Roh itu penurut, tetapi daging itu lemah
Malam ini hampir 4 jam lebih saya duduk di depan TVOne untuk menyaksikan acara Indonesian Lawyer Clubs (ILC) dengan topik Uang Daging, yang mana telah menyeret para tokoh parpol tertentu. Dari tahun 1960-an sampai 1998 keluarga saya bekerja di bidang transportasi sapi, baik dalam negeri maupun export, bahkan antara 1980 sampai 1990 Indonesia menjadi primadona pembibitan sapi sehingga Indonesia menjadi pengekspor sapi terbesar di Asia, tapi kini negara kita terseok-seok menjadi pengimpor sapi terbesar di Asia.
Daging sapi memang membuat masalah. Tahun 2010 di Inggris memusnahkan seluruh sapi di negaranya karena penyakit Madcow. Australia juga mengalami masalah yang sama tahun 2009, Amerika lebih jeli menyelamatkan sapi-sapinya, namun kejatuhan dan ambruknya ekonomi Amerika memicu kematian ternak besar-besaran karena peternak tidak mampu memberi makan ternaknya. Daging memang dilema yang cukup serius. Apalagi menjadi harkat orang banyak dan kepentingan negara. Sebenarnya pengaturan semua sudah baik, termasuk hukum-hukumnya juga semua sudah baik, sayangnya oknum-okknum yang terlibat di dalamnya memporak-poranda hukum yang ada, apalagi pelaku-pelakunya semua adalah pakar hukum.
Daging dalam ilustrasi alkitabiah dikatakan daging itu lemah, tapi roh itu penurut. Padahal daging tanpa roh adalah mati. Permasalahannya bagaimana sekarang membuat daging itu jadi penurut, mau menuruti p perintah roh kita atau menuruti perintah kenikmatan dunia? Jujur saja, sulit-sulit gampang, kalau di bilang gampang ya, ikutin saja, mati raga, bertapa selesai, atau main paksa! Dengan rambu-rambu seperti yang dilakukan KPK itu, Nah sekarang kalau sudah diawasi dengan ketat masih juga tidak menurut lalu apa lagi? Sama halnya dengan kita, pengajaran religius, buku-buku, dibaptis, terima komuni, ke gereja, pendalaman iman, rosario dan segala macam doa, tetapi tetap saja daging. Daging tidak mau menuruti hati nurani, Daging lebih suka menuruti kebutuhan duniawi.
Saya rasa bahwa jalan terbaik agar daging itu menurut, baiknya ya jangan jadi daging! Lucu! Kata cucu saya, tapi ok juga, mau coba jangan jadi daging, pilihlah mau jadi apa saja! Mau jadi pohon budeg dan cuek. Mau jadi roti, tapi empuk dilempar sana-sini macam-macam ya? Cuma kalau mau lepas dari DAGING harus mengenal 4 (empat) “TAHU”
– Tahu Diri
– Tahu Malu
– Tahu Aturan
– Tahu Budi
Semoga daging kita bisa menuruti hati nurani kita, dengan pertolongan Tuhan.
kita sebagai manusia harusnya berpikir mengikuti hati nurani dan bukan sekedar keinginan daging.keinginan daging yang belebihan dapat menimbulkan masalah.sedangkan apabila kita mengikuti hati nurani,kita bisa lebih bijak dalam bertindak,sehingga tidak merugikan orang lain di sekitar kita.
Saya sangat setuju dengan artikel ini karena dalam dunia ini tidak ada yang enak jika kita mengikuti keinginan daging,karena keinginan daging hanya bersifat sementara yaitu tidak kekal.Terima kasih atas artikelnya
Setuju sekali, kita tidak boleh menjadi daging sepenuhnya. karena akan menghasilkan hal negatif dalam diri kita, tapi kombinsikan daging dengan hati nurani kita, sehingga hati nurani bisa menuntun daging ke jalan yang benar. hal negatif bisa menjadi positif jika kita mau dan mencobanya.
Daging sapi yang empuk dan enak diperoleh dari sapi yang dirawat dengan cara yang baik. Begitu juga dalam urusan daging(duniawi) akan menjadi jauh lebih baik saat diisi serta dituntun oleh roh yang baik pula.
Kita sebagai manusia harusnya berpikir mengikuti hati nurani dan bukan sekedar keinginan daging.keinginan daging yang belebihan dapat menimbulkan masalah.sedangkan apabila kita mengikuti hati nurani,kita bisa lebih bijak dalam bertindak,sehingga tidak merugikan orang lain di sekitar kita.
