Tag Archives: Ikan

Ikan

Pergilah memancing, ambillah ikan pertama, bukalah mulutnya dan ambil uangnya.

Salam suka cita,
Hari sudah menjelang malam, kami berdelapan memancing ikan. Kami bersama Duta Besar Korea dan Konsul Jendralnya. Ada juga Wakil Ketua BKPM dan dua sahabat Jepang dari Mitshubishi Corporation. Ikan yang dipancing dapatnya lumayan lebih kurang 50kg. Lalu, pawang ikan bilang di depan ada pulau kosong apakah mau kita mampir bakar ikan makan malam, tapi tidak ada nasi. Kita sepakat mau bakar ikan di sebuah pulau kosong di seberang Teluk Naga.
Sebelum menuju ke pulau tersebut sang pawang menawarkan apakah ada yang mau cumi-cumi? Orang Korea berteriak kegirangan karena justru itu yang ditunggu-tunggu. Luar biasa sang pawang ini. Dia tahu persis di mana letak cumi-cumi bersembunyi. Dalam waktu kurang 10 menit kita dapat 20 ekor cumi-cumi yang rata-rata 600-800 gram. Orang-orang Korea dan Jepang ini tidak tunggu sampai di pulau. Mereka melahap cumi-cumi segar itu dengan girang. Katanya nikmat luar biasa. Aku sendiri cuma membisu memandang mereka makan cumi-cumi mentah dan hidup-hidup.
Ikan, memang menjadi bagian rencana Tuhan untuk menyenangkan anak-anaknya sekaligus sebagai bagian dari program penyelamatan manusia untuk makan demi bertahan hidup. Ikan juga bisa menjadi obat-obatan, vitamin, dan minyak ikan. Sama halnya dengan hewan di darat dan udara dan burung. Tetapi, kan memiliki ciri khas sendiri. Oleh karena itu, Yesus berani mengatakan ambillah uang dari mulut ikan. Kata-kata ini sangat sederhana dan berjuta-juta bahkan bermilyard dolar uang keluar dari mulut ikan untuk kesejahteraan manusia.
Orang Jawa kalau bilang lauk pauk itu ikan atau iwak. Jadi kalau tanya makan apa? Itu ikannya apa? Atau iwake opo? Sedemikian generik dan kedekatan hidup dengan ikan, berjuta manusia semua bisa hidup karena ikan.
Kalau kita lihat dengan mata hati, ikan itu ibarat Firman Tuhan, sebetulnya tersebar di mana-mana dan semua hidup dan menghidupkan.
Ini kisah kapten kapal aku, namanya Benhur. Sejak masih kadet sampai jadi kapten saya tidak suka bahkan benci makan ikan, karena sayu-sayuran telor dan daging lebih enak, seperti kebiasaan ABK, baik Kristen atau Islam. Di atas kapal-kapal kami, mereka setiap magrib selalu kumpul. Di atas kapal itu mereka sharing dan bercerita. Ada yang main gitar dan berdendang penuh suka cita. Di tengah laut hiburannya hanya suara ombak, angin dan sinar bulan bintang.
Tetapi suatu malam ada ide untuk main game. Siapa kalah harus menghabiskan ikan 1 ekor. Di atas kapal tidak pernah kehabisan ikan. Benhur kalah 3 kali dan harus paksa makan ikan goreng dan bakar, mau muntah rasanya. Tapi hari berlalu, rasa ikan memaksanya untuk mencoba dan mencoba. Akhirnya Benhur menjadi penggemar ikan.
Pengalaman iman, memberitahu kita bahwa Tuhan tidak memberikan kita sesuatu secara instan tetapi harus berulang-ulang kadang muak, kadang kangen, kadang suka, kadang tidak suka, tetapi lama-lama semuanya jadi indah.
Kalau kita bicara soal ikan, maka kita akan bicarakan 3 hal utama kehidupan. Pertama, komunitas. Ikan hidup dalam suatu komunitas, bergerombol dan penuh suka cita. Kedua, keluarga. Ikan membentuk keluarga, jenis dan bentuk besaran, mereka berkembang biak secara besar-besaran, berlomba untuk memberi makan manusia. Walau ditangkap dan dikonsumsi besar-besaranan, ikan tidak kenal habis, tapi ada kemungkinan punah karena polusi. Ketiga, lingkungan hidup. Penyelamat (survive) dan saling bantu membantu. Itu kisah sendiri dari ikan paus (beberapa hari ada yang terdampar seberat 30 ton lebih) dan penuh kasih. Kisah ikan duyung dalam cintanya banyak ditulis.
Komunitas, Keluarga dan Cinta bisa menginspirasi kehidupan manusia yang kurang bisa melihat dengan hati sehingga kehidupan banyak didasari egocentris dan materialistis.
Terima kasih Tuhan, begitu besar Kasih-Mu pada kami dengan memberikan ikan-ikan hidup dan ikan-ikan santapan rohani. Tuhan memberkati.