Terjemahan bisa saja jadi salah pengertian, kalau tidak diikuti penjelasan.
Sepenggal iklan bunyinya “Kutahu apa yang kumau” terus aku teringat ada kalimat cukup ruwet bunyinya “Apa yang kuinginkan belum tentu apa yang kumau”.
Coba bedakan begini, aku ingin rumah besar tapi aku mau yang murah atau aku ingin rumah murah tapi aku mau rumah yang besar, kalau diterjemahkan ke bahasa mana pun orang yang mendengar akan bingung.
Dahulu kala kalau kita mau menterjemahkan dari suatu bahasa ke bahasa lain kita memerlukan kamus untukj mendapatkan mendapatkan kata-kata yang jelas, kecuali ada interpreter atau penterjemah khusus.
Tapi, sekarang tidak perlu bawa-bawa kamus karena di semua handphone, Iphone, BB ada program translate, ada google translate, jadi semuanya menjadi mudah dari bahasa mana saja bisa, misalnya Inggris ke Indonesia atau sebaliknya.
Di Lembaga Alkitab Indonesia, tugasnya menterjemahkan Alkitab dari sumber aslinya ke bahasa Indonesia. Ini membutuhkan waktu lebih dari 30 tahun, sedangkan menterjemahkan Alkitab ke bahasa daerah seperti Batak, Jawa, Padang, Ambon, Manado, Papua dan lainnya ini membutuhkan waktu lebih 15 Tahun.
Terjemahan memang sangat diperlukan dalam dunia komunikasi, dan penting sekali manfaatnya, karena dengan demikian kita bisa berkomunikasi dengan segala bangsa dengan segala bahasanya.
Cuma ada kalanya bisa terjadi salah sangka atau salah pengertian apalagi ada bahasa yang sama tapi berbeda arti.
Alkisah ada seorang Batak di WC umum, seorang lelaki Sunda menunggu giliran saat keluar dia coba berbasa basi “Atos Mang”, tapi yang disapa marah “gundulmu, orang mencret (maaf) dibilang atos”
Tentu banyak jokes atau guyonan tentang bahasa, kalau kita ingat Warkop pelawak masa lalu, banyak sekali lawakan tentang salah terjemahan.
Dalam kehidupan kita di dunia ini bukan saja bahasa perlu diterjemahkan, tapi tanda-tanda, signal dan kejadian-kejadian yang kita hadapi kadang menyakitkan perlu kita terjemahkan arti dan makna apa sebenarnya. Apa yang Tuhan inginkan dan apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan baik untuk melayaninya juga baik untuk kita yang hidup di dunia ini.
Seperti halnya tanda-tanda lalu lintas perlu kita terjemahkan, tapi kadang tanpa penjelasan kita bisa salah.
Terjemahan juga berlaku untuk bahasa tubuh, senyuman penuh arti bahkan kedipan mata, dan goyangan tangan. Seperti di India kalau mengatakan tidak dengan mengangguk, kebiasaan-kebiasaan di daerah semua perlu diterjemahkan baik, kalau tidak kita bisa kena marah.
Semoga kehadiran teknologi canggih memberikan kita kesempatan mengenal kebiasaan, budaya dan tradisi bangsa-lain lain melalui terjemahan cerita-ceritanya. Tuhan memberkati kita.