Menurut saya memang daging tanpa roh adalah mati, untuk menciptakan proses dimana membentuk daging menjadi penurut roh paling tidak kita harus menekan segala kedagingan kita dan mencoba sedikit demi sedikit menjadi penurut roh. Keluar dari zona nyaman sesegera mungkin. Karena apabila terus menerus menjadi daging, hal itu akan menjadi cap yang berbahaya bagi kita. sekian sharing dari saya,
ya seperti kata Santo Paulus, “Roh itu penurut, tetapi daging itu lemah”. Seharusnya kita sebagai manusia memang berusaha mengendalikan keinginan daging kita sehingga ketika pengendalian tersebut dilakukan kasus di atas tidak akan terjadi lagi. sebenarnya masalah tersebut bisa diselesaikan dengan pengendalian yang dimulai dari diri kita masing masing. Tuhan Memberkati
daging memang mengenyangkan tetapi hanya sementara,jika roh itu selamanya dan abadi
Menggelikan sekali melihat negara Indonesia kita yang berlimpah dengan kelebihan alam ini menjadi negara yang bergantung dengan daging import. Sudah terlalu banyak tangan politik yang ikut campur sehingga semuanya tidak nurut!
pemaknaa yang sangat bagus dan menjiwai 😀
Perumpamaan yang menarik tentang daging/tubuh dan roh. Semoga dapat membuka hati para oknum-oknum yang menyalahgunakan daging dengan kebutuhan duniawi
Jika kita tidak dekat dengan Tuhan,maka dengan mudah kita akan terjerumus dalam dosa yang menginginkan benda-benda Duniawi.Sering lah berkomunikasi dengan Tuhan dan tetap berada di lingkungan yang sehat.Bermanfaat sekali.
mengajarkan agar kita dapat mengikuti kata hati nurani kita,agar dapat sesuai denganapa yang kita inginkan
Daging dalam ilustrasi alkitabiah dikatakan daging itu lemah, tapi roh itu penurut. Padahal daging tanpa roh adalah mati. membuat roh agar menurut harus memiliki iman yang kuat serta hati nurani dengan adanya 2 hal tersebut dan di tambah dengan spiritualitas yang baik.
bacaan ini mengajarkan agar kita dapat mengikuti kata hati nurani kita,agar dapat sesuai denganapa yang kita inginkan
dalam artikel ini daging merupakan hal simbol yang lemah dan juga buruk dalam kehidupan kita, janganlah kita mengikuti gaya hidup orang-orang yang dapat merugikan kita, dan tetaplah percaya diri apa yang ada dalam kelebihan kita, berusaha agar kita tidak meniru orang salah dalam menjalankan hidup. tetap percaya pada Tuhan karena Dialah yang dapat kita percaya.
Saya kira masalah daging yg marak di indonesia ini adalah kurangnya pengawasan dari pemerintah dan lembaga terkait yang terkesan tidak mengurusi hal-hal kecil yang bisa berdampak besar seperti ini. rakyat yang telah menunaikkan kewahjibannya sebagai warga negara seperti membayar pajak dan lain-lain, namun pemerintah terkesan menggampangkan sehingga kelalaian atau masalah pada kasus impor daging ini bisa terjadi. saya pikir, pemerintah harus segera bertindak tegas dengan memberikan pengawasan ketat, bukan hanya untuk masalah ini saja, namun untuk seluruh apa-apa yang mengatas-namakan rakyat.
Menurut saya kita harus menguatkan rohani kita agar dapat mengontrol keinginan daging.
Ini balik lagi ke diri kita masing” , melawan daging sebenarnya tidak terlalu sulit tetapi jika kita tidak bisa mengendalikan nya maka hidup kita tidak akan diberkati , juga dapat merugikan orang lain dan diri kita sendiri .
intinya adalah kita sebagai manusia jangan lah menjadi tamak dan hanya mementingkan diri sendiri lihat lah selalu dampak apa yang telah kita perbuat ketia melakukan suatu hal…
kebanyakan orang memang tidak bisa lepas dari makanan daging, tapi tidak apa-apa juga kalau mengkonsumsi daging asal tau aturannya dan tidak sering-sering…
menurut saya , MEAT IS MURDER karena saya paham dari lagu Morrissey – Meat is murder . dan di indonesia daging meneror bangsa ini
kita sebagai manusia yg beragama harus mempunyai rasa tahu diri, tahu malu, tahu aturan, dan tahu budi.
daging itu nikmat
sangat bagus pak bacaanya , memang roh itu berperan besar untuk menggerakan daging , bagaimanapun kita yang menggerakan adalah roh itu sendiri mengingat 4 hal ”TAHU” tersebut
Setuju, kita memang harus Tahu diri, Tahu malu, Tahu aturan, dan Tahu Budi.
