Balas Budi

“Hutang beras bisa dibayar padi, tapi hutang budi dibawa mati”

Selama hidup aku selalu mencoba memberi kenangan khusus kepada siapa aku berhutang budi. Tiada henti-hentinya memberikan doa khusus buat mereka. Pertama-tama buat kedua orang tuaku, khusus buat ibuku. Hutang budiku tiada terkira. Mulai aku lahir, kanak-kanak, dan sampai dewasa tidak sedetik pun kedua orang tuaku memberi kesempatan aku susah. Sampai jika tidak ada makanan, ibuku rela menahan lapar asalkan aku kenyang. Kadang kalau aku sakit, ibuku rela tidak tidur walau semenit asalkan aku lekas sembuh. Bahkan di saat aku menangis, ibuku lebih rela menahan airmatanya hanya untuk membuatku tertawa.
Hutang budi juga kepada guru-guruku yang berjuang mendidikku. Walau mereka hanya mendapat imbalan yang sangat kecil. Lalu, sahabat-sahabatku yang selalu memberi nasehat berupa bantuan rohani. Khususnya para sahabat pastor sampai bapa uskup. Sahabatku yang lain adalah pembantu rumah tangga, suster-suster pengawas anak dan cucuku, anak-anakku dan mantu-mantuku. Mereka selalu menghibur di saat aku sedih. Juga cucu-cucuku yang selalu tertawa membuat seluruh kelelahan dan penat langsung hilang. Terakhir adalah istriku tercinta, yang selalu mendampingi, baik di saat sehat maupun sakit.
30 tahun lalu aku pernah hampir 2 tahun tergeletak tak berdaya di tempat tidur. Aku hampir lumpuh total. Istriku selalu tidur di sampingku. Kami selalu berdoa sampai aku sembuh. Rasanya betapa besarnya hutang budiku. Mungkin dan hampir pasti aku tidak dapat membalasnya. Mungkin hanya melalui DOAku kepada Tuhan untuk bisa membalas dengan Kasih Karunia dan berkat kesehatan, kebahagiaan dan Kesuksesan. Itu saja hampir aku tidak mampu.
Balas budi merupakan bagian dari usaha kita membayar hutang budi, pertolongan atau belas kasihan orang.
Sejak usia 7 tahun saya adalah penjaja kue keliling di Surabaya. Di usia 10 tahun saya sudah mulai memasukan kue dan roti ke toko-toko. Nanti sore harinya mengambil sisa kue dan uang. Kadang airmata keluar tanpa berdaya mengendalikannya karena kuenya tidak laku. Ibuku sangat sedih bila melihat diriku dalam keadaan demikian. Bertahun-tahun sampai selesai SMA baru terbebas dari jual kue. Itupun karena sudah banyak titipan di toko dan warung.
Suatu kehidupan yang begitu berat, tetapi ibu dan ayah selalu penuh suka cita saat makan malam yang nota bene adalah kue-kue sisa yang tidak habis dijual. Ibu selalu bilang kita harus bersyukur kepada Tuhan, karena masih banyak orang mati kelaparan. Yang aku ingat suatu sore pulang sekolah saat itu SD kelas 4. Usiaku 10 tahun. Jalan kaki 8 km dari sekolah ke rumah tiap hari.
Saat melewati Toko Harapan di Jalan Ngaglik No 70 Surabaya (sampai sekarang masih ada), aku duduk di emperan toko untuk rehat sejenak. Saat itu aku baru tersadar kalau uangku 300 rupiah hasil kumpulan dari toko ternyata hilang. Hatiku sedih sekali. Aku duduk dan airmata berlinang membayangkan betapa sedih hati ibuku nantinya. Mungkin aku akan dipukul habis-habisan karena kelalaianku.
Sementara itu ada seorang gadis pemilik toko keluar dan melihat aku menangis. Dia memaksa aku agar menceritakan masalahku. Terpaksa aku cerita sejujurnya. Kemudian dia masuk ke tokonya lalu kembali dengan uang 300 rupiah dan sekali lagi ia memaksaku untuk menerimanya. Sungguh Tuhan begitu baik dan menolongku. Sejak saat itu aku menjadi sahabat gadis itu namanya Enny Hardjanto. Kisah ini tetap ada selamanya di hatiku dan selalu kuceritakan buat anak-anakku supaya mereka ingat hutang budi ini yang akan kubawa mati.
Mengapa balas budi itu begitu penting dalam kehidupan kita manusia? Karena dengan berusaha membalas budi artinya kita menciptakan kehidupan damai nan sejahtera. Dengan membalas budi kita hidup dalam tali silaturahmi dan menghapus kesombongan kita. Dengan membalas budi secara tidak langsung kita mengundang Tuhan masuk dalam kehidupan kita.
Berusahalah membalas budi yang kita terima sekecil apapun. Cobalah kunjungi guru-guru kita yang sakit, saudara dan sahabat yang sakit. Atau sebaliknya membantu mereka yang membutuhkan kita. Cintailah semua orang yang berperan dalam hidup kita. Berbuat baik untuk menolong sesama sebanyak mungkin sebagai balas budi orang yang tidak sempat lagi menerima balasan budi kita. Untuk papa mamaku yang sudah tiada, tidak sempat aku membalasnya, tapi akan kusalurkan buat anak cucuku.
Damai sejahtera dan berkat berlimpah buat sahabat semua. Tanpa Anda, aku tiada.

