang perempuan Cantik yang penuh misterius.
Tokoh Sore adalah seorang Istri masa depan bagi Jontahan
Bagaimana mungkin seseorang bisa bertemu dengan istrinya dari masa depan?

Cerita dimulai dengan Sam atau Jonathan, seorang pothographer muda yang hidup bebas dan santai, tidak terlalu peduli dengan masa depan.
Suatu hari, kehidupannya yang biasa saja diguncang oleh kehadiran seorang perempuan asing bernama Sore
yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan.

Sore datang bukan untuk merusak hidup Sam, tapi untuk menyadarkannya Bahwa pilihan-pilihan kecil yang tampaknya sepele hari ini, akan berdampak besar pada masa depannya termasuk kesehatan, karier, keluarga, dan cinta. Dengan penuh kesabaran.
Sore menyelami hidup Sam, memperkenalkan nilai-nilai sederhana yang selama ini diabaikan: kejujuran, perhatian, dan rasa syukur.

Namun, seperti halnya waktu, kehadiran Sore pun terbatas.

Ia bukan untuk dimiliki, tapi untuk mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak perlu dicari jauh-jauh di masa depan. Ia justru tersembunyi di masa lalu dalam kenangan, dalam keputusan bijak yang pernah (atau seharusnya) diambil, dalam sikap-sikap kecil yang penuh cinta.

✍🏼 Makna Cerita

Film ini adalah Fiksi modern tentang hubungan manusia dengan waktu dan tanggung jawab.
Film ini mengajak kita untuk:

Menghargai setiap momen hari ini, karena esok bisa datang dengan penyesalan.

Berani berubah, sebelum waktu mengambil alih kendali hidup kita.

Memaknai cinta sebagai tanggung jawab, bukan sekadar perasaan sesaat.

💬🩷 Komentar Pribadi Adharta

Cerita film ini menyentuh dan relevan, terutama bagi generasi muda yang sering terjebak dalam pencarian akan “masa depan ideal”. Visualnya sederhana tapi kuat.

Tidak ada letupan-letupan besar, tapi setiap adegannya seperti menampar pelan dengan pesan yang dalam.

Film ini tidak menggurui, tapi mengajak penonton merenung dan berpikir serta berdialog:

“Jika kamu tahu apa yang akan terjadi nanti, akankah kamu tetap hidup sembarangan hari ini?”

Karakter Sore adalah metafora dari “kesempatan kedua” yang tidak semua orang dapatkan. Dan kepergiannya menunjukkan bahwa waktu tidak bisa kita ulang.

🌱 Sumbangsih Kisah untuk Kehidupan khususnya saya tulis buat para sahabat KRIS

Dari film ini kita belajar:

  1. Masa depan dibentuk oleh pilihan hari ini.
  2. Cinta sejati tidak datang tiba-tiba, ia tumbuh dalam kesadaran.
  3. Kesempatan untuk berubah mungkin datang diam-diam, jangan abaikan.

🪷 Peribahasa:

“Kebahagiaan bukan datang dari masa depan, tapi dipetik dari masa lalu.”

Film ini adalah wujud nyata dari peribahasa itu. Kita bahagia bukan karena apa yang akan datang, tapi karena kita mampu mengenang masa lalu dengan senyum, bukan penyesalan. Karena masa lalu kita isi dengan cinta, pengorbanan, dan keputusan yang benar.

Sebagai penutup

“Sore Istri dari Masa Depanku” bukan sekadar kisah cinta berbalut fiksi ilmiah. Ia adalah peringatan lembut untuk kita semua. Jangan tunda mencintai, jangan tunda berubah, jangan tunda menjadi versi terbaik dari dirimu sebelum waktu menjadi terlalu terlambat.

Selamat Ulang Tahun Ibu Ingawati
Sahabat dan teman diskusi saya

Semoga Tuhan membimbing
Melindungi dan memberkati mu

Dalam film Yang saya saksikan, kita menyaksikan keindahan Arora. pada kesempatan ini saya menghadiahkan kata-kata indah untuk yang berulang tahun .
Ku Hadiahkan Keindahan Arora kepada bu Inga


“Cahaya aurora menembus awan dan badai, mengingatkan kita untuk selalu tegar menghadapi rintangan.”

“Aurora bagaikan inspirasi untuk terus maju dan meraih mimpi, setinggi langit malam.”

