Berdiri di kaki sendiri
Semasa pemerintahan Presiden Bung Karno di awal tahun 1960 semua pihak mengalami kesulitan. Rakyat sangat menderita. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak, tetapi pemerintah belajar dari India dimana Mahatma Gandi mencetuskan Gerakan Swadesi untuk melindungi dan menghidupkan rakyat tanpa ketergantungan luar negeri. Di Indonesia kita sebut Berdikari atau berdiri di kaki sendiri.
Memasuki era 90-an, Cina bagaikan raksasa bangun tidur. Seluruh dunia sama sekali tidak memandang sebelah mata. Mana mungkin sebuah negara melarat, kacau balau, penuh korupsi dan amburadul bisa bangkit berdiri dan membuat semua negara di dunia hanya melongo saja.
Saya masih ingat Eropa 1992, Uni Eropa bersatu dengan satu mata uang Euro. Seakan-akan nanti USD akan bertekuk lutut. Amerika sibuk dengan perang teluk dan melawan teroris. Australia sibuk dengan Ground Policy. Sedang di negara Asia lainnya termasuk Indonesia sibuk dengan politik dan demokrasi. Cina tanpa bantuan luar negeri. Cina benar-benar berdikari maju termasuk menerobos globalisasi tanpa ragu-ragu merebut pasar. Cina tanpa malu-malu membuat produk alternatif.
Masih ingatkah Peristiwa Malari 15 Januari 1974 di Jakarta saat kunjungan Perdana Menteri Jepang Tanaka? Saat itu terjadi demonstrasi besar-besaran seperti tahun 1998. Ribuan mobil Jepang dibakar dan ratusan korban jiwa sampai akhirnya sahabat saya Dokter Hariman Siregar Cs harus mendiami Cipinang selama 15 tahun. Gejolak ini bukan saja di Indonesia, tetapi hampir seluruh negara Asia termasuk Cina, Malaysia, Singapura, Thailand dan sebagainya
Tetapi tentacle Cina masuk ke seluruh dunia. Tidak ada satu pun yang protes bahkan semua mendukungnya. Aneh sekali. Di Australia semua boneka koala dan kanguru bertuliskan made in Cina. Romo Boli Ujan, SVD saat bersama saya belanja di Mal. Beli baju Made in Cina. Beli apa saja Made in Cina. Akhirnya beli sepatu merk Bata dan Made in Cina. Lalu, kami berdialog dengan pemilik toko yang kebetulan ada. Katanya pabrik sepatu Bata sudah tutup, sekarang semua beli dari Cina. Eropa, Amerika, Australia bahkan NEC (New Economic Country) seperti Malaysia, Singapura, Thailand sebagian besar menggunakan produk Cina.
Berdikari di Indonesia hampir sudah punah. Tingkat ketergantungan terhadap Cina besar sekali. Sama seperti Paris marah sama Beijing dan mau boikot Olimpiade, tapi harus diakhiri dengan permintaan maaf Presiden Perancis karena Cina akan membatasi Ekspornya ke Perancis.
Lho aneh. Kok yang jual yang menguasai pasar. Padahal yang membeli juga punya kemampuan. Sama halnya kedelai Cina. Indonesia akan kolaps tanpa tempe. Begitu pemerintah mengeluarkan keputusan umurnya hanya 15 hari karena harus ditarik karena tempe hilang di pasaran.
Berdikari masih terkenang. Mari kita membangun jiwa raga kita dengan kemampuan kita. Hidup kerohanian kita tidak boleh tergantung import. Kita harus mampu produksi sendiri. Biar negara sudah lupa berdikari, tapi jiwa kita tetap harus mampu berdiri di kaki sendiri. Tuhan memberkati dalam cinta kasih-Nya.
kita harus membangun jiwa raga dengan kemampuan kita sendiri. Selagi kita masih mempunyai kemampuan kita harus berusaha. Jangan terlalu mengandalkan orang lain yang nantinya malah akan menjerumuskan kita atau malah membuat kita tidak maju-maju dalam berkarya. Suskses itu di tangan kita, kita yang mengaturnya sendiri bukan orang lain!..
negara tidak akan maju apabila tidak ada komitmen dan kerja sama antara rakyat dengan pemerintah. semua berawal dengan hati kita apabila kita tidak sadar dan tidak mau peduli dengan negara kita sangat sulit sekali untuk mencapai harapan kita. stop pemakaian produk dari luar negeri karena hanya memerugikan negara kita sendiri. banyak yang bilang buatan produk negara kita sangat rendah dibandingkan pruduk uar negeri. rela mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan pruduk luar negeri dan sulit mengeluarkan uang demi mendapatkan produk negara sendiri. jiwa kita harus selalu diisi dengan kerohanian agar kita tidak gampang terhasut dari yang lain.
