Sesungguhnya kebetulan itu tidak ada, yang ada hanya terkejut.
Suatu perjalanan ke mana saja pasti akan melihat fatamorgana, ada yang baik ada juga yang kurang bahkan ada tidak baik menurut pandangan manusia. Padahal bagi Allah semua kejadian baik adanya.
Suatu hari saya terbang dari Medan ke Jakarta dengan Garuda. Penerbangan siang hari tapi cuaca buruk sekali. Semua itinerary saya telah diatur oleh protokol. Saya bersama sahabat Pak JP Soetadi Martodihardjo. Pada saat di atas pesawat saya duduk kursi nomor 1A dan 1B. Anehnya di eksekutif class ini hanya kami berdua saja. Perasaan saya tambah aneh karena beberapa sahabat saya, juga ada boss saya semua naik ekonomi. Padahal rata-rata mereka biasa pakai kelas bisnis. Tidak berapa lama naiklah Sultan Hamengku Buwono X bersama Ratu Hemas di kursi nomor 1D dan 1E dan duduk pas di samping saya. Sahabat saya tadi langsung sembah sujud dan salam serta mencium tangan rajanya. Ini tradisi Jawa sedangkan saya hanya salaman dan senyum saja, karena saya dan Sri Sultan sudah kenal cukup lama. Beliau juga bisa menyebutkan namaku dan sekaligus arti nama saya.
Kelihatannya seluruh ruang kelas kksecutive dikosongkon untuk Sri Sultan dan Ratunya, tapi entah mengapa saya juga tidak tahu, apakah ada sengaja diberikan khusus kursi dengan nomor 1 di samping raja. Sedangkan kapasitas ruangan 40 kursi hanya diisi 4 orang. Bahkan hadir walikota dan pejabat lainnya semua di kelas ekonomi. Tentu saja saya tersanjung bahkan biasa didampingi 3 pramugari kali ini 6 orang pramugari dan semua dengan kostum khusus kerajaan. Di atas pesawat kami bercerita panjang lebar dan bernostalgia di masa lalu. Kami tidak lupa berbicara tentang filosofi dan ritual keagamaan, saya juga menyinggung falsafah Jawa “SOPO WERUH ING PANUJU sasat SUGIH PAGER WESI” (Semua tujuan luhur pasti dituntun, dan tidak terjadi secara kebetulan — terjemahan versi saya)
Memang bertemu dengan Sri Sultan tidaklah mudah apa lagi bisa ngobrol santai dan bercanda selama dua jam di atas pesawat bahkan ikut kuliah atau belajar tentang kehidupan, baik sebagai orang biasa juga sebagai seorang raja.
Siang tadi saya menghadiri acara Halal bi Halal. Ada Lurah Jelambar, para ketua RW, para ketua RT, ibu-ibu PKK, pejabat Muspida, tokoh-tokoh masyarakat. Saya didudukan di paling depan bersama bapak Lurah Jelambar dan istri.
Dalam Santapan Rohani Ustad Ratno, memberikan Tadyaah sebagai Siraman Rohani yang adem. Yang menarik adalah kisah tentang sahabat Nabi Muhamad SAW, seorang buta dan rumahnya jauh dari mesdjid. Lalu beliau menghadap nabi mohon ijin pindah tinggal dekat mesjid atau di dalam mesjid, tapi kata nabi, jangan! Kalau begitu saya beribadah di rumah saja, juga kata nabi jangan! Jadi saya harus bagaimana? Kata nabi : “Kalau kamu berjalan ke mesjid, karena setiap langkah kirimu akan menghapus dosamu, dan setiap langkah kananmu akan membeikan kebahagiaan bagimu, dan jarak jauh akan berobah menjadi dekat!
Saya masih termenung ingat pepatah Jawa tadi dan saya juga tidak kebetulan dengar santapan rohani ini. Maklum karena rumah saya dekat sekali dengan Gereja Paroki Santo Kristoforus Jakarta.
