Lilin

Sahabat yang paling kupercaya, adalah dia yang menyalakan lilin saat aku tiada.

Perjalanan dengan naik mobil memang sangat menyenangkan apa lagi bisa menikmati pemandangan. Semasa anak-anak masih kecil kami selalu menyediakan waktu touring dengan mobil, bahkan pernah sampai Denpasar. Suatu kesempatan aku bersama teman-teman melakukan perjalanan di Australia, melalui Perth kami ke Alice Spring lalu naik mobil jmenuju ke arah Rock Wave. Di dalam perjalanan sampai malam hari, cuaca bagus sekali, lalu kami turun dan menginap malam hari. Kami duduk di halaman Mobil Inn. Tiba-tiba lampu mati lalu gelap gulita karena di daerah padang pasir. Beberapa saat kemudian penjaga datang dengan beberapa lilin. Kami duduk ngobrol minum kopi sambil menatap lilin. Luar biasa, karena di kegelapan ternyata terang lilin jadi sangat nyata. Suhu udara 15 derajat jadi sedikit hangat, tapi saking asyiknya ngobrol, lilinnya meleleh sampai mau habis. Kata temanku sungguh mulia lilin ini, rela mencair untuk menerangi!!!
Kalau pernah nonton film “Assasination” yang main Van Damme, dan Jessy. Film action yang bagus tentang balas dendam dan kehidupan keras karena tidak ada saling percaya dan selalu saling curiga. Dalam dialognya kata Jessy : ”Aku tidak bisa mempercayai siapapun, apa lagi laki-laki di dunia, aku hanya percaya kepada siapa yang kelak menyalakan lilin di saat aku tiada!!!
Indah sekali kata-kata ini karena kita selalu ingat lilin saat kegelapan hadir di rumah kita saat lampu mati.
Tuhan selalu menyalakan lilin buat kita, sehingga hati kita bebas dari kegelapan. Sayangnya angin egoisme selalu meniup mati lilin di hati kita. Lilin di hati selalu leleh dan mencair untuk menerangi. Meleleh adalah pengorbanan karena memberikan terang baik untuk diri sendiri atau orang lain yang kita cintai. Ibarat lilin harus rela mencair.
Bagi kita lilin sudah hampir punah karena ada lampu dan listrik. Kalau mau cari lilin datang saja. Di gereja masih banyak lilin. Berlutut dan memasang lilin di kaki Bunda Maria lalu berdoa agar Bunda Maria mau menyalakan lilin di hati kita seperti lilin yang kita pasang. Padahal di dalam gereja sudah terang benderang. Mengapa harus pasang lilin? Dalam kehidupan, kita pun merasa terang benderang, tetapi lilin tetap kita nyalakan sehingga suatu saat ada kegelapan, maka kita sudah terang. Atau jika ada sahabat yang membutuhkan lilin, maka bisa mengambilnya.
Terang lilin berbeda dengan terang lampu karena ia dibakar di atas sumbu. Lilin itu menyala seolah-olah ia berasal dari bumi dan nyalanya membuat hati kita tenang. Cobalah berdoa di rumah di dampingi lilin atau hanya menatap nyala lilin rasanya sejuk sekali.
Saat kita dibaptis, kita dapat lilin. Saat Paskah dan Natal penuh lilin. Saat perkawinan kita juga dapat lilin. Lilin identik dengan DOA. Jadi di manapun kita berada, dekat lilin kita sudah mendapat Doa dalam hati kita.
Semoga Kasih Tuhan menerangi kita, dan kita bisa jadi lilin yang rela mencair untuk menerang.

10 thoughts on “Lilin

  1. mei lina

    Lilin merupakan alat bantu kita untuk menerangkan didalam ruangan. Kita harus menjadi lilin, yang bisa menjadi terang bagi lingkungan sekitar kita dan rela mencair untuk menerangkan orang-orang yang dekat dengan kita. Memang tidak mudah untuk menjadi lilin. Tetapi mintalah Tuhan untuk membimbing kita. GBU..