Menurut saya daging hanyalah benda mati yang dikendali roh, sebagaimana kita tahu bahwa roh itu hidup.
sebenarna daging itu mengikuti apa yang hati nurani kita lakukan,jadi ketika hati kita bersih pasti kita akan mudah mengendalikan agar tidak melakukan dosa tetapi ketika hati kita kotor maka daging kita juga akan melakukan dosa contohnya saja korupsi 🙂
sebenarna daging itu mengikuti apa yang hati nurani kita lakukan,jadi ketika hati kita bersih pasti kita akan mudah mengendalikan agar tidak melakukan dosa tetapi ketika hati kita kotor maka daging kita juga akan melakukan dosa contohnya saja korupsi 🙂
Untuk menjadi daging, dibutuhkan 4 ‘tahu’. Apakah tahu-tahu ini mutlak dan harus dikerjakan? Banyak tokoh yg dipandang luar biasa, pintar, dan hebat namun masih juga bermasalah dengan uang daging ini. Apakah itu berarti mereka tidak memiliiki salah satu atau keseleruhan komponen yg ada di dalam ‘tahu’ tersebut?
Saya sangat tertarik mengomentari artikel ini ….
Daging memang lemah, tetapi roh penurut..
itu benar sekali..
manusia diambil dari debu tanah..itulah daging kita..sifat dasar debu tanah ini adalah HAWA NAFSU…didalam daging tidak mungkin seseorang bisa terlepas dari kedagingan..selama roh jiwa kita masih tinggal didalam tubuh, pasti kita jatuh juga kedalam kedagingan..
Seperti yang dikatakan dalam ROMA 8 dan 9 .. Tuhan menghendaki kita hidup dalam roh, bukan dalam daging.. bila hanya berfokus pada daging terus-menerus pasti akan binasa..lantaran tidak memikirkan roh kita. Roh kita adalah yang harus kita rawat dengan FirmanNya (Matius 4:4)
Tanpa bersandar pada FirmanNya yang adalah ROH dan HIDUP (Yohanes 6:63) kita tidak akan mungkin bisa hidup menurut kehendak Roh Kudus..
Selain itu sebenarnya usaha manusia yang sifat dasarnya hawa nafsu ini, akan sulit melawan kedagingan bila tidak dibantu. siapakah yang membantu? ROH KUDUS. untuk itulah Yesus mengutus Roh Kudus, Roh Kudus itu PENOLONG ..penolong kita dalam menjalani kehidupan iman. Hanya bersandar pada Roh Kudus saja, bisa menerima kuasa yang dapat mengontrol kedangingan…
bukti konkrit roh itu penurut tapi daging lemah?
Pernahkah memiliki kerinduan untuk mengenal Allah jauh lebih dalam?
Pernahkah berkeinginan membaca alkitab?
Cobalah…Belum sampai 1 pasal, pasti ngantuk,,pasti bosan…pasti merasa tidak betah..
mengapa demikian? Ya.. Karena Firman bobotnya ROH..untuk ROH kita..bukan untuk daging..begitu nyata kelemahan daging yang selalu bersifat terbalik dengan keinginan roh.. mungkin roh kita haus akan Firman, tapi kendalanya daging kita adalah yang lemah…
Coba lagi,,,bacalah majalah yang anda sukai? atau novel?
Wah…bisa berulang-berulang dibolak-balik halamannya dan seru sekali…demikian hal yang bersifat untuk kedangingan akan cocok untuk daging..
tetapi ketika kita hendak memenuhi kebutuhan roh kita dengan baca Firman, beribadah, berdoa, sering sekali berperang dengan tubuh yang adalah daging ini..
Maka itu, kita perlu Roh Kudus untuk menolong kita…karena tidak mungkin dengan usaha sendiri 🙂
jatuh bangun selama memiliki tubuh itu pasti ada, tapi apakah membiarkan kedagingan itu menggerogoti kita sehingga binasa?