“Di bawah pancaran aurora, kita diingatkan bahwa selalu ada harapan dan keindahan di balik setiap kesulitan.”

“Jangan takut untuk menghadapi rintangan, seperti aurora yang menembus awan dan badai.”

“Bersyukurlah atas setiap momen indah dalam hidup, seperti keindahan aurora yang tak terlupakan.”

“Aurora menari di langit malam, menebarkan pesona magis…”

“Cahaya aurora berkelap-kelip, seolah-olah berbisik rahasia alam semesta kepada kita.”

Acara di lanjutkan dengan diskusi tentang Sore
Walau ini sudah malam

Adharta always be with you🩷

Www.kris.or.id
Www.adharta.com

SUPERMAN 2025

Artha gading
Senen 21 Juli 2025

Oleh : Adharta Ketua Umum
KRIS

Sore yang sedikit mendung saya di telepon oleh XXI
Menawarkan tiket free nonton
Film Superman
Di XXI mall Artha gading

Kebetulan saya lagi kosong karena habis rapat sore yang padat banget dengan agenda acara kantor
Berapa seat saya tanya
Complimentary 4 seat
Kalau mau beli juga sangat murah harga
IDR 35.000
Akhirnya saya ambil juga
Di temanin ajudan saya dan Sopir saya kita menonton
Film Superman

Seeprti biasa sehabis nonton saya ingin mberi komentar tentang film tersebut

Superman

“Lebih dari Sekadar Manusia Baja”

Memang
Di bulan Juli 2025, dunia menyambut kembali sosok legendaris yang tak lekang oleh waktu
Superman.

Bukan hanya sebagai ikon fiksi, tetapi sebagai simbol harapan, keberanian, dan kemanusiaan yang tidak pernah pudar.

Superman, lahir bukan di Bumi
namun hidup sebagai manusia. Ia memiliki kekuatan luar biasa, tapi memilih untuk tetap rendah hati. Ia bisa menaklukkan siapa pun, namun lebih memilih menyelamatkan. Ia bisa menjadi penguasa dunia, tapi justru menjadi pelindung umat manusia.

Film ini bukan sekadar kisah tentang pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Lebih dari itu, ini adalah refleksi tentang bagaimana kekuatan sejati lahir dari kasih sayang, tanggung jawab, dan pengorbanan.

Di tengah dunia yang penuh konflik dan perpecahan, Superman hadir sebagai cermin. Ia tidak menyelamatkan dunia dengan kekerasan, tapi dengan nilai-nilai universal yang patut kita teladani
keadilan, perdamaian, keberanian untuk berbuat benar meskipun sangat sulit.

Bagi bangsa Indonesia, anak anak Muda semoga film ini menjadi inspirasi bagi generasi muda, bahwa setiap manusia bisa menjadi “Superman” dalam versinya sendiri
melindungi yang lemah, menjunjung perdamaian, dan membawa harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Karena pada akhirnya, Superman bukan tentang kekuatan fisik. Tapi tentang keyakinan bahwa dunia ini masih bisa diselamatkan, selama masih ada satu orang yang percaya pada kebaikan.

Bagaimana Otak mengalahkan Otot kata superman
Saya sepakat
Dalam membantu sesama kita perlu gerakan yang smart bukan asal menerobos medan yang berbahaya yang mungkin bisa berbalik memberatkan dan menyulitkan kita

Bagaimanapun Superman bisa jadi hiburan di sela sela kepenatan kerja sedikit refreshing dan canda lucu

Mati kita bergerak maju terus dalam situasi kita yang penuh ketidak pastian

Jadi Superman
Buat diri kita masing masing
Walau ada kelemahan kita juga ada kekuatan

Salam hormat,

Adharta
Ketua Umum KRIS

Www.kris.co.id

Www.adharta.cok

Penguin

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Philip Island
5 Juli 2025

Menikmati malam dingin banget di laut selatan
Menatap Kutub Selatan

🐧 Kisah Asal Usul Penguin Kecil di Phillip Island Melbourne Australia

Phillip Island, yang terletak sekitar 140 km tenggara Melbourne, dikenal dunia karena satu hal luar biasa

Little Penguins (Eudyptula minor), spesies penguin terkecil di dunia. Tingginya hanya sekitar 33 cm dan beratnya sekitar 1 kg saja mungil, Lucu dan Lincah tapi sangat tangguh!
Mereka sudah memiliki rumah rumah di tepi laut pantai yang luas

Komunitas mereka dalam Penguin kingdom punya kisah tersendiri

🌊 Asal Usul dan Kehidupan

Little Penguins sudah hidup di sepanjang pesisir selatan Australia dan Selandia Baru selama jutaan tahun.