    Reply
  2. Raisa Tamara Himawan

    Lilin yang hanya sebatang dapat memberikan arti yang amat berharga dimana orang – orang sering menggunakan lilin untuk menerangi dalam gelap.Lilin memiliki sehelai sumbu, meski hanya sehelai namun mampu menahan panas api dan terbakar hingga mencair. Mungkin hal yang sepele, namun lilin mampu menerangi orang-orang, seperti halnya memberikan harapan bagi orang lain. Meski pada akhirnya mencair lilin tetap menerangi hingga padam. Hiduplah untuk menerangi orang lain dan jadilah sumbu harapan bagi orang – orang disekeliling kita.

    Reply
  3. evielsianah

    saya sangat setuju, lilin merupakan tanda ketenang jiwa yang sangat damai apabila kita nyalakan lilin tersebut. lilin memang seperti ketulusan yang mengorbankan bentuknya meleleh demi menerangi kita yang sedang membutuhkan keterangan. hati yang gelap sulit untuk dikendalikan tetapi Tuhan memberikan lilin untuk umat manusia agar bisa menerangi jiwa yang gelap. terkadang kita disaat lampu listrik padam pasti yang dicari hanyalah lilin yang sangat berarti untuk menerangi dari kegelapan. persembahan lilin kepada Tuhan sangat diperlukan sekali karena mempunyai makna yang bermanfaat untuk kita pahami.

    Reply
  4. Yessica Permata Harry

    Lilin merupakan alat bantu kita untuk menerangkan didalam ruangan. Kita harus menjadi lilin, yang bisa menjadi terang bagi lingkungan sekitar kita dan rela mencair untuk menerangkan orang-orang yang dekat dengan kita. Memang tidak mudah untuk menjadi lilin. karena liin itu mebuat terang semua orang yang ada disekitarnya. oleh karena iu kita harus seprti lilin tersebut yang memancarkan sinar terangnya ditegah kegelapan dunia yang semakin kelam ini. biarlah terang kita memancar luas ditengah dunia ini.

    Reply
  5. carla claudia arianda

    lilin adalah lambang dimana hati kita itu terang seperti cahaya lilin yang pada saat segelap apapun dengan adanya lilin itu pasti akan menjadi terang. Tuhan ada berfirman jadilah terang bagi hidupmu dan sekitarmu dan juga jadilah garam. agar semua orang dapat mengenalKu.

    Reply
  6. Stefina Angga

    Sungguh mulia peran lilin dalam kehidupan kita, ia mampu memberikan cahaya saat kegelapan melanda dunia. Ia juga rela berkorban bagi orang yang mendapatkan cahayanya dengan membiarkan dirinya habis meleleh. Hidup kita akan menjadi lebih baik jika mencontoh lilin yang dapat memberikan seberkas cahaya agar orang tidak diliputi kegelapan.

    Reply
  7. debihendrikaM

    pengorbanan seorang lilin sangat lah berharga, doia rela kehilangan sebagian tubuhnya hanya untuk menerangi sekitarnya. kita pun harus mencontoh lilin, rela berkorban dan menjadi terang bagi orang-orang disekelilingnya.

    Reply
  8. dwiandra annas putra

    sungguh menggagumkan ketika sebuah lilin adalah sebagai pencerahan dimana ketika semua sedang gelap, walaupun harus mengorbankan diri tetapi dia membantu orang banyak dengan memberi apa yang dia punya

    Reply
  9. Maorel

    Kita manusia yang hidup untuk menjadi penolong sesama dan terang bagi kegelapan. sama halnya dengan lilin yang akan menerangi di dalam kegelapan dia rela berkorban untuk membantu kita dalam melihat padahal bukan untuk kepentingannya,”. Seperti itulah seharusnya kita sebagai manusia mau rela berkorban demi sesama.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s