Warisan adalah bagian dari sengketa terbesar, tetapi jika diatur dengan baik sungguh indah hasilnya (Rockefeller)
Malam ini saya menerima undangan makan malam dari sebuah Bank terkenal, sebelum menikmati makan malam di Penang Bistro Kelapa Gading, ada presentasi menarik tentang Wealth Management. Materinya cukup menarik. Sayangnya peluang besar seperti perkenalan antara nasabah belum maksimal sehingga kurang kesempatan untuk terjalin bisnis antara nasabah. Malam ini saya jadi teringat dengan kisah William Rockefeller Jr, tentang John Davidson Rockefeller, pendiri Chase Manhattan Bank dan keluarga besar Rockefeller. Saya juga teringat tentang kisah Suksesnya sampai cerita umur panjang,
JDF diusia 53 tahun sudah menerita sakit lambung yang sangat parah dan diperkirakan tidak bertahan lama, padahal penghasilan per bulan saat itu sudah mencapai nilai USD 5.000.000,00. Beliau bisa bertahan hidup sampai 98 tahun.
Memang benar seperti yang disampaikan oleh pembicara tadi bahwa salah satu sengketa dalam keluarga adalah warisan. Dalam bukunya Rockefeller sangat memperhatikan hal ini. Kita semua belum tentu ada jaminan bahwa warisan kita bisa membahagiakan anak cucu kita nantinya.
Warisan menjadi menarik kalau kita menyaksikan kejadian-kejadian yang ada.
Ada kisah tentang seorang ayah dengan tiga anak. Mereka hidup bahagia dan penuh sukacita. Anak yang sulung saat ayahnya meninggal menolak semua warisan ayahnya yang diberikan kepadanya. Si sulung memberikan kepada kedua adiknya yang nota bene masih susah. Sepuluh tahun kemudian sang kakak mengalami kebangkrutan. Hidupnya susah sehingga anak-anaknya terlantar. Si sulung meminta adik-adiknya membantunya. Tetapi, apa pasal, mereka tidak mau membantu sang kakak lagi. Kasus ini akhirnya menuju ke pengadilan dan sang kakak memenangkan kasus ini dan mengambil semua bagiannya kembali beserta bunga dan hasil keuntungannya. Karena kasus warisan itu dimata hukum tidak ada masa habisnya (kalau di Indonesia dipertimbangkan setelah 30 tahun). Akhirnya keluarga tersebut bersengketa menyebabkan kakak adik putus hubungan keluarga karena warisan.
Keluarga merupakan ikatan suci, tetapi hati-hati karena warisan dapat memporak-porandakan kesucian hubungan keluarga. Warisan bisa menimbulkan permusuhan. Siapa yang salah? Sampai ada pepatah lebih baik tidak ada warisan, tetapi apa betul?
Secara rohani ada warisan-warisan lain yang perlu kita perhatikan, bukan saja warisan harta benda, tetapi masih banyak warisan lain, termasuk hak cipta intelektual, tahta, kekuasaan, juga kepribadian baik yang menjadi warisan tidak ternilai bagi anak cucu kita.
Sekarang bagaimana kita mempersiapkan warisan ini bagi keturunan kita? Memang perlu suatu kebijaksanaan yang tinggi bagi kita yang mau menyaksikan anak cucu kita hidup berbahagia. Cinta adalah warisan yang paling mahal bagi saya, anda dan semua keluarga juga sahabat tercinta.