Memang benar bahwa jarak kita dengan rumah ibadah bukanlah jauhnya jalan tetapi hati kita. Jadi, kalau hati kita jauh dari Tuhan jarak 100 meter dari rumah ibadah pun tidak akan sampai. Sebaliknya jarak 10km pun kita bisa sampai!
Sedangkan langkah kiri kita adalah niat. Setiap niat baik yang kita jalankan pasti akan dituntun. Otomatis akan menghapus dosa kita. Sedangkan langkah kanan kita adalah ibadah (menyenangkan hati orang adalah ibadah), sehingga setiap kita beribadah hadiahnya adalah kebahagiaan kita. Seperti saya sering sampaikan bahwa di dalam kebahagiaan ada keselamatan dan kesembuhan.
Acara ditutup dengan doa oleh Ustad, bersalam-salaman, saling memaafkan dan makan siang. Sungguh berbahagia. buat saya dan Anda sahabat-sahabatku karena kita sering menerima berkat. Kita sering mengibaratkan berkat itu sebagai kebetulan, dan terjadinya tanpa kita duga. Bagaimana pun juga Tuhan selalu menuntun kita di jalan benar tetapi kita yang sering keluar dari jalur yang benar.
artikel ini membuat saya sadar, bahwa benar adanya bahwa kebetulan itu tidak ada.
semua itu pasti sudah di atur oleh Tuhan yang maha esa.
hidup itu bukan suatu kebetulan. tapi hidup adalah anugrah. Anugrah terindah dari Tuhan karna dia sudah mengatur setiap kejadian yang akan teerjadi dihidup kita.
Wah beruntung sekali ya anda. Menjadi orang yang terpilih dari semuanya. Pasti menyenangkan sekali mendapat kesempatan seperti itu. Tidak pernah terbayang sebelumnya. Dan benar, tidak ada “kebetulan” di dunia ini, semua telah di atur dan di bawah kendalinya. Dan juga tidak ada “mungkin” di dunia ini, semua adalah pasti dan bisa terjadi karena kuasa-Nya.
artikel ini membuat kepala saya terbuka seakan saya akan percaya bahwa kebetulan itu tidak ada dan saya tambah percaya bahwa semua itu akan di atur oleh tuhan saya yaitu Allah SWT
Emang tidak sedikit orang yang percaya kebetulan. Namun dari artikel ini dapat kita pahani bahwa semuanya pasti terjadi karna ada alasan dan semua yang terjadi pasti baik di mata Tuhan. Semua di dunia ini ada di tangan Tuhan namun bagaimana manusia untuk memilih dan menentukan bagaimana dia mau menjalaninya
Semua telah dirancang oleh Tuhan
Menurut saya, kebetulan itu memang tidak ada..Semua yang terjadi di dalam hidup kita telah ‘ditulis’ dan diatur oleh Allah, tidak ada yang tahu isi nya selain Allah sendiri.. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu bersyukur akan apa yang terjadi di hidup kita..
kebetulan itu memang tidak ada, semuanya sudah diatur oleh Tuhan. jika ada yang hal hebat yang terjadi di hidup kita, itu bukanlah suatu kebetulan tapi mungkin itulah adalah jalan Tuhan bagi kita kita layak menerimanya. terima kasih
Kebetulan itu tidak ada, jika kita mengikuti jalan Tuhan segala sesuatu ada dalam tanganNYa
Semua yang kita jalani dalam kehidupan kita itu tidak ada yang kebetulan. Semua telah diatur dan direncanakan oleh Tuhan sedemikian rupa. Semua yang telah direncanakan oleh Tuhan bagi kita, itulah yang terbaik dan terindah bagi hidup kita.
Kebetulan , berasal dari kata dasarnya yaitu betul. Sedangkan kebenaran , berasal dari kata dasarnya yaitu benar. Antara betul dan benar yang mempunyai makna yang lebih relatif dan berarti sendiri adalah kebenaran. Jadi menurut saya, tidak ada yang namanya kebetulan di dunia. You are what you want to be , and what you think you will be. The mind is the strongest shaper of our life.