14 thoughts on “Balas Budi

  1. Novi Andryani

    Saya setuju dengan artikel anda.
    Memang kita harus berbuat baik untuk menolong sesama sebanyak mungkin sebagai balas budi. Karena sewaktu-waktu mereka sudah tiada, kita akan merasa menyesal karena kita tidak bisa membalas budi kepada orang yang sudah baik kepada kita. Waktu tidak akan bisa berputar kembali untuk membalas budi.

    Reply
  2. melinda fransiska

    saya setuju sekali dengan artikel anda
    karena menurut saya juga balas budi adalah: membalas kebaikan orang ataupun berterimakasih.
    karena dalam kehidupan sehari-hari, kita manusia sebagai makhluk sosial dan mau tidak mau manusia harus berinteraksi satu dengan yang lainnya. maka kita harus menolong orang lain dan juga harus membalas budi kepada orang yang telah membantu kita sebelum terlambat karena penyesalan selalu datang terlambat.

    Reply
  3. willy chrisanto

    saya setuju dengan artikel yang di atas, karena menurut saya : Balas budi merupakan bagian dari usaha kita membayar hutang budi, pertolongan atau belas kasihan orang. seandainya di saat kita kesusahan orang lain membantu kita, maka kita harus bersyukur. dan kelak di saat dia membutuhkan bantuan kita, kalau kita mampu bantulah dia sebisa kita….

    Reply
  4. patricia tangkumahat

    Balas budi adalah waktu dimana kita mebalas kebaikan dari orang lain yang telah menolong atau membantu kita, membalasa kebaikan dari orang tua yang telah mendidik, merawat, dan menjaga kita dari kecil.

    Reply
  5. Esther Lowiyanti

    dalam pemikiran manusia, Balas budi diartikan kita harus memberikan lebih dari apa yang telah diberikan oleh orang tersebut (bisa juga kita dapat memberikan materi) tapi balas budi=tanda jasa bukan hanya sekedar materi tapi dalam tingkah laku kita asalkan kita tulus dan ikhlas

    Reply
  6. cynthia aileen

    Pertolongan dan kebaikan yang kita terima dari seseorang adalah utang budi. Mungkin pada saat itu pertolongannya sangat membantu malah merubah kehidupan kita. Setiap utang itu harus dibayarkan, karena akan kita ingat terus sampai akhir hayat kita nanti. Kita tidak boleh lupa dengan kebaikan mereka, makanya kita harus membalas budi mereka dengan membantu mereka jika dalam masalah. Dengan cara seperti itu, kita akan mempererat tali persaudaraan antar sesama

    Reply
  7. Felisia

    Menurut pendapat saya, saya percaya bahwa karma itu ada dan nyata. Setiap perbuatan kita akan membawa dampak nanti meski kita tidak tau kapan. Jadi, semua yang kita lakukan ketika menolong orang lain, mereka akan membalasnya meski waktunya tidak ditentukan, bisa di kehidupan ini maupun kehidupan mendatang. Jadi, utang lain mungkin dapat dibayar yang lain, tetapi hutang budi dibawa sampai mati. Saya tidak menjudge bahwa kita harus membayar hutang budi pada orang itu jika kita tak mampu. Tapi, berbuatlah yang baik seperti mereka lakukan pada kita ke orang lain. Itu lebih dari cukup bagi mereka daripada kita mengucapkan terima kasih ribuan kali.

    Reply
  8. Yessica Permata Harry

    Saya setuju dengan artikel anda.
    Memang kita harus berbuat baik untuk menolong sesama sebanyak mungkin sebagai balas budi. karena sewaktu-waktu mungkin kita yang akan ditolong oleh mereka. Jadi lakukan kebaikan dan tolong menolong sebanyak-banyaknya..

    Reply
  9. debihendrikaM

    yang ada dipikiran saya saat menbaca kata “balas budi” adalah orang tua saya. suatu saat sapa pasti akan membalas semua kebaikan orang tua saya walaupun itu semua tidak akan cukup membalas apa yang sudah diberikan orang tua saya pada saya 🙂

    Reply
  10. nindyastyan

    Setiap saya meminta tolong kepada orang, dan orag itu dapat menolong saya, saya selalu beranggapan bahwa saya sedang berhutang budi dengan dia. Walaupun dia bilang dia melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharap apa-apa, saya selalu ingin dapat membalas budi saya dengan menjadi sesuatu yang dapat dia andalkan.

    Reply
  11. Melisa / 02PNM / 1601232166

    Balas budi adalah suatu balasan yang kita berikan kepada seseorang yang sudah menolong kita, terkadang balas budi malah menjadi senjata seseorang untuk melakukan hal yang diinginkan oleh orang yang sudah menolong kita. Tetapi bagaimanapun juga, kita sebagai manusia janganlah mudah melupakan budi baik orang lain. Seseorang yang melupakan budi baik orang lain adalah seseorang yang tidak pandai berterima kasih. Padahal berterima kasih kepada manusia atas kebaikan mereka adalah bagian dari makna bersyukur kepada Tuhan.

    Reply
  12. warsewo99

    “Hutang beras bisa dibayar padi, tapi hutang budi dibawa mati”
    ungkapan yang menarik. hutang budi tidak bisa akan dibayar oleh karena itu kita harus menolong orang lain yang membutuhkan bantuan sepeti orang lain menolong kita.

    Reply
  13. Kevin Julian

    Saya sangat setuju dengan artikel ini, kita harus banyak menolong sesama kita yang sedang kesusahan. Karena, suatu saat nanti kita sedang kesusahan, orang yang berhutang budi dengan kita akan senantiasa membantu kita juga.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s