Di Phillip Island, mereka telah menempati wilayah ini sejak zaman prasejarah, ketika pulau ini masih terhubung ke daratan besar Australia. Mereka memilih pulau ini karena iklimnya yang sejuk, perairannya yang kaya ikan kecil, dan pesisir yang aman untuk membuat sarang.

🏠 Habitat dan Perilaku

Para penguin ini bersarang di liang-liang bawah tanah atau di bawah semak-semak. Mereka menghabiskan siang hari berburu ikan di lautan — bisa berenang hingga 60 km dalam sehari! Menjelang senja, mereka pulang bersama-sama dalam parade lucu nan menggemaskan ke daratan — inilah yang dikenal sebagai Penguin Parade.

📉 Ancaman dan Pelestarian

Pada awal abad ke-20, populasi mereka terancam karena:

Pembukaan lahan untuk perumahan

Serangan rubah dan anjing liar

Polusi laut dan jaring nelayan

Tapi untungnya, sejak tahun 1985, pemerintah Victoria membentuk Phillip Island Nature Parks dan memulai konservasi besar-besaran:

Menutup pemukiman di Summerland

Mengembalikan habitat alami

Melarang lampu dan suara keras saat parade

Mendidik wisatawan dan warga lokal

Kini, lebih dari 32.000 ekor penguin hidup di Phillip Island — salah satu koloni terbesar di dunia!

🌍 Arti Penting Global

Phillip Island tak hanya penting bagi Australia, tapi juga bagi dunia. Ini adalah:

Cermin perubahan iklim (karena penguin sangat sensitif terhadap suhu laut)

Contoh konservasi sukses antara manusia dan alam

Daya tarik wisata global yang mengangkat ekonomi lokal

✨ Penutup

Menonton parade penguin saat mereka berjuang melintasi pasir menuju sarangnya adalah pelajaran tentang keberanian, ketekunan, dan harmoni dengan alam. Meskipun kecil, mereka membuktikan bahwa kerja sama dan kesetiaan bisa mengalahkan kerasnya alam.

Salam hangat untuk tanah air 🌏🇮🇩🇮🇩

Semoga Dunia semakin baik atas epnyertaan kita

Www.kris.or.id

Www.adharta.com

AUSTRALIA Dari Benua Sunyi Menjadi Kekuatan Dunia Baru

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Melbourne
3 Juli 2025

Sambil menikmati sore di Taman Victoria Garden
Suhu udara sangat dingin
Tapi udara bersih sekali

Pohon pohon hampir tidak ada dedaunan karena rontok di musimnya sebentar lagi sehabis winter
Memasuki musim semi nanti semua pohon akan tumbuh daun dan penuh bunga bunga yang cantik

Saya memandang langit disiang hari dan memandang Bulan dengan jelas karena langit sangat jernih tidak tertutup polisi udara
Beda sekali dengan jakarta
Disini boleh di bilang kita cuci paru paru

Siang ini saya benar benar menikmati kota Melbourne yang cantik sambil mengenang Australia

Saya pertama kali datang Australia sekitar tahun 1980 an di ajak teman saya bernama Harris Gunario
Seorang boss besar didunia dapur kitchen ware dengan Perusahaan Gastro Gizi Sarana
Buat Anda yang buka restoran pasti tidak asing dengan beliau

Pertama kali saya sampai saya ingin sekali mendengar awal dan kini bagaimana Bumi Australia bisa begitu majunya

Saya ingin berbagi kisah dan Nostalgia

Australia :

Benua yang Terlupakan

Ribuan tahun sebelum peta dunia mengenal namanya, sebuah benua luas dan misterius berdiri sendiri di belahan selatan bumi.

Di sanalah, sebuah suku Aborigin penjaga bumi tertua
telah hidup dalam harmoni dengan alam selama lebih dari 65.000 tahun.

Mereka mengenal angin, berbicara dengan tanah, dan menyatu dalam kisah Dreamtime
mitos penciptaan yang turun-temurun.

