Salam dalam doa
Saat Bapak Dahlan Iskan diangkat menjadi direktur PLN maka motto yang diterapkan adalah Bekerja Bekerja Bekerja. Untuk manajer dan direksi semua harus masuk pagi hari. Minimal jam 07.00 pagi dan beliau sendiri jam 06.00 sudah di kantor. Awal mulanya hampir sebagian besar karyawan menolak dengan alasan aturan tenaga kerja, rumah jauh, dan macet. Tetapi melihat semangat perjuangannya, lalu kenaikan rating kinerja, juga pujian masyarakat, maka semua karyawan direksi sepakat mendukung beliau. Kinerja kerja PLN dari urutan ke-120 akhirnya setelah 3 tahun menduduki 10 besar.
Demikian pula setelah beliau menjadi menteri BUMN. Suatu malam makan bersama. Beliau katakan bahwa :”Bekerja untuk Tuhan itu penting, tetapi bekerja untuk membangun manusia lebih dibutuhkan Tuhan”. Saya tanyakan lebih detail lagi mungkin ada korelasi dengan perikop mencari kerajaan surga. Jawab beliau: “Kan, kita diutus, artinya harus bekerja”.
Waduh malu akunya. Setelah kurenungkan benar juga memang iman tanpa perbuatan sama dengan mati.
Saya masih dalam perjalanan ke kantor, telepon masuk tidak henti-hentinya. Sebagian besar menawarkan kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan dari Bank. Tadinya hatiku jengkel juga, tapi setelah aku refleksi ternyata mereka bekerja bekerja bekerja dan tiada letihnya. Bayangkan saja sehari minimal harus menelpon 100 orang. Aduh tentu capeknya luar biasa. Aku sangat terganggu, tapi siapa sih aku ini? Seperti lagunya Ir. Nico kalau aku matin telpon, tidak mau angkat aduh sombongnya.
Pernah sekali aku matikan, lalu telpon lagi aku matikan lagi, ketiga kalinya aku angkat, waduh disananya marah-marah katanya aku tidak sopan!!! Ok aku minta maaf lain kali jangan telpon aku lagi ya.
Seputar telepon masih juga di uber-uber agen asuransi. Kan aku udah punya asuransi tapi 10 menit saja mau jelaskan masalah asuransi. Ampun deh tapi belum legi referensi-referensi yah maklum namanya orang usaha ya dijawab saja, tapi jengkelin buat waktu habis tapi sabar ya…….
Dalam rapat BOD kantor, selalu aku ingatkan ke direksi bahwa kita perlu bekerja smart bukan bekerja keras (hard work). Kalau kita kerja otot maka hasilnya terbatas sekali oleh karena itu kita perlu untuk bekerja lebih smart dan mengatur strategi untuk bekerja.
Bekerja memang suatu bagian dari iman kita. Kita diberikan talenta dan harus kita lipat gandakan kemampuan kita. Kelak yang memberi kita talenta pasti akan tanya. Mana hasilmu?
Kemampuan kita memang terbatas. Apa lagi kita dibatasi dimensi tertentu. Namun bekerja memberikan kita kesempatan untuk terus berkembang. Dengan bertumbuh kembang maka kita pasti sukses.
Selamat bekerja, Tuhan bersamamu.
saya setuju, setiap kerjaan yang kita kerjakan harus disertai rasa ikhlas agar pekerjaan berat dan membosankan sekalipun dapat kita kerjakan karena itu tanggung jawab.
Bekerja membuat kita bisa mengenali dimana letak kelebihan dan kekurangan kita, arah pergaulan dan aktivitas kita. Bekerja menciptakan suasana santai. Bayangkan setelah seminggu membanting tulang,kemudian di akhir minggu anda menghabiskan waktu bersantai, rasanya aktivitas yang tampaknya biasa2 aja seperti menonton tv jadi demikian menyenangkan dan rileksnya.Menganggur menciptakan suasana emosional yang buruk, stress karena ga ada kerjaan & tidak ada yang bisa dikerjakan.
over bekerja tidak baik
Bekerja keras memang penting, tetapi kondisi tubuh juga penting. Sekarang ini banyak orang yang bekerja keras tanpa mementingkan kondisi tubuh, padahal saat kita sakit akan lebih banyak pekerjaan yang menumpuk. Karena itu, istirahat cukup sangatlah penting untuk memulihkan energi karena bekerja memerlukan energi yang sesuai baik energi fisik, pikiran, emosi, dan energi spiritual. Dan kondisi tubuh kita juga menentukan banyaknya jumlah energi yang kita miliki.
Saya sangat setuju dengan peraturan yang di tetapkan oleh Bapak Dahlan Iskan, ketika kita bekerja dengan giat dan benar hasil yang kita dapatkanpun akan memuaskan. Benar bahwa “bekerja untuk Tuhan itu penting” namun yang Tuhan butuhkan saat ini adalah bagaimana cara manusia untuk bekerja seperti yg dikatakan di artikel diatas. Tidak mudah untuk membentuk pribadi seseorang namun untuk mempengaruhi seseorang kita harus terlebih dahulu melakukannya agar orang lain dapat melihat bagaimana dampak baik yg terjadi ketika kita sudah melakukan tindakan tersebut. Seperti bapak Dahlan,ketika ia memerintahkan minimal jam 07.00 pagi sudh ada di kantor dan beliau sendiri jam 06.00 sudah di kantor. Menurut saya itu akan lebih efektif.
04PIM