Demo

Menyampaikan aspirasi dengan melakukan demonstrasi atau demo.

flag_1580855Saya terjebak kemarin pagi di Slipi mau menuju ke Twin Hotel untuk Breakfast. Jalan Tol Slipi Cawang ditutup, yang sudah terlanjur masuk terpaksa putar balik melawan arus. Bayangkan dari Jembatan Grogol sampai Taman Anggrek sudah 2 jam lebih. Arus dari Cawang ke Slipi juga mengalami hal yang sama. Akhirnya seluruh jalan tol lewat dari dan ke gedung MPR-DPR ditutup, sehingga semua pengguna tol harus putar melawan arus. Anehnya tidak ada warning sama sekali peringatan pemerintah daerah. Presiden yang menuju ke gedung MPR-DPR harus keluar tol dan dijemput dengan pesawat helikopter.
Melalui siaran pandangan mata Radio Elshinta, aku memantau bahwa ada Demo besar-besaran di Gedung MPR-DPR mengenai keputusan pemerintah perihal Peraturan Otonomi Daerah. Pendemo dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia dan Aliansi Desa Indonesia. Merekamenuntut bahwa setiap Kepala Desa harus menjadi pegawai negeri tetap dan aliran dana harus diatur kepala desa.
Sedih, lapar, kesel, jengkel, sebel beraduk campur baur. Coba bayangkan maksud hati menempuh jarak 1 km dalam waktu 10 menit jadi 3 jam. Kejebak dalam macet memang paling tidak enak. Tidak terbayangkan seorang sopir taxi yang tidak ada penumpang terus kejebak macet tidak terbayang air mata kesedihannya.
Demo memang baik buat ingin menyampaikan aspirasi untuk kepentingan kelompoknya tetapi banyak mengorbankan kepentingan orang lain, termasuk macet yang buat aku kesel banget. Sewaktu masih mahasiswa aku beberapa kali ikut kegiatan demonstrasi dan senang juga bisa menyampaikan aspirasi. Aspirasi berhasil atau gagal urusan kedua.
Menyampaikan aspirasi bukan saja datang dari pendemo, kadang datang dari diri kita yang memprotes pengambilan keputusan kita sendiri. Hal itu tidak terlepas dalam gereja atau organisasi, seperti perusahaan. Misalnya kita di demo karyawan sendiri atau umat yang ingin menyampaikan aspirasi tentang ketidakserasiannya dengan pemikiran kita. Kehidupan rohani juga sering kali menghadapi kenyataan ini. Hal itu dimulai dari kisah protestan sampai masa rekonsiliasi kristen.
Kalau dalam diri kita sendiri yang mengalami bagaimana bagian-bagian kehidupan kita melakukan demo? Tangan mau sendiri, kaki mau sendiri, badan mau sendiri pasti sangat repot juga. Oleh karena itu, perlu adanya harmonisasi kehidupan kita. Semoga Tuhan memberikan kekuatan buat kehidupan kita.

60 thoughts on “Demo

  1. nindyastyan

    Saya jadi ingat waktu demo dulu. Memprotes aksi kekerasan aparat polisi terhadap teman mahasiswa. Dengan atribut HmI berjalan kaki malam hari berbaris dua menyusuri tengah antara dua jalur. Aksi diam dengan membawa lilin dengan anggota sekitar 30 orang. Sungguh romantis, tanpa kemacetan. Masyarakat mengelu-elukan kami. Itu baru demo, tidak bikin susah orang lain. Katanya. Namun, demonstrasi seyogyanya ada hasil yang ingin dicapai. Dari pengalaman sebelumnya, demonstrasi santun, unik, kreatif tidak akan didengar pemerintah. Karena pemerintah sekarang buta dan tuli. Mungkin lebih baik REVOLUSI saja sekalian, daripada demonstrasi anarkis.

    Reply
  2. Bill L.

    Demo adalah cara penyampain aspirasi yang dilakukan secara besar besaran. Dampaknya pun berakibat parah. Demo sekarang ini digunakan untuk pihak pihak tertentu, bisa untuk tujuan dan kepentingan sendiri. Tanpa berpikir panjang, orang yang berdemo sebenarnya melakukan aksi yang sebenarnya memetingkan dirinya sendiri.

    Reply
  3. richard rioyanto

    memang bagus apabila masyarakat ingin menyampaikan aspirasi. tetapi harus di ingat bahwa anda ingin menyampaikan aspirasi anda dan itu merupakan kepentingan anda sendiri dan kita harus sadar bahwa apakah anda mengganggu orang-orang di sekitar lingkungan anda atau tidak sebelum anda menyalurkan aspirasi anda. sehingga itu tidak akan membuat orang-orang merasa tidak nyaman ataupun terganggu dengan anda.

    Reply
  4. jtimothy7

    Demo merupakan saran untuk meyampaikan pendapat yang sulit di terima oleh kepala negara atau pemerintah setempat , tapi demo yang baik adalah demo yang tidak anarkis dan tidak mengganggu kepentingan orang lain , agar kehidupan di ibukota tetap berjalan sebagaimana adanya

    Joel Timothy/01PA2/1701290141

    Reply
  5. Kevin Makmur

    saya rasa indonesia negara demokrasi dimana setiap warga nya menyampaikan aspirasi mereka lewat aksi aksi demo tapi sadar lah kalau hal dalam menyampaikan aspirasi jangan hanya menguntungkan diri sendiri tapi berusahalah tidak menganggu orang lain juga

    Reply
  6. 01pno_patrickaditya

    Demo merupakan sarana untuk menuangkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah,namun juga harus dilakukan dengan cara yang sistematis bukan dengan anarkisme karena anarkisme tidak menyelesaikan masalah akan tetapi malah memperburuknya

    Reply
  7. Johan Hanli

    Indonesia merupakan negara demokrasi, bebas mengeluarkan pendapat. Demo itu boleh, asalkan bisa menjaga suasana. demo itu mempunyai nilai keuntungan buat diri sendiri, tetapi hormati juga orang lain dengan berusaha tidak mengganggu orang lain

    Reply
  8. tonyton1194

    Menurut saya sendiri sih kalau mau demo sih boleh-boleh saja, tapi lakukanlah dengan tertib. Kalau sampai mengganggu lalu lintas atau adanya penggunaan kekerasan, malah menjadi suatu hal yang buruk dan merugikan. Yang paling efektif menurut saya sih menunjuk beberapa orang sebagai perwakilan untuk menyampaikan aspirasi warga, tetapi sepertinya susah terwujud.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s