Orang yang mampu berdikari merupakan orang yang telah mengerti apa itu hidup, meski merupakan makhluk sosial, namun ada kenyataannya ada beberapa hal yang harus kita lakukan sendiri, salah satunya adalah dalam kehidupan rohani. Dalam kehidupan rohani, kita yang mengatur sendiri hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa, bukan diatur oleh orang lain, orang lain hanya berperan sebagai pendukung ataupun penyemangat bagi kita. Dalam kehidupan, berdikari dibutuhkan untuk mengatur dan membina diri sendiri dalam karier, pilihan hidup ataupun hal lain yang menyangkut hidup kita.
Berdikari masih terkenang sampai saat ini . Jika kita ingin membangun jiwa raga kita dengan kemampuan kita. Maka kehidupan kerohanian kita tidak boleh tergantung import/ orang lain. Kita harus mampu berjalan sendiri. Biar negara sudah lupa berdikari, tapi jiwa kita tetap harus mampu berdiri di kaki sendiri. Tuhan akan selalu memberkati dalam cinta kasih-Nya untuk kita semua. Selagi kita masih berusaha ya apa salahnya kita berusaha sendiri dulu jika kita membutuhkan pertolongan orang tapi kita jangan terlalu berharap akan pertolongan itu, dan jangan selalu tergantung kepada orang lain. Karena orang lain blm tentu menolong kita. Kunci kesuksesan hanya ada dalam diri kita sendiri bukan berada di tangan orang lain.
Setuju, kita harus lebih memilih memakai produk dalam negeri dibandingkan barang import. Di lain hal barang lokal adalah barang murah dan terjamin akan kualitasnya. untuk itu, mari kita membangun jiwa raga kita dan mampu memproduksi suatu barang sendiri.
Ya Cina sungguh kuat, di negara mana tak ada tulisan lebel “Made In China” bahkan mencari Made In Indonesia saja susah. Produksi yang luar biasa dan juga harga yang murah benar-benar perang di antar politik. Hampir sama saja China menguasai Dunia bila China menguasai makanan maka habislah jika China tak memasok bahan makan tersebut. Jadi jadilah seperti Negara China ada pepatah juga yang mengatakan “Mengejar Ilmu sampai ke China”
Berdikari..berdiri di kaki sendiri belum bisa d lakukan indonesia,,
Indonesia belum bisa berkembang pesat seperti cina..
Indonesia masih perlu belajar dan berbenah diri.
kita harus membangun jiwa raga dengan kemampuan kita sendiri. Selagi kita masih mempunyai kemampuan kita harus berusaha. Jangan terlalu mengandalkan orang lain yang nantinya malah akan menjerumuskan kita atau malah membuat kita tidak maju-maju dalam berkarya. Sukses itu di tangan kita, kita yang mengaturnya sendiri bukan orang lain..
karena dengan kita membangun jiwa sendiri dengan kemampuan kita. kita athu dimana letak kelemahan dan kelebihan diri kita. Oleh sebab itu bangunlah jiwa kita sendiri.
pengertian berdikari adalah akr v berdiri di atas kaki sendiri; tidak bergantung kpd bantuan orang lain: orang yg sudah dewasa harus hidup —
Saya sangat terkesan dengan usaha China yang mampu berjuang sendiri tanpa mengharapkan adanya bantuan dari negara lain, Indonesia harusnya mencontoh China sebagai panutan. China mampu keluar dari berbagai permasalahan politik dan ekonomi yang sedang melanda negaranya saat itu karena saya yakin China terus berusaha untuk mengenal kelebihan yang dimiliki oleh negaranya sendiri, hingga ia mampu memanfaatkan seluruh kelebihannya itu untuk mendatangkan suatu kemajuan pesat.
negara kita masih negara yang berkembang, padahal tidak sedikit konglomerat yang ada di negara kita. apa salahnya kita memakai produk dalam negri memajukan perdagangan dan nilai uang rupiah.jika perlu ekspor barang kita keluar negri bukan malah kita membeli produk luar,sehingga produk indonesia sendiri di nomor 2 kan.
Emang tidak ada salahnya untuk meniru atau mencontoh dari luar, namun tidak ada salahnya juga untuk lebih mencintai produk dalam negri kita sendiri. Walaupun masih negara berkembang tapi saya yakin kualitas di indonesia pasti tidak kalah saing dengan negara2 maju lainnya .