Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tetapi Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah
Penerbangan saya dan istri menuju Melbourne dengan GA 414 via Denpasar. Jadwal terbang jam 17.00 hari Minggu, jadi jam 14.00 saya sudah tiba di Airport Soetta dan menyelesaikan segala administrasinya. Pukul 17.00 WIB kami disuruh naik ke pesawat, tetapi ternyata pesawat antri di runway hampir 3 jam, dan akhirnya jam 20.00 baru terbang dan diharapkan mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali pada jam 22.30 waktu setempat, tetapi ternyata cuaca sangat buruk dan pilot gagal mendarat. Setelah berputar- putar di udara akhirnya kami mendarat jam 23.45 WITA diiringi tepuk tangan meriah seluruh penumpang yang bersuka cita. Kondisi cuaca hujan lebat sekali dan kami harus berjalan dari terminal domestik ke terminal international, yangcukup jauh. Karena hujan, maka becek dimana-mana dan tidak ada petunjuk jelas, tapi sampai juga dan sudah final call. Kami lari-lari langsung naik lagi dan pada jam 00.45 kami terbang lagi. Hampir sepanjang jalan cuaca buruk sekali, tetapi jam 09.00 waktu setempat kami mendarat di Melbourne. Suka cita besar sekali bisa bertemu anak cucu.
Saya selalu teringat ungkapan dari almarhun Bapak Capten Nayoan semasa hidup beliau katakan, “Bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tanpa ombak dan badai, tetapi Tuhan menjanjikan pelabuhan tujuan yang sungguh indah dan penuh suka cita.” Tetapi, saya menulisnnya
Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tetapi Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah.
Sahabat saya mengirim bbm curahan hati bahwa dia sedang bertengkar dengan sang suami, yang terlalu manja bahkan suka melibatkan orang tua kalau bertengkar. Bersamaan itu saya ingin mengirim tulisan ini, dan saya forward ke beliau. Pertengkaran, percekcokan bahkan perkelahian semua seumpama cuaca buruk, ombak dan badai, tetapi itu bukan pelabuhan, kita ini ibarat pelaut, harusnya kita harus mampu melewati badai dan ombak, dan menghantar keluarga kita sebagai penumpang bahtera rumah tangga menuju pelabuhan kekal yang penuh suka cita dan kebahagiaan.
Beliau membalas dengan senang hati akan merenung dan berbuat seperti apa yang saya tulis.
Ini tulisan saya yang keempat mengenai perumpamaan cuaca, pelabuhan damai, dan bahtera rumah tangga, tetapi kali ini saya menggaris bawahi tentang “mendarat”, yang berarti kita turun menuju darat. Kalau kita di atas pesawat apa yang terlihat adalah semua siap-siap, pasang sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, pokoknya semua duduk manis untuk menantikan pendaratan. Saya sendiri isi dengan doa, dan membaca Kitab Suci atau cerita untuk melepas ketegangan.
Memang “mendarat” harus dipersiapkan. Saat kita akan menyambut NATAL itulah pendaratan yang indah, kita isi dengan persiapan-persiapan, seperti ada Novena Kanak-kanak Yesus yang bagus sekali, ada pohon terang, ada goa macam-macam, tetapi yang kita perlukan sekarang adalah pilot yang tangguh untuk mendaratkan kita semua. Siapa dia? Itu adalah “hati kecil” kita sendiri. Kebahagiaan, kesusahan, dan kebencian, serta semua perasaan lainnya hanya ditentukan sang pilot di hati kita. No other one! Selamat mendarat. Salam dan doa.
Tuhan pasti menyayangi umatnya, dan Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk umat-umatnya.
Cuaca buruk dalam perjalanan kita adalah salah satu rencana Tuhan, karena Ia ingin agar kita untuk dibentuk lebih lagi sesuai dengan rancangan-Nya. Karena pada dasarnya kita semua mempunyai sebuah kelebihan yang berbeda tiap pribadinya, tapi terkadang kita tidak menyadarinya karena kita terlalu santai didalam zona nyaman kita 😉
dalam kehidupan yang paling penting ialah hasil akhir. karena seberat apapun prosesnya kalau hasil akhirnya gagal, semua akan sia-sia. begitu juga apabila dimisalkan dengan perjalanan udara, tempat mendarat ialah tempat terbaik yang pernah ada. Tuhan selalu menyediakan tempat mendarat terbaik bagi setiap umat-Nya sekalipun Ia juga memberikan badai atau cuaca buruk. Ia ingin tahu seberapa tangguh kita untuk bisa sampai di tempat terbaik.
mungkin maksut dari artikel ini adalah walaupun kita menghadapi cobaan yg berat, tetaplah berusaha. Karena walaupun begitu diakhir nanti kita akan mendapatkan hasil yg setimpal sesuai dengan semangat kita
Mendarat
• Segala sesuatu harus penuh dengan kesabaran, dan usaha yang keras dan tidak lupa kepada pencipta karena hanya dia lah yang mengetahui segalanya yang ada di permukaan bumi.
• Sebagai manusia kita harusmempunyai sifat optimis, karena dibalik semua penderitaan pasti ada keindahan.
“Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tetapi Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah”
mungkin disini pengertia cuaca dan mendarat adalah di mana kondisi kita saat menghadapi suatu masalah dan bagaimana cara kita untuk menghadapinya,
saat mendarat di segala kondisi dibutuhkan persiapan yang sangat baik, di mana setiap pendaratan pesawat di butuhkan seorang pilot untuk mengendalikan pesawat tersebut, pilot ini adalah akal pikiran dan hati nurani kita yang kita gunakan untuk menyelesaikan semua masalah kita agar kita bisa menyelesaikan masalah kita dengan indah.
Tuhan memang tidak selalu memberikan jaminan kepada kita akan hal-hal yang indah dan baik.. Namun Tuhan dapat menjamin dibalik cobaan pasti ada penghiburan.. Terima kasih artikelnya..
artikel mendarat berhubungan dengan cara seorang manusia menghandel situasi dalam hatinya. pilot diibaratkan sebagai hati kecil kita yang menentukan setiap tindakan yang kita lakukan, serta menentukan situasi hati kita apakah senang, sedih, marah, benci, dll
“Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah”, rencana Tuhan selalu indah pada akhirnya. Artikel inspiratif
saya juga ingat dengan postingan teman saya di FB namun sedikit saya modifikasi :
ketika kita meminta untuk kesuksesan, maka yang Tuhan berikan bukan harta yang banyak, namun otak, semangat, dan kesempatan untuk menggapai kesuksesan.
sama seperti yang beliau katakan. bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tetapi Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah. sama seperti kehidupan kita, Tuhan tidak menjanjikan kita akan hidup enak, tapi Tuhan menjanjikan hidup yang kekal di surga bersama Dia. 😀
Sebuah kisah yang membawa kita berpikir ulang tentang segala masalah yang menghadang kita. Dari kisah ini masalah hanyalah suatu cuaca buruk dikehidupan yang akan “mendarat” indah pada tujuannya. Jadi tetaplah optimis dalam menghadapi masalah karena ada sesuatu yang indah pada ujungnya.
di dalam sebuah hubungan. pertengkaran tidak mungkin dapat di hindari. Kita bertengkar karena ada rasa sayang dan peduli. pertengkaran bisa merusak dan memperbaik sebuah hubungan dan ini semua balik lagi ke tujuan kita yaitu pelabuhan yang indah atau perpisahan.
Tuhan selalu memberikan kita cobaan,tetapi Dia juga akan memberikan kita tempat terindah untuk kita mendarat setelah menghadapi berbagai cobaannya. Jangan lah kita beburuk sangka ke semua cobaan yang diberikan. Yakin lah selalu bahwa ada tempat indah untuk kita mendarat setelah melalui semua cobaan itu.
Bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tanpa ombak dan badai, tetapi Tuhan menjanjikan pelabuhan tujuan yang sungguh indah dan penuh suka cita.
kita ini ibarat pelaut, harusnya kita harus mampu melewati badai dan ombak, dan menghantar keluarga kita sebagai penumpang bahtera rumah tangga menuju pelabuhan kekal yang penuh suka cita dan kebahagiaan.
tuhan tidak pernah menjajikan cuaca yg baik tpi tuhan menjanjikan tempat mendarah yg indah, kata yg pendek in menurut saya sendiri berarti setiap masalah yg tuhan berikan selalu berujung pada ke indahan, trimakasih buat penulis artikel ini pelajaran hidup yg sederhana tpi sungguh beharga
tuhan tidak pernah menjajikan cuaca yg baik tpi tuhan menjanjikan tempat mendarah yg indah, kata yg pendek in menurut saya sendiri berarti setiap masalah yg tuhan berikan selalu berujung pada ke indahan, trimakasih buat penulis artikel ini pelajaran hidup yg sederhana tpi sungguh berharga
04PKF_santoso
1601284440_Ajeng Anisahidayah
Ya, seperti perjalanan hidup. Tuhan tidak pernah menjajikan jalan yang mudah untuk melaluinya, tetapi Ia menyediakan akhir yang indah bagi siapa yang berusaha. Sekiranya kita selalu tabah dan melakukan usaha yang tidak terputus ketika dihadapkan dengan suatu kesulitan. Karena kita memiliki harapan untuk melihat akhir yang indah dari perjuangan kita tersebut.
Quote “Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tetapi Tuhan menjanjikan tempat mendarat yang indah.” adalah quote yang memiliki banyak arti. Bagi saya Tuhan akan selalu melihat hambanya, dan saya yakin Tuhan akan memberikan hal yang terbaik kepada hambanya selama hamba tersebut mampu bersyukur atas semua nikmat yang di berikan Tuhan.
Bagi saya , saya membaca artikel ini karena melihat quote yang ada di judul, dan itu dapat menarik perhatian saya. dan saran, kalau bisa di setiap di bikin quote yang bisa menarik pembaca.
