Lamaran

Hari sudah menjelang siang, kami sekeluarga siap-siap dengan pernik-pernik seperti pakaian, sepatu, alat hias, dan perhiasan lengkap berupacincin, anting-anting, gelang, dan kalung. Acara siang ini akan melamar calon pengantin wanita untuk keponakan saya Ridwan. Semua saudara kumpul, barisan antar barang dan melamar seorang gadis sebagai calon pengantin. Dalam tradisi Cina nantinya kalau lamaran sudah diterima harus ada acara “Sanjit” atau acara belis. Istilahnya jual-beli. Tradisi ini menggambarkan seorang pria harus membayar uang susu kepada orang tua calon pengantin wanita dan biaya perwatannya selama bayi sampai dewasa. Biasanya pihak wanita menerimanya sebagian dan dengan catatan jadi bukan dijual seratus persen.
Acara tentu akan ditutup dengan makan-makan. Pasti diiringi doa-doa dan pengharapan buat kebahagiaan pasangan pengantin serta kelancaran prosesi sampai ke pelaminan.
Hampir semua kebudayaan di dunia sangat menghormati prosesi perkawinan, termasuk liturgi dan ritualnya. Kalau di Cina biasa ada seorang pemimpinnya yang mengaturnya. Seperti halnya pesta perkawinan di Kana, pemimpin acara pesta kebingungan karena kehabisan anggur. Dalam tradisi Yahudi anggur merupakan simbol kebahagiaan dan simbol persahabatan. Jadi anggur habis bisa gawat, biasanya pesta pun dilaksanakan berhari-hari. Di India bisa 3 sampai 7 hari. Waktu Sultan Hasanah Bokiah di negara Brunai Darussalam membuat acara pernikahan anaknya memakan waktu 7 hari 7 malam ditutup oleh Michael Jackson.
Lamaran menjadi bagian dari prosesi dan awal dari segala rencana kehidupan rumah tangga. Pada tahun 2000 dalam Misa Milenium di Katedral, saya lupa siapa pastor yang buat khotbah, tapi beliau mengatakan bahwa Pembaptisan adalah proses lamaran kita terhadap kehidupan Surgawi. Diterima atau tidak masih di pertimbangkan tergantung kehidupan kita selanjutnya. Tentu saja juga berdasarkan belas kasihan Allah Bapa sendiri.
Terima kasih Romo Boli, SVD mengingatkan kita akan kebesaran hati Bunda Maria saat dilamar oleh Malaikat untuk menjadi proses awal keselamatan dunia. Kata-kata penyelamatan : “Aku ini hamba Tuhan, jadilah sesuai kehendak-Mu”. Yang diungkapkan dalam lagu the Beatles “Let it be” Whisper of the wisdom!
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari peristiwa lamaran. Mulai dari kita lahir. Dewasa mencari pekerjaan. Kerja sama dengan perusahaan. Membuat tugas. Business plan. Maka ada baiknya kita letakkan prinsip “Jadilah sesuai kehendak-Mu”. Jadi, bukan karena kehendak kita atau kehebatan kita atau kemampuan kita.
Dalam kisah Raja Daud, beliau selalu mengatakan bahwa untuk menjadi anak Tuhan pun tidak bisa semua diterima. Mau menyumbang Gereja pun tidak semua orang bisa hanya perkenaan-Nya saja kita bisa menyumbang. Jadi tidak bolehlah kita menyombongkan diri.
Demikian saat kita meletakkan koin 1000 rupiah ke tangan pengemis. Berterima kasihlah kepada pengemis tersebut dan Tuhan karena perkenaan-Nya. Pengemis tersebut mau menerima uang 1000 rupiah. Bayangkan kalau saat kita memberi ke pengemis tersebut, lalu uang 1000 rupiah dilempar kembali ke kita. Apa lagi diikuti ucapan harga diri.
Lamaran bisa menjadi bagian dari kita untuk meletakkannya dalam langkah kita bukan saja untuk orang lain. Misalnya saat kita mau berbuat sesuatu mari kita undang Tuhan. Letakkan lamaran kita kepada-Nya dan taruhlah semua rencana kita dalam nampan lamaran agar Tuhan memberkatinya. Dalam damai, ada suka cita dan dalam suka cita ada kebahagiaan.

2 thoughts on “Lamaran

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s