Legitimasi

Bergerak dalam suatu tindakan memerlukan legitimasi penuh.

Suatu legitimasi dapat diperoleh dengan berbagai cara yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni secara simbolis, prosedural atau material. Max Weber mendefinisikan tiga sumber untuk memperoleh legitimasi, yaitu adalah tradisional, kharisma dan legal/rasional.
Kalau memimpin suatu organisasi, maka mutlak sang pemimpin harus mendapatkan legitimasi, karena tanpa itu dia susah bergerak. Demikian juga dalam usaha, maka semua legitimasi diperlukan terutama prosedural dan legal. Apalagi kalau kita mengerjakan proyek besar.
Ada beberapa tipe legitimasi, yaitu: legitimasi tradisional, legitimasi ideologi, legitimasi kualitas pribadi, legitimasi prosedural dan legitimasi instrumental. Bagaimana kita mengerti hal tersebut di atas, jika kita tidak berusaha mendapatkannya? Oleh karena itu, kita harus berusaha mendapatkannya dengan cara dan gaya masing masing.
Kepemimpinan itu dimulai dari diri sendiri dan harus dilahirkan. Untuk memimpin diri sendiri diperlukan legitimasi. Seperti ada tradisi dalam masyarakat yang mengatakan “Memimpin diri sendiri saja tidak bisa bagaimana mau memimpin orang lain?”. Sebenarnya begitu kita lahir kita sudah mendapatkan legitimasi memimpin diri sendiri. Demikian bayi menangis, sebenarnya dia sudah memimpin kita untuk mengganti popoknya. Tetapi sayangnya kelak legitimasi diri kita hilang karena kemalasan, kebodohan, kecerobohan dan kesombongan diri.
Siapa yang menyuruh kita bersih, rapi dandan (make up), rajin, suka berdoa, sering ke gereja? Apakah semua karena istri? Atau karena dipaksa suami? Mungkin kita sendiri yang menjawabnya lalu kita mengenal legitimasi lebih jauh. Sungguh indah kalau kita bisa mendapatkan legitimasi diri kita dan menuju ke legitimasi diri secara eksternal seperti di kantor, lingkungan dan masyarakat apalagi dengan adanya kharisma dan kepercayaan. Semoga Tuhan membantu, melindungi dan menjaga kita.

2 thoughts on “Legitimasi

  1. Leonard Arden ubm

    saya sangat setuju dengan artikel ini, memang suatu tindakan memerlukan legitimasi penuh. dari saat kecil, saat duduk di bangku sekolah misalnya, kita sudah memiliki jiwa kepemimpinan, menjadi seorang ketua kelas misalnya atau menjadi bagian dari pengurus kelas, pengurus osis dll. kita bisa melatih diri kita dan mengembangkan jiwa kepemimpinan kita lewat organisasi-organisasi yang telah ada.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s