Ketika suara hati ntak terdengar
Suara cinta seperti angin berbisik
Berlalu begitu saja
Penyesalan di saat semuanya berakhir
Semalam saya dan istri dan para sahabat menghadiri acara drama musikal (malam ini masih ada show ke-2 jam 18.30). Digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Tampak hadir bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr. Ign. Suharyo, Vikep KAJ Romo Andang SJ, Vikjen KAJ Romo Subagyo, dan Sekretaris KAJ Romo Purbo Tamtomo. Ada tamu Menteri Yosgiantoro Purnomo dan Ibu Lies, ada Ibu Martha Tilaar, ada Mama Lusia Sutanto. Wah semalam seperti reuni saja karena jumpa begitu banyak sahabat.
Menyaksikan drama musikal Selubung Perempuan untuk menggalang dana bagi pembangunan Wisma Samadi (Santa Maria Dipamarga) sungguh menggetarkan. Asyik juga! Saya sendiri sudah lama sekali tidak menyaksikan drama musical, tetapi dalam minggu ini sekaligus dua kali dengan Mogela.
Kisah selubung perempuan diangkat dari kisah nyata sehari-hari dalam masyarakat. Kata temanku seorang pastor yang mau nonton lagi malam ini bahwa drama musical itu lebih tepatnya “Perempuan Terselubung”. Aku tersenyum mendengar pernyataan tersebut, tetapi makna dalam sekali, kita diajak mau membuka lembaran baru mendengar suara hati nurani.
Ketika Suara hati nurani tak terdengar
Suara cinta seperti angin berbisik
Berlalu begitu saja
Penyesalan disaat semuanya berakhir
Memang sangat menarik karya pastor-pastor dalam drama musikal ini, sampai bapa Uskup KAJ harus menonton 2 kali berturut turut. Saya pribadi juga suka sekali pengangkatan kisah ini dan menarik beberapa kesimpulan dari Selubung Perempuan ini. Pertama, bahwa manusia itu ya manusia, hidup di dunia bukan di Surga atau di lain tempat, sehingga suka tidak suka harus berurusan dengan dunia dan dunia tidak terlepas dari usursan dunia, yakni harta, kedudukan, perempuan, dan laku-laki. Kini tinggal bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara dunia dan urusannya. Tidak mungkin kita bisa lepas. Jadi hal yang penting kata ungkapan bahasa jawa : Ngono yo ngono nek ojo ngono, sing penting eling lan waspodo!
Kedua, adalah komunikasi, dalam kehidupan manusia tidak mungkin hidup sendirian, seperti pada awal mula penciptaan manusia, diciptakan manusia, pria dan wanita. Mereka ditakdirkan pria berkuasa dan wanita atau perempuan lemah lembut, tetapi kedua makhluk berbeda ini saling mengisi, bisa dan hanya bisa kalau ada komunikasi. Dan yang terakhir dan paling penting bahwa kita harus ingat bahwa kita pasti mati. But don’t forget you will die
Mudah-mudahan selubung perempuan menjadi bagian dari inspirasi kehidupan rohani kita, baik buruk kehidupan kita, ingatlah kita pasti mati dan kita akan menghadapi pengadilan akhir! Semoga Tuhan memberkati.