Benua itu sunyi dari sorotan dunia barat hingga angin samudra membawa layar-layar dari negeri jauh.

Australia

Jejak di Pasir

Tahun 1606, sebuah kapal kecil bernama Duyfken menepi di utara Australia.

Di atasnya, pelaut Belanda Willem Janszoon mencatatkan diri sebagai orang Eropa pertama yang mendarat di benua ini.

Enam puluh empat tahun kemudian, James Cook mendarat di pantai timur dan mengklaimnya untuk Kerajaan Inggris.

Tahun demi tahun berlalu, dan tanah ini mulai berubah. Para narapidana Inggris pertama dikirim ke Sydney pada tahun 1788, membangun koloni pertama yang akan menjadi cikal bakal Australia modern.

Namun, kisah ini tidak hanya tentang penemuan dan pembangunan, tapi juga tentang perjuangan. Suku Aborigin kehilangan banyak hak dan tanah mereka, luka sejarah yang kini diakui dan perlahan disembuhkan oleh generasi penerus.

Australia

Lahirnya Bangsa Baru

Pada 1901, enam koloni Inggris bersatu membentuk Persemakmuran Australia. Negara baru ini membawa semangat fair go
kesetaraan kesempatan bagi semua.

Abad ke-20 menjadikan Australia sebuah bangsa mandiri. Imigran dari seluruh dunia
Eropa, Asia, Timur Tengah
datang dan menetap. Mereka membawa warna baru bagi Australia
restoran Asia di Sydney, karnaval budaya di Melbourne, dan seni jalanan dari Adelaide hingga Perth.

Australia

Hari Ini Kekuatan di Selatan

Kini, Australia bukan hanya benua sunyi. Ia telah menjadi:

🌏 Kekuatan Ekonomi Asia-Pasifik

Salah satu 20 ekonomi terbesar di dunia (G20)

Kekuatan di bidang pertambangan (emas, batubara, lithium), agrikultur (gandum, daging sapi, anggur), dan pariwisata

Hub dagang penting dengan Tiongkok, Jepang, India, dan ASEAN

💼 Negara Perdagangan Terbuka

Negara dengan banyak perjanjian perdagangan bebas (FTA)

Akses pasar global membuat bisnis berkembang pesat, dari ekspor wine hingga teknologi finansial (fintech)

👫 Model Kehidupan Sosial Multikultural

Lebih dari 200 kelompok etnis hidup berdampingan

Bahasa Inggris menjadi pengikat, namun lebih dari 300 bahasa digunakan sehari-hari

Menjadi contoh keberagaman yang harmonis, dengan toleransi tinggi dan dukungan terhadap minoritas

🎨 Kaya Budaya dan Inovasi

Seni Aborigin menjadi warisan dunia

Film, musik, dan sastra Australia
dari Nicole Kidman hingga Tim Winton
mengisi panggung dunia

Saya suka
Kota Melbourne yang disebut sebagai ibu kota budaya dunia selatan

🏙 Negara Maju dan Sejahtera

Sistem pendidikan dan kesehatan publik terbaik

Stabilitas politik, hukum yang kuat, dan indeks kebahagiaan tinggi

Lingkungan alami yang indah

Great Barrier Reef, Uluru, hingga hutan hujan Tasmania

✨ Australia
Negeri Impian dari Selatan

Australia bukan hanya tempat, ia adalah simfoni antara masa lalu dan masa depan. Ia dibangun di atas jejak kaki nenek moyang, disempurnakan oleh semangat migran, dan kini melangkah sebagai simbol harapan, kesetaraan, dan kemajuan dunia baru.

Benua yang dahulu sunyi, kini menjadi suara kuat dalam perdagangan global, jantung budaya Asia-Pasifik, dan laboratorium hidup bagi multikulturalisme yang harmonis.

Kisah Australia ini saya angkat untuk mengenang sekaligus bisa kita Contoh

Indonesia menang segalanya tapi kita kalah segalanya
Tapi yakin bahwa kelak Indonesia akan menjadi raksasa dunia mendampingi negara maju
Ini bukan mimpi biasa tapi sebuah cita cita
Bagi bangsa dan tanah air

Masa depan kita berada ditangan anak anak muda
Yang kelak mewarisi semua tahta tanah air Indonesia

Merdeka !!!