Tuhan Yesus memberkati kawan-kawan
tahu diri, tahu malu, tahu aturan, tahu budi, memang benar empat hal tersebut akan membuat akal fikiran manusia menjadi lebih baik dan berperilaku positif.
daging merupakan hal simbol yang lemah dan juga buruk dalam kehidupan kita. janganlah kita mengikuti gaya hidup orang-orang yang dapat merugikan kita, dan tetaplah percaya diri apa yang ada dalam kelebihan kita, kita sebagai manusia jangan lah menjadi tamak dan hanya mementingkan diri sendiri
daging tanpa roh adalah mati. membuat roh agar menurut harus memiliki iman yang kuat serta hati nurani. jika kita tidak dekat dengan Tuhan,maka dengan mudah kita akan terjerumus dalam dosa. jadi untuk menghindari masalah tersebut haruslah dengan mengawasi dari dalam diri sendiri
pengajaran religius, buku-buku, dibaptis, terima komuni, ke gereja, pendalaman iman, rosario dan segala macam doa, tetapi tetap saja daging. Daging tidak mau menuruti hati nurani, Daging lebih suka menuruti kebutuhan duniawi.menurut saya kita harus dapat mengendalikan daging agar kita tidak mati raga tanpa ada roh di dalamnya.kutipan ini cukup menarik karena mengajarkan kita untuk senantiasa untuk berdoa dan beriman.
daging itu merupakan semua hal-hal yang hati kita katakan. sehingga kita melakukan suatu hal harus memikirkan dengan baik-baik dan hati-hati. karena apakah tindakan kita merugikan orang lain atau tidak.
Daging memang dilema yang cukup serius. Apalagi menjadi harkat orang banyak dan kepentingan negara. Sebenarnya pengaturan semua sudah baik, termasuk hukum-hukumnya juga semua sudah baik, sayangnya oknum-okknum yang terlibat di dalamnya memporak-poranda hukum yang ada, apalagi pelaku-pelakunya semua adalah pakar hukum.
lakukan segala sesuatu menurut kata hati dan semua akan berjalan jauh lebih baik dibandingkan hanya mementingkan kepuasan pribadi
Dalam diri kita, daging harus dipimpin oleh hati nurani. Hal-hal negatif yang bersifat ke-dagingan akan diluruskan oleh hati nurani. Roh kita harus memimpin daging dalam diri kita.
kembali kepada pribadi masing2, harus menyadari dirinya masing masing. hharus berkaca lagi sehingga “4tahu” tersebut tercapai. sehingga daging dan roh akan berjalan seimbang
daging merupakan hari nurani dengan bantuan roh kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, berpikirlah dengan positif agar. dan ikutilah kata hati kita
Daging dalam ilustrasi alkitabiah dikatakan daging itu lemah, tapi roh itu penurut. Padahal daging tanpa roh adalah mati. Sama halnya dengan kita, pengajaran religius, buku-buku, dibaptis, terima komuni, ke gereja, pendalaman iman, rosario dan segala macam doa, tetapi tetap saja daging. Daging tidak mau menuruti hati nurani, Daging lebih suka menuruti kebutuhan duniawi.
Marilah kita hidup menurut buah-buah roh bukan menurut kedagingan kita. Karena celakalah jika kita hidup menurut kedagingan kita. Dan biarlah buah-buah roh selalu melekat dalam hidup kita.
daging memang lemah ,tetapi roh memang penurut,jika kita hidup karena Roh Allah sebaiknya kita hidup juga harus dipimpin oleh Roh Allah BUKAN DENGAN kedagingan kita..gbu all
sama seperti hidup yang harus seimbang,
konsumsi kita pun harus seimbang, jangan terus memakan daging.
cintai makhluk hidup
Daging mengandung banyak kolesterol yang tidak baik untuk kesehatan, selain itu ternak mengeluarkan banyak methana dan dalam proses memproduksi pangan ternak juga banyak memproduksi Carbondioksida, jadi untuk memelihara diri sendiri dan lingkungan kurangilah makan daging.
Artikel diatas mengingatkan saya pada kutipan “janganlah mengikuti keimginan daging tapi ikutilah keinginan roh”
Kebetulan saya seorang kristen dan saya tahu tentang ayat ini. Memang roh itu penurut tapi daging lemah. Roh masih ingin berdoa namun daging sudah mengantuk, apa boleh buat.
hidup sebagai daging memang tidak baik, namun itu juga yang sering membuat manusia terjerumus dalam dosa.
memang daging tanpa roh itu adalah mati. tapi keinginan dan niat roh harus kuat,dan daging pun akan menurut, dan tidak ada salahnya roh mencoba selalu untuk berbuat baik dan mengetahui yang baik. makan daging pun akan mengikuti roh.