Tuhan tidak pernah menyediakan perjalan hidup yang selalu indah, justru Tuhan akan mengetes kita melalui jalan terjal yang kita hadapi. Kita harus selalu yakin apabila perjalanan hidup ini berat dikarenakan masalah yang menumpuk Tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik untuk kedepannya
Saya setuju dengan artikel mendarat ini dan juga kalimat “Tuhan tidak pernah menjanjikan cuaca baik, tanpa ombak dan badai, tetapi Tuhan menjanjikan pelabuhan tujuan yang sungguh indah dan penuh suka cita.” Siapa yang tidak senang ketika kita bisa mencapai tujuan dengan selamat dan bertemu dengan orang yang kita harapkan. Memang mendarat merupakan hal yang menegangkan dalam sebuah penerbangan, akan tetapi itulah yang harus kita alami untuk sampai dan bertemu dengan orang yang kita sayang. Sama seperti dalam hidup kita jika mengalami masalah yang dapat disamakan dengan keadaan mendarat dalam sebuah penerbangan. Masalah tersebut merupakan hal kecil dalam hidup kita yang harus kita lalui agar kita dapat tumbuh lebih tegar dan kuat dalam menjalani hidup.
mendarat sebenarnya menjelaskan banyak hal dari persiapan, kesiapan dan juga perizinan. sebuah pesawat tidak akan mendarat jika tidak mempersiapkan seluruh penumpang untuk mendarat. pesawat juga tidak akan mendarat kalau pesawat itu sendiri tidak disiapkan untuk mendarat dan tidak siap untuk itu. pesaawat juga mendarat saat sudah mendapat izin dari menara kontrol di landasan. hidup kita pun sama dengan itu. tanpa persiapan, kesiapan dan tentunya izin dari Yang Maha Esa kita tidak akan pernah dapat mendarat ditempat tujuan kita.
Memang cuaca yang diberikan Tuhan bermacam- macam. Kita mungkin tidak dapat sesuatu selalu baik. Ada kalanya diatas dan dibawah. Tapi mengenai pendaratan, kadang Tuhan memberikan yang terbaik,jujur saja saya belum pernah mendarat dengan pesawat.
Lisa Catharina P
1601248095/04PIM
Saya setuju sekali dengan artikel yang satu ini, pengibaratan yang simple namun bagus. Memang ada kalanya dalam hidup kita menghadapi berbagai macam cuaca buruk, ombak, badai, dll. Dan sudah merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan sampai di tujuan yang benar. Maka dari itu, sang ‘pilot’ juga harus dapat memilah situasi dan bertindak sesuai dengan penilaian dan pemikiran yang konkrit.
jika kita menginginkan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu, sebelumnya persiapkan terlebih dahulu apa saja yang harus diperlukan. karena jika tidak, bisa saja yang kita inginkan atau yang akan kita lakukan itu akan menjadi gagal dan tidak terwujud seperti yang diinginkan. jika semuanya itu sudah dipersiapkan, maka kita akan bisa senang dan santai untuk menjalaninya.
1601277290_04PJT_Abraham
Terkadang dalam hidup ini ketika menghadapi segala bentuk macam persoalan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan,tetapi perlu sebuah proses untuk menyelesaikannya.Bila kita terus berlarut didalam persoalan tersebut maka kita tidak akan “mendarat”.Ketika sedang menghadapi suatu persoalan hal yang kita harus lakukan adalah berpikir positif/positive thinking,tetap tegar,yakinlah kalau dibalik itu semua sudah ada kebahagiaan yang menunggu kita
nih ini yang bagus banget “Memang “mendarat” harus dipersiapkan. Saat kita akan menyambut NATAL itulah pendaratan yang indah, kita isi dengan persiapan-persiapan, seperti ada Novena Kanak-kanak Yesus yang bagus sekali, ada pohon terang, ada goa macam-macam, tetapi yang kita perlukan sekarang adalah pilot yang tangguh untuk mendaratkan kita semua. Siapa dia? Itu adalah “hati kecil” kita sendiri. Kebahagiaan, kesusahan, dan kebencian, serta semua perasaan lainnya hanya ditentukan sang pilot di hati kita. No other one! Selamat mendarat.”
Dalam artikel ini, hal yang saya dapatkan adalah kita dalam menjalani hidup didunia ini kita di ibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang menempuh berbagai macam keadaan, tetapi yang kita inginkan adalah mendarat dengan selamat di tujuan.
Jadi walaupun hidup ini mempunyai banyak liku-liku, kita harus tetap tegar dan menjalani hidup ini, karena yang kita inginkan adalah hidup bahagia di kehidupan ini.
Turut prihatin membaca artikel ini ketika pesawat Malaysia Airlines MH-370 hilang dalam kecelakaan. Tuhan tidak selalu menjanjikan kita mendarat di daratan yang sesungguhnya. Ia tidak pernah menjanjikan bagaimana kita mendarat, apa kondisi kita saat kita mendarat dan dimana kita mendarat. Persiapan kita hanya satu, yaitu berdoa. Berdoa kepada Tuhan akan apa yang sudah kita perbuat selama hidup dan juga berdoa agar keluarga yang kita tinggal dapat rela melepas kita dalam “pendaratan” ini. Sekian 🙂