Adharta

Www.kria.or.id
Www.adharta.com

Rabu Malam Dingin di Queen Victoria Market

Rabu Malam Dingin di Queen Victoria Market

oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Malam yang sahdu indah sekali
suhu nyaris menyentuh titik beku.

Angin menusuk tulang, napas beruap seperti asap, namun langkah kaki tetap mantap menembus udara dingin kota Melbourne.

Queen Victoria Market
ikon hidup kota ini telah menunggu dengan riuh, hangat, dan menggoda.

Di tengah suasana yang nyaris beku, pasar ini justru menyala.

Wangi roti panggang dan kopi segar mengambang di udara, bercampur aroma daging asap, keju lembut, dan rempah-rempah dari berbagai belahan dunia.

Suara penjual memanggil pelanggan, musik jalanan dari ujung gang, dan tawa pengunjung menciptakan simfoni tersendiri
Sebuah orkestra kehidupan.
Ada atraksi banyak menarik
Khususnya anak anak kecil.

Di satu sisi, kalkun panggang ala Turki tersaji menggoda dengan kulit renyah keemasan.
Ada Turkish delight macam macam

Tak jauh dari situ, baguette segar dari Prancis berjejer rapih dengan mentega asin yang lembut. Keju Swiss dengan rasa dalam yang memanjakan lidah; chorizo dan Nacos
Spanyol yang hangat dan pedas; hingga stroopwafel
Poffertjess
Belanda yang manis dan lengket di tangan semua berkumpul di bawah satu atap, seolah dunia tengah berpesta.

Pasar ini bukan sekadar tempat berjualan.

Ia adalah panggung di mana budaya, rasa, dan sejarah bertemu dalam semangkuk sup
Mangkoknya dari Roti sejenis Cupa soup
hangat dan secangkir cokelat panas. Para pedagang di sini bukan sekadar penjual mereka adalah penjaga tradisi, pembawa kisah dari tanah kelahiran yang jauh.

Saya berdiri sejenak di tengah keramaian, membiarkan dingin menggigit pipi, sementara kehangatan rasa dan suasana mengalir ke hati.

Queen Victoria Market adalah bukti bahwa di dunia yang semakin seragam, masih ada tempat di mana keberagaman dirayakan, bukan dihilangkan.

Ketika Malam makin larut
Nada makin Turun di Queen Victoria Market

Saat senja mulai menghapus cahaya langit, pasar ini tidak lantas sunyi justru berubah rupa.
Malah tambah ramai pengunjung menikmati makan malam bersama keluarga
Lampu-lampu kuning keemasan menyala, menari lembut di atas tenda-tenda yang masih terbuka.

Udara malam yang dingin seperti diberi selimut oleh wangi makanan hangat dan aroma manis dari gerai minuman berempah.
Nah ada Api Api kehangatan mengelilingi.

Musisi jalanan memainkan lagu jazz klasik dengan saxophone, di sudut sudut stand
menciptakan suasana seperti film-film romantis Eropa. Pasangan muda berpegangan tangan sambil menyeruput anggur panas mulled wine dan anak-anak tertawa menikmati marshmallow panggang dari sudut food truck yang terang-benderang.

Langit Melbourne di bulan Juli begitu jernih malam ini. Bintang-bintang menggantung di atas langit kota, sementara suara pasar masih hidup, seperti menolak untuk tidur. Ada sesuatu yang ajaib tentang Queen Victoria Market di malam hari semacam rasa nostalgia dari masa lalu, bercampur semangat modern dari kota yang tak pernah kehilangan denyut hidupnya.

Saya menutup malam itu dengan sepotong pai Lobster daging panggang hangat dan segelas es jeruk sambil duduk di bangku kayu tua sambil menatap kerlap-kerlip lampu dan manusia yang lalu lalang. Di balik dinginnya malam, saya menemukan kehangatan yang tak bisa dijelaskan hanya bisa dirasakan.

Saya merenung
Disisi lain Dunia manusia masih bereprang untuk mempertahankan pendapat dan hatga diri Bangsa dan Negara
Beruntung sekali negara Australia masih penuh dengan suka cita

Melbourne, 2 Juli 2025.
Sebuah malam yang akan selalu saya kenang.
Queen Victoria Market

Adharta

Www.adharta.com