Hati Nurani

Tiada seorangpun bisa mengenal hati nuraninya sebelum dia tahu bagaimana memiliki seorang sahabat sejati (Confusius)

Screen Shot 2013-06-12 at 2.18.11 PMSore ini saya terbang dengan Batik Air menuju kota pahlawan. Masih teringat waktu saya diundang tanpa disengaja menaiki penerbangan perdana Batik Air Jakarta-Surabaya.
Berdua dengan sahabat saya kami menempuh perjalanan 690 km menuju Surabaya. Cuaca bagus sekali. Pesawat kosong boleh dibilang kurang dari sepuluh persen penumpang. Sesuai penuturan pramugari memang sudah seminggu ini penerbangan sepi sekali. Demikian juga pemandangan di airport sepi sekali. Saya rasa sebagian orang lebih siap tinggal di rumah saja karena suasana kurang menguntungkan berada di luar.
Saya pun sebenarnya enggan melakukan perjalanan, karena hati kecil saya juga mengatakan lebih baik tinggal di rumah dulu. Namun ini ada sahabat yang istrinya meninggal dan juga ada sedikit outstanding tugas di Surabaya, jadi apa boleh buat saya harus jalan.
Sebab menurut saya persahabatan tiada duanya di dunia ini karena tanpanya dunia pasti sepi. Bekerja untung rugi, nasib baik-buruk, usaha jatuh-bangun dan semuanya biasa saja tetapi persahabatan istimewa sekali. Menurut saya lho! Karena ada orang mengatakan bisnis ya bisnis, uang ya uang. Persahabatan tiada artinya kalau dinilai dengan uang atau bisnis itu.

Kemarin kita semua menyampaikan pilihan kita untuk Presiden 2014 – 2019. Kita tentu teringat selalu ungkapan pilihlah sesuai hati nurani. Menarik sekali kata hati nurani. Karena bagaimana hati nurani berkata dan bagaimana kita merasakan hati nurani dan bagaimana kita menuruti hati nurani itu. Saya mengutip Gong Fu Tse mengatakab bahwa :
“Tiada seorangpun bisa mengenal hati nuraninya sebelum dia tahu bagaimana memiliki seorang sahabat sejati.” Saya jadi merenung apa hubungan antara hati nurani dan sahabat. Apa kalau orang tidak punya sahabat artinya tidak memiliki hati nurani? Atau sebaliknya orang tidak memiliki hati nurani berarti tidak punya sahabat?
Dulu pernah ada seorang sahabat yang selalu bilang saya sombong karena suka pilih-pilih sahabat. Dia juga bilang kalau saya tidak punya hati nurani karena memilih sahabat tertentu saja. Saat itu saya agak tersinggung dengan kata kata sahabat saya itu. Namun setelah dimakan usia, saya semakin sadar bahwa kata sahabat saya tersebut ada benarnya bahwa manusia hidup perlu sahabat. Kalau kita menjalin sahabat sejati maka disana hati nurani berkarya. Kita pun mudah sekali mendengar bagaimana hati nurani kita berkata-kata bahkan mempengaruhi hidup kita. Dan di sini kita perlahan-lahan mulai bisa memahami arti hati nurani dan hubungannya dengan sahabat.
Persahabatan itu berbeda sekali dengan ikatan keluarga, hubungan darah atau ikatan janji, karena nilai persahabatan tidak diatur oleh tulisan dan kata-kata, ungkapan dan janji, tetapi diikat dengan hati nurani, sehingga kita bisa merasakan betul Cinta Kasih Tuhan buat kita.
Saya ingin mengajak semua sahabat untuk sedikit merenung untuk hati nurani supaya kita semakin mengerti arti persahabatan. Semoga tulisan singkat ini semakin mengikat persahabatan kita dalam Cinta Kasih Tuhan sendiri. Salam dan doa.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s